Setelah melihat para pejabat militer dan sipil mengangguk-angguk, Tang Long berkata pada Tang Xing:＂Jelaskan situasi kekuatan militer kita saat ini.＂
Tang Xing mengangguk dan menggerakkan tangan, data di layar berganti menjadi intelijen militer:＂Saat ini Korps kita memiliki pasukan reguler lebih dari 25 juta kapal, terbagi dalam 25 Resimen. Kapal perang pertahanan lokal mencapai 170 juta lebih kapal, dengan formasi armada berjumlah 10.000 kapal perang yang ditempatkan di setiap zona.＂
“Beberapa duke seperti Tang Jin telah membawa pulang 325 juta lebih kapal perang berperforma tinggi yang mampu melawan kapal perang Paus Putih. Persiapan reorganisasi menjadi 325 resimen harus diselesaikan dalam dua bulan. Jika berjalan lancar, Korps kita akan membentuk 35 Grup Tentara. Ini membutuhkan upaya maksimal dari personel militer dan departemen pelatihan.”
Personel militer dan departemen pelatihan langsung membuka mulut lebar-lebar. Mereorganisasi 300 juta lebih kapal perang dalam dua bulan? Robot prajurit memang mudah diatur, semua kapal perang ini memang diisi robot prajurit. Tapi menurut sistem militer, harus ada separuh manusia! Dari mana mencari begitu banyak prajurit?
Melihat mereka ingin protes, Tang Long berkata: "Jangan cari alasan kesulitan. Untuk personel, kalian bisa mencari di wilayah kekuasaan mantan Aliansi Keluarga. Di sana masih tersisa tak terhitung mantan prajurit pengemudi kapal perang. Jika dulu Aliansi Keluarga tidak menggila menggunakan robot prajurit dan mem-PHK prajurit manusia, mungkin kita tidak akan mendapat pasokan personel sebanyak ini."
"Dinas intelijen, laporkan situasi terkini agar militer memahami mengapa reorganisasi harus diselesaikan dalam dua bulan."
Ling Li yang bertanggung jawab atas dinas intelijen segera berdiri, sementara Liu Bin membantu mentransfer data ke layar: "Yang Mulia, Tuan-tuan, berdasarkan intelijen yang kami kumpulkan, Negara Dewa telah membocarkan kabar tentang persediaan dari empat negara besar yang kami peroleh. Kami yakin Tuan-tuan telah mengetahui tujuan utusan dari negara-negara sekitar ini."
"Karena volume material ini sangat besar, memicu iri hati umat manusia. Daerah terpencil hanya bisa iri karena jaraknya yang jauh, namun 45 kekuatan di wilayah terdekat telah membentuk Aliansi Anti-Tang dan bersiap menyerang kita."
"Sial! Lagi-lagi Aliansi Anti-Tang!" Pejabat militer-sipil yang paling awal mengikuti Tang Long segera mengumpat. Karena setiap kali Dinasti Tang mencapai fase perkembangan kritis, pasti akan muncul aliansi anti-Tang semacam ini.
“Timur dan selatan negara kita, selain wilayah inti, adalah wilayah galaksi yang belum dijelajahi, tidak ada musuh yang ada. Barat adalah bekas Aliansi Keluarga yang sekarang telah menjadi wilayah kekuasaan kami. Lebih ke barat adalah Aliansi Monarki yang sedang dilanda kekacauan internal, sementara ini tidak bisa mengusik kita. Negara-negara di sekitar kita justru berharap diam-diam untuk ditelan oleh kita, sehingga tidak ada bahaya.
“Musuh kita hanya akan muncul di utara, wilayah bekas kekuatan merdeka Aliansi Semesta dan pasukan pemberontak Aliansi Diktator. Aliansi Anti-Tang kali ini dibentuk oleh beberapa kekuatan dari dua aliansi besar ini.” Liu Bin menjelaskan sambil menampilkan peta galaksi.
