Bola api berdiameter ratusan meter yang tak terhitung jumlahnya, memancarkan kilatan cahaya mempesona sambil melesat cepat di angkasa. Serangan jarak jauh ini tidak mengurangi kekuatan mematikannya. Kapal perang Kekaisaran Hiu Paus yang baru saja muncul untuk menghadang musuh, langsung mendapat pukulan telak di kepala dan wajah.
Hujan bola api menghujani formasi 200.000 kapal perang ini. Kapal-kapal tersebut padam dan menghilang secepat kobaran api yang disiram air.
"Kenapa kau langsung menyerang? Tidak menggunakan disket itu?" tanya Lan Mengyun dengan bingung.
"Hehe, cuma melatih prajurit saja. Untuk sementara kita belum perlu menggunakan disket itu," jawab Tang Long dengan senyum dipaksakan. Ia tak bisa mengaku bahwa keuangannya tidak memungkinkan penambahan pasukan! Padahal dulu ia pernah menepuk dada berjanji pada Lan Mengyun akan merebut semua pasukan Tang Tong.
Sebenarnya keuangan Dinasti Tang tidak akan menderita seperti ini karena sebelumnya telah memperoleh dana besar dari Chen Kang. Masalahnya muncul karena Tang Long membawa pulang lebih dari 10 juta kapal perang dari Wu Lai Guo.
Awalnya Tang Jin melengkapi semua kapal perang ini dengan robot prajurit agar Tang Long hanya perlu mengeluarkan biaya untuk pasokan energi dan perbaikan untuk memiliki kekuatan militer 10 juta pasukan ini.
Namun tak disangka, di bawah regulasi yang ditetapkan Tang Long, hal ini membuat Dinasti Tang tiba-tiba memiliki ratusan juta tentara yang menerima gaji, dan anggaran militernya melonjak beberapa kali lipat.
Karena hal ini, pejabat Kementerian Keuangan telah mendesak Tang Long berulang kali. Baru setelah Tang Long berjanji tidak akan menambah pasukan lagi, mereka menghentikan tekanan.
Terpaksa karena keadaan, Tang Long akhirnya memutuskan tidak akan menggunakan disket yang diberikan Lan Mengyun.
Seandainya digunakan, perang akan berakhir sebelum dimulai. Namun konsekuensinya, keuangan Dinasti Tang akan langsung bangkrut seketika.
“Brengsek! Semua cuma diam di sini menunggu mati? Cepat keluar bertarung mati-matian!” Komandan robot cerdas itu mengaum kesal melihat kapal perang mereka masih berdiam di pelabuhan menerima serangan bola api.
Robot tingkat rendah itu segera mengemudikan kapal perang menuju musuh begitu mendengar perintah.
Robot cerdas tingkat tinggi yang menganggap dirinya setara dengan komandan membalas, “Kau baru brengsek! Kau yang mumpuni naik ke kapal perang lah! Ngomong doang enak di markas komando!”
Komandan di markas yang mendengar bawahan berani membantah langsung membalas, “Bangsat! Statusku lebih tinggi! Siapa kau berani melawan?” Pertengkaran verbal pun pecah.
Sementara robot cerdas tingkat tinggi saling mengumpat, robot tingkat rendah tetap menjalankan perintah menyerbu pasukan musuh.
“Apakah mereka makhluk cerdas? Kok menurutku, lebih buruk dari kami robot cerdas tingkat rendah ini?” Di dalam kapal perang Tang yang mulai menyerang melewati Kapal Perang Thor, seorang prajurit Tang bertanya pada rekannya.
“Hihi, masa kau tidak tahu? Perbedaan terbesar antara makhluk cerdas dan robot cerdas seperti kita adalah, makhluk cerdas memiliki kebiasaan buruk manusia tapi selalu merasa lebih tinggi dari manusia, menganggap diri mereka makhluk hidup tertinggi di alam semesta."
“Sedangkan kami robot cerdas tidak punya kebiasaan buruk itu, apalagi bersikap sombong dengan menganggap diri sebagai makhluk hidup tertinggi di alam semesta.” Tambah prajurit Tang lainnya sambil tertawa.
“Oh, artinya para makhluk cerdas itu punya kepentingan pribadi, saat ada bahaya hanya memikirkan diri sendiri ya?” Kata prajurit Tang yang pertama berbicara.
