"Asalkan Dinasti Tang membagi pasukan seperti itu, dua rute lain dari Korps kita pasti bisa menghancurkan pasukan musuh yang menghadang di depan mereka! Lalu tiga rute pasukan kita akan mengepung sisa pasukan musuh untuk meraih kemenangan!"
"Asalkan kita tidak menghitung kerugian, kita pasti bisa menghancurkan pasukan utama musuh sebelum Pasukan Ekspedisi Tang kembali! Dengan tiga puluh juta Kekuatan Militer yang kita miliki nanti, kita bisa memusatkan pasukan untuk menghancurkan Pasukan Ekspedisi Tang. Bahkan benteng perak itu pun tidak akan bisa menahan serangan Kekuatan Militer sebesar ini! Kemenangan akan menjadi milik kita!"
Mendengar ini, para perwira segera bersemangat dan berteriak: "Kemenangan adalah milik kita!"
Melihat ekspresi para perwira yang penuh semangat, Laksamana Macan mengangguk dan berkata: "Sampaikan rencana kita kepada dua laksamana lainnya, perintahkan pasukan untuk mengabaikan planet-planet yang menyerah itu. Target Ibu Kota Dinasti Tang, maju dengan cepat!"
"Mematuhi perintah!"
Pasukan Dinasti Tang memang seperti yang diduga Laksamana Macan. Mereka melepas pertahanan di wilayah galaksi yang luas, mengumpulkan pasukan yang sebelumnya tersebar di berbagai lokasi.
Mereka juga menyadari bahwa dalam pertarungan satu lawan satu, pihak mereka pasti menang. Namun karena jumlah musuh yang terlalu besar, kapal perang berperforma tinggi mereka tidak bisa menunjukkan keunggulan. Akhirnya mereka memilih meninggalkan pos-pos penjagaan dan memusatkan pasukan untuk melawan musuh. Cara ini menghindari penghancuran bertahap oleh musuh sekaligus memungkinkan serangan balik.
Nasib wilayah-wilayah yang ditinggalkan itu jika dijarah musuh, hanya bisa diserahkan pada takdir. Bagaimanapun juga, jika pasukan tidak dipindahkan, mereka tetap tidak bisa menahan invasi musuh, malah akan kehilangan kedua-duanya: pasukan dan wilayah.
Mayjen sambil melihat data di layar, terus mengeluarkan perintah pemindahan: "Armada baru nomor 9 hingga 18 segera berkumpul di Zona A, Armada 8 sampai 20 bergabung dengan Armada 1. Armada baru nomor 50 sampai 100 menuju Zona C. Segera pindahkan 300.000 unit kapal transport logistik ke Zona A.
"Sialan! Armada baru nomor 78, kalian ngapain? Gercep dikit! Cepat kumpulkan pasukan ke tujuan! Perintahkan komandan tiap zona untuk reorganisasi pasukan sambil menyusun lapisan komando. Aku nggak mau saat perang mulai tiap armada masih serang sendiri-sendiri!
"Tanya calon? Sial! Hak penunjukan sudah kuberikan ke mereka. Biar mereka sendiri yang seleksi, satu jam lagi daftar nama harus sampai!"
Seorang Kolonel logistik sibuk bertanya ke bawahan: "Posisi logistik di Zona A, B, C sudah siap? Belum? Suruh mereka percepat! Setelah perang mulai transportasi bakal sulit! Semua persediaan harus rampung sebelum pertempuran!
“Garis perbaikan kapal perang sudah siap? Kru perawatan cukup personel? Bagus, segera kirim ke zona misi perang untuk mendirikan stasiun perbaikan. Kapal kami selama tidak langsung meledak, harus tetap melanjutkan pertempuran. Suruh pekerja di stasiun perbaikan menyiapkan sistem shift, kalau tidak mereka tidak akan bertahan.
“Komponen robot prajurit dan suku cadang perbaikan kapal sudah disiapkan? Belum! Kerjamu bagaimana ini? Siapkan dalam waktu tercepat! Kalau tidak, kau kutembak!
“Rumah sakit luar angkasa dan kapal istirahat sudah bagaimana? Bagus, prajurit yang selamat dari pertempuran sengit akan hidup kembali dan beristirahat di sini. Kalian harus mengatur semuanya dengan rapi!
“Berapa kecepatan produksi galangan kapal? Ada berapa cadangan kapal perang? Perintah mereka tingkatkan produksi! Aku tidak mau personel cukup tapi tidak ada yang bisa mengemudikan kapal!”