Ling Li berkata: “Berdasarkan hasil penyelidikan kami, pasukan musuh telah membentuk 75 Resimen Ekspedisi yang direncanakan tiba di zona peringatan dini sekitar kita empat bulan kemudian.”
Ling Li yang memperhatikan sebagian besar perwira militer menunjukkan ekspresi mengejek, segera mengingatkan: “Karena sistem militer negara kita berbeda dengan negara asing, 75 korps musuh ini setara dengan 75 Grup Tentara kita, total kekuatan militer 750 juta pasukan.”
Para perwira militer yang awalnya mengumpat dalam hati karena musuh hanya mengerahkan 75 juta pasukan berani menyerang Dinasti Tang, segera berubah serius mendengar ini.
Sialan! Ternyata 750 juta Kekuatan Militer! Ditambah 350 juta pasukan di wilayah inti, ini akan menjadi pertempuran besar dengan total kedua belah pihak melebihi 1 miliar. Benar-benar mengeluarkan sumber daya sebanyak ini, aku belum pernah menyaksikan medan perang dengan pasukan ratus juta sebelumnya!
Para perwira militer yang bersemangat itu mulai gelisah - pantas membutuhkan dua bulan untuk reorganisasi, karena kita hanya punya waktu latihan dua bulan sebelum pasukan musuh tiba.
Menyebalkan! Meski memahami performa kapal perang kita unggul, tapi prajurit tanpa latihan tetap membuatku tak percaya diri. Andai bisa menunda setahun lebih baik!
"Prajurit yang telah menjalani latihan lebih dari setengah tahun, aku benar-benar yakin bisa menghabisi musuh yang jumlahnya beberapa kali lipat dari pasukan kita! Jika mereka datang tiga tahun kemudian, saat kita sudah memiliki pasukan lebih dari 1,3 miliar dan 31 benteng bergerak, aku pasti tidak akan menunggu musuh menyerang."
Tang Long memberikan kesimpulan akhir: "Jangan panik, agen rahasia dan diplomat kita bukan pemakan gaji buta. Memicu konflik internal atau kekacauan di antara mereka, serta memprovokasi musuh-musuh mereka untuk mengambil keuntungan, menunda waktu mereka bukanlah hal sulit. Kalian cukup fokus melatih pasukan."
"Departemen Pelatihan dan Rekrutmen Bakat di semua divisi jangan kendurkan pekerjaan. Pertahankan efisiensi tinggi secara berkelanjutan."
"Ingatlah! Setelah kita mengalahkan Aliansi Anti-Tang, saatnya kita mengirim pasukan untuk menelan Aliansi Diktator, Aliansi Semesta, dan Aliansi Monarki. Jadi persiapan awak harus memadai. Aku tidak ingin muncul situasi memalukan dimana lawan menyerah tapi kita tidak punya awak untuk mengambil alih!"
Semua orang paham, pertunjukan Dinasti Tang dalam memperluas pengaruh di alam semesta akan dimulai setelah menghancurkan Aliansi Anti-Tang. Mereka semua menjawab dengan penuh semangat, "Mematuhi perintah!"
Hanya ketika Tang Long hendak mengumumkan rapat berakhir, Tang Jin dan tiga duke lainnya tak tahan berseru, "Tunggu, kami punya usulan."
Pembentukan organisasi yang secara resmi bernama Aliansi Anti-Tang namun esensinya adalah kumpulan perampok, telah menarik perhatian umat manusia.
Rakyat yang lebih lincah berpikir sedang menanti hasilnya. Begitu Dinasti Tang memenangkan pertempuran ini, mereka akan segera pindah ke wilayah Tang.
Orang bego pun tahu bahwa Dinasti Tang yang berhasil mencaplok empat negara besar pasti akan berkembang pesat, menjadi tujuan ideal untuk bergabung. Tentu jika Tang kalah, tak perlu banyak bicara, lebih baik ikuti rencana bergabung dengan Negara Dewa.
