Saat itu, bayi naga akhirnya bisa bergerak lagi. Dengan panik luar biasa, bahkan tanpa perintah Chen Nan, dia langsung membentangkan sayapnya dan melesat ke langit seperti kilat menuju pintu lembah.
Ketika bayi naga membawa Chen Nan dan Xiao Chenxi terbang sejauh belasan li dari Death Forbidden Land, titik cahaya merah tiba-tiba menyala dari lubang hitam raksasa di bawah tebing terdalam Lembah Kematian. Cahaya itu menyapu seluruh lembang sebelum perlahan memudar. Kesunyian maut kembali menyelimuti.
"Ketika bayi naga terbang sejauh seratus li, Chen Nan akhirnya menghela napas lega. Perasaan krisis yang besar telah sirna. Barusan ia benar-benar merasakan ancaman kematian. Mungkin jika terlambat selangkah saja, bencana akan menimpa dirinya. Meski hanya sesaat, Chen Nan benar-benar merasakan sensasi terlahir kembali."
Xiao Chenxi juga tampak masih trauma. Meski matanya ditutup Chen Nan dan tak melihat apapun, ia merasakan ketakutan tak terucapkan yang nyata.
"Kakak, tadi aku benar-benar takut! Aku merasa ada kekuatan menghancurkan di sana, seolah bisa meluluhlantakkan langit dan bumi, sangat mengerikan!"
Chen Nan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut, menghibur: "Kita tidak akan ke sana lagi..."
Bayi naga itu sepertinya baru pulih dari ketakutannya. Mendengar ucapan Chen Nan, ia menoleh ke belakang dengan gemetar, lalu mengangguk setuju.
Bayi naga terbang secepat kilat, ratusan li terlampaui dalam sekejap. Kota Kejahatan sudah terlihat di kejauhan. Chen Nan tidak punya ikatan emosional mendalam dengan kota ini, tapi setelah selamat dari maut, saat ini ia merasa seperti pulang ke rumah. Ia berkata pada Xiao Chenxi: "Lihat, kota indah yang dikelilingi pegunungan hijau dan dialiri sungai jernih di depan itu adalah tujuan kita. Kita akan tinggal di sana."
Xiao Chenxi mengangguk manis: "Berbeda dengan kota-kota yang kita lewati sebelumnya, tempat ini sangat indah. Chenxi sangat menyukainya."
“Suka saja.” Chen Nan tersenyum.
Dia tidak ingin terlalu nekat, setelah mendekati Kota Kejahatan, dia ingin memerintahkan bayi naga untuk mendarat di luar kota, berencana masuk ke kota bersama Chen Xi. Tapi tiba-tiba dua naga terbang melesat dari arah Akademi Shenfeng, mendekatinya dengan cepat dan sudah berada di depannya dalam sekejap mata.
Chen Nan tidak asing dengan kedua orang ini. Belum lama ini dia pernah menumpang naga terbang mereka untuk pergi ke Akademi Xianwu mengikuti pertandingan pemanasan.
Dua naga terbang itu gemetar ketakutan di depan bayi naga, tubuh mereka terus bergetar di udara. Kedua Knight Naga itu terlihat gembira, salah satunya berkata: "Kakang Chen akhirnya kembali, Wakil Direktur terus menyebut-ngyebut namamu setiap hari."
"Dia?" Chen Nan terkejut, "Si tua bangka sialan yang licik dan tidak tahu malu itu nyebut-nyebut namaku buat apa?"
Knight Naga lainnya menjawab: "Wakil Direktur sangat khawatir, takut Kakang mengalami bahaya. Beberapa hari terakhir sudah mengirim banyak orang untuk mencarimu."
"Si tua bangka sialan ini sedang merencanakan ide busuk apa lagi?"
"Baiklah, kami tidak akan menyita waktu Kakang lagi. Rektor sudah berpesan, siapa pun yang menemukanmu harus segera mengantarmu kembali ke Akademi Shenfeng."
Chen Nan berpikir sejenak lalu mengangguk: "Baiklah."
Setibanya di Akademi Shenfeng, Chen Xi kecil penasaran melihat ke segala arah. Terhadap kampus legendaris seluas kota kerajaan ini, menurutnya semuanya terasa sangat baru.
Di jalan, banyak murid Akademi Shenfeng melihat Chen Nan dan mulai berdiskasi, tapi kali ini mereka tidak lagi membicarakan rumor buruk tentang "si bajingan". Setiap orang memandangnya dengan ekspresi kompleks.