Berbeda dengan keramaian dan hiruk-pikuk di area mereka, suasana di Xing Ling sama sekali hening. Xing Ling bahkan menyelipkan seluruh tubuhnya ke dalam kapsul permainan. Dia bukan sedang bermain game, melainkan menggunakan fungsi kapsul permainan untuk memasuki jaringan pusat dan melakukan pekerjaan pemindahan di zona-zona Dinasti Tang yang belum diduduki pasukan musuh. Meski terlihat sederhana, beban kerja Xing Ling begitu raksasa hingga mampu membuat komputer pusat hang di tempat.
Seiring majunya Resimen An Ye, penyebaran kekuatan militer dan pemindahan persediaan Dinasti Tang pun perlahan berakhir. Saat semua persiapan rampung, personel tempur Dinasti Tang serentak merasa lega, mengambil makanan dan minuman penyegar untuk diseruput.
Mereka semua tahu bahwa saat perang benar-benar pecah, diri mereka akan jauh lebih tersiksa. Saat ini, selagi bisa beristirahat, mereka beristirahat. Sebab tak seorang pun tahu apakah masih ada kesempatan untuk menikmati kenikmatan istirahat setelah perang berakhir.
Mayjen Dinasti Tang menatap tiga kelompok pasukan musuh di layar yang perlahan mendekati tiga medan perang yang telah disiapkan. Total kekuatan militer Korps Tang di tiga zona pertempuran ini mencapai puluhan juta, dengan Zona A (Ibu Kota) ditempati 4 juta pasukan, sedangkan Zona B dan C masing-masing 3 juta.
Terdapat cadangan 1 juta pasukan mobilitas tinggi yang akan dikerahkan ke area mana pun yang menghadapi bahaya kritis atau menunjukkan potensi kemenangan.
Di belakang ketiga misi perang ini, terdapat resimen logistik raksasa. Barisan depan dipenuhi ribuan kapal patroli cepat otomatis - pesawat antariksa penyelamat untuk mencari prajurit yang berhasil terlempar keluar dari kapal perang sebelum ledakan.
Barisan tengah terdiri dari 10.000+ kapal transport yang dimodifikasi menjadi rumah sakit lapangan. Namun dalam pertempuran antariksa modern, fasilitas ini hanya formalitas belaka. Di medan tempur luar angkasa, prajurit hanya memiliki dua kemungkinan: tetap utuh atau hancur menjadi debu antariksa. Hanya yang terberkati bisa bertahan hidup dengan luka-luka setelah serangan.
Baris belakang selain dipenuhi kapal transport yang rapat dan padat, juga terdapat stasiun perbaikan luar angkasa hasil modifikasi gabungan dari ratusan kapal transport. Stasiun perbaikan seperti ini jumlahnya mencapai ribuan, mampu memperbaiki puluhan ribu kapal perang secara bersamaan.
Inilah kunci kemenangan! Dengan adanya stasiun perbaikan ini, selama kapal perang tidak langsung meledak di tempat atau titik vitalnya hancur, semua kerusakan bisa diperbaiki dalam waktu singkat dan siap kembali ke medan perang.
Bayangkan: Anda sudah hampir menenggelamkan kapal perang lawan, tinggal sedikit usaha lagi untuk meraih kemenangan. Tapi tiba-tiba di momen genting, dengan perlindungan kapal sekutu, mereka kabur untuk diperbaiki. Belum lama kemudian sudah kembali bertempur, malah menghancurkan Anda yang sudah terluka. Pasti membuat frustrasi, bukan?
Meski Korps An Ye yang melakukan invasi tidak bisa mendapatkan intelijen detail pasukan Korps Tang, namun informasi tentang lokasi pengumpulan pasukan dan perkiraan jumlah pasukan Tang tetap bisa didapatkan melalui kapal pengintai yang disebar seperti semut.
“Melihat laporan dari kapal pengintai yang kembali,” Laksamana Macan tersenyum penuh kesombongan. Pasalnya, penyebaran pasukan Korps Tang persis seperti prediksinya - pasukan utama Tang terkonsentrasi di depan korpsnya dengan jumlah sekitar 3 juta kapal.
Sementara intelijen dari dua korps lain menunjukkan masing-masing menghadapi sekitar 200.000 pasukan. Meskipun total pasukan musuh 6 juta melebihi prediksinya sebesar 1 juta, margin error ini wajar. Sebagai negara besar, Dinasti Tang tentu mampu memproduksi tambahan 1 juta kapal perang dengan cadangan dan produksi darurat.
