Chen Nan menghela napas melihat Death's Abyss. Saat datang, sepuluh ahli penuh keyakinan ingin mengungkap rahasia besar yang tersembunyi. Tapi sekarang, hanya tiga orang yang lolos. Tidak heran jika Meng Ker memanfaatkan kecerdasannya kabur, tapi bahkan Ling Yun si pengecut yang menggunakan nyawa dan darah rekan setimnya juga berhasil melarikan diri.
Ia berbisik: "Orang baik belum tentu dapat balasan baik, penjahat belum tentu dapat hukuman. Aku yang bukan baik maupun jahat...hehe..." Dalam hatinya bergolak perasaan yang kompleks.
Ucapan dewa-demon tanpa nama seolah masih bergema di telinganya. Ia memaksa diri untuk tidak memikirkan kata-kata itu, karena sekarang belum waktunya. Sebelum memasuki realm Xianwu, ia tak punya kemampuan mengubah apapun. Untuk saat ini, ia harus melupakan semua yang diketahui tentang Death's Abyss.
Chen Nan menggelengkan kepala, bergumam: "Bencana besar yang terhindar pasti membawa berkah. Mari lihat keberuntungan apa yang menantiku."
Ia mulai berbalik arah mengikuti jalan sebelumnya. Saat semak berduri, Chen Nan tertegun. Pegunungan terjal dengan rintangan berlapis ini berjarak ratusan li dari Kota Kejahatan. Jika mengikuti arah dalam ingatan, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kembali.
Di tengah belantara gunung luas ini, sedikit saja deviasi arah bisa membuatnya tersesat ke kedalaman pegunungan. Chen Nan mengerutkan dahi, berharap Sub-Dragon hijau Sang Knight Naga masih menunggu di tempat semula. Namun setelah berjalan 5 li, harapannya pupus - Sub-Dragon telah menghilang.
Tanpa solusi lain, Chen Nan harus melanjutkan perjalanan kaki. Dengan mengandalkan ingatannya, ia berdoa dalam hati: "Jangan sampai ada deviasi sekecil apapun!"
Setelah meninggalkan Death's Abyss, hutan perlahan kembali hidup. Pada jarak 5 li dari Death's Abyss, suara burung dan hewan mulai terdengar, menghapus kesan kematian yang sebelumnya menyelimuti.
Pada saat itu, Chen Nan tiba-tiba melihat kilatan cahaya kuat terpantul dari hutan di kejauhan, namun sepersekian detik kemudian menghilang. Hatinya berdebar kaget lalu bergembira, berdasarkan pengalamannya, ia tahu itu adalah pantulan cahaya dari senjata tajam seperti pedang. Di tengah pegunungan luas ini, menemukan jejak manusia membuatnya sangat bersemangat. Diduga itu adalah orang yang dikirim Akademi Shenfeng.
Ia hampir berseru, namun menahan impulsifnya. Ia menyembunyikan pergerakannya, bergerak maju dengan hati-hati. Saat Chen Nan menggunakan Skill Siluman mendekati hutan depan, ia sudah bisa merasakan aura beberapa ahli di dalam hutan. Terdapat tiga orang di dalam, napas mereka panjang dan tenaga dalamnya kuat - semuanya ahli bertingkat.
Ia semakin berhati-hati, bersembunyi di balik pohon raksasa, menahan aura tubuhnya, tak bergerak sedikitpun.
Tiga orang di dalam hutan tetap diam membisu, namun memancarkan aura pembunuh yang samar, seperti macan tutul yang sedang mengintai, menunggu dengan khidmat hingga mangsa masuk ke dalam lingkaran penyergapan.
Chen Nan merasa ngeri, semakin merasakan pertanda buruk. Ia memiliki firasat bahwa beberapa orang ini benar-benar sedang menunggu seseorang masuk perangkap. Pikirannya langsung terasosiasi dengan Ling Yun yang tak berperasaan dan tak tahu malu. Segalanya menjadi terhubung dengannya. Kilatan cahaya dingin memancar dari mata Chen Nan, pupil matanya menyempit drastis - kemarahan sejati berkecamuk di hatinya. Namun ia tak bertindak gegabah, tetap diam mengintai sambil mengamati ketiga orang dari bayang-bayang.
"Tiga orang di dalam hutan tampak sangat sabar, lebih tepatnya 'profesional', semuanya adalah 'pemburu' yang luar biasa. Sudah satu shichen berlalu, mereka tetap tak bersuara."
