"Dan jangan kira kau sudah hebat sekarang! Pulang nanti kau cuma bisa mondar-mandir di strata menengah-bawah. Para pucuk pimpinan cukup sebatang jari untuk menghabisi kau!"
Mendengar ini, Tang Hu menggelengkan kepala tanpa bicara.
Melihat Tang Hu diam, bayangan misterius mengalihkan topik sambil menunjuk rekaman Tang Zhong di layar: "Takkan kau turun tangan? Mereka sudah bermusuhan ribuan tahun denganmu."
"Saat ini apa yang layak diperjuangkan? Tunggu sampai mereka masuk dulu." Tang Hu tertawa.
"Hehe, tak kusangka kau bisa diburu manusia rendahan ini selama bertahun-tahun. Memalukan bangsaku kalau sampai tersiar." Bayangan misterius menyelipkan nada mengejek dalam ucapannya.
Tang Hu tetap tersenyum berkata: "Jangan meremehkan mereka. Jika kau bisa memiliki tubuh, mungkin kau akan terbunuh hanya dengan satu tembakan."
"Satu tembakan? Mustahil! Senjata berbasis cahaya mana bisa melukai kita? Bahkan meriam utama kapal perang pun tak bisa menggangguku." Bayangan misterius tak percaya pada perkataan Tang Hu.
"Sudah berapa tahun kau di sini? Tidakkah kau tahu dunia manusia ini memiliki senjata yang menembakkan proyektil logam?" tanya Tang Hu.
"Proyektil logam? Tentu aku tahu. Saat pertama tiba di planet ini, manusia memang menggunakan senjata semacam itu. Tapi meski bisa melukai kita, tak mungkin satu tembakan langsung menghabisiku?" Bayangan misterius berkata dengan ragu.
Tang Hu menghela nafas: "Sudah berapa lama kau di planet ini? Tidakkah kau sadar zaman terus berkembang? Coba ingat senjata zaman dulu, bisakah satu tembakan menghancurkan robot logam? Senjata laser pun tak sehebat itu."
“Hehe, kalau begitu saat mereka masuk, bukankah kau yang akan kena masalah?” Bayangan misterius tiba-tiba tertawa: “Perlu tidak aku memanggil para pengganti itu turun untuk membantu? Robot di Pangkalan-ku tidak sebanyak ini lho.”
“Tak usah. Dulu saat diburu mereka, aku terpojok karena kemampuanku belum cukup. Sejak... Hah, sejak kemampuanku pulih sepenuhnya, aku takkan lagi peduli dengan mereka.”
Saat mengatakan ini, Tang Hu melihat bayangan misterius hendak berbicara. Tanpa memberinya kesempatan, ia berjalan menuju pintu sambil berkata: “Kawanan semut kecil ini, aku saja belum mencari masalah, mereka berani datang ke sini? Biar kuperlihatkan kemampuan puncakku pada kalian!”
Bayangan Misterius melihat Tang Hu pergi, dalam hati mengutuk: "Masa kejayaan? Hmph, jangan kira aku tak tahu siapa kau. Kemampuanmu saat ini sudah melampaui masa kejayaanmu berkali-kali lipat! Kalau tidak, mana mungkin kau berani sombong bilang mau pulang cari orang untuk latihan? Kalau masih seperti dulu, kau pasti sudah mengibrit seperti anjing liar di sudut tak berani bersuara."
"Kau pasti punya metode untuk meningkatkan kekuatan secara drastis. Jangan sangka aku tak bisa tahu meski kau sembunyikan!"
Tang Hu yang berjalan ke luar justru memaki diri sendiri dalam hati: "Sialan, hampir saja tergelincir bicara. Kalau dia tahu kemampuan kiniku berasal dari penyerapan dan asimilasi pikiran rekan, pasti akan cari kesempatan menyerapku!"
Memikirkan ini, tubuhnya gemetar keras. Ia menoleh ke tempat tadi berdiam, sebuah niat tak terbendung muncul di benak.
"Kalau aku bisa menyerap orang itu, bukankah aku akan..."
Namun, dia segera menggelengkan kepala dengan hebat untuk menghilangkan niat itu, karena dia tahu saat ini dirinya belum bisa menjadi rival si brengsek itu.
