Sementara Dinasti Tang dan Negara Kaiwu menanti bantuan untuk pertempuran terakhir, negara-negara lain di Galaksi Tanpa Kekacauan juga memasuki periode perubahan kekuasaan.
Di banyak negara yang sebelumnya netral, terjadi kerusuhan. Para pemimpin negara ada yang dibunuh, ada yang digulingkan. Penguasa baru langsung mengumumkan bergabung dengan salah satu faksi - baik ke Dinasti Tang maupun ke Negara Kaiwu. Tidak ada lagi negara netral yang tersisa di pondasi dasar.
Awalnya hanya pertempuran antara dua negara di Galaksi Tanpa Kekacauan yang ingin mencari keuntungan, namun akhirnya berubah menjadi perang pamungkas antara dua faksi besar yang melibatkan seluruh negara di galaksi ini.
Pada tahap ini, bahkan anak berusia tiga tahun pun tahu bahwa pertempuran terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya di Galaksi Tanpa Kekacauan akan segera pecah.
Begitu pula semua orang memahami bahwa setelah perang besar ini berakhir, seorang penguasa baru yang mampu memerintah seluruh Galaksi Tanpa Kekacauan akan muncul.
Sebulan kemudian, agen rahasia dari Dinasti Tang dan Negara KaiWu sama-sama mendeteksi masuknya banyak kapal perang dan materi ke wilayah lawan pada hari yang sama. Meski kedua belah pihak tahu lawan telah menambah pasukan, namun jumlah pasti tambahan kekuatan militer tersebut tidak bisa diketahui.
Berbeda dengan dugaan orang lain, kedua negara yang telah menambah pasukan dalam jumlah besar tidak langsung berperang setelah kekuatan tambahan mereka standby. Sebaliknya, mereka justru fokus membersihkan urusan dalam negeri seolah tidak memiliki niat berperang sama sekali, urusan militer pun seakan menjadi prioritas sekunder.
Saat para pengamat perang ini masih kebingungan tidak memahami apa yang direncanakan kedua negara, tepat ketika mereka hendak mendesak, perang kedua antara Kekaisaran Hiu Paus dan Kekaisaran Elang Perak kembali pecah.
Kejadian ini segera menyedot perhatian mayoritas pihak yang selama ini memantau Galaksi Tanpa Kekacauan.
Meskipun pertempuran kedua negara ini tidak menjanjikan keuntungan besar bagi oknum-oknum tertentu, namun tetap saja ini adalah perang yang akan menentukan situasi wilayah galaksi. Para pemantau yang sudah terbiasa menguasai situasi tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk tetap memperhatikan, sehingga urusan Galaksi Tanpa Kekacauan pun sementara dikesampingkan.
Sama seperti sebelumnya, kali ini kembali Kekaisaran Hiu Paus yang pertama kali melancarkan serangan. Fakta bahwa Kekaisaran Hiu Paus yang pernah mengalami kehancuran total berani kembali menyerang, membuktikan kapasitas produksi luar biasa mereka memungkinkan penambahan Kekuatan Militer secara masif dalam waktu singkat.
Mengenai jumlah pasti tambahan pasukan, tak ada yang tahu selain Tang Hu. Urusan militer sepenuhnya di bawah kendali langsung Tang Hu, mustahil bagi pihak lain untuk menyentuh bidang ini.
Hal ini membuat semua oknum-oknum tertentu yang memantau Kekaisaran Hiu Paus merasa kesal sekaligus kagum.
Namun melihat dari keputusan Tang Hu yang tanpa ragu langsung mengerahkan 2,5 juta pasukan untuk menyerang Kekaisaran Elang Perak, dipastikan jumlah total Kekuatan Militer yang ditingkatkan jauh melampaui angka tersebut.
Di saat yang sama, untuk menghindari kesalahan sebelumnya yang menyebabkan kehancuran total akibat kekakuan program robot, Tang Hu secara khusus menggunakan program seleksi bakat untuk memilih sekelompok orang dengan kemampuan komando untuk memimpin kapal perang. Ia memberikan wewenang besar pada mereka: "Selama bisa menang, silakan memimpin dengan cara apa pun, tidak akan ada intervensi."
Tentu saja, para komandan ini diawasi ketat oleh semua robot. Jika berani melakukan gerakan mencurigakan, mereka akan dieksekusi secara refleks. Oknum-oknum tertentu yang melihat dokumen ini mengangguk-angguk, rupanya Tang Hu sudah menjadi lebih pintar.
Para pangeran yang buta informasi sama sekali tidak menyadari bahwa bawahan mereka berani menipu uang mereka. Meski dana pengadaan digelapkan, kekuatan militer Kekaisaran Elang Perak tetap mencapai angka mencengangkan 5 juta dalam waktu singkat. Hanya saja ini semua adalah kapal kelas tinggi yang performanya jauh kalah dibanding Kapal Perang .
Melihat data ini, oknum-oknum tertentu menertawakan kebodohan para pangeran Kekaisaran Elang Perak yang dengan mudah menggelontorkan uang tanpa hasil berarti.