Berita pertempuran sengit Chen Nan di ibukota Jin telah dibawa ke Kota Kebebasan oleh peserta pertandingan pemanasan. Seluruh akademi tentu sudah mengetahuinya. Tak seorang pun menyangka si bajingan terkenal ternyata memiliki identitas lebih megah - Prajurit Pelindung Negara Chu yang memanah naga langit.
Membunuh naga tingkat empat dengan panah, mengalahkan ahli sejati tingkat lima dengan pedang, kontroversi yang dibuat Chen Nan telah mengangkatnya menjadi tokoh legendaris generasi muda. Sebagian besar murid Akademi Shenfeng kini mengubah persepsi mereka, meski banyak yang masih merasa kompleks karena prasangka sebelumnya terhadap "si bajingan".
Chen Nan merasakan pandangan anak dari orang-orang di jalan. Ia tersenyum pasrah sambil menggendong Xiao Xichen menuju kantor Wakil Direktur.
Pesona Xiao Xichen yang cantik dan menggemaskan benar-benar mencuri perhatian. Meski Chen Nan sendiri sudah jadi legenda, sang adik kecil tetap berhasil menyita sorotan. Hampir semua orang di jalan tak kuasa memujinya: "Malaikat kecil!" Andai saja status Chen Nan tidak begitu spesial, banyak gadis yang ingin memeluk Xiao Xichen.
Chen Nan mendorong pintu ruangan Wakil Direktur. "Halo, Yang Mulia Rektor. Ada yang perlu dibahas?" Xiao Xichen ikut menyapa manis: "Halo, Paman Tua."
Wakil Direktur tercengang melihat Xiao Chenxi, penuh kasih sayang mengusap pipi mungilnya, lalu berkata pada Chen Nan: "Untuk anak inikah kau melakukan Pembantaian Besar-besaran di ibukota Negara Jin?"
Chen Nan mengangguk: "Benar." Kemudian ia menurunkan Xiao Chenxi, berkata padanya: "Chenxi, maukah kau main dulu di taman dengan beberapa kakak perempuan?" Ia tahu Wakil Direktur ingin membicarakan topik yang tak pantas didengar anak kecil.
"Baik!" Xiao Chenxi melompat-lompat keluar. Atas isyarat Wakil Direktur, dua siswi di taman tersenyum menyambutnya.
“Aduh” Wakil Dekan menghela napas, berkata: “Apa kau tahu betapa besar masalah yang kau timbulkan? Melakukan perlawanan terhadap pasukan di ibukota kerajaan, melakukan pembantaian besar-besaran, kamu benar-benar si pemberani! Jangan kira Negara Chu yang sekarang melindungimu, tapi kau sendiri harus paham hubungan nyata mereka denganmu, bisa saja suatu hari mereka berubah wajah dan memasang poster buronan untuk menangkapmu.”
Chen Nan mengangguk, berkata: “Saya tahu, tapi saat itu saya tidak punya pilihan lain.”
Wakil Direktur menghela napas: "Masalah ini masih ditanggung oleh Negara Chu untukmu, untuk sementara kamu belum akan mendapat masalah. Tapi tahukah kamu bahwa kamu masih dalam bahaya? Kakak dari Knight Naga yang kamu bunuh di ibukota Negara Jin adalah salah satu top player terkuat di antara murid Akademi Zhan Shen. Dia sudah berkoar, dalam tiga bulan lagi di Turnamen Perlawanan Pemuda yang diadakan Akademi Shenfeng, dia akan menghancurkanmu lebur-lebur!"
Chen Nan mencibir: "Hmph, aku bukan tipe yang cari masalah, tapi bukan berarti aku takut. Jika dia benar-benar datang menantang, nasibnya akan sama seperti adiknya!"
Wakil Direktur membelai janggutnya sambil menggelengkan kepala, "Dia punya pengaruh tertentu di antara siswa Akademi Zhan Shen. Banyak ahli yang merupakan sahabat karibnya. Saat kalian bertarung hidup-mati, tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut campur."
Dengan level kultivasi Chen Nan saat ini, meski dikepung, dia bisa menerobos dengan kewibawaan. Tapi sekarang ada Xiao Chenxi di sampingnya, dia tak bisa lagi bertindak tanpa pertimbangan seperti dulu.