Tang Zhong yang memimpin pasukan menerobos masuk ke istana, dengan santai mengangkat pistolnya dan menghabisi beberapa robot yang menghalangi jalan. Sambil terus berlari sambil mengganti amunisi, dia mengumpat: "Sialan, tempat hantu apa ini? Kok istana dibikin mirip labirin gini?"
Wajar jika Tang Zhong mengeluarkan kata-kata kasar. Setelah melewati pintu besar istana, interior yang terlihat sama sekali tidak sesuai dengan struktur istana pada umumnya, malah merupakan labirin dengan banyak sekali persimpangan. Pasukannya sudah berlarian cukup lama namun belum juga sampai ke pusat istana. Jika terus begini, saat tiba di pusat istana nanti, belum habis amunisi saja sudah untung, tenaga mereka mungkin sudah habis dan jadi santapan empuk musuh.
"Hehe, pasti habis uang banyak buat bangun istana ini. Langit-langit, lantai, sampai dinding semuanya dibangun dari giok putih yang keras dan mengkilap," ujar Ranjau sambil tertawa.
Si gemuk bingung bertanya: "Batu giok ini sangat berharga? Bukannya cuma batu biasa, di planet mana saja pasti bisa digali banyak?"
"Cuma batu? Justru karena batu biasa jadi berharga! Di zaman sekarang, kau bisa menemukan batu giok di planet mana?" Ranjau menyeringai sinis.
Si gemuk masih ingin membantah, namun melihat persimpangan jalan lagi, akhirnya memilih diam sementara.
Sebelum Tang Zhong yang memimpin sempat bertanya, Orang Biasa sudah memberi instruksi: "Belok kiri, ingat di tikungan 10 meter depan ada sepuluh Robot bersembunyi."
Saat ini semua orang sangat mengagumi radar komputer yang diperoleh Orang Biasa. Tanpa perangkat komputer itu, pasti kami sudah tersesat atau dijebak Robot-Robot yang bersembunyikan.
Si gemuk yang kehabisan napas lupa membantah Ranjau, malah bertanya: "Orang Biasa, berapa jauh lagi ke orang itu? Rasanya kami berlari tak kunjung sampai?"
Orang Biasa sambil melihat komputer berkata: "Kalau dihitung berdasarkan labirin, jarak kita dari si brengsek itu setidaknya masih lima kilometer..." Di sini dia segera mengubah ucapan: "Awas, bos, dia sedang mendekati kita!"
"Hehe, akhirnya nggak tahan juga ya?" Semua orang tertawa dengan ekspresi mengerikan.
Setelah berputar-putar di labirin ini begitu lama, emosi semua orang sudah memuncak. Tidak perlu sebut alasan lain, hanya memikirkan waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari labirin ini saja sudah bikin darah mendidih.
Ranjau berlari beberapa langkah ke depan, berteriak ke arah Tang Zhong: "Bos, apa kita mau pasang jebakan seperti dulu?"
Tang Zhong segera mengangguk dengan licik: "Hehe, tentu saja. Orang Biasa, cari titik kontak!"
Orang Biasa yang terus memantau komputer tidak menghiraukan pertanyaan bosnya. Dia malah menggosok mata sambil menatap tajam layar, lalu tiba-tiba berteriak: "Bahaya! Jarak kita dengannya tinggal 10 meter!"
"Apa?"
Tang Zhong dan yang lain kaget berhenti melangkah, "Bagaimana mungkin? Tadi jaraknya masih sekitar lima kilometer! Kok tiba-tiba cuma sepuluh meter?"
Tiba-tiba, siluet manusia mengambang muncul tanpa tanda-tanda peringatan di hadapan mereka. Meski tak mengenal bajingan ini, melihat sosok berwajah tampan namun beraura jahat yang muncul di depan mata, Tang Zhong dan kawan-kawan tak perlu merenungkan lagi siapa orang di hadapan mereka ini.
Belum lagi kebingungan apakah ini target atau bukan, Orang Biasa di samping sudah berteriak, "Dia orangnya!"
