Di bawah langit biru dengan awan putih bertebaran, sepuluh orang menunggang empat naga terbang cepat di angkasa, meninggalkan rangkaian teriakan shock di udara. Tiga Knight Naga di antara mereka sudah terbiasa dengan kecepatan yang sangat tinggi ini, tapi kebanyakan dari mereka baru pertama kali berada di ketinggian seribu meter, membuat hati mereka sedikit gugup.
Setelah satu jam, semua orang perlahan mulai beradaptasi dengan kecepatan ini dan bahkan mulai menyukai sensasi menegangkan ini. Setiap orang bersemangat, memandangi pegunungan dan daratan di bawah dengan perasaan lega, seolah seluruh dunia ada dalam genggaman mereka.
Tiga naga terbang melesat sangat cepat. Semula semua orang mengira naga kecil yang terjatuh limbung ini mungkin tidak bisa mengejar ketiga naga dewasa, mengingat penampilannya yang masih sangat muda.
Tapi siapa sangka kecepatan naga kecil seperti kilatan listrik, dalam sekejap sudah menyusul naga-naga yang awalnya jauh di depan. Saat benar-benar membentangkan sayap, tubuhnya tegak dengan stabil tanpa jejak konyol. Jika bukan karena Chen Nan segera memerintahkannya untuk melambat, mungkin dalam sekejap mata tiga naga terbang itu sudah hilang dari pandangan.
Pandangan semua orang pada naga kecil ini kembali berubah. Bocah kecil ini sekarang bagai harta karun. Long Wu sangat ingin menendang Chen Nan keluar agar naga kecil itu "meninggalkan kegelapan dan beralih ke cahaya".
Terbang melewati pegunungan, melintasi dataran, dengan cepat semua orang telah meninggalkan 100.000 pegunungan di wilayah tengah Benua Tianyuan dan memasuki wilayah Chu. Matahari merah tenggelam di barat, semua orang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan besok, mencari penginapan terlebih dahulu.
Meski Chu berbatasan langsung dengan pegunungan di wilayah tengah Benua Tianyuan, musim di sana sama sekali berbeda. Iklim di pegunungan tempat Kota Kejahatan berada sangat tidak normal, pegunungan itu tetap hijau sepanjang tahun tanpa perubahan suhu, empat musim seperti musim semi. Sedangkan sekarang Chu sudah memasuki awal musim gugur, daun hijau meski belum gugur sudah jelas menunjukkan nuansa musim gugur.
Mengalami dua musim dalam setengah hari, semua orang takjub dengan pegunungan di wilayah tengah benua. Saat tinggal di sana mereka tidak merasakan keanehan, baru setelah pergi mereka sadar musim gugur telah tiba tanpa terasa.
Untuk menghindari keterkejutan yang berlebihan, mereka mendarat di luar kota kecil yang tidak terlalu ramai. Tiga Knight Naga memerintahkan tiga naga terbang mereka mencari makan di hutan. Saat semua memandang bayi naga, makhluk kecil itu mengedipkan mata besarnya yang cerah dengan ekspresi polos, bersikeras ikut masuk kota bersama mereka.
Naga kecil yang menggemaskan ternyata begitu manja, hal yang tak terduga. Melihat ekspresi sedihnya, tak satu pun yang tega meninggalkannya di area liar, akhirnya membawanya masuk kota bersama.
Naga kecil mengikuti di belakang semua orang dengan gembira, berjalan goyah memasuki kota kecil. Pejalan kaki di jalan berhenti mengamati, orang biasa mana pernah melihat makhluk tangguh seperti naga. Kemunculan naga kecil di kota terpencil ini langsung menimbulkan sensasi, menarik banyak penonton.
Menghadapi tatapan terus-menerus orang di jalan, awalnya naga kecil tidak peduli, namun perlahan menunjukkan ekspresi tidak puas. Seringkali ia mengulurkan kepala naganya yang besar untuk menakuti warga hingga kabur pontang-panting, membuat anak-anak menangis histeris.
Melihat kerumunan yang panik, ia menunjukkan ekspresi girang dan hampir menerobos kerumunan untuk mengganggu. Untungnya Chen Nan menarik tanduk naganya.