“Baik! Setelah mengetahui titik konsentrasi pasukan musuh, maju dengan hati-hati! Jangan serang habis-habisan. Pertahankan intensitas serangan saja. Kita bisa menunggu sampai dua korps lain menghancurkan pasukan utama Tang, baru mengepung sisa pasukan di sini.” Perintah Laksamana Macan.
Para bawahannya mengangguk paham. Tiga laksamana besar praktis setara warlord. Pasukan mereka adalah aset pribadi yang dibina bertahun-tahun, sehingga wajar muncul kecenderungan konservasi kekuatan.
Hampir tiga laksamana besar memasuki medan perang secara bersamaan, namun intensitas serangan mereka berbeda.
Intensitas serangan terendah bukan berasal dari Laksamana Harimau di tengah yang seharusnya mendukung pasukan sekutu, melainkan dari jalur Laksamana Macan yang menghadapi jumlah musuh terbanyak. Tingkat serangannya hanya mempertahankan status tembak-menembak dengan musuh.
Sementara intensitas serangan terkuat justru berasal dari jalur Laksamana Serigala. Begitu melihat pasukan musuh memasuki jangkauan serangan, dia langsung memerintahkan penembakan sambil melancarkan serangan mendadak.
Laksamana Serigala yang arogan telah kehilangan gaya penuh kewaspadaan seperti serigala, hanya menyisakan kebiasaan mengganggu tak henti-henti. Sementara Laksamana Macan kehilangan gaya serangan kilat seperti macan, menjadi sangat berhati-hati. Sedangkan Laksamana Harimau lebih parah lagi - aura harimau turun gunung sama sekali tidak terlihat, malah mengawasi seperti rubah.
Di bawah gaya keliru mereka, Laksamana Serigala menjadi yang pertama menerima pukulan. Pasukannya yang melancarkan serangan frontal justru terblokir oleh pasukan musuh yang hanya berjumlah 2 juta.
"Ada apa? Mengapa berhenti berkembang?"
Laksamana Serigala melihat di layar bahwa garis pertempuran mereka telah sepenuhnya berhenti bergerak maju, bahkan beberapa zona menunjukkan tanda-tanda pengecut, langsung bertanya.
"Laksamana, daya tembak musuh sangat dahsyat dengan performa kapal perang sangat tinggi. Setelah mengalami kerugian di awal, mereka sudah berhasil mengkonsolidasi formasi. Selain itu, intelijen kami keliru - jumlah pasukan musuh bukan 200.000, melainkan sekitar 3 juta," asisten komandan segera melapor.
"Tiga juta? Tidak termasuk kapal transport di belakang formasi musuh?"
Laksamana Serigala tampak curiga. Kapal pengintainya seharusnya tidak mungkin melakukan kesalahan sefatal itu - selisih sampai seratus juta kapal.
"Justru karena kapal transport itulah kapal pengintai kami salah menghitung kekuatan musuh. Sekitar satu juta kapal perang bersembunyi di dekat kapal logistik, baru meninggalkan mereka saat pertempuran dimulai," asisten komandan menjelaskan.
Kapal pengintai yang hanya bisa mengandalkan teleskop elektronik untuk observasi dan kalkulasi, memang tak terhindarkan akan membuat kesalahan seperti ini.
Mengapa harus pakai teleskop elektronik? Kapal perang Tang Besar semuanya memiliki fungsi siluman. Kekaisaran Malam belum memiliki radar yang bisa mendeteksi teknologi siluman semacam ini.
Laksamana Serigala mengerutkan kening. Kekuatan Militer musuh kali ini bertambah sepertiga lebih banyak dibanding sebelumnya. Jika cuma 2 juta mungkin masih bisa ditembus, tapi dengan 3 juta hanya bisa baku hantam. Memang begini adanya, performa kapal perang Tang memang unggul.
Performa unggul tak menjamin kemenangan. Tapi lihat saja pertempuran kapal kayu dan kapal besi di zaman purba - kualitas persenjataan sangat menentukan medan perang. Untung jumlah pasukan musuh tak banyak, kalau tidak pasti sudah mundur sejak tadi.
“Pertahankan intensitas serangan, beri laporan situasi kepada kedua laksamana, peringatkan mereka tentang kekuatan sebenarnya pasukan musuh, dan minta Laksamana Harimau mengirim 200 armada untuk mendukung.” Perintah Laksamana Serigala.
Berdasarkan intelijen sebelumnya, dari tiga medan pertempuran, wilayah tanggung jawabku seharusnya yang paling mudah diselesaikan. Karena ini adalah wilayah pendudukan baru Dinasti Tang, dan armadaku sudah menyerbu maju. Banyak kapal perang telah memasuki pertarungan jarak dekat. Lebih baik perkuat pasukan di sini, kumpulkan keunggulan untuk menghancurkan musuh di sektor ini.