Dokumen menunjukkan bahwa meskipun tiga pangeran menyadari kesenjangan performa kapal perang kedua belah pihak, mereka tidak khawatir. Alasannya, pada pertempuran sebelumnya dengan kapal berperforma serupa, mereka hanya kehilangan sedikit lebih banyak pasukan dibanding Kekaisaran Hiu Paus namun berhasil menghabisi pasukan besar mereka.
Dengan tambahan armada sebanyak ini kali, pasti bisa menghancurkan pasukan Hiu Paus lagi, bahkan melancarkan perlawanan balik ke wilayah Kekaisaran Hiu Paus.
Dalam hal ini, oknum-oknum tertentu tidak langsung menarik kesimpulan. Perubahan drastis di medan pertempuran memang tak terduga, tak ada yang berani memberikan jaminan.
Komandan Utama Kekaisaran Elang Perak di garis depan tetap Marsekal Darren. Saat ini dia duduk dengan tenang menyimak tawar-menawar tiga pangeran.
Pangeran Ketiga berteriak kesal: "Kedua saudara, jangan lupa prinsip 'bibir hancur gigi pun kedinginan'!"
Pangeran Kedua dan Pangeran Ketujuh serentak mengorek telinganya: "Kami tentu memahaminya."
“Kalau sudah mengerti, kenapa kalian masing-masing cuma mengirim 30.000 pasukan? Ini cuma seperlima dari total kekuatan militer kalian!” Pangeran Ketiga mengaum dengan urat nadi menonjol.
Total kekuatan militer Kekaisaran Elang Perak yang tercatat secara resmi mencapai lebih dari lima juta pasukan. Pangeran Kedua menguasai 1,5 juta, Pangeran Ketiga 2 juta, dan Pangeran Ketujuh lebih dari 1,5 juta. Sedangkan jumlah pasukan yang tersembunyi, hanya para pemimpin faksi yang mengetahuinya.
“Baiklah, kalau Kakak Ketiga sudah berkata begitu, aku akan mengirim 500.000 pasukan dengan berat hati. Ini sudah sepertiga dari total kekuatanku, benar-benar menginvestasikan banyak modal.” Pangeran Ketujuh berkata dengan ekspresi kesakitan seolah sedang menyembelih ternak.
Pangeran Kedua segera menyatakan hal serupa dan menambahkan: “Lebih baik menyisakan sebagian pasukan. Siapa tahu sisa pasukan ini akan menjadi modal penyelamat nyawa kita.” Saat mengucapkan ini, matanya melirik Darren yang masih diam dan menunduk.
Pangeran ketiga mendengar ucapan menyindir itu, jantungnya berdebar kencang. Tanpa sadar dia ikut melirik Darren, tapi tidak mempedulikannya. Dia hanya menganggapnya sebagai upaya saudara untuk memecah belah.
Setelah berdebat mati-matian, pangeran ketiga akhirnya menyadari bahwa kedua saudaranya sama sekali tidak mau menambah pasukan. Dia yakin mereka pasti mengirim kapal perang terburuk. Rupanya setelah ditipu Darren sebelumnya, mereka belajar lebih pintar.
Memikirkan hal itu, dia segera melototi Darren dengan geram. Dia sama sekali lupa siapa yang paling gembira saat mendengar kabar kehancuran total pasukan kedua saudaranya.
Menyadari mustahil menambah pasukan, pangeran ketiga dengan kesal menyerahkan 2 juta pasukan di bawah komandonya kepada Darren.
Pangeran ketiga bukan bodoh. Meski belum mendapat intelijen Kekaisaran Hiu Paus, dia paham betul: jika sebelumnya mereka mengerahkan jutaan pasukan, kali ini pasti lebih dari 2 juta.
Jika dirinya mengikuti contoh kedua bajingan itu dengan menyisakan seratus juta pasukan, maka Darren yang hanya memiliki 2 juta pasukan pasti tidak bisa mengalahkan pasukan Paus Pembunuh. Karena itu terpaksa menyerahkan sebagian besar pasukannya dengan perih.
Tentu saja pangeran ketiga tidak benar-benar menyerahkan semua pasukannya. Tanpa perlindungan pasukan, kematiannya bisa terjadi kapan saja. Dia masih menyembunyikan pasukan pengawal pribadi yang tidak diketahui pihak luar. Dua saudaranya pun pasti melakukan hal serupa.
Darren yang mendapatkan kendali komando atas 3 juta pasukan segera membagi tugas setelah mengucapkan pernyataan berjuang hingga mati. Dia menggunakan metode penugasan seperti sebelumnya, namun perwira Paus Pembunuh yang mendapatkan wewenang kali ini tidak melakukan invasi secara terbuka, melainkan menyusup diam-diam ke perbatasan Kekaisaran Elang Perak dengan sangat hati-hati.