Memandang bayi naga yang bersikap seperti anak kecil, semua orang tidak bisa menahan senyum.
Akhirnya menemukan penginapan yang memuaskan, rombongan berjalan masuk diikuti naga kecil dari belakang.
Ketika pelayan penginapan melihat makhluk raksasa di belakang tamu itu, hampir pingsan ketakutan. Ia mundur tergesa-gesa sambil gagap: "Tuan... tuan-tuan..."
Kaiwen buru-buru maju: "Jangan takut, ini seekor bayi naga, tidak akan menyakiti siapapun."
Melihat para tamu muda ini - pria tampan dan gagah, wanita cantik menawan - sama sekali tidak mirip penjahat, pelayan pun tenang. Sambil menghindari naga kecil, ia mendata mereka lalu mengantar ke halaman belakang.
Sepuluh orang memesan lima kamar, berdua satu kamar. Chen Nan memilih satu kamar dengan Guan Hao, mengingat dialah yang paling dekat dengannya di antara mereka.
Naga kecil itu bertengger di hamparan rumput di luar rumah, meski ia ingin bersama Chen Nan, namun jika tubuh naga yang besar itu memaksakan diri masuk ke dalam kamar, mungkin seluruh ruangan akan runtuh.
Saat makan malam, Chen Nan mengeluarkan akar ginseng berbentuk manusia dari tas barangnya dan menyuapkannya ke mulut naga kecil. Sang naga dengan gembira menelannya dalam dua tiga gigitan, lalu menutup mata dan berbaring tak bergerak di atas rumput.
Semua orang terheran-heran. Long Wu dengan penuh perhatian berkata, "Sepertinya naga kecil sedang memurnikan energi obat dari ginseng berusia ratusan tahun itu. Pantas saja kekuatan bocah ini sulit diukur. Jika setiap hari makan barang seperti ini, cepat atau lambat ia akan mencapai terobosan ke tingkat Holy Dragon."
Terobosan dari tingkat Holy Dragon tentu mengarah pada legenda tingkat Divine Dragon. Divine Dragon hanya muncul dalam mitos dan legenda, sangat jarang terlihat di dunia nyata.
Chen Nan sangat memahami kekuatan naga kecil. Menurut Wakil Direktur, ini adalah Holy Dragon terkuat yang dimiliki Akademi Shenfeng dalam ribuan tahun. Jika ia bisa mencapai terobosan, sama sekali tidak mengejutkan baginya.
Manusia biasa mungkin tak bisa sepenuhnya memurnikan energi obat, tapi Holy Dragon yang kuat pasti bisa. Naga kecil betah di Akademi Shenfeng tanpa mau pergi, jelas-jelas mengincar gudang obat akademi. Dengan dukungan obat-obatan langka, proses kultivasinya akan jauh lebih efisien.
Karena merasa lobi depan terlalu berisik, mereka meminta pelayan menempatkan meja besar di samping hamparan bunga halaman belakang. Sepuluh orang pun menikmati makan malam di halaman belakang.
Chen Nan, Guan Hao, dan yang lain tentu tidak luput dari minum alkohol. Beberapa pria di meja saling berpandangan, lalu serempak mulai menasihati para wanita untuk minum. Hasilnya mereka mendapat hujatan dan tertawaan dari Long Wu cs yang menuduh mereka punya niat jahat.
Saat aroma alkohol mulai menyebar di halaman, naga kecil membuka matanya lebar-lebar dan berjalan limbung mendekati meja makan. Long Wu yang sangat menyayanginya langsung memberikan setengah ayam panggang. Si naga kecil langsung melahapnya.
Ini pertama kalinya naga kecil mencoba makanan matang. Merasakan kelezatan yang belum pernah ada, matanya berbinar-binar sambil mengeluarkan suara "wu wu".
Chen Nan tertawa terkekeh, "Jangan buru-buru, Bayi Naga. Aku akan membantumu minta makanan." Ia melambaikan tangan memanggil pelayan di kejauhan, "Bawakan babi utuh, kambing utuh, angsa utuh! Terus sampai bocah ini kenyang!"
Pelayan itu dalam hati menggerutu: Benar-benar orang kaya. Jika "si kecil" itu sampai kenyang, penginapan pasti bisa mendapatkan keuntungan kejam.