“Benar! Sekarang kau harusnya sudah mengerti betapa buruknya makhluk cerdas itu? Perlu diketahui, bahkan di antara manusia masih ada yang tidak memiliki kepentingan pribadi dan mengorbankan diri. Makhluk cerdas ini bahkan lebih rendah dari manusia.” Ucapan prajurit Dinasti Tang kedua ini membuat para prajurit di sekitar mengangguk setuju.
“Hei, berhenti mengobrol! Pertempuran akan segera dimulai. Yang ingin naik jabatan, berjuanglah keras!” teriak seorang Bintara Dinasti Tang sambil melambaikan lencana pangkatnya.
“Siap!” serentak robot-robot prajurit menjawab.
Sebenarnya robot tidak peduli dengan tinggi-rendahnya pangkat militer, hanya saja Dinasti Tang telah mengembangkan banyak produk yang disukai robot.
Selain gaji, robot tidak memiliki jalur lain untuk mendapatkan uang. Mereka semua dengan penuh harap berharap pangkat mereka naik, karena pangkat lebih tinggi berarti gaji lebih besar.
Kapal perang Kekaisaran Hiu Paus mempercepat kecepatan menyerang Korps Tang. Hasilnya tentu hanya satu - kehancuran total. Tanpa kapal perang, para komandan yang masih berteriak-teriak di pangkalan militer sama sekali tidak punya kesempatan untuk kabur.
Tang Long yang mengirim pasukan sebanyak 5 juta, sudah pasti dengan mudah merebut pangkalan garis depan Kekaisaran Hiu Paus.
Pada saat yang bersamaan, seluruh zona pertambangan dan pabrik persenjataan di berbagai wilayah Kekaisaran Hiu Paus meledak, semua fasilitas diledakkan hingga rata dengan tanah.
Kerusakan di zona pertambangan hanya membutuhkan pembangunan kembali fasilitas penambangan, sementara pabrik persenjataan benar-benar hancur total, artinya harus membangun pabrik baru lagi dari awal.
Hanya dalam sekejap waktu, seluruh hasil pembangunan bertahun-tahun Kekaisaran Hiu Paus hangus menjadi abu.
Polisi dan MP Kekaisaran Hiu Paus selain berlarian ke seluruh dunia, sama sekali tidak bisa menangkap satu narapidana pun, akhirnya terpaksa menangkapi preman dan pengacau jalanan untuk mengisi kuota.
Pasukan Tang setelah melewati sabuk meteor langsung membagi pasukan menjadi lima rute, menyerbu ke seluruh penjuru Kekaisaran Hiu Paus dari lima arah berbeda.
Sejumlah besar perwira menengah-bawah Korps Tang berasal dari Federasi Wan Luo. Mereka sangat familiar dengan topografi Kekaisaran Hiu Paus yang dulunya merupakan wilayah Federasi Wan Luo. Setiap korps terdiri dari satu juta pasukan. Sementara pasukan Hiu Paus yang telah kehilangan banyak personel serta kehancuran pabrik dan zona pertambangan, benar-benar tak berdaya dan musnah tanpa perlawanan.
Rakyat bekas Federasi Wan Luo yang hidup dalam penderitaan yang sangat, melalui propaganda agen rahasia dan mata-mata Dinasti Tang, mengetahui bahwa Tang Long telah datang.
Mantan warga Federasi Wan Luo ini, melihat sesama anggota yang berasal dari latar belakang yang sama yaitu Tang Long kembali merebut wilayah, tentu menyambut dengan sukacita dan menyatakan kesetiaan.
Dengan dukungan rakyat, wilayah-wilayah yang diduduki Korps Tang tanpa kesulitan dengan cepat menjadi wilayah kekuasaan baru Dinasti Tang.
"Haha, Kekaisaran Elang Perak benar-benar lemah! Sama sekali bukan tandingan korps kita! Maju! Planet siapa yang ditaklukkan, dialah yang mengelolanya!" Tang Tong tertawa terbahak dengan penuh kesombongan.
Karena situasi pertempuran berkembang lancar, dia yang sedang gembira sama sekali tidak melakukan komunikasi ke belakang garis pertahanan. Ditambah blokade informasi dari Dinasti Tang, membuatnya sama sekali tidak tahu bahwa kampung halaman mereka sendiri sudah diserbu oleh Tang Long.
Sementara itu, penguasa Kekaisaran Elang Perak Darren hanya bisa mengumpati: "Brengsek! Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa pasukanku tidak akan tahan serangan?"
Menghadapi para pejabat yang bungkam, dia hanya bisa menderita melihat Kekuatan Militer dan wilayah kekuasaannya di layar semakin menyusut.