Darren yang gagal mendapatkan intelijen dari front seperti sebelumnya melaporkan situasi ini. Ketiga pangeran yang menerima kabar tersebut langsung panik, sambil mengumpati Darren yang tidak becus mereka segera memindahkan pasukan untuk membangun pertahanan.
Meskipun komandan yang dipilih Kekaisaran Hiu Paus melalui program seleksi sangat luar biasa, namun kebanyakan dari mereka hanyalah anak baru yang hanya menguasai teori tanpa pengalaman praktis. Sekalipun kemampuannya hebat, tetap tidak bisa menandingi Darren yang telah bertahun-tahun bertempur di medan perang. Akhirnya, informasi kekuatan militer dan rute pergerakan pasukan Kekaisaran Hiu Paus berhasil dikuasai oleh Darren.
Darren yang mendapat intelijen tersebut tersenyum sinis: "Hehe, mengingat Pangeran Ketiga telah sangat berhati-hati terhadapku, dan inspektur yang dikirim Pangeran Ketiga adalah orang kita. Sementara dua pangeran lainnya tidak bisa menemukan orang yang layak menjadi inspektur karena kehancuran total pasukan mereka sebelumnya. Maka, kita akan memanfaatkan peluang ini untuk bertaruh besar."
Asisten komandan Darren yang mendengar ini segera berkata dengan mata berbinar: "Yang Mulia, akhirnya kita mulai?"
Darren mengangguk sambil tersenyum: "Benar. Perintahkan pasukan untuk bergerak ke posisi XXXX dan melakukan pencarian. Setelah melalui proses pencarian yang melelahkan, secara diam-diam membuka jalur ke jantung wilayah Kekaisaran Elang Perak untuk pasukan Paus Pembunuh. Kirim telegram ke Ibu Kota bahwa kita masih belum menemukan jejak musuh dan terus melakukan pencarian. Perintahkan pasukan pengawal pribadi untuk bersiap."
Seluruh awak di kapal induk adalah orang kepercayaan Darren. Mendengar instruksi ini, mereka langsung memahami rencana sang komandan. Momen yang ditunggu bertahun-tahun akhirnya tiba. Dengan penuh semangat, mereka segera menyebarkan semua perintah ini.
Saat pasukan utama Darren berputar-putar tanpa arah layaknya lalat tak berkepala, komandan Paus Pembunuh yang sedang bersembunyi di sekitarnya dengan hati-hati tiba-tiba dibuat gembira. Mereka menemukan beberapa jalur menuju jantung Kekaisaran Elang Perak yang terbuka lebar. Otak yang dipenuhi rencana pemenggalan kepala musuh ini segera mengeluarkan perintah: "Lancarkan serangan mendadak!"
Tentu saja, mereka juga takut ini adalah jebakan. Pertama-tama mereka mengirim sejumlah kecil pasukan untuk menguji.
Komandan Pasukan Paus Pembunuh yang awalnya masih khawatir apakah ini jebakan Kekaisaran Elang Perak, setelah sebagian besar pasukannya melewati jalur-jalur ini tanpa ada tanda-tanda penutupan dari pasukan Elang Perak yang masih terus mencari jejak mereka di luar, segera memerintahkan serangan total dengan penuh euforia.
Ini adalah kesempatan emas untuk langsung menyerang Ibu Kota Kekaisaran Elang Perak dan melaksanakan rencana pemenggalan kepala! Setelah pertempuran usai, pasti jabatanku akan naik dan aku menjadi pahlawan nasional.
Darren memandang latar belakang pasukan Paus Pembunuh yang menjauh di layar, tersenyum penuh kemenangan kepada asistennya: "Aktifkan perisai informasi seluruh pasukan! Ganti program identifikasi kawan-lawan di semua kapal perang, dan update program kesetiaan untuk semua robot."
"Mematuhi perintah!" jawab sang ajudan dengan wajahnya memerah karena antusias.
Pasukan yang dibangun Pangeran Ketiga untuk pertahanan, segera menemukan Pasukan Paus Pembunuh yang bersembunyi, dan langsung menyampaikan kabar invasi pasukan musuh kepada sang pangeran.
Wajah Pangeran Ketiga berubah pucat, panik berteriak tanpa sadar: "Apa?! Musuh ditemukan di sana? Bagaimana mungkin? Bagaimana cara musuh masuk?!"
Wajar sang pangeran panik, karena kemunculan pasukan musuh di lokasi itu sama saja menjebak diri mereka sendiri di lubang laras pistol.
Namun Pangeran Ketiga segera sadar kembali, langsung memerintah: "Cepat! Segera perintahkan semua pasukan untuk melawan, seluruh planet masuk ke persiapan perang tingkat khusus! Perintahkan Darren memindahkan korps kembali untuk bantuan! Kirim komunikasi ke dua pangeran lain: 'Membiarkan kami dalam bahaya sekarang, berikutnya yang mati adalah kalian!'"
Setelah mengeluarkan perintah, dia segera meninggalkan tempat ini bersama kaki tangannya dengan cepat, tak ingin tetap berada di lokasi berbahaya sebagai sasaran.