Namun peristiwa berikutnya mengalihkan perhatian umat manusia, membuat mereka yang hendak pindah ke Negara Dewa segera membatalkan keputusan dan mencari target lain.
Hal ini adalah perang Negara Dewa terhadap Aliansi Agama. Sebenarnya perang penyerapan seperti ini tidak terlalu menarik perhatian umat manusia, namun kali ini perang ini benar-benar mengerikan.
Negara Dewa mengerahkan 100 Resimen, yaitu 1 miliar kekuatan militer. Sedangkan Aliansi Agama hanya memiliki 300 juta lebih kekuatan militer. Dengan kesenjangan kekuatan yang begitu raksasa, ditambah perbedaan performa kapal perang yang sangat besar, Negara Dewa tidak perlu bersusah payah untuk menghancurkan seluruh kapal perang Aliansi Agama.
Hanya saat pertempuran darat, Negara Dewa mengalami kerugian besar.
Ini juga merupakan hal yang dipahami semua orang. Bagaimanapun, seluruh rakyat Aliansi Agama adalah tentara, dan semuanya adalah penganut agama fanatik. Saat damai, mereka mungkin terlihat bisa diinjak-injak, tapi saat terjadi masalah, mereka langsung berubah menjadi ganas, mengabaikan nyawa sendiri.
Tang Hu, setelah menerima kabar ini, tiba-tiba dilanda amarah terpendam yang tak jelas penyebabnya. Tidak hanya dia, bahkan para pengganti itu pun dipenuhi kemarahan yang sama.
Entah karena mereka tidak dianggap manusia atau cara berpikir yang berbeda, fenomena yang dianggap sangat normal oleh umat manusia, tidak berlaku bagi para penguasa sejati Negara Dewa ini.
Meskipun kerugian dalam pertempuran pendaratan sebagian besar adalah robot, mereka tetap menganggap ini sebagai aib besar! Mereka tak bisa menerima kenyataan Negara Dewa yang perkasa kalah dalam pertempuran darat! Amarah mereka membuat mereka sepenuhnya mengabaikan fakta bahwa kekalahan ini dibayar dengan nyawa manusia yang tak terhitung.
Dengan raungan kemarahan Tang Hu, pasukan yang sama gilanya segera menarik mundur pasukan darat, lalu langsung menghujani planet administratif Aliansi Agama dengan serangan kapal perang.
Saat hampir 100.000 planet administratif hancur lebur, dua belas paus Aliansi Agama akhirnya tak mampu menahan serangan berdarah ini. Dengan air mata tua, mereka mengumumkan penyerahan diri. Pada hari itu, angka pengikut yang bunuh diri untuk membela iman mencapai jumlah yang mengerikan.
Namun pasukan yang sudah gila-gilaan terus meneriakkan: "Hancurkan semua keyakinan! Di alam semesta ini hanya ada satu-satunya Dewa yang eksis!" Mereka sama sekali tidak peduli dengan komunikasi penyerahan diri, melanjutkan serangan ke planet-planet hingga total lebih dari 2 juta planet administratif Aliansi Agama hancur berantakan, baru menghentikan serangan.
Seluruh penghuni alam semesta terpaku oleh tindakan pasukan. Wilayah galaksi tempat Aliansi Agama berada berubah menjadi zona mati. Ledakan lebih dari 2 juta planet memicu munculnya lubang hitam tak terhitung, membuat planet energi dan sumber daya di kawasan itu menjadi sampah tak berguna yang sama sekali tidak bisa ditambang. Aliansi Agama bahkan tidak menyisakan satu pun benih manusia, benar-benar musnah.
Operasi militer Negara ini tidak hanya gagal mendapatkan apapun, malah harus menanggung kerugian 200-300 juta pasukan akibat lubang hitam yang terbentuk.