“Kapten, tingkat kerusakan kapal ini sudah mencapai tujuh puluh persen!” Di atas sebuah kapal perang Dinasti Tang yang sedang bertempur sengit dengan musuh, petugas kerusakan berteriak kepada kapten yang sedang memekikkan perintah tembakan.
“Apa?” Kapten itu memeriksa laporan situasi di layar dengan ragu. Begitu melihat angka kerusakan sudah mencapai tujuh puluh lima persen dalam sekejap, ia terkejut dan berteriak: “Kirim sinyal perbaikan! Tembakan perlindungan! Mundur perlahan!”
Bagi kapal perang Dinasti Tang yang mengirimkan sinyal perbaikan ini, secara eksterior tidak terlihat istimewa. Namun di semua radar kapal Tang, terlihat representasi oranye yang berbeda dengan warna hijau sekutu dan merah musuh. Kapal-kapal perang Tang di sekitarnya segera maju menghalangi serangan, mulai melindungi mundurnya kapal tersebut.
Dari kelompok kapal perang di belakang yang belum memasuki medan tempur, sebuah kapal perang segera menerobos masuk ke zona pertempuran. Ini menjaga kepadatan serangan tanpa berkurang meski ada kapal yang mundur.
Kapal perang yang mundur itu, setelah keluar dari jangkauan tembakan musuh, segera berputar balik. Kemudian buru-buru melesat ke area belakang, dan di bawah komando personel logistik, memasuki pelabuhan perbaikan di titik servis.
Pintu kabin kapal perang terbuka. Prajurit dan perwira dievakuasi ke kapal istirahat hasil renovasi kapal transport di dekatnya. Sementara staf stasiun perbaikan sibuk memperbaiki kapal tersebut.
Kapal perang ini baru akan mulai diperbaiki. Di sebelah kirinya terdapat kapal perang yang sedang dalam perbaikan, sementara di sebelah kanan adalah kapal perang yang telah selesai diperbaiki. Kapal yang sudah dicat ulang ini terlihat seperti baru sama sekali.
Kapal perang yang telah diperbaiki ini ditarik menjauh dari titik perbaikan dan ditempatkan di platform pendaratan di sampingnya. Sebuah kapal transport segera meninggalkan formasi untuk mengisi ulang persediaan kapal tersebut.
Semua proses ini berjalan terstruktur rapi, seefisien jalur perakitan pabrik yang cepat dan praktis.
Setelah masuk ke kapal istirahat dan menyeruput sedikit makanan/minuman, para prajurit dan perwira mulai ngobrol ngalor-ngidul dengan anggota kapal lain yang juga beristirahat. Yang satu mengklaim telah menghancurkan berapa kapal musuh, sementara yang lain membanggakan jumlah musuh yang telah dihabisinya.
Saat mereka sedang mengobrol, pengeras suara kapal istirahat berbunyi: "Perhatian seluruh prajurit dan perwira Armada XX Kapal Perang XX! Kapal kalian telah selesai diperbaikan. Silakan lakukan prosedur embarkasi di platform pendaratan XX."
Prajurit dan perwira yang tergabung di kapal perang itu segera berlari keluar di bawah doa restu rekan seperjuangan.
Pasukan yang telah beristirahat mengemudikan kapal perang yang tak terlihat bekas pertempuran ke armada cadangan. Semua kapal ini akan diorganisir ulang pasukan, mengganti nomor registrasi, serta mengisi ulang personel yang rusak.
Untuk sementara mereka belum bisa turun ke medan perang, hanya bisa menunggu di sini sampai menerima perintah untuk menggantikan kapal yang hancur atau mundur di garis depan.
Tim penyelamat otonom yang mempertaruhkan nyawa di bawah hujan peluru membawa pulang para penyintas ke rumah sakit militer. Terapi fisik mudah diurus, yang rumit adalah terapi psikologi - bagaimanapun mereka yang selamat dari bahaya pasti mengalami cedera psikologis ringan maupun berat.
Sedangkan para Robot yang bukan manusia, cukup diperbaiki tubuhnya saja.
Para pasukan yang terluka secara nominal ini, meski sudah sembuh tidak bisa segera kembali ke kapal perang. Mereka harus menjadi cadangan untuk mengisi ulang pasukan yang rusak di kapal lain, atau menunggu hingga galangan kapal memproduksi kapal perang baru sebelum mereka bisa memiliki kapal sendiri kembali.