"Dalam keheningan selama dua shichen berikutnya, ketiganya tetap tak bergerak sedikitpun. Perlahan, Chen Nan mulai gelisah. Tepat saat akan bertindak, akhirnya ada yang bersuara."
"Benarkah ada yang bisa selamat keluar dari Death's Abyss? Menurutku tidak mungkin. Yang tersisa sulit bertahan hidup."
"Tidak ada yang mustahil! Di dunia ini tak ada kepastian mutlak. Tak perlu banyak mikir, cukup jalankan perintah atasan dengan ketat. Jangan sampai ada yang lolos!"
Seorang yang seperti pemimpin berkata: "Kalian berdua diam! Grup lain dekat dari sini. Jika mereka dengar kita berdiskusi, repot nanti. Tugas kita sekarang diam seribu bahasa, menunggu dengan khidmat. Saat target muncul, segera beri sinyal ke grup lain untuk serang!"
Hutan kembali sunyi.
Chen Nan gemetar dalam hati. Dugaan tepat! Situasi sangat buruk. Mereka benar-benar ingin mengepung orang yang selamat dari tempat itu? Brengsek banget!
Parahnya, yang bersembunyi bukan cuma tiga orang. Masih ada beberapa grup lain di sekitar. Bisa dipastikan di perjalanan kembali ke Kota Kejahatan akan ada banyak penyergapan berlapis.
Setengah shichen kemudian, Chen Nan menginjak Langkah Dewa Khayalan bagai hantu, memutar ke belakang seorang target tanpa suara. Telapak kanannya diayunkan lembut ke bawah, orang itu jatuh tak berdaya tanpa sempat berteriak.
Kemudian, seperti siluman, ia kembali bergerak senyap di dalam hutan. Hanya dalam sekejap, tiga orang telah disergapnya dan dipukul pingsan.
Dengan hati-hati Chen Nan menyeret ketiga korban keluar dari hutan. Di tempat yang dianggap aman, ia membangunkan salah satunya. Begitu melihat korban hendak berteriak, Chen Nan menampar keras sambil menekan titik bisunya: "Berani teriak keras, aku langsung menyembelihmu!"
Korban tetap membangkang, mengeluarkan suara 'uuuu' dari mulutnya. Tanpa basa-basi, Chen Nan melesetkan tulang bahunya, melepas kedua lengan hingga menjuntai tak berdaya. Keringat dingin mengucur deras di wajah korban yang menahan sakit.
Suara dingin Chen Nan menggema: "Tak mau buang waktu. Jawab pertanyaanku jujur, atau kau tahu nasibmu."
Namun korban tetap keras kepala. Meski tak bisa bicara, suara 'uuuu'-nya terus terdengar, mata menyala penuh kebencian seakan mengutuk.
Chen Nan langsung menamparnya hingga pingsan. Ketika korban kedua dibangunkan, ternyata sikapnya sama kerasnya dengan yang pertama.
Ia membangunkan orang terakhir, namun situasinya sama, orang itu tetap menolak tunduk padanya. Kali ini Chen Nan benar-benar kesal, seandainya mereka adalah orang-orang terhormat, keteguhan seperti ini masih bisa dimaklumi. Tapi mereka hanya preman bayaran yang takut cahaya, kok bisa keras kepala seperti ini.
Ia mulai menerapkan hukuman kejam pada ketiganya, metode seperti patah urat dan salah tulang dilakukan satu per satu. Tapi ketiganya seperti mulut besi, tetap menolak bicara, dengan mata menyala garang memandangnya penuh kebencian.
Chen Nan pasrah, melihat tak bisa mendapat informasi, mulai menggeledah tubuh mereka. Tapi tetap tak menemukan petunjuk bernilai. Akhirnya, setelah berpikir, ia langsung menghilangkan level kultivasi mereka, lalu menekan semua titik akupuntur vital di tubuh mereka sebelum melemparkan ke semak-semak.
Ia kembali menyusup ke hutan. Jika masih belum menemukan apapun, rencananya adalah diam-diam menyingkirkan orang di hutan, lalu berputar kembali ke Kota Kejahatan.
Hutan masih sunyi, tapi Chen Nan tahu jalan menuju Kota Kejahatan dipenuhi jebakan, jaring besar telah terbentang menunggu orang yang lolos dari Death's Abyss terjebak.