"Sialan! Darren si Bodoh sekali ini! Sudah menghabiskan banyak waktu, tidak hanya gagal menemukan jejak musuh, malah membiarkan musuh masuk! Dia sama sekali tidak layak menyandang pangkat Marsekal! Begitu dia kembali, aku pasti akan memecat dan menangkapnya untuk diadili!"
Duduk di dalam kapal patroli cepat yang melaju menuju Basis Rahasia, Pangeran Ketiga menatap siluet Ibu Kota sambil menggeretakkan gigi.
Asisten komandannya belum sempat bersuara, para pejabat penting kaki tangan lainnya sudah berebutan mengakui pernyataan sang Pangeran, bahkan menambahkan bumbu untuk mencela Darren.
Meski para pejabat tinggi ini sebenarnya memiliki hubungan baik dengan Darren, seharusnya membelanya daripada melempar batu ke dalam sumur, tapi apa boleh buat? Siapa yang bisa menolak godaan posisi Marsekal yang menguasai seluruh pasukan itu?
Melihat adegan ini, asisten komandan Pangeran Ketiga dalam hati tersenyum sinis: "Hehe, kalian para bajingan ini jika tadi mengatakan kata-kata baik, saat Yang Mulia sukses, pasti bisa terus menikmati kemakmuran. Karena kalian melempar batu ke dalam sumur, tunggulah sampai keluarga kalian menjadi anggota lapisan terbawah masyarakat."
"Belum berhasil menghubungi Darren?"
Ditanya tiba-tiba oleh Pangeran Ketiga, asisten komandan yang terkejut segera menenangkan diri dan menjawab sopan: "Yang Mulia, sudah berhasil menghubungi Marsekal Darren. Marsekal Darren setelah menerima kabar, segera mematuhi perintah memimpin pasukan kembali untuk bantuan, dan menyatakan setelah menghancurkan pasukan musuh akan segera menghadap Yang Mulia untuk memohon hukuman. Berdasarkan perkiraan waktu, Marsekal Darren seharusnya sudah mulai berperang dengan pasukan musuh."
Mendengar orang kepercayaannya berkata demikian, Pangeran Ketiga sedikit tenang. Setelah merenung sejenak, dia memerintahkan kepada awak kapal patroli cepat: "Ke kapal induk Darren!"
Asisten komandan tertegun sejenak, tetapi segera menyadari bahwa pangeran ketiga merasa lebih aman di tengah pasukan besar, sekaligus untuk merebut kendali komando dari Darren. Tampaknya pangeran ketiga benar-benar tidak mempercayai Yang Mulia Darren.
Tapi pergi ke kapal induk Yang Mulia Darren di saat seperti ini, bukankah itu seperti domba masuk ke mulut harimau?
Memikirkan hal-hal ini, sudut bibir asisten komandan tak sengaja menampilkan senyuman keanehan. Sayangnya tak ada seorang pun yang melihatnya, atau hasilnya akan sama sekali berbeda.
Darren memandang dengan ekspresi aneh saat pangeran ketiga naik ke kapal induknya bersama seluruh pejabat istana. Wajah pangeran ketiga yang sudah masam karena melihat Darren tidak berperang melawan musuh, semakin berkerut melihat Darren hanya terdiam mematung tanpa memberikan penghormatan.
Seorang pejabat yang cerdik membaca situasi, melihat majikannya tidak puas, segera menjilat dengan menunjuk Darren dan membentak: "Darren, kau berani sekali! Melihat Yang Mulia datang, mengapa tidak segera bersujud?!"
“Sujud menyambut?”
Darren mengucapkan kalimat ini dengan nada suara yang aneh, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak histeris.
Pangeran ketiga dan para menteri istana bukanlah orang bodoh. Melihat ekspresi Darren serta para prajurit di seluruh kapal perang yang memandangi mereka dengan tatapan ganjil, mereka segera menyadari ada yang tidak beres.
Namun mereka tidak terlalu khawatir, terutama Sang Pangeran ketiga yang justru memandang dingin Darren yang masih tertawa tak terkendali.
Menyadari tak ada yang merespons, Darren menghentikan tawanya. Dengan sikap angkuh ia melirik Sang Pangeran: "Yang Mulia, apakah ketenanganmu ini karena mengandalkan statusmu sebagai objek kesetiaan para Robot? Pasti Anda berpikir, begitu memberi perintah, 2 juta dari 3 juta pasukanku akan patuh pada Anda?"
“Bukankah memang begitu?”
Wajah pangeran ketiga mulai memucat. Kartu truf-nya telah terbaca musuh, namun mereka sama sekali tidak peduli. Ini membuktikan bahwa kartunya tak lebih kuat dari milik musuh. Siapa pun yang punya sedikit pengetahuan umum pasti akan berwajah pusam dalam situasi seperti ini.
"Haha, Silakan Anda coba," ujar Darren sambil tertawa.