"Hehe, kalian tikus-tikus kecil memang pantang menyerah ya. Tapi kalian benar-benar tak punya kesadaran diri. Aku tidak mencari kalian, malah kalian yang nekat datang ke sini." Tang Hu memandangi sekumpulan manusia familiar di depannya, tak kuasa berkata.
"Sial! Kau bisa bicara?" Si gemuk jadi yang pertama berteriak kaget.
Yang lain juga membelalakkan mata tak percaya. Bertahun-tahun mereka bertarung dengan bajingan ini, ini pertama kalinya mendengar suaranya.
“Aku yang balas sialan, kakekku tentu bisa bicara.” Tang Hu yang merasa sudah memegang kemenangan, dengan santai berbasa-basi dengan Tang Zhong dan yang lain.
“Dunia berubah terlalu cepat, makhluk tak berperasaan ini akhirnya punya sisi manusiawi.” Tang Zhong menghela napas.
Liu Fei menyambung, “Apa yang aneh? Bajingan ini memakai kulit manusia, tentu harus punya sifat manusia. Kalau tidak, bukankah dia jadi waria?”
“Waria? Makhluk ini bahkan tidak jelas asal-usulnya. Bagaimana bisa kita sebut waria? Dari penampilannya, kita harus memanggilnya manusia siluman!” Si Gemuk berkata dengan wajah serius.
Beberapa orang lain segera mengangguk setuju, sambil mengamati Tang Hu dengan tatapan sangat aneh.
“Sialan! Kalian bajingan terkutuk ini, sudah di ambang kematian masih berani lancang mulut!”
Tang Hu dibuat pusing oleh sopan santun Tang Zhong dan kawan-kawan. Setelah menggeretakkan gigi mengucapkan kalimat ini, seluruh tubuhnya mulai mengambang sedikit lebih tinggi. Udara di sekitarnya mulai menyempitkan. Dari ekspresinya langsung terlihat dia akan melancarkan serangan.
Namun Tang Zhong dan kawan-kawan lebih cepat bergerak. Baru saja Tang Hu membuat gerakan, mereka serentak mengangkat pistol dan menembak. Setelah habis menembakkan peluru dengan cepat, masing-masing melempar beberapa granat. Saat menghindari ledakan granat, mereka sudah mengganti amunisi. Dengan teriakan Tang Zhong "Mundur!", mereka langsung lari cepat ke luar istana.
Tang Hu sudah bersiap sejak tembakan pertama terdengar, tapi tetap terhuyung-huyung oleh peluru khusus ini. Yang paling membuatnya jengkel, puluhan granat yang tampak remeh itu justru membuatnya terjungkal beberapa kali.
Tang Hu yang akhirnya bisa bernapas lega tak peduli ini tempat mana dan apakah musuh di depan masih ada, langsung meneriakkan amarahnya. Energi dalam tubuhnya segera menyembur keluar.
Dinding marmer putih yang sudah penuh lubang peluru dan gosong akibat ulah Tang Zhong, setelah menahan amarah Tang Hu langsung berubah menjadi pasir yang berhamburan. Bangunan marmer di area ini pun musnah tanpa sisa.
"Bos, si brengsek itu terlalu gila! Hanya dengan teriakan saja dia bisa menghancurkan sekelilingnya!" teriak Orang Biasa yang sambil lari tetap memantau layar komputer, tengkuknya merinding.
Si gemuk yang menyusul sambil menengok rekaman di layar komputer menggigil ketakutan.
"Ya ampun, bagaimana kita bisa lawan dia? Kalau tadi kita tetap disana pasti sudah hancur total!"
Saat itu, si gemuk mulai menjilati pantat naga Tang Zhong: "Wah bos, bagaimana kau tahu si brengsek itu jadi sehebat ini? Benar-benar kagum padamu. Kalau bukan kau yang perintahkan mundur, mungkin kami masih bertarung mati-matian dengannya. Padahal kami tak pernah mundur saat pertama kali bertemu musuh!"
Liu Fei menembak robot yang hendak menyerang si gemuk, lalu menyela: "Dasar bodoh! Tak kau sadari setelah bertahun-tahun lawan dia, kapan pernah kau lihat penampilannya seperti manusia utuh? Melihat ekspresinya yang sekarang masih saja tak kabur, super bodohlah kau!"