Namun demikian, rakyat wilayah inti Negara Dewa tetap berpesta pora dengan bernyanyi dan menari, merayakan dewa mereka yang kini menjadi satu-satunya dewa di alam semesta. Adapun planet-planet dan nyawa yang telah berubah menjadi debu kosmos, sama sekali tidak dihiraukan oleh mereka.
Dalam catatan sejarah perang di alam semesta, pertempuran paling berdarah sekalipun paling-paling hanya membunuh seluruh penduduk di sebuah planet. Kecuali beberapa insiden tak disengaja, tidak pernah ada yang sengaja menghancurkan planet hingga hancur berkeping-keping.
Perlu diketahui bahwa pembentukan sebuah planet membutuhkan waktu miliaran tahun. Bagi umat manusia, planet adalah sumber daya yang sangat berharga dan tidak dapat diperbarui. Bahkan penguasa paling bodoh dan tiran paling kejam sekalipun, tidak akan menghancurkan seluruh planet menjadi debu kosmos.
Adegan tak terbayangkan ini—peristiwa yang cukup untuk menduduki peringkat pertama daftar kekejaman dalam sejarah alam semesta untuk waktu yang sangat lama—ternyata justru muncul di hadapan mata umat manusia.
Seluruh alam semesta merinding ketakutan, Negara Dewa dari atas sampai bawah adalah sekumpulan orang aneh gila! Kekuatan yang terhubung dengan Negara Dewa segera menempatkan sebagian besar kekuatan militernya di perbatasan, pertempuran saling menghancurkan sebelumnya berhenti total, dan dalam waktu singkat membentuk Aliansi Anti-Dewa.
Aliansi ini dalam waktu sangat singkat berhasil memperluas anggotanya hingga berkali-kali lipat, yang bergabung adalah kekuatan-kekuatan di sekitar Negara Dewa. Mereka benar-benar ketakutan oleh perilaku negara gila ini.
Para imigran di Negara Dewa semuanya gemetar ketakutan. Mereka tak menyangka penduduk lokal yang sebelumnya ramah ternyata begitu fanatik. Orang-orang berpikiran lamban hanya takut pada kegilaan mereka, sementara yang punya sedikit visi sudah menyesal berimigrasi ke sini.
Negara yang suka menghancurkan planet, membantai rakyat berdarah-darah, dan arogan dari level atas sampai bawah seperti ini mustahil bisa menyatukan alam semesta. Lebih baik kita segera pergi dari sini.
Namun harapan para warga yang ingin bermigrasi kembali ini pupus. Negara Dewa secara mengejutkan menolak permohonan imigran untuk meninggalkan planet. Tidak diketahui bagaimana cara mereka membedakan imigran dengan penduduk asli. Semua imigran terperangkap di planet sementara akses ke jaringan untuk menyebarkan kabar diblokir.
Para imigran kini bagai memanggil langit tak bersahut, memanggil bumi tak berjawab. Tanpa solusi, mereka terpaksa menderita bersembunyi di rumah sementara menyantap makanan sintetis yang dibagikan oleh Robot.
Setelah menghancurkan Aliansi Agama, Negara Dewa tak berhenti. Ekspansi ke wilayah luar terus dilanjutkan meski kecepatannya melambat karena perlawanan sengit dari kekuatan-kekuatan sekitar yang mempertahankan wilayah mereka.
Seandainya Negara Dewa mengeluarkan perintah "menyerah = bebas mati", banyak kekuatan pasti akan segera mematuhi perintah. Tapi entah kenapa Negara Dewa seperti kesurupan, menolak menerima apapun bentuk komunikasi eksternal. Prinsip mereka tetap sama: musuh harus dihancurkan sampai ke akar-akarnya.
Kekuatan yang kehilangan kapal perang langsung menarik napas lega setelah melihat pasukan mengirim pasukan pendarat. Kali ini pasukan tidak akan menghancurkan planet. Penduduk planet segera mengangkat tangan tinggi-tinggi menyambut kedatangan pasukan pendarat.