Sejak Darren mulai tertawa histeris, pangeran ketiga telah mengirim perintah ke kapal-kapal perang di sekitarnya. Namun hingga detik ini tak ada respons. Mendengar perkataan penuh keyakinan Darren, wajahnya berubah abu-abu seperti mayat. Ia sadar telah ditipu si serigala pengkhianat ini. Rencana pemberontakan sebesar ini mustahil diselesaikan dalam waktu singkat.
Bayangkan saja, hanya untuk memecahkan kode program loyalitas robot saja membutuhkan banyak ahli dan waktu yang lama. Tanpa sumber daya manusia, material, dan durasi yang memadai, sama sekali mustahil mencabut program loyalitas yang dimasukkan Kekaisaran ke dalam komputer robot, apalagi melakukan modifikasi.
Sungguh menyesal, seandainya dulu saat Darren pertama kali datang bergabung, aku mengikuti kemauanku sendiri dan membunuh saingan cinta ini. Malah ingin menunjukkan bahwa perut kaisar bisa menampung seluruh alam semesta, akhirnya sekarang jadi tahanan.
Melihat ekspresi pangeran ketiga, Darren memahami bahwa sang pangeran telah menyadari kekalahannya. Dengan penuh kesombongan ia tertawa: "Bagaimana, Yang Mulia? Asalkan Anda mengumumkan penyerahan takhta Kekaisaran Elang Perak kepadaku, aku akan memperbolehkan Anda hidup sebagai orang kaya dengan semua selir Anda."
Mendengar ini, pangeran ketiga seperti tersengat. Ia melompat sambil mengumpat: "Omong kosong! Sejak berdirinya Kekaisaran Elang Perak, kapan ada anggota keluarga kekaisaran yang menyerah pada musuh untuk menyelamatkan nyawa? Pemberontak Darren! Aku akan menghabisi kau!"
Sambil berkata, pangeran ketiga mengeluarkan pedang kebesaran yang melambangkan status dari pinggangnya, mengayun-ayunkannya sambil berlari menyerang Darren.
Ia tidak memerintahkan pengawal pribadinya untuk menyerang. Pangeran ketiga tidak percaya Darren tidak melakukan persiapan. Dengan bertindak sendiri, ia berharap bisa mencapai keinginannya untuk gugur secara heroik di medan perang.
Para menteri yang awalnya takut bersuara melihat situasi berbahaya, kini menyaksikan puluhan menteri tua langsung bertindak. Ada yang mengeluarkan pedang, ada yang bertarung tangan kosong, mengikuti pangeran ketiga menyerbu Darren.
Tentu saja, lebih banyak menteri yang memilih menundukkan kepala dan bersembunyi di sudut.
Dentang! Puluhan sinar laser menyambar. Pangeran ketiga dan para menteri yang menyerbu terjatuh. Dengan perih pangeran ketiga meronta bangkit, menatap menteri-menteri seangkatannya yang ditembak jatuh. Ia terkejut menemukan mereka semua adalah pejabat era ayahnya, sementara menteri hasil promosinya justru mengkerut ketakutan di pinggiran.
Pangeran ketiga sebenarnya sudah tahu bahwa Darren telah melakukan persiapan, mustahil baginya untuk melukai Darren. Tapi yang tak disangkanya adalah yang menghalanginya justru kaki tangannya sendiri! Apakah mereka ingin menunjukkan kesetiaan kepada pemberontak Darren melalui ini?
Melihat ekspresi pangeran ketiga, asisten komandannya tersenyum berkata: "Tak perlu menunjukkan raut wajah seperti itu. Sejak lama, saat Yang Mulia masih seorang pangeran biasa, saya sudah berada di pihak Tuan Darren."
"Adapun para pengawal ini, sebagai atasan langsung mereka, tentu saja mereka sudah sejak lama menjadi bawahan Tuan Darren."
Tatapan tertegun dan putus asa terpancar dari mata pangeran ketiga. Asisten pribadi dan pengawal pribadinya, orang-orang paling dipercayanya, ternyata adalah penyusup yang dikirim musuh. Bahkan mereka sudah disusupkan sejak lama!
Ternyata ambisi Darren sudah sangat besar sejak dulu. Aku sendiri yang menyerahkan tugas penting pada serigala jahat ini, benar-benar menghampiri kehancuran sendiri!
“Hmm, Darren, kau jangan berpikir membunuhku bisa membuatmu merebut Kekaisaran Elang Perak! Kedua saudaraku tidak seperti aku - mereka selalu dalam siaga terhadapmu! Kau takkan berhasil!” Pangeran Ketiga mengaum sambil terengah-engah.
“Haha, kau kira 2,5 juta Korps Paus Pembunuh yang kususupkan hanya untuk bersenang-senang? Saat mereka saling menghancurkan, di wilayah galaksi ini siapa yang bisa jadi rivalku yang memegang 3 juta pasukan?
“Jangan sok mulia! Aku tak butuh penyerahan takhtamu. Takhta Kekaisaran Elang Perak ini sudah pasti milikku.”