Si gemuk hanya bisa pasrah menerima cemoohan semua orang setelah mendengar ini.
Semua bisa santai menggoda rekan karena tahu sebentar lagi akan keluar istana. Tak perlu lagi berlarian kacau di labirin istana ini.
"Kalian tikus sialan, jangan harap bisa kabur!" Tang Hu langsung menembus puluhan dinding giok putih dan muncul di depan Tang Zhong dan kawan-kawannya.
"Sial!"
Tang Zhong dan yang lain jelas tidak menyangka Tang Hu bisa muncul di hadapan mereka dengan cara seperti ini.
Namun mereka tak sempat berpikir panjang, langsung refleks alami memuntahkan peluru dari laras senjata. Sementara Ranjau segera melempar beberapa granat, Blok bahkan langsung mengangkat peluncur roket dan menembakkan rudal. Seketika, tembakan dan ledakan bergemuruh di tempat ini.
"Haha, kalian pikir trik ini masih efektif?"
Tang Hu tertawa histeris sambil meneriakkan, semua peluru dan serpihan logam yang melesat ke arahnya terhalang oleh lingkaran cahaya di depannya. Benda-benda logam itu mengambang diam di udara.
"Kembali untuk kalian!"
Tang Hu mengaum keras, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Serpihan logam yang mengambang itu segera melesat ke arah Tang Zhong dan kawan-kawannya dengan kecepatan yang lebih tinggi dari saat ditembakkan.
Sedangkan Tang Zhong sudah berteriak "Cepat menghindar!" sesaat sebelum Tang Hu sempat berbicara.
Sementara Liu Fei dan yang lain langsung menerjang ke segala penjuru seketika Tang Zhong berteriak. Latihan bertahun-tahun dan wawasan mereka membuat mereka langsung menyadari trik Tang Hu ketika melihat serpihan logam itu mengambang.
Bunyi desis ringan beruntun terdengar, sekitar langsung menjadi seperti sarang lebah. Beberapa yang kurang beruntung, terutama si gemuk dan Blok yang bervolume besar, terkena tembakan dengan sangat menyebalkan.
Tentu saja tidak ada luka berat, hanya bagian tak terlindungi seperti telapak tangan yang terluka. Baju pelindung yang dipakai Tang Zhong dan kawan-kawan masih bisa memblokir serpihan-serpihan itu.
Tang Hu tidak terlalu terkejut dengan ketidakefektifan serangannya sebelumnya. Ia mendengus dingin sambil mengangkat kedua telapak tangannya yang kini berkilau seperti kristal: "Hmph, kira-ngira dengan begini kalian bisa lolos dari maut? Bersiaplah mati, manusia rendahan!"
Kedua telapak tangan itu diayunkan ke arah Tang Zhong dan kawan-kawan. Seketika tekanan yang sangat berat mengalir deras menghampiri mereka.
Merasakan desakan itu, Liu Fei dan yang lain langsung meneriakkan: "Sialan, serbu!!"
Sementara Tang Zhong malah mengaum lebih keras, langsung menghunus pisau belati dan menerjang Tang Hu.
Menyaksikan adegan ini, Tang Hu tertawa penuh kesombongan: "Hehe, berhentilah meronta sia-sia. Kalian manusia rendahan takkan bisa... eh..."
Tang Hu menatap tak percaya pada belati yang menancap di dadanya. Ia tak menyangka dirinya bisa terluka oleh senjata logam paling biasa ini.
Tapi dia tidak terlalu mempedulikannya. Meskipun luka ini parah, bagi dirinya cuma sesuatu yang mudah diatasi. Lagipula, gerombolan tikus terkutuk itu pasti sudah hancur lebur di bawah tekanan tinggi serangannya. Bisa menyelesaikan kelompok bajingan ini secara tuntas, luka kecil apa lagi yang berarti?
Namun saat dia menatap ke arah orang-orang yang dikira sudah jadi bubur daging itu, matanya terbelalak kaget. Tikus-tikus itu ternyata masih utuh sama sekali. Satu-satunya perbedaan dengan sebelumnya hanyalah mereka terlihat sangat kelelahan, keringat mengucur deras di dahi. Selain itu, tak ada kerusakan lain sama sekali.