Wakil Direktur melanjutkan, "Itu belum ancaman terbesarmu. Ancaman terbesar datang dari Akademi Xianwu. Kamu membunuh Tao Ran - senior mereka yang hampir mencapai level ahli sejati. Teman dan murid-muridnya pasti takkan tinggal diam. Selain itu, aksimu memamerkan kekuatan di hadapan 100 lebih ahli Akademi Xianwu telah menghancurkan aura tajam mereka. Kabar ini membuat separuh akademi merasa muka mereka tercoreng. Kamu sudah menyakitin separuh Akademi Xianwu!"
Chen Nan mengerutkan alis, "Terkadang orang benar-benar tak punya pilihan. Andai semua terulang, aku tetap akan melakukannya!"
Wakil Direktur kemudian menanyai Chen Nan detail kejadian hari itu. Saat tahu teknik Nitian Qimo Dao adalah teknik nyaris mematikan, dia mengangguk, "Sudah kuduga tak ada makan siang gratis di dunia ini. Mustahil mencapai jelmaan eksternal tanpa keahlian puncak. Tapi mulai sekarang hati-hati. Beberapa senior di dunia kultivasi sangat tertarik dengan teknikmu ini. Mungkin sebentar lagi ada yang akan mencarimu."
Chen Nan merasakan sakit kepala, dia tidak menyangka pertempuran di Kota Kaiyuan Negara Jin bisa memicu begitu banyak masalah, pengaruhnya tidak hanya mengguncang dua negara, tetapi juga menggegerkan banyak monster tua di dunia kultivasi.
Setelah hampir setengah shichen berbicara, Wakil Direktur meyakinkan Chen Nan bahwa selama dia tidak meninggalkan Kota Kejahatan, Akademi Shenfeng bisa menjamin keamanannya. Meski kekuatan lain berpengaruh besar, sulit bagi mereka untuk membuat onar di Kota Kebebasan.
Chen Nan tahu perkataannya benar. Letak geografis Kota Kejahatan yang unik sebagai hub penghubung benua Timur dan Barat membuat tidak ada negara berani menyerang kecuali kedua benua berperang total. Bagaimanapun ini adalah zona sensitif, semua negara dari kedua benua tidak berani menjadi yang pertama mengklaim.
Posisi Akademi Shenfeng di Kota Kejahatan memang spesial. Sebagai pelindung kota, tekad mereka mewakili kehendak seluruh kota. Jika mereka memutuskan melindungi Chen Nan, sulit bagi pengaruh luar menjangkau ke sini. Bahkan organisasi non-negara seperti Xianwu dan Dewa Perang sekalipun tidak berani macam-macam. Pepatah "naga kuat tak bisa mengalahkan ular lokal" berlaku di sini, apalagi Akademi Shenfeng sendiri adalah "naga ganas"!
Tentu perlindungan dari Wakil Direktur ini ada imbalannya - Chen Nan harus total mendukung satu penelitian akademi. Setelah berulang kali didesak, Wakil Direktur membuatnya bersumpah tidak bocorkan ke pihak ketiga, baru mengungkapkan penelitian rahasia besar ini: upaya memanusiakan dewa!
"Seorang ahli legendaris di dalam akademi, lebih dari seratus tahun yang lalu, pernah menemukan mayat Dewa Kuno di pegunungan wilayah tengah benua, lalu membawanya kembali ke akademi. Selama hampir satu abad, para jenius eksentrik Shenfeng terus-menerus menganalisis struktur tulang dewa, berusaha mengungkap perbedaan antara tulang dewa dan manusia."
"Setelah penelitian selama seabad, beberapa generasi jenius eksentrik tetap tidak mendapatkan jawaban yang diharapkan. Akhirnya seseorang mengusulkan untuk memanfaatkan sihir kehidupan kuat untuk mengaktifkan tulang dewa, lalu menanamkannya ke tubuh pemain biasa untuk melihat efeknya. Meskipun penelitian ini menunjukkan hasil awal dalam beberapa tahun terakhir, tetap belum ideal."
Chen Nan terduduk mulut menganga, para jenius dan eksentrik Shenfeng benar-benar gila-gilaan! Mereka berambisi menciptakan dewa! Dengan keraguan ia bertanya: "Aku tak mengerti hubungannya denganku, bagaimana bisa aku membantu?"
Wakil Direktur memantapkannya dengan tatapan serius: "Karena kami curiga kamu adalah keturunan dewa. Penelitian ini memerlukan darah dewa."