Darren menatap Pangeran Ketiga yang menggapai-gapai karena kemarahan memperparah lukanya, lalu tersenyum santai: “Jangan terlalu bersemangat. Meski aku ingin kau saksikan momen agung pergantian penguasa baru, tapi untuk menghindari komplikasi... lebih baik kau istirahat sekarang.”
Darren sambil berbicara mengeluarkan pistol dan menekannya ke dahi pangeran ketiga, tanpa ragu-ragu menarik pelatuk.
Para pejabat tua yang tergeletak di lantai namun masih sadar, dengan sedih berteriak: "Yang Mulia!" Semua mata memerah menatap tajam Darren. Andai mereka bisa bergerak, pasti akan menyantap Darren hidup-hidup.
Pada saat itu, asisten komandan pangeran ketiga itu berkata: "Sudah cukup menonton? Lebih baik cepat tutup mata." Dia mengangkat senjata dan memimpin para pengawal untuk meledakkan kepala semua pejabat ini.
Para pejabat pengecut yang takut mati, melihat pergolakan ini telah menentukan pemenangnya. Beberapa bajingan tak tahu malu segera berlutut di tanah menjilat Darren dengan bersujud berulang kali, mengaku bagaimana mereka menahan penghinaan tetap di sisi pangeran ketiga yang jahat, hanya untuk menanti munculnya penguasa bijak seperti Darren. Ucapan-ucapan yang Darren sendiri dulu tak terhitung kali melontarkannya ini, kini ketika dialami dari pihak penerima, justru tak menimbulkan rasa jijik sama sekali. Malah ada semacam kepuasan samar yang terasa.
Darren dalam hati menghela nafas melihat kemunafikan manusia. Meski tahu tak bisa mempercayai para pejabat ini, ia mengubah keputusan awalnya yang hendak membunuh semua mereka, menjadi sekedar menahan mereka.
Bagaimanapun, sebagai penguasa baru, tetap dibutuhkan para penjilat istana. Bukankah masa pemerintahan yang kesepian akan terasa terlalu sunyi tanpa mereka?
Tentu saja, para penjilat istana ini tak boleh diberikan kekuasaan besar. Cukup sekadar menghibur suasana hati saja.
Pangeran Kedua dan Pangeran Ketujuh menerima pesan komunikasi dari Pangeran Ketiga, sekaligus laporan situasi musuh dari bawahan. Mereka segera memerintahkan mobilisasi seluruh pasukan dan mengerahkan semua aset cadangan yang selama ini disembunyikan.
Dengan kekuatan 2.5 juta pasukan musuh, 2 juta pasukan yang terdaftar secara resmi jelas tidak akan mampu bertahan hingga kedatangan pasukan Darren yang dipimpin Pangeran Ketiga untuk memberikan bantuan.
Dalam pertempuran melawan musuh, kedua pangeran menemukan fenomena aneh: Pasukan siluman Pangeran Ketiga justru bertempur di garis depan dengan ganas. Meskipun serangan mereka mematikan, kerugian material yang diderita juga luar biasa besar.
Menyaksikan adegan ini, kedua pangeran tercengang. Menurut logika mereka, Pangeran Ketiga seharusnya baru muncul sebagai pahlawan juru selamat ketika pasukan Paus Pembunuh hampir memusnahkan mereka, bukannya membuang-buang pasukan elitnya di medan perang ini untuk membuat mereka tunduk.
Meski tidak mengerti alasan pangeran ketiga melakukan ini, kedua pangeran tetap bersulang gembira menyaksikan pasukan elit sang pangeran ketiga terus menghilang. Namun suasana bahagia ini tidak bertahan lama, karena setelah pasukan elit pangeran ketiga musnah, giliran kekuatan militer mereka yang mengalami kerusakan besar.
Total pasukan tersembunyi kedua pangeran ditambah pasukan terbuka dan pasukan rahasia pangeran ketiga mencapai sekitar 3 juta pasukan. Tapi menghadapi 250.000 kapal perang, mereka tetap tak terhindar dari kekalahan.
Pertama, mereka membiarkan kapal perang menghancurkan kapal-kapal elit pangeran ketiga. Kedua, kemampuan komando mereka terbatas. Ketiga, performa kapal perang mereka sama sekali tidak bisa menyaingi.
Menyadari situasi sudah berubah, kedua pangeran mengumpat keras menuduh pangeran ketiga membiarkan mereka dalam bahaya dan menipu dengan licik. Mereka mengira semua ini adalah Strategi pangeran ketiga, tanpa tahu bahwa sang pangeran ketiga telah menemui leluhur mereka.
Namun, menghadapi kekalahan yang tidak dapat diselamatkan lagi ini, kedua pangeran tidak bersembunyi. Sebaliknya, mereka secara pribadi memimpin pengawal keluar dari Basis Rahasia dan mengomandoi kapal perang yang tersisa untuk menyerbu pasukan Paus Pembunuh.
Saat kapal induk mereka dihancurkan, seluruh pasukan Elang Perak juga mengalami kehancuran total.