Ini baru membuat Tang Hu terkejut. Yang benar-benar membuatnya murka adalah tikus yang menusuknya dengan pisau belati itu malah mengambil kesempatan menusuk tubuhnya berkali-kali. Setiap tusukan disertai senyum jahat yang terpampang di wajahnya.
Meski tidak ada darah yang mengalir, Tang Hu bisa merasakan energinya perlahan bocor dari lukanya. Amarahnya memuncak, kali ini dia tidak peduli untuk menunjukkan kewibawaan. Langsung saja dia menepuk ubun-ubun Tang Zhong dengan telapak tangan.
Tapi serangan kali ini membuat amarah Tang Hu segera sirna, berganti dengan rasa panik yang luar biasa. Pasalnya Tang Zhong berhasil menahan tamparannya dengan tangan. Wajah Tang Zhong menggeretakkan gigi, matanya melotot lebar, ekspresinya jelas sedang berjuang keras. Tapi dia tetap berhasil menahan tamparan yang seharusnya bisa membuat robot logam hancur berkeping-keping.
Setelah berhasil menahan tamparan, Tang Zhong segera mengangkat kaki dan menendang Tang Hu. Refleks alami Tang Hu membuatnya menarik tangan dan membalikkan badan, menghindari tendangan sambil melancarkan tebas tangan ke leher Tang Zhong.
Kedua orang itu saling menyerang puluhan jurus dalam belasan detik, akhirnya keduanya saling menghantamkan telapak tangan sebelum akhirnya menjauh.
Tang Hu menatap Tang Zhong dengan wajah tak percaya sambil berteriak: "Bagaimana mungkin kau bisa menguasai seni bela diri bangsaku?"
"Hehe, seni bela diri bangsa apa? Ini adalah seni bela diri kuno ortodoks dari alam semesta kita." Tang Zhong mengusap noda darah di sudut bibirnya sambil tertawa.
"Mustahil! Seni bela diri kuno dari alam semesta kalian sama sekali takkan bisa melawanku! Pasti ini seni bela diri bangsaku!"
Setelah berteriak histeris, Tang Hu mengerenyitkan wajahnya yang mengerikan: "Pantas saja kalian bajingan ini bisa bertahan hidup di bawah tekananku. Tapi jangan sombong, sedikit pengetahuan dasar yang kalian pelajari takkan bisa menandingiku!"
"Hihi, kami tidak bodoh untuk berkonfrontasi langsung denganmu. Dadalah, kau!" Tang Zhong melempar sebuah granat lalu berbalik kabur.
Dan Tang Hu baru menyadari sekarang, selama pertarungan dengan Tang Zhong tadi, tanpa sadar kedua belah pihak telah bertukar posisi. Artinya, dia sendiri yang membuka jalur, dan kini kelompok tikus ini sudah kabur jauh!
Tang Hu yang mengejar itu pertama dihadang oleh granat yang dilempar Tang Zhong, kemudian diledakkan oleh bom yang dipasang di pintu besar istana, lalu dihadapkan pada serangkaian ledakan dahsyat yang menghancurkan gedung-gedung sekitar di luar istana.
Tang Hu yang wajahnya penuh debu akibat bom itu mengeluarkan kilatan cahaya mengerikan dari kedua matanya. Dia mengaum: "Ah! Kalian tikus menyebalkan! Meski harus mengorbankan sepersepuluh kekuatanku, aku akan menghancurkan kalian!"
Begitu kata-katanya, seluruh tubuhnya mulai memancarkan cahaya dan mengambang di udara. Semakin terang cahaya dari tubuhnya, semakin tinggi dia melayang.
Bayangan misterius di dalam istana melihat kejadian ini dan tertawa, "Hehe, sudah kehilangan muka ya. Hmm, aku harus membantu sedikit, nanti bajingan ini bisa menghancurkan Pangkalan-ku."