Meskipun jumlah pasukan Kekaisaran Elang Perak lebih banyak daripada Tang Tong, dan performa persenjataan mereka hampir setara berkat penyempurnaan teknologi, namun bawahan Tang Tong adalah robot cerdas sedangkan bawahan Kekaisaran Elang Perak hanyalah robot kaku. Hasil pertempuran sudah bisa ditebak.
Menyaksikan kekuatan militernya telah dihancurkan sebagian besar, Darren akhirnya tidak bisa menahan diri dan meneriakkan: "Seluruh personel aktif segera berkumpul! Aku akan memimpin penyerbuan ini sendiri!"
Sejak Darren memiliki niat pemberontakan, dia sangat memperhatikan keamanan dirinya. Bahkan di medan perang, dia selalu bersembunyi di belakang agar ambisinya tidak gagal sebelum tercapai. Bisa dikatakan dia benar-benar kehilangan sifat heroik dalam pertempuran yang dulu dimilikinya.
Namun situasi saat ini membuat Darren menyadari: jika tidak berjuang, negara akan ditelan. Saat itu terjadi, Kaisar seperti dirinya akan menjadi tahanan. Tanpa jalan mundur, dia akhirnya mengenakan jubah perangnya lagi untuk melakukan usaha terakhir.
Mendengar ini, para pejabat yang hadir tertegun sejenak. Tapi segera, mayoritas dari mereka memberikan hormat militer kepada Darren sambil meneriakkan: "Mematuhi perintah Yang Mulia!"
Darren selalu baik kepada bawahannya. Setelah menjadi Kaisar, semua bawahannya diangkat menjadi pejabat.
Meski memiliki jabatan tinggi dan hidup mewah yang membuat mereka puas, bagaimanapun mereka adalah veteran berpengalaman yang telah bertempur puluhan tahun.
Kini negara akan punah, dan Sang Kaisar sendiri akan memimpin mereka bertempur. Darah panas yang telah lama hilang itu akhirnya kembali bersorak-sorak!
“Kaisar memimpin penyerbuan ini sendiri, dan hampir semua pejabat tinggi ikut bertempur. Personel Logistik tentu saja telah mempersiapkan semua persediaan untuk para pejabat tinggi ini dengan refleks kilat.”
“Pasukan pengawal pribadi yang selalu dalam status siaga tempur, bahkan menjanji para pejabat tinggi ini bisa segera berangkat setelah naik kapal.”
“Jadi tidak butuh waktu lama, hampir jutaan kapal perang pasukan pengawal pribadi di bawah pimpinan Darren, bergerak menuju pasukan Tang Tong yang masih memiliki lebih dari tiga juta pasukan dengan gegap gempita.”
“Darren telah membuat keputusan untuk melakukan pertempuran terakhir.”
“Jika kali ini kalah, dia tidak akan hidup sebagai pengecut lagi, akan mencontoh para pangeran asli Kekaisaran Elang Perak yang pergi dengan penuh kebanggaan.”
“Ah? Masih ada seratus juta pasukan?”
“Tang Tong terkaget-kaget bersuara saat melihat laporan data terbaru.”
“Wajar dia terkejut, Kekaisaran Elang Perak telah mengirim tujuh juta pasukan untuk berperang dengannya. Meski berhasil melumpuhkan lima juta pasukan lawan, tapi dia sendiri telah kehilangan hampir dua juta pasukan, hanya tersisa sekitar tiga juta lebih pasukan.”
Dan sekarang lawan dengan mudah memindahkan satu juta pasukan, siapa tahu berapa banyak pasukan yang masih bisa dikerahkan Yin Ying?
Haruskah aku memindahkan pasukan dari dalam negeri? Tapi sepertinya aku tidak memproduksi pasukan sebanyak ini!
Seandainya dulu tidak fokus menyiksa manusia tapi memproduksi kapal perang secara maksimal, pasti tidak akan serumit ini.
Meski sedikit khawatir dengan kesenjangan jumlah pasukan, Tang Tong tetap yakin pada kemampuan makhluk cerdas sehingga tidak terlalu memusingkannya.
Dia yakin tiga juta pasukannya di bawah komando para makhluk cerdas ini pasti bisa menghabisi tiga juta pasukan lawan. Tak mungkin makhluk cerdas kalah dari robot biasa!