Sembilan orang di sebelahnya memandangi Chen Nan dengan tatapan aneh. Dalam hati mereka menebak pasti ada permusuhan dengan Wakil Direktur. Dengan memanjakan naga kecil "makan-minum sepuasnya" seperti ini, pasti si tua itu menangis saat laporan keuangan diajukan.
Naga kecil terus mengoceh "yi yi ya ya" pada Chen Nan. Senyuman gaya naganya membuat mata besar itu hampir tertutup sepenuhnya.
Semua orang saling bersulang di hamparan bunga, sementara Xiao Long melahap makanan dengan rakus di sampingnya. Baru setelah menghabiskan tiga babi, lima kambing panggang utuh, dan belasan angsa panggang, ia akhirnya menghentikan aksi 'penyapuannya' dengan enggan.
Tapi matanya mulai mengincar gelas anggur di tangan orang-orang. Long Wu langsung tahu ini akan berakhir buruk, "Bocah, itu bukan minuman baik, jangan diminum..."
Chen Nan memotongnya, "Bayi naga mau coba?"
Xiao Long mengangguk penuh harap, matanya berbinar-binar antusias.
Chen Nan menyuruhnya membuka mulut, lalu menuangkan sedikit anggur dengan hati-hati. Ia tak berani menuang banyak, khawatir si naga kecil akan mabuk dan mengamuk.
Di luar dugaan, Xiao Long menjilat-jilat bibir lalu mengangguk terus-menerus. Kedua cakar depannya memeluk gentong anggur di meja dan mulai meneguknya "gulp-gulp".
Semua orang terpana. Naga macam apa ini yang bisa minum seperti pemabuk?
Chen Nan kembali melambaikan tangan ke pelayan, "Bawakan lebih banyak anggur sampai dia puas!"
Pelayan di sampingnya nyaris pingsan, butuh waktu lama baginya untuk sadar sebelum lari ke halaman depan.
Kali ini pandangan Long Wu, Kevin, Guan Hao dan yang lain pada Chen Nan berubah total. Si pemalas ini jelas-jelas mengajari bayi naga jadi nakal.
Long Wu tidak tahan berkata: "Bajingan, bagaimana bisa kau seperti ini? Bayi naga begitu imut, kau... malah mengajarinya minum alkohol! Tidak boleh biarkan dia terus ikutmu, kebiasaan Rogue-mu jika menular padanya, cepat atau lambat dia akan berubah menjadi naga bermasalah. Tidak boleh kau terus meracuninya."
Dia melambaikan tangan ke naga kecil: "Naga kecil ke sini ke kakak, jangan ikut si jahat itu lagi."
Bayi naga mengedipkan mata besarnya, tidak menunjukkan reaksi apapun.
Chen Nan tertawa kecut: "Berani-beraninya memprovokasi hubunganku dengan bayi naga, seorang perempuan mau jadi kakaknya? Dia cuma bisa jadi anak buahku. Kalau mau menjilat juga boleh, jadi gadis di mejanya saja. Hehe, menurutmu gimana proposal ini, naga kecil?"
Membuat semua orang tidak bisa menahan tawa, bayi naga benar-benar mengangguk serius.
Long Wu naik pitam, hampir meledak: "Bajingan, lihatlah! Kau sudah mengubah bayi naga jadi apa? Awalnya naga imut, sekarang hampir jadi preman kecil!"
Saat itu beberapa pelayan membawa belasan tong anggur. Bayi naga berseru "Wu wu" gembira, terburu-buru memanggul satu tong lalu mendongakkan kepala minum.
Di bawah pandangan penasaran dan terkejut semua orang, bayi naga menyedot seperti paus, dalam sekejap menghabiskan belasan tong anggur. Akhirnya limbung berjalan ke rumput dan "Bruuk" tumbang mabuk.
Setelah semua selesai makan malam, masing-masing kembali ke kamar.
Malam itu Chen Nan bahkan tertawa dalam mimpinya. Bisa dibayangkan, ketika bayi naga kembali ke Akademi Shenfeng, dia tidak hanya akan terus meminta obat ajaib dari Wakil Direktur, mungkin setiap hari juga membutuhkan anggur dan daging. Ini pasti akan membuat Wakil Direktur pusing tujuh keliling.