Sistem ini tidak hanya mempertahankan jumlah kapal perang Korps Tang yang bertempur di garis depan tetap stabil, mengurangi tingkat kematian, tapi juga melibatkan seluruh pasukan dalam tempering perang. Hal ini membuat militer Dinasti Tang sangat puas dengan sistem tersebut.
Perwira An Ye tentu juga tahu tentang sistem Tang ini. Bahkan jika tidak, setelah lama mengamati gerakan pasukan Tang, mereka pasti paham bagaimana mekanismenya.
Menanggapi hal ini, mereka hanya bisa mengutuk pasukan Tang sambil terkagum-kagum. Pihak mereka paling-paling hanya melakukan perbaikan kecil pada kapal, mana bisa seperti Tang yang melakukan perawatan menyeluruh pada seluruh kapal perang.
Namun mereka juga paham bahwa rasa kagum mereka takkan bisa ditandingi. Siapa lagi yang bisa disalahkan selain negara mereka sendiri yang tak punya fasilitas logistik secanggih itu? Fasilitas Dinasti Tang itu pada dasarnya sama dengan memindahkan pabrik senjata ke medan perang.
Tentu saja, ini adalah keuntungan yang hanya dimiliki saat bertempur di wilayah inti. Siapa yang akan membawa pabrik senjata saat menyerang negara lain? Dengan menyeret fasilitas-fasilitas itu, mustahil melakukan serangan cepat. Jika pabrik senjata dihancurkan dalam penyergapan, sungguh tak tahu harus menangis ke mana - apakah kabel perbaikan kapal perang semurah itu?
Tentang evakuasi personel tempur di medan perang? Lupakan saja. Tak ada waktu kosong, juga tak punya kemampuan tersebut.
Setelah menerima laporan, baik Laksamana Harimau maupun Laksamana Macan melakukan pengintaian menyeluruh terhadap jumlah pasukan musuh. Mereka menemukan perbedaan angka, meski tak signifikan. Hasil pengintaian Laksamana Harimau menunjukkan sekitar 2.400.000 pasukan musuh - 400.000 lebih banyak dari perkiraan. Sementara Laksamana Macan melaporkan sekitar 3.500.000 - 500.000 lebih tinggi.
Tidak ada solusi lain. Korps Tang tidak terlibat penuh dalam pertempuran, sehingga dokumen tidak begitu detail.
Setelah mendapatkan data ini, kedua laksamana tidak terlalu memperhatikan, menganggap hanya ada tambahan pasukan puluhan ribu saja, tidak ada yang istimewa.
Laksamana Harimau melihat wilayahnya dalam status tembak-menembak. Karena keterbatasan topografi membuat pasukan besar tidak bisa dikerahkan, ditambah dengan niatnya sendiri, sehingga tidak memasuki kondisi pertempuran mati-matian.
Sementara di wilayah Laksamana Macan meskipun medan perang utama cukup luas, namun kedua belah pihak menunjukkan kontrol diri. Tidak ada persiapan untuk menentukan pemenang secara tiba-tiba, bisa dikatakan belum benar-benar memulai pertempuran, masih dalam status tembak-menembak seperti wilayahnya sendiri.
Tampaknya musuh ingin menahan tiga pasukan besar kita, bersiap menunggu Pasukan Ekspedisi Dinasti Tang kembali untuk melakukan serangan balik dahsyat.
Memikirkan hal ini, Laksamana Harimau sangat mengakui pemikiran Laksamana Serigala. Memutuskan untuk menyelesaikan satu kelompok musuh terlebih dahulu guna memusatkan kekuatan militer menghancurkan pasukan musuh lainnya, kemudian menyetujui pemindahan 200.000 pasukan untuk memberikan dukungan.
Keputusan komandan An Ye tidak diketahui oleh Korps Tang, namun pemindahan Kekuatan Militer An Ye tidak bisa disembunyikan dari Korps Tang. Inilah keunggulan pertempuran di wilayah inti.
Penyerang sama sekali tidak mengetahui di mana penjaga menempatkan detektor pengintai. Ketahuan gerakan oleh penjaga memang tak terhindarkan, namun penyerang dengan kekuatan superior biasanya tak terlalu mempedulikan hal semacam ini.
Di markas besar militer Tang, seorang Mayjen melihat pasukan musuh di tengah memindahkan 200.000 pasukan. Dari arah gerak, jelas mereka menuju Zona C.