"Sial! Si tua bangka sialan ini gila! Jangankan aku tidak ada hubungan darah sama sekali dengan dewa, kalaupun benar keturunan dewa, mana mungkin mau jadi mesin donor darah untuk kalian!"
"Jangan panik, dengarkan aku perlahan. Legenda mengatakan Panah Houyi pernah menjatuhkan dewa dari langit. Dewa yang ketakutan akan kekuatan dahsyatnya membawa busur itu kembali ke dunia dewa. Namun entah mengapa, Panah Suci ini beberapa kali turun ke dunia manusia dan dikuasai oleh orang biasa. Akhirnya, seorang Dewa Kuno mengunci busur itu dengan segel. Hanya orang dengan kekuatan dewa yang bisa menariknya dengan mudah. Meski sebagian segel berhasil di-counter oleh ahli legendaris, dalam setahun pemain biasa hanya bisa menggunakannya SEKALI. Tapi kamu yang levelnya belum mencapai puncak keahlian malah bisa menariknya berkali-kali tanpa batas. Jika bukan dewa, hanya ada satu penjelasan: Darah dewa mengalir dalam tubuhmu, kamu keturunan dewa!"
Chen Nan terdiam. 10.000 tahun lalu Panah Houyi belum terkunci. Ini pasti terjadi dalam 10.000 tahun terakhir. Menurut Wakil Direktur, sepertinya dia benar-benar punya hubungan darah dengan dewa - tapi itu terlalu absurd! Tiba-tiba dia menyadari suatu kemungkinan: Dirinya bangkit dari Makam Dewa purba...
Jantung Chen Nan berdebar kencang. Dalam hati dia bergumam: Apakah... selama 10.000 tahun tertidur di Makam Dewa itu, tubuhku mengalami perubahan dan terkontaminasi aura dewa-iblis?
Berbagai ingatan melintas: Giok peninggalan Dewa Kuno yang bisa beresonansi dengannya, Holy Dragon Tier 5 yang menyukai artefak suci malah bersikap ramah... Semua ini sepertinya...
Wakil Dekan berkata: "Kami hanya perlu sedikit darahmu. Jangan khawatir."
Chen Nan mengangguk seperti robot.
“Saat itu Xiao Chenxi berlari masuk dari luar, tersenyum gembira: \"Kakak, apakah kita akan tinggal di sini mulai sekarang? Di sini ada banyak kakak perempuan yang cantik. Mereka sangat menyukai Chenxi, dan Chenxi juga senang bermain bersama mereka...\" Terlihat jelas bahwa sebelumnya Xiao Chenxi sangat populer di luar.”
Chen Nan merasa senang. Lingkungan yang penuh sukacita seperti ini mungkin bisa membantunya melupakan bayangan traumatis di Kota Kaiyuan lebih cepat. Wakil Direktur tersenyum padanya: \"Mulai sekarang kamu dan kakakmu akan tinggal di sini. Apakah kamu suka?\"
“Suka——suka——”
Chen Nan menggendong Xiao Chenxi, berkata pada Wakil Direktur: \"Siapkan satu set kamar untukku. Ada beberapa hal yang perlu kupikirkan matang-matang. Mungkin nanti akan kuberitahu kabar mengejutkan.\" Yang dia maksud adalah adegan mengerikan di Kota Kejahatan yang terletak ratusan li di luar kota.
Wakil Direktur tidak mengerti maksudnya: \"Mengenai asal-usul anak ini? Aku selalu merasa gadis kecil ini sangat tidak biasa. Apa kau masih belum mau memberitahuku di mana kau berada selama beberapa hari sebelum pertandingan pemanasan dimulai?\"
Mengenai perjalanan ke situs peninggalan dewa kuno, Chen Nan sama sekali tidak membocorkan informasi. Tempat itu bukan hanya surga di bumi, tapi juga tanah suci dalam hatinya. Dia tidak ingin siapa pun tahu tentang Lembah Bunga Ratusan.
Chen Nan menggelengkan kepala: \"Bukan itu. Kabar yang lain.\"
Sambil menyuruh orang menyiapkan dan merapikan satu set kamar untuk Chen Nan, Wakil Direktur bergumam: \"Setiap ingat kau mangkir dari pertandingan pemanasan, aku langsung kesal! Kau tahu tidak, kau membuat Akademi Shenfeng kehilangan 500.000 koin emas!\"
Chen Nan tidak mengerti, memandangnya dengan heran. Wakil Direktur tampak agak memalukan, namun lebih banyak kemarahan. Ia mendesis, "Aku sudah mempertaruhkan 500.000 koin emas untuk Akademi Shenfeng, bertaruh dengan para senior dari akademi lain bahwa tim kita pasti menang. Tapi siapa sangka..."