Keesokan harinya ketika semua orang memulai perjalanan, masalah muncul. Bayi naga kemarin mabuk berat, hingga pagi hari masih belum sadar sepenuhnya. Jalannya oleng ke kiri dan kanan, berbeda dengan gaya lucu goyang-goyang seperti biasanya. Kali ini goyangannya sangat ekstrim, membuat orang yang melihatnya ikut tegang, seolah setiap saat bisa terjatuh.
Setelah keluar dari kota kecil, tiga Knight Naga mendongak mengaum, memanggil naga terbang mereka. Saat semua orang menunggang naga, Chen Nan dalam hati merintih. Dengan kondisi bayi naga seperti ini, siapa tahu dia akan "menari" atau "berjungkir balik" di udara.
Dengan gugup dia memanjat punggung bayi naga, lalu berbisik: "Naga kecil, dalam kondisimu sekarang ini masih bisa terbang?"
Bayi naga mengeluarkan bau alkohol dari mulutnya, menoleh dan mengangguk padanya, lalu melesat ke angkasa.
Hati Chen Nan hampir copot ke tenggorokan. Dengan gemetar dia merangkak ke pangkal leher naga, mencengkeram erat kedua tanduknya.
Sembilan orang lainnya melihat ini dan tertawa terbahak-bahak.
Awalnya bayi naga masih terbang stabil, tapi perlahan mulai kehilangan keseimbangan, naik turun dan oleng kiri-kanan di udara.
Wajah Chen Nan pucat pasi. Jatuh dari ketinggian ribuan meter, meski kekuatannya sehebat dewa sekalipun, tubuhnya akan remuk jadi bubur.
Dia berteriak ke depan: "Hei, kalian tunggu! Aku tidak bisa tinggal di atas naga kecil ini lagi, berikan tempat untukku, aku akan pindah ke naga terbang."
Sembilan orang di depan tersenyum serempak: "Tidak boleh."
"Tolonglah, Kakak-Kakak sekalian, masih punya kemanusiaan tidak? Ini bukan saatnya bercanda, kalau begini terus bisa ada korban jiwa."
Long Wu tertawa ringan: "Dasar suka melawan Kakak, mainlah pelan-pelan dengan si naga kecil itu."
"Long Wu..."
"Xiao Wu..."
"Adik Naga..."
"Kakak Naga..."
"Saudari Naga..."
"Kakak Senior Naga..."
Chen Nan terus mengganti-ganti panggilan untuk Long Wu, tapi tak ada gunanya bagi si "Kakak" yang selalu mengklaim diri ini. Long Wu cemberut: "Sudah! Hentikan panggilan memuakkanmu itu! Kecuali kau mau menyerahkan naga kecil ini padaku, ikut saja di belakang!"
Tiba-tiba naga kecil itu seperti tertidur, menutup sayapnya dan berhenti mengepak, mulai terjun bebas dari ketinggian.
"Aaaah...!" Chen Nan menjerit ketakutan di udara.
Sembilan orang di atas tiga naga terbang wajahnya pucat pasi, menyesali lelucon tadi. Diperintah pemiliknya, tiga naga itu menyambar turun, tapi mana bisa menyusul.
Angin menderu di telinga Chen Nan. Angin kencang itu membuatnya sulit membuka mata. Kedua tangannya mencengkeram tanduk naga erat-erat, kaki menjepit lehernya sekuat tenaga.
“Bayi naga, cepat bangun...” Chen Nan berteriak keras, tapi angin kencang yang menerpa mulutnya membuatnya tak bisa lagi berbicara. Ia terpaksa mengguncang-guncangkan tanduk kecil naga itu dengan kasar, dan setelah jatuh bebas ratusan meter, akhirnya berhasil membangunkan bayi naga yang masih linglung itu.
Bayi naga itu menatap sekeliling dengan bingung, lalu menoleh ke Chen Nan sambil menyipitkan mata tersenyum. Perlahan-lahan, sayapnya mulai terkembang, menghentikan laju jatuh mereka.
Chen Nan menghela napas lega. Saat itu juga, keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya.