Mayjen itu berkata sambil tertawa dengan personel staf: "Meski agak berbeda dengan prediksi kita yang mengira mereka akan memusatkan kekuatan militer untuk menyerang Zona A, hasil akhirnya sama - sama menggunakan kekuatan superior untuk menyelesaikan satu misi perang."
"Benar. Meski ada perbedaan kecil, intinya sama. Perintahkan pasukan?" sahut perwira staf yang juga bergelar Mayjen sambil tersenyum.
Mayjen mengangguk dan berkata: “Baik, perintahkan Misi Perang A untuk memindahkan dua juta pasukan ke Zona C, perintahkan Misi Perang B memindahkan satu juta pasukan ke Zona C. Pastikan mereka mengirim pasukan kamuflase dengan jumlah yang sama agar musuh tidak mendeteksi perubahan kekuatan militer.
“Bagaimana dengan pasukan mobile? Mereka terus mengirim pesan permintaan bertempur setiap beberapa menit.” tanya perwira staf.
“Tetap dalam status tunggu perintah. Kita tidak bisa memprediksi keputusan pasukan musuh di Zona A dan B setelah mengetahui situasi di Zona C. Lebih baik menyimpan cadangan pasukan untuk jaga-jaga.” Ucap Mayjen ini mendapatkan persetujuan dari perwira staf.
Laksamana Harimau dan Laksamana Macan yang sedang saling tembak dengan Korps Tang sama sekali tidak menyadari pergerakan pasukan Tang. Bagaimana mungkin? Kapal transport yang membawa kapal perang bolak-balik di belakang garis pertahanan Tang, mana mungkin mereka tahu berapa banyak kapal yang telah meninggalkan tempat ini!
Apalagi di pihak Laksamana Serigala, begitu kapal perang Tang mencapai tingkat kerusakan tertentu, mereka akan mundur perlahan. Dari belakang langsung dikirim kapal pengganti dalam jumlah setara untuk bergabung pertempuran. Di medan perang ini, setiap detik ada beberapa kapal dari kedua belah pihak yang hancur, puluhan kapal mundur untuk perbaikan. Di garis belakang pasukan Tang, sejak pertempuran dimulai, kapal perang dan pesawat angkut tak henti-hentinya bolak-balik. Bagaimana mungkin mengetahui berapa banyak pasukan yang dipindahkan musuh?!
Kapal perang yang dipindahkan itu, setelah keluar dari jangkauan efektif radar musuh, langsung melakukan lompatan ruang ke belakang garis pertahanan tujuan. Kemudian secara bergerombol sambil menyamar sebagai kapal transport, mereka memasuki barisan belakang medan perang.
Komandan Zona C Korps Tang melihat pasukan yang dipindahkan untuknya telah tiba. Saat ini zona ini memiliki hampir 6 juta Kekuatan Militer. Sementara musuh setelah serangkaian kerusakan, meski telah mengisi ulang 200 ribu pasukan, totalnya hanya sekitar 10 juta. Tanpa kejadian tak terduga, kemenangan akan menjadi milik mereka.
Dia tersenyum tipis dan memerintahkan: "Pertahankan intensitas serangan untuk sementara, tapi setiap satu kapal yang mundur, ganti dengan dua kapal maju."
Pasukan Korps Tang yang menerima perintah itu segera memahami bahwa pertempuran habis-habisan akan dimulai, semangat mereka langsung berkobar.
Laksamana Serigala yang telah menerima tambahan 200.000 pasukan sama sekali tidak menyadari bahwa setiap satu kapal Korps Tang yang mundur, dua kapal pengganti langsung mengisi posisi di garis belakang. Ini memang tak terhindarkan. Semua pengamatan hanya bisa dilakukan via teleskop elektronik dengan cakupan area luas. Setiap kali mundur puluhan ribu kapal, lalu maju juga puluhan ribu kapal - mana mungkin terlihat perbedaan jumlah di tengah arus bolak-balik itu?
Laksamana Serigala berteriak penuh kemenangan: "Saudara sekalian! Kita telah mendapat tambahan 200.000 pasukan! Saatnya meraih kejayaan dan kemenangan! LAKUKAN SERANGAN TOTAL DI SEMUA GARIS DEPAN!"
Prajurit dan perwira An Ye yang tahu kekuatan mereka bertambah seperlima langsung bersorak-sorak menerjang maju. Dalam pandangan mereka, 12 juta kapal perang di pihak mereka melawan 3 juta kapal musuh jelas bisa mematikan lawan. Tak perlu lagi frustasi melihat pasukan musuh mundur ke belakang garis pertahanan untuk perawatan setelah cedera mencapai tingkat tertentu.