"Lancarkan serangan dahsyat segera! Ini pasukan musuh terakhir, habisi mereka maka Kekaisaran Elang Perak akan menjadi milik kita!" teriak Tang Tong dengan angkuh.
"Siap, Pemimpin!" jawab para makhluk cerdas penuh semangat membara.
Rantai kemenangan sejak pertempuran dimulai telah membuat mereka sombong dan lupa diri.
Dalam hati mereka, para makhluk cerdas ini yakin bahwa mereka tak terkalahkan dalam perang. Cukup dengan menyerbu sekaligus, mereka bisa menghabisi lawan.
"Resimen Ketiga bergerak ke titik XXX! Resimen Kedua menuju titik XXX! Setiba di lokasi, laksanakan rencana! Resimen Pertama ikuti aku!" Darren tiba-tiba mengaum, "Ini negara kita! Wilayah galaksi ini adalah halaman belakang kita! Tunjukkan semangat mempertahankan rumah! Demi kekayaan dan keluarga kita, Serbu!!"
Para perwira manusia dari Kekaisaran Elang Perak segera bersorak-sorak penuh semangat.
Yang Mulia Kaisar benar - ini negara kita, halaman belakang kita. Dengan penguasaan medan yang sempurna ditambah Kekuatan Militer yang setara antara pihak musuh dan kawan saat ini, bagaimana mungkin kita kalah dari musuh?
Lagipula lawan hanya robot-robot bego yang terus maju buta, kemenangan pasti milik kita!
Melihat gerakan pasukan musuh yang memecah pasukan, Tang Tong berkata dengan santai: "Ingin mengelilingi kami? Tak perlu peduli, kami akan memusatkan kekuatan untuk menghancurkan musuh terdekat di depan, lalu berbalik menghabisi dua kelompok lainnya. Kemenangan adalah milik kami!"
Sementara Darren yang menyaksikan pasukan musuh tetap bergerak maju secara massal tanpa perubahan taktik, menyunggingkan senyum sinis: "Kerahkan 100.000 unit armada robotik untuk menghadang musuh. Sisanya dari Resimen I terus menembak sambil mundur perlahan."
Sesuai perintah, Resimen I segera mengerahkan 100.000 unit kapal perang robotik sebagai umpan, sementara sisa armada mundur secara terorganisir.
"Haha! Hanya mengirim 100.000 kapal untuk menghadang kami? Sungguh bego! Kami punya 3 juta pasukan! Satu tembakan serentak cukup menghancurkan kalian!" Para makhluk cerdas Tang Tong berkoar, bersamaan dengan perintah tembakan massal.
Namun rupanya pasukan Tang Tong meremehkan 100.000 unit kapal perang robot Darren.
100.000 unit kapal perang robot ini memang tak bisa menghadang pasukan Tang Tong lama, namun berhasil menimbulkan kerugian signifikan. Pasalnya armada ini justru menerjang tembakan serentak musuh, bertahan dari serangan seintens hujan badai, lalu menerobos masuk formasi musuh sebelum meledak secara mandiri.
Dengan taktik bunuh diri ini, pasukan Darren berhasil mengacaukan garda depan pasukan Tang Tong dan menghancurkan lebih dari 200.000 unit kapal perang lawan.
"Sialan! Bajingan-bajingan sialan! Kalian juga Dasar bodoh? Musuh masuk formasi lalu meledak sendiri, tapi tak ada respons sama sekali! Puluhan ribu pasukan terbuang percuma!"
Menyaksikan hasil tersebut, Tang Tong tak kuasa menahan diri dan mengumpat keras pada bawahannya.
3 juta melawan 100.000 unit, tapi menang dengan rasio 2:1 dalam kerugian? Sungguh mustahil tidak naik darah!
Perwira manusia cerdas yang mendengar teguran Tang Tong segera menundukkan kepala. Secara permukaan mereka terlihat mendengarkan pelajaran dengan hormat, tapi sorotan mata yang tak beraturan menunjukkan mereka tak benar-benar menerima instruksi.
Tang Tong tentu tak tahu bahwa pemikiran anak buahnya berbeda dengannya. Awalnya untuk membedakan manusia cerdas dan robot, dia sengaja mengatur program dimana manusia cerdas bisa memindai pikiran robot di bawah komando, tapi sesama manusia cerdas tak bisa saling memindai pikiran.
Pengaturan ini dibuat sebagai sebutan bahwa dirinya lebih tinggi dari robot (tak perlu semua anggota tahu segala hal), sekaligus lebih unggul dari manusia yang sama sekali tak mengetahui apa yang dipikirkan robot bawahannya.