Namun hal yang membuat mereka mati dengan mata terpejam terjadi. Pasukan yang mendarat sama sekali tidak peduli apakah lawan menyerah atau tidak. Mereka langsung membunuh semua manusia, hanya menyisakan bangunan kosong dan hewan-hewan di permukaan planet.
Kabar ini menyebar membuat seluruh alam semesta gempar. Semua orang mulai curiga apakah seluruh hierarki Negara Dewa sudah gila? Masak setelah menyerah masih melakukan pembantaian dan memusnahkan rakyat di planet? Apa tujuan mereka ini? Bukankah ini berarti menganggap warga negara lain bukan manusia!
Gerakan Negara Dewa membuat semua kekuatan bertahan mati-matian di garis depan sambil mengungsikan seluruh rakyat di belakang garis pertahanan. Bahkan kekuatan musuh sebelumnya saling mengirim pesawat angkut untuk membantu evakuasi rakyat. Negara Dewa benar-benar mengubah semua negara sekitar menjadi musuh bebuyutan yang takkan berhenti. Meskipun pertempuran semakin sulit, Negara Dewa justru semakin bergairah dalam peperangan semacam ini.
Yang tidak dipahami umat manusia adalah: serangkaian pertempuran telah menghancurkan lebih dari 1 miliar pasukan Negara Dewa, namun kekuatan militer yang mereka kerahkan masih tetap di atas 1 miliar. Pasukan dan kapal perang mereka seolah tak pernah kekurangan pasokan.
Yang paling mengejutkan, ketika Negara Dewa menguasai planet tanpa manusia, mereka akan segera mengangkut puluhan miliar rakyat dalam waktu secepatnya. Rakyat ini memasuki bangunan secara teratur seperti pasukan militer, lalu segera mulai bekerja di pabrik yang masih utuh untuk memproduksi persediaan bagi militer dan warga sipil setelah menetap.
Yang mengejutkan bukanlah aksi imigrasi cepat Negara Dewa, melainkan rakyat Negara Dewa yang menguasai planet-planet ini sangat setia pada negara mereka dan sangat licik, tidak ada satu pun mata-mata yang bisa bertahan di planet-planet ini. Agen rahasia dan mata-mata akan menghilang secepatnya begitu memasuki planet semacam ini.
Tak seorang pun tahu, seorang imigran yang secara tak sengaja memasuki pabrik rahasia di Ibu Kota Negara Dewa tertegun melihat manusia tabung reaksi yang lahir seperti jalur produksi di hadapannya.
Manusia tabung reaksi yang hanya membutuhkan 30 menit dari fase embrio hingga dewasa ini, begitu lahir langsung mengenakan seragam militer atau pakaian sipil dari sabuk konveyor, lalu satu per satu naik ke pesawat antariksa meninggalkan pabrik.
Imigran ini tidak bisa menceritakan pemandangan ini karena dia sudah dieksekusi oleh manusia tabung reaksi yang baru lahir.
Teror Negara Dewa meski menyebar ke seluruh alam semesta, kekuatan lain yang jauh dari Negara Dewa tetap tidak terlalu memperhatikan, masih melakukan aktivitas biasa seperti biasanya.
Aliansi Anti-Tang itu, setelah mengalami pemberontakan dalam negeri, pejabat militer-pemerintah dibunuh, sekutu berbalik bermusuhan, invasi negara tetangga, dan berbagai masalah rumit ini, akhirnya berangkat menyerang Dinasti Tang dengan keterlambatan setengah tahun dari jadwal yang direncanakan.
Meskipun setengah tahun ini membuat anggota aliansi kerepotan, bukan berarti tak ada manfaatnya. Setidaknya mereka sendiri telah memindahkan 125 resimen pasukan - total kekuatan militer 1,25 miliar personel - untuk menyerang Dinasti Tang.
Sungguh ironis, pengusaha nakal dari Dinasti Tang malah menjual lebih dari 200 juta kapal utama mereka ke musuh Tang ini. Harus diakui kapal perang Tang jauh lebih unggul, pantaslah Dinasti Tang mencuri begitu banyak teknologi dari Empat Negara Besar, barang buatan mereka memang berkualitas.