Berani hanya mengirim sedikit pasukan menghadang di depan kami? Kali ini harus menghancurkan pasukan musuh di garis depan langsung! Lihat mereka mau mundur ke mana lagi untuk perbaikan!
Mendeteksi serangan total musuh, Komandan Zona C kembali tersenyum. Tangannya diangkat lalu diayunkan keras sambil berteriak: "Serangan total seluruh pasukan!"
Meski prinsipnya mundur satu kapal maju dua, jika jumlah pasukan masih sama seperti sebelumnya, armada cadangan tak perlu menunggu lama. Tapi kini dengan jumlah pasukan yang bertambah dua kali lipat, waktu tunggu armada cadangan tetap sama menyebalkan seperti dulu.
Terutama kapal perang yang dipindahkan dari zona lain, yang awalnya di zona asal termasuk armada cadangan. Mereka mengira bisa bersenang-senang di sini, tapi malah menjadi cadangan dari cadangan. Bukan sekadar frustasi, tapi menunggu sampai kepala panas.
Sekarang setelah komandan mengeluarkan perintah serangan total, armada cadangan yang sudah tak sabar menunggu langsung menerjang ke garis depan seperti banteng birahi yang mengeluarkan asap panas.
Teleskop elektronik Pasukan An Ye langsung kewalahan. Di layar terlihat data digital pasukan musuh melonjak gila-gilaan, akhirnya berhenti di angka yang membuat Laksamana Serigala dan para perwira terkejut tercengang: lebih dari 5,87 juta.
"Pasukan pengintai sialan! Katanya cuma sekitar dua juta? Ini bagaimana? Pasukan musuh di sini ternyata punya kekuatan hampir enam juta!" Laksamana Serigala sama sekali kehilangan sikap sopan layaknya perempuan, melompat sambil mengumpati.
“Laksamana, apa yang harus kami lakukan sekarang? Apakah perlu mundur?” Asisten komandan bertanya dengan hati-hati kepada Laksamana Serigala.
Sesuai dengan reputasi komandan pasukan elit, Laksamana Serigala cepat pulih: "Tidak, kita tidak boleh mundur. Beri perintah kepada pasukan untuk bertahan mati-matian."
“Tapi... Bagaimana mungkin 10 juta pasukan kami bisa mengalahkan 6 juta pasukan Tang Besar? Apalagi intelijen kita sangat meleset. Jumlah pasukan musuh di wilayah Laksamana Harimau dan Macan pasti juga tidak akurat.” Asisten itu mengingatkan dengan cemas.
“Benar. Jumlah musuh di dua front itu pasti salah. Intelijen awal menyebut pasukan penjaga Tang hanya sekitar 6 juta. Kesalahan sebesar ini mustahil terjadi, mengingat dinas intelijen Kekaisaran Malam bukanlah pemakan gaji buta.
“Meski demikian, karena kemampuan penyamaran kapal perang Tang, kita harus mengasumsikan jumlah mereka digandakan - perkiraan pasukan penjaga Tang sekitar 10 juta.”
“Setelah mendengar perkataan Laksamana Serigala, para perwira mengangguk tanda setuju. Mereka masih cukup percaya pada kemampuan dinas intelijen Kekaisaran Malam.
“Saat ini di wilayah kita sudah ada 6 juta pasukan musuh yang dikonfirmasi. Bisa dikatakan, gabungan pasukan musuh di dua lokasi lain maksimal sekitar 4 juta hingga 5 juta. Di Ibu Kota seharusnya lebih banyak, mungkin sekitar 2 juta hingga 3,5 juta.
“Sedangkan di wilayah Laksamana Harimau hanya ada 1,5 juta hingga 2,5 juta pasukan. Angka ini sesuai dengan hasil penyelidikan ulang dari kedua laksamana.
“Tentu saja, tidak menutup kemungkinan ada pasukan tersembunyi di kedua lokasi itu seperti di sini. Tapi jumlahnya pasti tidak banyak, karena pasukan utama mereka sudah terkonsentrasi untuk menghancurkan pasukan kita. Jika kekuatan mereka memang besar, pasti akan menyerang dari dua front sekaligus, bukan seperti sekarang yang hanya serangan gencar di wilayah kita, sementara dua front lain cuma serangan tembak-menembak biasa.
“Jadi selama Laksamana Harimau bisa menghancurkan musuh di wilayahnya lalu segera bergabung untuk menghancurkan musuh di sini, kemenangan tetap akan menjadi milik kita.”