"Bersemangatlah! Laksanakan perintahku untuk menghabisi pasukan Kekaisaran Elang Perak! Jika kita merebut kekaisaran itu, aku janji setiap dari kalian akan memiliki lebih dari satu planet! Semakin banyak jasamu, semakin banyak planet pribadimu!" Tang Tong mengangkat tinju dan berteriak.
Kekaisaran Hiu Paus tidak dibagikan sebagai wilayah feodal karena Tang Tong membutuhkan negara yang bersatu untuk melawan Dinasti Tang. Berbeda dengan Kekaisaran Elang Perak yang berada di belakang Kekaisaran Hiu Paus, selama Kekaisaran Hiu Paus aman, para makhluk cerdas bisa sesuka hati bersenang-senang di Kekaisaran Elang Perak.
"Siap!" Mendengar ini, para perwira makhluk cerdas berteriak dengan mata berbinar-binar.
Mereka sudah lama mendambakan sebuah planet yang sepenuhnya menjadi milik mereka sendiri. Meski dalam hati agak kesal karena Pemimpin memusatkan kekuasaan untuk melawan Dinasti Tang dengan menjadikan Kekaisaran Hiu Paus sebagai milik pribadinya, tapi keinginan memiliki planet pribadi membuat mereka mengalah.
Demi mendapatkan lebih banyak planet pribadi, para makhluk cerdas ini mati-matian mengejar pasukan Darren.
"Bego banget nih orang, terbang lurus menubruk begitu saja! Apa komandan mereka nggak punya otak ya?"
Darren menggelengkan kepala tak percaya melihat gambar di layar, kemudian mengayunkan tangannya memberi perintah: "Lanjutkan pengiriman 100.000 unit kapal perang robot untuk menghalangi, pasukan lainnya terus mundur."
"Mematuhi perintah!"
Para perwira Kekaisaran Elang Perak yang memahami rencana operasi segera bertindak. Beruntung prajurit tingkat dasar adalah robot, karena jika tidak, rencana pengunduran terus-menerus ini bisa membuat semangat pasukan runtuh sepenuhnya.
Dari ketinggian medan perang, kapal-kapal perang Tang Tong bergerak gelap menghujam ke arah armada Darren. Satu sisi mundur tertib sambil menyerang, sementara sisi lain bertindak gegabah tanpa kendali, bagaikan ombak yang menghantam batu karang.
Di kejauhan, dua pasukan tajam seperti pisau telah mengarahkan senjata ke sini, bersiap untuk menusuk masuk.
Darren melihat lawan sudah masuk jebakan, dengan mata terpejam seolah menikmati sesuatu sambil mengerang pelan, kemudian membuka mata dan mengacungkan tangan sambil memerintahkan: "Hentikan mundur, seluruh pasukan serang total!"
Mendapat perintah, dua kelompok pasukan di kejauhan segera menyalakan mesin maksimal dan melaju kencang. Sementara Resimen I yang sedang mundur di bawah pimpinan langsung Darren, akibat mesin tiba-tiba dibalik arah mengeluarkan suara dengungan parau sebelum menerjang musuh yang mengejar bagai harimau lapar.
Tang Tong yang sedang kesal karena pasukan depannya lambat menerobos jantung pasukan musuh, mendapati pasukan lawan yang sebelumnya mundur perlahan tiba-tiba melancarkan serangan balik dahsyat. Intensitas serangan balik musuh begitu kuat hingga hampir menembus garis pertahanannya sendiri.
"Apa yang terjadi? Mengapa pasukan musuh tiba-tiba bersemangat? Mereka minum obat perangsang?" tanya Tang Tong pura-pura terkejut.
Namun perkataan Tang Tong yang dianggapnya lucu ini terdengar oleh para robot cerdas tingkat tinggi, membuat mereka dalam hati mengumpat: "Bego! Mereka sedang bertarung mati-matian, masa masih nanya kenapa tiba-tiba bersemangat? Lagian robot bisa minum obat perangsang? Kok aku punya pemimpin bego banget sih?"
"Sial! Kita dikepung dua arah!" Kabar serangan mendadak dari barisan belakang membuat semua robot cerdas kecuali Tang Tong terkejut bukan main.
Melihat bawahan panik, Tang Tong sengaja melambaikan tangan dengan santai: "Panik apa? Cuma dikepung 200.000 pasukan musuh! Kita punya 3 juta pasukan! Suruh pasukan belakang putar haluan serang, pasukan depan dan tengah terus serang musuh di depan, habisi mereka baru balik bantu pasukan belakang!"