Setelah mendengar itu, Chen Nan terkejut. Tidak disangka para rektor Empat Universitas bisa "seceroboh itu". Perlahan ia merasa puas, mengingat Wakil Direktur pernah mengeruk 50.000 koin emas darinya. Kali ini karena ulahnya, si tua rugi 500.000 koin emas. Chen Nan tertawa terbahak, "Si tua bangka sialan... Pantas kamu dapat karma!"
Setelah urusan resmi selesai, Wakil Direktur kembali ke sifat licik dan pelitnya. Ia menggerutu, "Kalau saja kau tidak kabur mendadak, tim kita akan punya dua ahli tingkat tiga di arena! Pasti tidak akan kalah! Ngomong-ngomong, senjata sihir yang kuberikan kemana? Kembalikan!"
"Yang itu... Sudah kuhabiskan semua."
"Omong kosong! Jangan mengelak! Dari informasiku, kau hanya pakai pisau terbang sihir di Kota Yuan. Kembalikan pedang panjang sihir dan busur panah sihir itu! Senjata magis seharga itu sangat berharga!"
"Sudah kubilang habis! Kau tetap tidak percaya? Dasar si tua pelit!"
Xiao Xichen membela Chen Nan, "Kakak benar-benar sudah memakainya."
"Oh, untuk apa? Bagaimana dia menggunakan set busur panah sihir itu?" Wakil Direktur mencoba memanfaatkan keluguan Xiao Xichen untuk melacak aktivitas Chen Nan.
"Untuk menembak burung kecil." Jawab Xiao Xichen polos namun penuh keyakinan.
“Apa? Anak panah sihir yang kuat itu bisa menghancurkan seekor gajah, kau... malah menembak burung kecil?!” Wakil Direktur itu mengembang-kempiskan janggutnya, hampir meledak marah. Dengan tidak rela ia melanjutkan pertanyaan: “Bagaimana dengan pedang panjang bermantra itu?”
Xiao Chenxi menjawab dengan penuh disiplin dan sungguh-sungguh: “Untuk memotong babi hutan.”
Wakil Direktur yang pelit itu nyaris meledak. Dua set senjata sihir dahsyat ternyata dibuang percuma seperti ini. Dengan kejam ia mencengkeram bahu Chen Nan dan mengguncang-guncangnya: “Bocah, kau benar-benar hebat! Berani-berainya menggunakan senjata sihir untuk berburu! Aku... ingin mencekikmu!”
Chen Nan tak bisa menjelaskan. Bagaimana mungkin memberitahunya bahwa mereka bertemu yokai? Tangan besi Wakil Direktur seperti jepitan baja mencengkeram bahunya. Ia mengerutkan kening, tak tahan mendesah kesakitan.
Xiao Chenxi mengira Chen Nan tersiksa dan tak bisa melawan. Gadis kecil itu panik, melepaskan diri dari pelukan Chen Nan, kedua tangan mungilnya mencengkeram kuat janggut Wakil Direktur.
“Paman, lepaskan kakakku! Jangan intimidasi kakak!” Xiao Chenxi bergantung di dada Wakil Direktur seperti ayunan sambil menarik-narik janggutnya. Wajah polosnya penuh harapan.
Wakil Direktur mengerenyit kesakitan, wajahnya pucat pasi karena kesakitan. Dengan tergesa-gesa melepaskan Chen Nan, dia berteriak kesakitan: "Sayangku... cepat lepaskan... Aduhhh... sakit sekali... Sayangku..."
Chen Nan tertawa terbahak-bahak, dengan santai menggendong Xiao Chenxi kembali. Xiao Chenxi menjatuhkan sejumput janggut putus di tangannya, berkata polos: "Paman harus merapikan janggutmu, terlalu panjang, tidak hygienis begini!"
Wakil Direktur hampir menangis, membelai janggutnya yang compang-camping dengan sedih. Sungguh tak berdaya. Sebelumnya janggutnya ditarik putus oleh Putri yang manja, baru saja tumbuh kembali, kini ditarik lagi oleh Xiao Chenxi. Dia benar-benar putus asa, mana mungkin marah pada anak kecil. Si tua itu menghela napas pasrah sambil melambaikan tangan, memanggil staf dari luar untuk mengantar Chen Nan ke kamar.