Laksamana Serigala berkata dengan penuh semangat: "Karena itu sekarang yang harus kita lakukan adalah bertahan! Asalkan bisa bertahan sampai kedatangan Laksamana Harimau, kemenangan pasti menjadi milik kita!"
"Siap!" Semangat para perwira kembali membara, mereka segera kembali menjalankan tugas masing-masing.
Mendapatkan laporan ini, baik Laksamana Harimau maupun Laksamana Macan terkejut. Mereka segera melakukan pengintaian menyeluruh terhadap pasukan musuh. Kali ini jumlah yang terdeteksi berbeda dengan data sebelumnya - di sektor Laksamana Harimau terdeteksi 1,8 juta musuh, sedangkan di wilayah Laksamana Macan mencapai 3 juta lebih.
Dua laksamana ini sambil memukul sistem teleskop elektronik dengan kesal, bergumam pelan: "Perhitungan data digital dari teleskop elektronik ini memang tidak akurat. Tapi jika kita ambil rata-rata dan disesuaikan dengan prediksi Laksamana Serigala, diperkirakan di wilayah Laksamana Harimau ada 1,5-2 juta musuh, sedangkan di area Laksamana Macan sekitar 2,5-3 juta pasukan musuh."
Setelah mendapatkan harga psikologis ini, Laksamana Harimau berencana menggunakan 8 juta unit untuk melawan pasukan musuh di depan. Dengan keunggulan jumlah 4:1, bahkan jika tingkat kerusakan 1:1, setelah perang dirinya masih akan memiliki 600.000 Kekuatan Militer, cukup untuk bekerja sama dengan 1,2 juta pasukan Laksamana Serigala menghabisi 600.000 pasukan musuh tersebut.
Sedangkan di sisi Laksamana Macan masih mempertahankan status tembak-menembak. Dia tidak sebodoh itu - meskipun musuh hanya 200.000, dia tidak berniat merebutnya sendirian.
Tempat apa yang mereka jaga? Itu adalah Ibu Kota Dinasti Tang!
Armada apa yang menjaga Ibu Kota? Pasti pasukan paling elit dari seluruh korps! Tingkat kerusakan 1:1 mustahil terjadi di sini. Lebih baik menunggu dua laksamana lain menghancurkan pasukan musuh mereka dulu, baru bersama-sama menghancurkan kelompok musuh di depan mata ini. Lagi pula dalam tembak-menembak saat ini, musuh tidak bisa menyebabkan kerusakan signifikan.
Maka kedua laksamana tersebut bertindak sesuai pemikiran masing-masing. Laksamana Harimau mulai melancarkan serangan gencar terhadap pasukan musuh di seberang, namun terkendala oleh topografi Zona B. Seberapapun gencarnya serangan, tidak bisa memberikan kerusakan penting pada Korps Tang. Pasukan penjaga Zona B Tang yang dilengkapi stasiun perbaikan, dengan tenang berhasil memblokir serangan Laksamana Harimau.
Sedangkan di sisi Laksamana Macan, tidak perlu dijelaskan lagi, tetap saling tembak-menembak.
Melihat aksi lawan seperti ini, Mayjen dari markas besar militer Tang tak bisa menahan tawa. Perwira staf di sampingnya bertanya: "Ke mana pasukan mobile akan dikirim?"
Mayjen langsung menjawab tanpa pikir panjang: "Kirim ke Zona C, kumpulkan kekuatan superior untuk menghancurkan kelompok musuh itu!"
Perwira staf yang telah melihat laporan intelijen, mengetahui Zona A dan B tidak bermasalah, sangat menyetujui perintah Mayjen. Saat perintah sampai ke pasukan mobile, satu juta pasukan elit yang terkepung ini segera bersorak-sorak menerjang ke Zona C.
Komandan yang memimpin pertempuran di Zona C telah menyadari dirinya hampir meraih kemenangan, namun kurang sedikit kekuatan untuk menghancurkan formasi pasukan musuh. Saat seratus ribu pasukan baru bergabung di bawah komandonya, perasaan bahagia bagai turun dari langit langsung memenuhi hatinya. Pasukan baru ini segera dikerahkan ke titik genting pertempuran.
Laksamana Serigala yang sudah bertahan mati-matian, langsung runtuh setelah mendapat serangan gencar dari pasukan baru Korps Tang.
Menghadapi total tujuh juta pasukan Tang yang telah menguasai banyak posisi penting dan memecah-belah formasi tempurnya, Laksamana Serigala dengan pasrah memberi perintah mundur karena keunggulan jumlah pasukan sudah tidak ada.