"Haha, kali ini benar-benar memuaskan! Aku sudah menikam si brengsek itu berkali-kali. Ini hal paling menyenangkan yang kulakukan selama bertahun-tahun!" teriak Tang Zhong yang sudah berada di mobil melayang dengan semangat.
"Sial! Bos, jangan pamer kisah heroikmu sekarang dong! Cepat habisi robot-robot menyebalkan ini!" raung si gemuk di samping Tang Zhong dengan kesal.
"Hehe, paham, paham."
Tang Zhong tidak memukul kepala si gemuk, malah dengan wajah malu-malu mengangkat pistol dan mulai menembak.
Alasan Tang Zhong mau mengakui kesalahan dengan patuh adalah karena saat ini mereka hampir terkepung lautan robot. Lihat saja Blok yang sedang menyetir - satu tangan memegang kemudi, tangan lain membawa roket sambil terus menembak sambil mengemudi.
“Sialan, kenapa pangkalan ini menyimpan begitu banyak robot? Kok tadi waktu kami menyusup sama sekali tidak ketahuan? Bahkan di area yang sudah kami periksa pun ternyata tersembunyi segini banyak!” si gemuk berteriak kesal.
Wajar saja dia marah, karena dia menemukan beberapa gedung yang menjadi tanggung jawabnya selama ini tiba-tiba dipenuhi robot, padahal saat pemeriksaannya dulu sama sekali tidak terdeteksi.
“Bangsat! Ranjau, sisa granat magnetikmu masih berapa? Kasih aku satu!” Tang Zhong yang baru saja melempar granat terakhirnya berteriak ke Ranjau.
“Cuma segini.” Ranjau melemparkan dua granat ke Tang Zhong.
“Sial, berarti kami hampir tidak punya kesempatan kabur?” Si gemuk menyela sebelum Tang Zhong sempat bicara.
“Tenang, asal kita bisa menerobos jalur depan itu dan meledakkan pintu jalur, pasti aman!” Ranjau menunjuk ke arah pintu jalur di depan.
Mendengar ini semua lega, semua pintu jalur memang sudah dipasangi bom sejak awal. Mereka juga sudah merusak mekanisme penutup pintu sebelumnya, jadi tidak perlu khawatir musuh akan mengurung mereka di dalam.
"Tang Zhong menepuk bahu Blok: 'Aku mengandalkanmu!'"
"'Tenang saja, serahkan padaku!'"
"Blok tersenyum sadis sambil menembakkan meriam, dan meningkatkan kecepatan."
"Meskipun banyak Robot yang menghalangi di depan mereka, jumlahnya belum benar-benar mencapai tingkat rapat dan padat. Jika benar-benar rapat, mungkin mereka tidak akan bisa melarikan diri."
"Berkat senjata kuat dan keahlian mengemudi serta kecepatan luar biasa, Tang Zhong dan kawan-kawan berhasil menerobos keluar dari pintu jalur melalui lautan Robot."
"Ranjau mengeluarkan remot kontrol dan menekan tombol, sambil mengaum ke arah Robot yang mengejar dari belakang: 'Matilah!' Saat berteriak, dia menekan tombol tersebut."
"Tang Zhong dan yang lain hanya merasakan dengungan di telinga mereka, lalu tidak bisa mendengar suara apa pun. Mengingat mereka familiar dengan fungsi perlengkapan, mereka segera menyadari bahwa suara yang terlalu keras telah membuat perlengkapan otomatis memblokir masuknya volume suara untuk melindungi pendengaran mereka."
Memikirkan ini, tak ada dari mereka yang menoleh ke belakang, malah memaksa tubuh serendah mungkin dengan kepala tertanam di paha. Pengemudi bahkan lebih merosotkan badannya untuk mengemudikan kendaraan, sementara pedal kecepatan diinjak habis-habisan.
Tang Hu yang mengejar dari udara tiba-tiba merasakan kejanggalan. Sensor khususnya mendeteksi ledakan energi dahsyat di ujung jalur. Refleks alaminya membuatnya menyambar ke daratan. Dengan kecepatan kilat dan kemampuan luar biasa, tubuhnya menembus lantai masuk ratusan meter ke bawah tanah. Persis di saat itu, seluruh rangka mekanisnya merasakan tekanan dahsyat dari kekuatan tak terlihat yang menghancurkan lapisan tanah.