Di kedalaman Akademi Shenfeng, sudut barat laut yang sunyi ini hanya memiliki belasan kompleks paviliun yang terpisah oleh rumpun-rumpun bambu lebat. Tamu penting akademi biasanya ditempatkan di sini.
Kali ini Wakil Direktur benar-benar memberikan perlakuan khusus pada Chen Nan, sengaja menempatkannya di area VIP yang eksklusif ini.
Setelah melewati perjalanan yang melelahkan, Xiao Chenxi tertidur pulas. Chen Nan baru beranjak dari kamar setelah memastikan gadis kecil itu terlelap dengan manis.
Di halaman terdapat hamparan bambu, di tengahnya ada kursi rotan elegan. Chen Nan bersandar di atasnya sambil merilekskan tubuh, mulai mengingat-ingat berbagai fenomena di Death Forbidden Land.
Jelas, Death Forbidden Land menyimpan rahasia menghebohkan. Lembah besar dengan dasar bertaburan tulang putih, tidak hanya ada sisa-sisa raksasa ganas dan naga perkasa, bahkan ada kerangka Shen legendaris. Luar biasa!
Selain itu, tumpukan tulang monster yang tak pernah terdengar atau terlihat sebelumnya membuat Chen Nan bingung. Seperti apa monster buas itu? Mengapa tidak ada catatan dalam kitab kuno?
Kematian dua Dewa Kuno meninggalkan kesan mendalam padanya. Tengkorak salah satu dewa memiliki lima lubang jari yang mengerikan, sementara jantung dewa lainnya tertembus. Bayangkan betapa mengerikannya si pembunuh!
Death Forbidden Land yang mencekam sunyi senyap. Selain Bunga Kematian yang hidup dari menghisap aura arwah, hanya ada denyut kehidupan samar dari lubang raksasa di bawah tebing di kedalaman lembah.
Mengingat Shen tanpa nama dengan kepala rusak dan sayap cacat itu, Chen Nan merinding. Meski tubuhnya hancur parah, Shen misterius itu masih bisa bertahan hidup. Sungguh tak terpercaya!
Hingga saat ini Chen Nan seolah masih bisa merasakan kekuatan mengerikan yang mampu menghancurkan langit dan bumi itu, serta tekanan mental dahsyat seberat gunung Tai yang bergema di cakrawala.
Menurut pemahaman Chen Nan, dewa-demon hanyalah makhluk hidup level tinggi. Meski legenda mengatakan mereka bisa umur panjang dan tak mati, itu relatif. Jika fisik mereka menerima pukulan berat, tetap akan menderita siklus Lun Hui. Namun petualangan di Death Abyss mengguncang pemikirannya. Ia benar-benar tak mengapa dewa-demon itu masih bisa hidup.
Secara umum, bisa bertemu dewa-demon legendaris membuat Chen Nan hanya bisa terpana. Dewa-demon dengan otak rusak dan jantung tercabut ini pasti memiliki latar belakang besar. Pasti bukan Shen legendaris biasa yang baru memasuki Divine Realm, kalau tidak mustahil punya kemampuan dewa sehebat ini!
Dari pakaian kuno yang dikenakannya, jelas ini adalah sosok kuat legendaris yang telah melewati zaman panjang. Mungkin dewa-demon zaman kuno!
Di depan lubang besar di bawah tebing, Chen Nan dan bayi naga sempat terkunci oleh tekanan mental samar yang membuat mereka tak bisa bergerak sedikitpun. Ada satu hal yang membingungkan Chen Nan: kemampuan mental dewa-demon tak mungkin terputus-putus. Kecuali... kecuali dia dalam kondisi tertidur atau tak sadarkan diri.
Jika dipikirkan kembali situasi saat itu, dada Dewa-Demon Tanpa Nama naik turun dengan stabil dan berirama, seolah benar-benar dalam kondisi tidur. Jika dugaan ini benar, bisa dibayangkan betapa mengejutkannya kekuatannya! Bahkan dalam tidur yang dalam, masih bisa mengunci kehidupan eksternal dengan bawah sadar!
Tapi makhluk sekuat ini masih terluka sampai sedemikian rupa, makhluk mengerikan seperti apa lagi yang bisa melukai dewa-demon kuno ini?!