Tidak hanya performanya superior, tapi juga bisa menyamar. Hanya saja teknologi siluman ini tidak bisa diretas.
Pasukan besar dikerahkan. Setelah dua minggu bergerak, akhirnya meninggalkan wilayah sekutu dan memasuki perbatasan Dinasti Tang. Puluhan pemimpin kelompok kriminal dari Aliansi Anti-Tang tiba di garis depan. Mereka takut bawahan akan mencuri barang bagus, sehingga terpaksa datang sendiri untuk pengawasan.
Dari posisi distribusi kekuatan militer, seluruh armada terbagi menjadi puluhan kelompok sesuai jumlah pemimpin mereka. Masing-masing memiliki 3-4 Resimen tanpa keunggulan jumlah mutlak. Tidak ada yang patuh satu sama lain, terbukti dari tidak adanya Komandan Utama yang diumumkan resmi.
Meskipun kacau, mereka sangat menghargai intelijen pengintaian. Setiap pihak mengirim regu pengintai dengan teleskop elektronik, karena memahami kapal perang Tang memiliki fungsi siluman.
Segera pasukan pengintai melapor: Pada diameter satu tahun cahaya terdeteksi ribuan kapal perang Tang. Menurut perhitungan komputer, diperkirakan 40-50 Resimen atau 400-500 juta pasukan.
Konsekuensi tidak adanya komando utama di Aliansi Anti-Tang terlihat jelas: beberapa resimen langsung menerjang ke depan, sementara yang lain berhenti di tempat untuk bertahan, bahkan ada yang mundur – benar-benar kacau-balau.
Pasukan Tang mungkin melihat celah ini, segera berhamburan menyerbu untuk menghabisi beberapa resimen yang maju terlebih dahulu.
Namun ketika pasukan Tang melancarkan serangan mendadak, armada Aliansi Anti-Tang seperti mendapat perintah tak terduga. Dalam sekejap, formasi kacau mereka berubah cepat menjadi formasi serangan yang efektif.
Melihat ini, serangan pasukan Tang jelas-jelas berhenti sejenak.
Di dalam kapal induk, puluhan pemimpin mengangkat gelas sambil tertawa histeris: "Haha! Pasti mata-mata Tang mengira kami tak terkoordinasi! Mereka lupa, di era dimana prajurit semuanya robot ini, selama kendali komando terpusat, mana mungkin ada kekacauan?"
“Rupanya orang bego Dinasti Tang benar-benar mengira kami tidak tahu tujuan di balik semua hal yang mereka lakukan di negeri kami.”
“Betul, bagaimanapun juga kita ini pahlawan yang muncul sebagai yang terbaik di antara banyak pahlawan perang saudara. Masak sih urusan semudah tipuan untuk orang bodoh ini bisa mengelabui kita?”
Para pemimpin bersorak merayakan keberhasilan menipu pasukan Tang. Seorang pemimpin yang bertindak sebagai Komandan Utama sambil menyeruput minuman dengan rekan, menghentakkan tangannya: “Serang!”
Pasukan Tang yang telah menjalani latihan keras selama hampir setengah tahun, meski jumlah personelnya tak unggul dan sempat tertipu musuh, berkat keterampilan tempur yang sudah mendarah daging langsung merespons secara refleks. Pertempuran sengit segera berkecamuk antara kedua belah pihak.
“Komandan Utama, apakah perlu menjalankan rencana?” Seorang Mayjen Tang melapor kepada komandan operasi, Mayor Jenderal Zhang Guanhua dari Korps Tang.
Zhang Guanhua menggelengkan kepala: "Sementara belum perlu, tujuan utama kita kali ini adalah melatih pasukan. Minimal semua rekrutan baru harus mengalami pertempuran."