Bayangan misterius di istana sudah lebih dulu mendeteksi ancaman daripada Tang Hu. Melalui komputer pusat, puluhan pintu darurat di jalur keluar host ditutup secepat kilat. Berkat program pemeliharaan rutin selama bertahun-tahun, mekanisme antikarat di engsel pintu masih berfungsi sempurna meski tak pernah digunakan.
Adapun gerombolan robot di luar tidak seberuntung itu, semua hancur menjadi gas oleh gelombang energi dahsyat yang meledak dengan kekuatan luar biasa.
Setelah gempa susulan ledakan, Tang Hu merangkak keluar dari bawah tanah. Ia terkejut menemukan fasilitas pangkalan yang ada telah lenyap, berubah menjadi rongga bawah tanah berbentuk bola berdiameter raksasa. Di bagian atas rongga gelap itu, butiran-butiran halus tanah berjatuhan seperti hujan.
Tang Hu merasakan sekelilingnya sejenak, lalu wajahnya berubah mengerikan sambil meneriakkan: "Kelompok tikus menyebalkan ini! Ternyata menggunakan bom nuklir mini!"
Pada saat itu juga, suara mengaum terdengar dari belakang Tang Hu: "Sialan! Pangkalan milikku! Aku pasti akan menghancurkan mereka!"
Bersamaan dengan suara tersebut, sebuah robot logam dengan kerangka terbuka bergerak cepat mendekati Tang Hu.
Tang Hu menyeringai sadis: "Tenang saja, kali ini aku sekali-kali tidak akan melepaskan mereka." Sambil berkata demikian, Tang Hu melirik robot itu: "Kenapa? Tak tahan ingin turun tangan sendiri?"
Robot ini membuka gigi logamnya, cahaya merah di matanya berkelap-kelip: "Hehe, untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, aku benar-benar tak bisa menahan diri."
Meski ingin menyindir bagaimana cara bajingan ini bertindak, Tang Hu mengubah topik pembicaraan: "Baiklah, mari kita selesaikan masalah tikus-tikus ini secepatnya. Sebelum murid-muridmu turun bertanya, bagaimana?"
"Hehe, meski aku bisa kembali kapan saja, terserah keputusanmu." Robot logam itu menganggukkan kepala.
"Kalau begitu, ikuti aku!"
Tang Hu menarik robot logam itu melayang melintasi rongga bulat raksasa. Sesampainya di sisi lain, tanpa ragu mereka menerobos dinding lumpur yang seketika membentuk lubang hitam setinggi orang dan selebar setengah meter.
Kembali ke hotel, Tang Long duduk bosan di dekat jendela menyaksikan mobil polisi berlalu-lalang dengan sirine meraung. Awalnya dia ingin menonton berita di TV, namun negara politik-agama terintegrasi ini memang ketat—segala berita sensitif dilarang tayang. Pengawasan medianya bahkan lebih ketat berkali-kali lipat dibanding hukum berita Dinasti Tang, persis seperti pengawasan media di negara diktator.
"Junjungan, jaringan sudah siap." Feng Shuang melapor ke Tang Long.
Tang Long mengangguk "Oh!", lalu mendekati komputer hotel. Sebenarnya dia ingin langsung mengakses internet untuk mencari intelijen sepulang ke hotel, tapi menggunakan komputer publik memerlukan pengaturan kerahasiaan ekstra, sehingga baru bisa dilakukan sekarang.
Tentu saja ini karena Tang Long ingin mengakses sendiri. Kalau Kucing hitam kecil yang melakukannya, pondasi dasar tak perlu serumit ini.
Tang Long mulai mencari informasi tentang kejadian hari ini di jaringan. Entah karena tak ada yang tahu atau tak ada yang berminat membicarakan, faktanya sama sekali tak ada kabar tentang ledakan besar di Ibu Kota Negara Dewa di jaringan.
"Untuk hal ini, Tang Long merasa sangat tidak masuk akal. Harus diketahui bahwa netizen sangat suka membesar-besarkan hal kecil. Jika benar ada kejadian, diskusi di jaringan pasti seperti gelombang dahsyat yang menggunung. Bagaimana mungkin bisa sedemikian tenang?"