Awalnya Chen Nan selalu mengira ribuan kerangka di Tanah Terlarang Kematian adalah hasil perbuatan Dewa-Demon Tanpa Nama, tapi begitu tahu dia juga terluka parah, metode pemikiran ini pun diubah.
Sepertinya benar-benar ada keberadaan mengerikan yang tak terbayangkan kekuatannya! Raksasa, Holy Dragon, bahkan dewa pun tak mampu melawannya. Dia menghancurkan semua makhluk kuat, mungkin pantas disebut Sang Penghancur!
Hati Chen Nan bergetar. Jika Sang Penghancur bisa menghancurkan dewa-demon, apakah hilangnya ribuan dewa-demon 10.000 tahun lalu juga terkait dengannya? Gelombang dahsyat bergulung dalam hatinya, tak lagi bisa tenang. Kebenaran sejati 10.000 tahun lalu sepertinya tersembunyi di Tanah Terlarang Kematian!
Tapi dia kembali memikirkan masalah: Jika Sang Penghancur bisa menghancurkan raksasa, Holy Dragon, dan dewa-demon, mengapa dia tidak menghabisi total dewa-demon kuno tanpa nama di dalam gua itu?
Apakah tebakannya salah, sebenarnya tidak ada Sang Penghancur? Mungkinkah tanpa nama itu pencipta Death Forbidden Zone? Apakah luka berat di tubuhnya adalah bekas pertempuran tak terhitung babak?
Misteri! Semuanya misteri! Kacau! Kebingungan! Membuat orang tak bisa menebak. Chen Nan merasa hatinya kacau, sulit menemukan petunjuk.
Ia menutup mata dan relaks sejenak, lalu mulai berspekulasi. Tempat paling misterius di Death Forbidden Zone adalah gua raksasa di bawah tebing, aura iblis menggila berasal dari sana. Ia tak tahu apakah energi gelap itu berasal dari tanpa nama. Sebelumnya mungkin ia mengira iya, tapi sejak menduga adanya Sang Penghancur, ia tak berani memastikan.
Beberapa kemungkinan sekaligus muncul di benaknya:
Kemungkinan pertama: Aura iblis itu memang berasal dari tanpa nama. Kekuatannya luar biasa, ia telah membunuh banyak entitas kuat, menciptakan situasi mengerikan di Death Forbidden Zone.
Kemungkinan kedua: Aura iblis berasal dari Sang Penghancur yang bersemayam di kedalaman gua. tanpa nama sengaja ditinggalkannya untuk menjaga pintu masuk gua.
Kemungkinan ketiga: Di dalam gua terdapat dimensi lain - tempat mistis dan menakutkan. Mungkin terhubung ke dunia neraka, atau ruang dimensi aneh...
……
Semakin Chen Nan menebak, semakin ia merasa ngeri. Meski terkadang dirinya sendiri merasa tebakan ini sangat absurd, namun setelah dipikir matang, semua dugaan ini sepertinya memiliki kemungkinan tertentu.
Ratusan imajinasi membuat pikirannya semakin kacau, hingga akhirnya ia tertidur lelap.
Chen Nan bermimpi aneh. Ia melihat sosok tinggi besar bagaikan dewa dan iblis berdiri di depannya, berbicara dengan suara berat dan lambat: "Tua, kau kembali? Kurasakan aura-mu. Kuketahui bahkan langit pun takkan sanggup menghancurkanmu total... Semoga firasatku tak salah. Semoga kau benar-benar pulang. Aku terlalu letih, tak tahu apakah masih bisa bertempur bersamamu. Bila aku sirna, jangan lupa sahabatmu – Da Mo Tianwang (Raja Iblis Agung)!"
Kata-kata penuh nestapa itu semakin melemah, lalu menghilang total. Dalam mimpi, Chen Nan merasakan kesedihan tak terperi. Air matanya mengalir tanpa kendali...
Entah berapa lama, Chen Nan merasakan sepasang tangan lembut mengelus pipinya. Ia membuka mata.
"Kakak menangis..." Fajar Kecil berdiri di samping kursi rotan, matanya sembab.
Chen Nan menggendongnya, "Dasar kau. Air mata spontan saat tidur itu hal normal."
“Benarkah? Aku pikir kakak punya sesuatu yang sedih dan pilu.” Senyuman kembali muncul di wajah Xiao Chenxi, ia kembali menjadi gadis ceria seperti semula.