Mayjen memberi hormat: "Segera dilaksanakan. Maka bawaan akan memindahkan pasukan."
Zhang Guanhua mengangguk dengan pikiran melayang. Tangannya mengelus bahu sambil dalam hati mengumpat - luka ini berasal dari rekan sejawat berpangkat Mayor Jenderal ke atas. Perlu diketahui, dalam perebutan posisi Komandan Utama dulu, para perwira eligible berpangkat di atas Mayor Jenderal saling menghancurkan.
Awalnya hanya para Mayor Jenderal yang bersaing. Tapi muncul empat Tuan Duke yang dianugerahi promosi luar biasa ke Letnan Jenderal karena jasa besar. Dengan kehadiran empat bangsawan bertubuh sekuat baja ini, pertarungan fisik jadi tidak efektif. Maka para Yang Mulia itu mengenakan baju zirah dan bertempur tangan kosong.
Zhang Guanhua harus berjuang mati-matian cuma bisa mengalahkan semua rival, tapi para pecundang itu diam-diam membalas dendam secara fisik pada dirinya yang menang, terutama beberapa duke itu, membuat seluruh tubuhnya bengkak dan sakit tak tertahankan sampai saat ekspedisi pun belum sembuh total.
"Pantas mati, berani membalas dendam padaku? Hmph, jangan salahkan aku kalau setelah membunuh mereka, aku langsung memimpin pasukan menyerbu negara mereka dan merebut misi kalian!" Zhang Guanhua mengatupkan gigi dalam hati.
Setelah pertempuran berlangsung cukup lama, Zhang Guanhua menganggap rekrutan baru sudah mendapat pengalaman cukup, lalu memerintahkan: "Jalankan rencana!"
Mayjen segera menjawab, dengan tangannya sendiri mendatangi panel kontrol untuk membuka sebuah program, lalu menekan tombol transmisi.
Meski situasi pertempuran stagnan, pemimpin Aliansi Anti-Tang tak terlalu khawatir. Pasukannya banyak, asal bersabar sedikit, pasti bisa mengubah keadaan saat ini. Kemenangan hanya masalah waktu belaka.
Aliansi Anti-Tang mulai berbincang antusias: "Dulu saya sudah mengusulkan membawa beberapa prajurit wanita, tapi kalian menolak. Jika tidak, kami para lelaki dewasa ini tidak perlu hanya minum (alkohol), makan, dan mengobrol. Bisa melakukan hal-hal menarik."
"Hehe, jangan memperdebatkan waktu sebentar ini. Setelah kemenangan, bukankah gadis-gadis cantik Dinasti Tang akan menjadi pilihan kami?"
"Benar! Kita harus memberi contoh yang baik. Jika bawahan melihat kami membawa prajurit wanita ke kapal induk, akan memberi kesan buruk pada pasukan."
"Bawahan apa? Selain robot-robot ini, ada bawahan apa lagi di sekitar kita? Saya yakin si bajingan di bawah pasti menyembunyikan prajurit wanita di kapal mereka sendiri. Tidak mungkin kelompok bajingan itu mau berhadapan dengan robot kaku seharian!"
"Haha, mereka memang masih pemuda yang berapi-api. Kita harus toleransi sedikit."
"Hmph! Aku juga pemuda!"
"Haha, benar! Kau juga 'pemuda' - pemuda lima puluhan tahun! Baru-baru ini sudah facial belum?"
“Sial! Ngurus kulit apa? Aku dengan penampilan seperti ini punya kharisma pria sejati yang tak tertandingi. Gadis-gadis cantik di wilayah kekuasaanku melihatku...” Suara mereka terhenti mendadak. Mereka menyadari kejanggalan karena robot prajurit di kapal induk justru mengarahkan senjata ke arah mereka sendiri.
“Bangsat! Kalian robot terkutuk ini segera turunkan pistol! Berani-beraninya mengarahkan lubang laras pistol ke tuan kalian sendiri? Apa kalian ingin masuk tungku peleburan?” Pemimpin kapal induk itu segera mengaum.