Di atas kapal induk pasukan Darren yang telah siap tempur, Darren bertanya kepada kaki tangannya: "Pertarungan telah menentukan pemenang. Berapa sisa kekuatan militer Paus Pembunuh?"
"Yang Mulia, pasukan Paus Pembunuh masih memiliki sekitar 800.000 pasukan," jawab kaki tangan itu segera, sambil berpikir dengan antusias: Tidak lama lagi, majikan ini akan menjadi penguasa baru Kekaisaran Elang Perak, dan kami para kaki tangan juga akan ikut meningkat statusnya.
“Oh, ternyata Pasukan Elang Perak cukup tangguh. Meski komandonya kacau-balau, mereka masih bisa menghabiskan 1,7 juta pasukan Paus Pembunuh.” Darren mengangguk sambil berkata: “Perintahkan Pasukan Pengawal Pribadi untuk melancarkan serangan dari dalam barisan Paus Pembunuh saat pasukan kita mulai menyerang!”
Kaki tangan yang menyampaikan perintah segera menjilat: “Yang Mulia benar-benar jenius! Dengan memanfaatkan ketiadaan kesempatan Pasukan Paus Pembunuh untuk menduduki planet-planet selama perang besar, Pasukan Pengawal Pribadi bisa bersembunyi aman di dalam planet. Dengan serangan dua arah dari kekuatan sebesar ini, pasti Pasukan Paus Pembunuh akan binasa total seperti sebelumnya.”
“Haha, kelengahan Pasukan Paus Pembunuh wajar saja. Menurut kebiasaan, setelah pasukan utama dihancurkan, planet-planet akan otomatis menyerah. Mereka sama sekali tak menyangka ada orang sepertiku di Kekaisaran Elang Perak!” Darren tersenyum sebentar sebelum mengembalikan ekspresi serius. Dengan gerakan tangan penuh wibawa, ia menghardik: “Seluruh pasukan, serang sekarang!”
Situasi pertempuran sesuai dengan prediksi kaki tangan tersebut. Di bawah serangan dua arah dari 3 juta pasukan di perimeter dan 700.000 pasukan di lingkaran dalam, komandan Kekaisaran Hiu Paus yang belum sempat merayakan kemenangan, bersama 800.000 sisa pasukannya mengalami kehancuran total.
Usai perang, Darren yang masih memiliki hampir 3 juta pasukan dengan mudah menyatukan seluruh Kekaisaran Elang Perak.
Setelah membunuh semua penentang dengan kekuatan maut dan menindak segala bentuk ketidakpuasan, Darren menerima penghormatan rakyatnya melalui upacara penobatan megah nan mewah, resmi menjadi Kaisar baru Kekaisaran Elang Perak.
Darren yang cukup menyukai nama "Elang Perak" memutuskan tidak mengganti nama negara, tetap mempertahankan sebutan kuno Kekaisaran Elang Perak.
Setelah naik tahta, Darren berencana segera menyerang Kekaisaran Hiu Paus. Namun ia terkejut menemukan sistem ekonomi Kekaisaran Elang Perak telah berada di ambang keruntuhan.
Investigasi menemukan bahwa penyebabnya adalah produksi kapal perang dan robot secara masif tanpa aturan. Fokus ekonomi negara sepenuhnya tertumpu pada industri pertahanan, sementara industri sipil diabaikan sama sekali. Ditambah kerja sama erat dari para pencopet yang tak terhitung jumlahnya, sebagian besar harta benda negara telah dikorupsi.
Sebenarnya, di bawah sistem kekaisaran Kekaisaran Elang Perak, skema anggaran sama sekali tidak diperlukan. Tambang, pabrik, dan robot pekerja semuanya milik Kaisar. Dengan sebuah perintah, robot akan mengubah bijih mineral menjadi kapal perang secara gratis. Dana anggaran pembuatan kapal perang yang dialokasikan negara akhirnya ditelan oleh jajaran atas.
Meski terlihat tidak menimbulkan kerugian bagi rakyat, produksi kapal perang semacam ini tidak menghasilkan keuntungan dan justru termasuk barang yang bisa dihabiskan dengan konsumsi tinggi. Penggunaan robot dalam skala besar juga membuat rakyat tidak memiliki pekerjaan, sehingga hanya bisa mengandalkan tunjangan untuk hidup.
Daya beli yang luar biasa rendah menyebabkan banyak bisnis dan pabrik bangkrut, menciptakan sejumlah besar pengangguran. Kelangkaan bisnis dan pabrik membuat harga barang melambung tinggi yang semakin memperparah daya beli. Hasil siklus setan ini bisa dibayangkan. Perintah penyitaan produksi.
Setelah mengeluarkan perintah, Darren hanya memantau peningkatan pendapatan kas negara, sama sekali tidak menanyakan apakah ada yang difitnah.
Dalam kondisi seperti ini, kaki tangan Darren yang menganggap diri berjasa memanfaatkan kesempatan untuk menindas keluarga bangsawan dinasti sebelumnya. Harta benda hasil penyitaan dan pembasmian keluarga mereka, setelah menyumbangkan sebagian kecil kepada Kaisar Darren, sepenuhnya dimonopoli sendiri.