Tiga naga terbang dari ketinggian mulai mengejar. Melihat bayi naga sudah sadar, sembilan orang di atas pun lega. Mereka tak berani lagi bercanda di udara. Semua memutuskan untuk segera mendarat dan memindahkan Chen Na ke naga terbang yang lain.
Setelah mendarat, masalah baru muncul. Bayi naga itu masih terlihat mabuk berat. Jika dipaksa terbang lagi, siapa tahu bisa terjatuh lagi - mungkin jadi Holy Dragon pertama dalam sejarah yang tewas karena terjatuh! Tapi menunggunya sadar total mungkin akan memakan waktu setengah hari.
Agar tidak menyita waktu perjalanan, akhirnya mereka menemukan solusi konyol: sepuluh orang naik dua naga terbang, sementara naga ketiga bertugas mengangkut bayi naga.
Ide nyeleneh ini langsung disetujui oleh para pemuda energik itu. Alasannya? Menurut mereka, rencana ini terdengar sangat seru!
Chen Nan dengan sabar berkomunikasi dengan naga kecil. Awalnya dia mengira makhluk itu akan menolak keputusan ini, namun tak disangka naga kecil itu langsung memanjat punggung seekor naga terbang dengan kecepatan yang membuat orang tercengang.
Chen Nan benar-benar mulai curiga, apakah makhluk hijau dan konyol ini sudah lama mengincar ide ini? Buktinya baru setengah penjelasan diberikan, dia sudah sendiri naik ke punggung naga terbang.
Saat naga kecil itu naik ke punggung naga terbang, sang naga tiba-tiba limbung jatuh ke tanah, seluruh tubuhnya gemetar. Ini membuat semua orang menyaksikan betapa dahsyatnya wibawa Holy Dragon.
Setelah naga kecil "wu wu" bersuara beberapa kali, barulah naga terbang itu berhenti gemetar. Akhirnya dengan gemetar ketakutan, dia bangkit dan terbang stabil ke angkasa.
Naga terbang sepanjang 7 zhang (≈21 meter) ini dengan hati-hati membawa naga kecil, seperti induk naga yang merawat anaknya. Orang luar sama sekali tak menyadari ini adalah paksaan.
Sepuluh orang naik dua ekor naga terbang sama sekali tidak sesak. Mereka tertawa melihat naga kecil yang mabuk itu, yang bahkan sudah mulai mendengkur seperti naga.
Setelah situasi stabil, Chen Nan menggerutu pada sembilan orang di sampingnya: "Kalian bocah-bocah brengsek ini benar-benar keterlaluan! Andai bukan karena keberuntunganku, tadi aku bisa saja jadi dewa bersama naga kecil!"
Guan Hao memaksimalkan senyum manisnya: "Kita tahu kau bijak dan pemberani, perkasa tak terkalahkan, tenang dalam bahaya, tak gentar menghadapi perubahan, mampu mengubah malapetaka menjadi keberuntungan, selamat dari marabahaya, abadi tak binasa, meraih jalan menjadi dewa."
"Minggir! Kalau masih lancang, kuk tendang kau Si Tikus Mati ini turun!"
Long Wu melepas pedang bersarungnya, mengangkat dagu Chen Nan sambil mengolok: "Dengan penampilan seperti ini mau jadi dewa? Kalau iya, bukankah dunia dewa akan jadi tempat berkumpulnya bajingan dan sampah masyarakat?"
Chen Nan menepis pedang itu: "Xiao Wu, apa kau berniat menggoda kakakmu? Sebenarnya tak perlu segini. Demi dirimu, di mana pun dan kapan pun, aku bisa 'bekerja keras sampai titik darah penghabisan' dan 'siap mati setelahnya'!"
Wajah Long Wu langsung memerah: "Cih! Kelakuan tak tahu malumu benar-benar membuktikan kau raja bajingan di antara bajingan, sampah masyarakat paling hina! Bahkan kulitmu tebalnya sampai naga sekalipun yang menabraknya pasti remuk tulangnya!" Ia buru-buru menarik kembali pedangnya.
"Haha..." Chen Nan tertawa terbahak.
Orang-orang di samping diam-diam mengakui bahwa reputasi "bajingan" Chen Nan memang bukan omong kosong - bahkan berhasil membuat Long Wu menunjukkan sisi malu perempuan yang sulit dibayangkan muncul dalam situasi normal.