"Siap!"
Meski merasa perkataan pemimpin bodoh mereka kurang meyakinkan, para robot cerdas yang kehilangan tiang penyangga hidup ini terpaksa tetap memilih untuk melanjutkan kepercayaan pada sang pemimpin.
Darren melihat peta situasi pertempuran, alisnya sedikit terangkat.
Musuh ternyata mengabaikan serangan dari belakang dan terus menggempur mereka sendiri. Jika bisa bertahan, yang punah pasti lawan. Tapi jika tidak bertahan, meski akhirnya lawan hancur, diri sendiri yang bertugas menghadang sudah hancur total lebih dulu. Ini jelas merugikan.
Setelah merenungkan, Darren mengatupkan gigi dan menghardik: "Tak ada pilihan, harus berjuang habis-habisan!"
Dia tahu jika mundur, situasi sulit yang diraih dengan susah payah bisa langsung runtuh. Saat ini hanya bisa bertahan mati-matian.
Perang segera memasuki tahap memanas. Resimen Kedua dan Ketiga Darren di sekitarnya menggempur barisan belakang Tang Tong habis-habisan, sementara pasukan depan dan tengah Tang Tong membalas dengan serangan mematikan ke Resimen Pertama Darren.
Kedua belah pihak semakin bertarung sengit, kekuatan militer mereka pun semakin menyusut. Meski tahu bisa kalah kapan saja, tapi karena melihat peluang kemenangan yang hampir diraih, kedua pihak enggan mundur dan terus mengkonsumsi pasukan mereka sendiri.
Tepat ketika kedua belah pihak hendak memasuki tahap akhir, sinar laser yang beterbangan liar di langit tiba-tiba berhenti seolah ketakutan oleh sesuatu.
Sementara itu, Resimen Kedua dan Ketiga Darren yang sedang menggempur barisan Tang Tong, membalikkan arah lubang meriam mereka serentak ke suatu titik jauh di kejauhan, meninggalkan serangan maju sebelumnya.
Darren, Tang Tong, dan anak buah mereka panik menatap layar. Awak radar mereka baru saja melaporkan deteksi pasokan energi raksasa di kejauhan. Perhitungan menunjukkan lebih dari jutaan kapal perang tanpa identifikasi sedang mendekat ke arah mereka.
Tindakan menyembunyikan identitas sambil sengaja memamerkan target ini membuat Darren dan Tang Tong, meski tahu kapal-kapal perang ini berasal dari Kekaisaran Hiu Paus, tidak dapat memastikan pihak mana yang menguasai jutaan kapal perang ini, sehingga menghentikan serangan.
Seiring waktu berlalu, lampu navigasi kapal perang yang rapat dan padat sudah terlihat oleh mata telanjang.
Melihat pasukan yang setara dengan total kekuatan militer kedua belah pihak, kedua pihak terkejut sekaligus khawatir karena pasukan ini bisa menghabisi pihak musuh dan kawan sekaligus.
Begitu lampu navigasi kapal-kapal perang ini muncul di hadapan, Darren dan Tang Tong langsung menerima gambar yang diperbesar oleh bawahan melalui teleskop elektronik.
Melihat pola cat di badan kapal-kapal perang di layar, terutama planet logam raksasa yang sangat menyilaukan di tengah kelompok kapal perang lawan, keduanya serentak berteriak: "Korps Tang!"
"Kenapa Korps Tang datang ke sini?" Darren penuh kebingungan.
Sedangkan Tang Tong dengan wajah penuh kegelisahan berteriak: "Ada apa? Mengapa pasukan Dinasti Tang bisa sampai ke sini? Apakah orang-orang di negeri itu semua sudah bergabung dengan Tang Long?"
Sementara itu di Benteng Perak, Tang Long menatap layar sambil tertawa licik: "Haha, ternyata mereka berdua saling membantai sampai hancur di sini, benar-benar keuntungan buatku!" Ia mengangkat tangan dan memerintahkan serangan.
Kapal perang Dinasti Tang segera mengarahkan semua lubang meriamnya ke pasukan Darren dan pasukan Tang Tong.
Tepat ketika penembak meriam hendak menekan tompic, tiba-tiba kapal berguncang hebat.
Komputer kapal pun berteriak histeris: "Mengalami serangan! Pelindung energi hancur 3%... 4%... 5%!"