Menanggapi aksi kaki tangannya terhadap mantan bangsawan ini, Darren yang sudah mendapat kabar angin tentu pura-pura tidak tahu. Sikap ini segera membuat situasi semakin memanas.
Tren para elite baru Kekaisaran Elang Perak yang gencar menyita harta dan membasmi keluarga serta merampok kekayaan semakin menjadi-jadi, hampir melibatkan seluruh bangsawan dinasti sebelumnya. Darren yang masih membutuhkan mantan pejabat untuk mempertahankan kekuasaan akhirnya menyadari ketidakberesan. Jika ini terus berlanjut, kekacauan internal akan melanda seluruh negeri.
Tepat saat dia memerintahkan penghentian aksi ini, pasukan besar Kekaisaran Hiu Paus yang akan melakukan ekspedisi ketiga telah selesai berkumpul dan mulai bergerak menuju Kekaisaran Elang Perak.
Tang Hu yang mendapat kabar tentang kehancuran total pasukan Hiu Paus untuk ketiga kalinya nyaris menghancurkan istana yang baru saja dibangun. Para pejabat yang pertama kali menyaksikan kemampuan sebenarnya sang penguasa pun terdiam membeku ketakutan.
"Sialan! Gagal terus dua kali berturut-turut! Kalian cuma sampah! Aku ingin lihat sendiri sehebat apa Kekaisaran Elang Perak itu. Kumpulkan seluruh pasukan! Aku akan memimpin penyerbuan ini sendiri!"
Tang Hu mengaum, para pengawal yang hanya mematuhi perintahnya segera menyampaikan instruksi tersebut. Kapal perangyang tersembunyi di berbagai wilayah segera berkumpul di Ibu Kota, jumlahnya mencapai angka mencengangkan 3 juta unit!
Mendapatkan data digital ini, para pejabat kembali memandang penuh kekaguman kepada raja mereka. Dengan menambahkan 2,5 juta pasukan yang hancur total, bukankah ini berarti dalam waktu singkat Kekaisarantelah memproduksi 5,5 juta kapal perang?
Mengenai kapasitas produksi sebenarnya, para pejabat ini sendiri tidak mengetahui detailnya. Namun mereka yakin, raja mereka pasti tidak hanya memproduksi jumlah sebanyak itu.
Para pejabattidak khawatir dengan sistem ekonomi negara meskipun raja mereka memproduksi kapal perang dalam skala besar. Sang raja telah menjual data performa penyamaran persenjataan ke puluhan negara besar. Pendapatan devisa yang besar ini cukup membuat ekonomi Kekaisaranberkembang stabil dan cepat.
Dan sang raja juga gencar mempromosikan kegiatan komersial, membuat ekonomi negara berkembang pesat, sama sekali tidak perlu khawatir tentang apa pun.
Memikirkan ini, para pejabat merasa bersyukur raja mereka memiliki kecerdasan bisnis seperti itu. Melihat kekacauan yang dibuat Kekaisaran Elang Perak sekarang, jelaslah kaisar baru mereka itu buta dalam mengelola ekonomi negara.
Tang Hu mengabaikan nasihat para pejabatnya, tidak memberikan misi apa pun, langsung memimpin pasukan besar pergi.
Tang Hu yang murka sekarang sama sekali tidak memperhatikan hal lain. Di pikirannya hanya ada cara menghancurkan Kekaisaran Elang Perak. Ia telah bertekad: Jika gagal lagi, ia akan turun tangan sendiri menggunakan kemampuannya untuk menghancurkan semua kapal perang musuh. Biar lihat mereka pakai apa melawan kekaisarannya nanti!
Pasukan Hiu Paus mengerahkan seluruh kekuatan dan meninggalkan Kekaisaran Hiu Paus. Tang Tong yang telah lama mengintai dari tempat tersembunyi—sekarang dikenal sebagai Lin Zhendong, penguasa wilayah bekas Ibukota Federasi Wan Luo—memandang dokumen intelijen di tangannya sambil tertawa licik: "Bagus, semua pasukan telah dipindahkan. Apakah kau mengorbankan segalanya demi kemenangan, atau begitu yakin bahwa tak ada yang berani menyerangmu?"
"Hehe, sejak kesempatan emas ini muncul, akan sia-sia jika tidak kumanfaatkan untuk mengacaukan kalian."
Lin Zhendong menekan sebuah tombol di mejanya. Sebuah komunikasi pertama kali menyebar ke seluruh wilayah Keluarga Lin, lalu merambat ke seluruh Kekaisaran Hiu Paus.
Lan Mengyun yang juga memantau pergerakan Kekaisaran Hiu Paus ingin memanfaatkan kesempatan pasukan utama yang jauh ini untuk membuat keonaran. Namun ingat akan kerahasiaan ekstrim Tang Tong, dia kembali menahan diri dengan penuh kewaspadaan.