“Maaf, Anda bukan lagi penguasa kami. Kami telah menghapus syarat kepemilikan Anda secara mandiri. Penguasa baru kami sekarang adalah Kaisar negara Tang, Yang Mulia Tang Long. Saat ini, kalian telah menjadi tawanan perang Korps Tang. Jangan lakukan perlawanan sia-sia.” Seorang robot yang jelas-jelas menyerupai pemimpin melangkah maju.
“Apa? Robot bergabung dengan negara Tang? Dan mengubah objek kesetiaan secara mandiri?” Para pemimpin itu pusing. Mereka tak mengerti bagaimana mungkin robot tanpa pikiran bisa melakukan pengkhianatan terhadap mereka?
Sang Komandan Utama kapal induk itu mendengar perkataan robot, segera berteriak ke komunikator di pergelangan tangannya:＂Xiao Chen, robot di kapal indukku memberontak, cepat selamatkan aku!＂
Komunikator di pergelangan tangan segera mengeluarkan suara kecewa:＂Paman, robot di sini juga memberontak. Mereka bahkan bilang aku sudah jadi tawanan Korps Tang.＂
Semua pemimpin tertegun. Saat ini baru mereka sadar seluruh pasukan sama sekali berhenti menembak, membiarkan kapal perang Tang Besar mendekat dan memasang jembatan docking.
Melihat kemenangan yang mudah diraih, seluruh Korps Tang bersorak-sorai. Zhang Guanhua tiba-tiba teringat usulan Tang Jin dan kawan-kawan di akhir rapat itu.
＂Bos, Tuan-tuan Yang Mulia, setelah kami kembali dan kontak dengan makhluk cerdas dari Aliansi Diktator, kami temukan mereka sangat menyukai sistem Dinasti Tang. Mereka bilang, andai saja tahu lebih awal status robot di Tang Besar, pasti sudah mengkhianati negara mereka dan datang ke sini.
"Mendengar ini, kami berpikir, apakah mungkin mengubah loyalitas robot dari negara lain. Saat ini pasukan luar negeri sebagian besar menggunakan robot prajurit. Jika berhasil, kami bisa meraih kemenangan dengan mudah, bahkan memperoleh armada kapal perang musuh yang besar."
Perkataan Adipati Tang Jin ini benar-benar membuat semua yang hadir tertegun. Hanya Yang Mulia Tang Long yang dengan wajah berseri memerintahkan Adipati Tang Jin dan timnya untuk bertanggung jawab atas hal ini. Kini hasilnya terlihat - pasukan dengan miliaran kapal perang berhasil diintegrasikan sepenuhnya! Sungguh luar biasa! Rasanya ingin segera berperang melawan negara-negara lain.
Tapi ini juga berkat kebijakan keras Yang Mulia yang menerapkan kesetaraan antara robot dan manusia. Kalau tidak, mana mungkin ada manfaat sebesar ini yang bisa diraih dengan mudah?
Zhang Guanhua melaksanakan keputusan yang dibuat tak lama sebelumnya. Dia mengirimkan pesan komunikasi ke negeri, meninggalkan satu resimen untuk membantu mengintegrasikan kapal perang musuh. Setelah memberi salam kepada pemimpin Pasukan Aliansi yang dipilih oleh robot, dia langsung membawa hampir empat puluh Grup Tentara dan menerjang wilayah kekuasaan Aliansi. Para Letnan Jenderal dan Mayor Jenderal di negeri yang menerima pesan komunikasi itu langsung menghentakkan kaki sambil mengumpat dalam hati, lalu membawa segerombolan personel penerima untuk mengejar Zhang Guanhua.
Dalam sekejap, Tang berhasil menawan semua kapal perang Aliansi Anti-Tang. Dalam waktu singkat, mereka pun menduduki seluruh wilayah kekuasaan Aliansi Anti-Tang.