Karena sama sekali tidak menemukan informasi, Tang Long akhirnya menyimpulkan bahwa rakyat Negara Dewa adalah penganut agama yang loyal dan tidak mau terlibat dalam urusan duniawi. Akhirnya ia hanya bisa menjelajah sembarangan di jaringan, melihat ke sana kemari tanpa tujuan.
"Hmm? 《Mengungkap Konspirasi Besar Negara Dewa》?" Tiba-tiba Tang Long menemukan artikel dengan judul seperti ini di jaringan. Di tengah lautan pembicaraan yang tenang ini, judul itu terlihat sangat mencolok. Karena itu Tang Long segera masuk untuk membaca artikel tersebut.
"Apa? Pengganti? Benarkah ada hal seperti ini!" Baru melihat sekilas, Tang Long langsung terpaku oleh isi artikel tersebut.
Saat Tang Long berteriak kaget, Kucing Hitam Kecil yang langsung mendekat dan ikut mengakses internet bersamanya, langsung menangkap isi artikel sekilas. “Kak, apakah hal ini benar atau palsu? Apa mungkin ada teknologi sehebat ini? Mengganti seluruh penduduk negara dengan pengganti? Berani sekali mereka!”
“Aku juga tidak tahu kebenarannya. Tapi yang aneh bagiku, bagaimana bisa pernyataan provokatif yang jelas-jelas menyerang pemerintah atau hoax seperti ini bisa diposting di jaringan? Itu pun sudah terpampang selama lebih dari sebulan. Apa polisi cyber di sini begitu toleran?” Tang Long mengernyit penuh tanda tanya.
Kucing Hitam Kecil terkekeh, “Hehe, Kakak tidak tahu ya? Artikel ini menggunakan pemancar khusus yang berbeda dari server web biasa. Kecuali pemancarnya dihancurkan, mustahil menghapus artikel ini.”
“Oh, lawannya sehebat itu? Pemancar buatan mereka bahkan tidak bisa dilacak oleh negara kuat sekalipun?” Tang Long semakin tertarik. “Kucing Hitam Kecil, bisakah kita temukan orang yang memposting artikel ini?”
“Hehe, kalau artikel biasa, aku memang sulit menemukannya. Tapi yang menggunakan pemancar independen seperti ini, aku bisa langsung ketemu.” Setelah berkata demikian, Kucing hitam kecil langsung mengulurkan cakarnya ke komputer. Layar komputer segera berubah menjadi peta virtual dengan satu titik terang berkilauan.
Melihat lokasi titik tersebut, Tang Long tertegun sejenak lalu tertawa lebar: “Haha, ini kan tepat di sebelah hotel tempat kita menginap? Benar-benar kebetulan yang menarik.”
“Junjungan, perlu hamba menjemput orang itu ke sini?” Feng Bing yang telah memperoleh alamat terperinci target segera menawarkan diri.
“Kebetulan sedang tidak ada kegiatan, mari kita keluar sebelum perintah keadaan darurat diberlakukan di zona ini.” Tang Long tersenyum mantap.
Di bawah pimpinan Feng Bing, kelompok Tang Long memasuki gedung sebelah hotel. Dengan bantuan kemampuan khusus Feng Bing dan Kucing hitam kecil, mereka memasuki ruang bawah tanah gedung tersebut tanpa hambatan.
Di sudut ruang bawah tanah, sebuah mesin sebesar kepalan tangan beroperasi tanpa suara. Di depan pintu elektronik yang tidak jauh, berdiri seorang wanita yang mengenakan beberapa senjata bentuk aneh dan sedang mengutak-atik sejumlah fasilitas elektronik.
Dari konfigurasi peralatan ini, jelas wanita ini mencoba membuka jalur misterius tersebut secara diam-diam melalui teknologi komputer.
Ketika melihat wajah wanita ini, ternyata dia adalah Lan Mengyun.
Tepat saat Lan Mengyun akhirnya berhasil membuka jalur tersebut, pintu besar di belakangnya yang telah dimodifikasi programnya hingga terkunci mati, ikut terbuka.