Kali ini ia lebih hati-hati, menyamar dan berkamuflase. Ia yakin kelompok ini mungkin prajurit mati yang dikontrak, mustahil mendapat informasi dari mulut mereka. Jadi ia berencana menyadap dari belakang untuk mencari petunjuk bernilai.
Di dalam hutan, ia kembali merasakan aura sebuah grup. Ia membeku, langsung bersembunyi di tempat.
Setelah lama, akhirnya terdengar seseorang membuka topik: "Menurut kalian, apakah benar ada yang bisa hidup keluar? Menurutku mustahil."
"Tapi seketika terdengar seseorang menegur: "Diam, kau tidak ingin hidup? Kau lupa bagaimana pihak atasan menjelaskan, sama sekali tidak boleh membahas sembarangan, jangan sampai ketahuan."
Chen Nan mengutuk dalam hati, tapi tidak ada solusi.
Tiba-tiba, ada yang berbisik pelan: "Kelompok satu, bagaimana situasi di sisi kalian?"
Chen Nan berbisik dalam hati: Bahaya.
Kelimanya yang berhasil dihabisi pastilah anggota kelompok satu. Saat ini mustahil ada yang menjawab. Setelah berpikir, ia memaksakan diri menjawab: "Tidak ada situasi mencurigakan."
"Hah?" Suara kebingungan terdengar dari dalam hutan, lalu berteriak keras: "Bahaya! Ada penyusup!"
Gemuruh suara memenuhi hutan. Banyak siluet berlari cepat ke arah ini. Chen Nan benar-benar tak bisa berkata-kata. Tak disangka organisasi mereka begitu rapi. Baru saja lolos dari Death's Abyss, langsung dikepung. Pertumpahan darah tak terhindarkan.
※※※
Kota Kejahatan bagai diterpa badai. Setelah rahasia Death's Abyss terbongkar, suasana hati massa sulit kembali tenang.
Beberapa hari lalu 10 ahli muda teratas berangkat ke Death's Abyss. Tak disangka kabar buruk segera datang. Selain Meng Ke'er - penerus terbaik Kuil Suci Pantai Dan Tai dan ketua muda Keluarga Ling dari 10 keluarga kultivasi teratas Benua Timur yang berhasil kabur, sisanya dikurung dewa tanpa nama di jurang maut.
Jejak Meng Ke'er sulit dilacak, semua pesan berasal dari mulut Ling Yun. Kota Kejahatan mendidih, emosi seperti kejutan dan ketakutan menyebar di antara para praktisi.
Orang-orang menyesali Delapan Ahli Terhebat yang gagal melarikan diri. Para penggemar mereka diliputi kekhawatiran.
Semua orang berharap senior ahli yang sedang kultivasi di berbagai benua segera tiba. Perkembangan sudah mencapai tahap ini, hanya senior-senior itu yang layak menyelidiki wilayah maut.
Para praktisi menunggu dalam kecemasan dan kegelisahan.
Sementara itu, rektor Empat Universitas mengirimkan beberapa ahli untuk mencari keberadaan Meng Ke'er. Bagaimanapun dia adalah salah satu yang selamat, dikhawatirkan terjadi kecelakaan padanya.
Ling Yun dipuji oleh semua senior ahli di Kota Kejahatan, sekaligus mendapat pujian dari ahli muda berbakat. Namun hari-harinya tidak tenang, jika ada yang selamat dari wilayah maut, kebohongannya akan terbongkar. Sikap tak berperasaan dan tak tahu malunya akan ketahuan di hadapan dunia.
Meski sudah menyusun strategi, dia tetap sangat khawatir!
Selain itu, saat berjalan sendirian di taman Akademi Shenfeng, dia pernah merasakan resonansi aura pembunuh yang samar. Itu adalah aura yang familiar. Dalam sepersekian detik, dia sudah menebak siapa orang di bayang-bayang itu - Meng Ke'er!
Dalam situasi itu, Ling Yun berpikir cepat, lalu menurunkan suaranya: "Apakah ini Peri Mimpi? Tenang saja, aku tidak akan sembarangan bicara. Selama ini aku selalu mengagumimu. Hal-hal yang terjadi di Ilusi Langit Kosong tidak bisa dianggap nyata. Kau akan selalu menjadi peri paling suci dalam hatiku. Selain itu, jangan khawatir. Jika Chen Nan berhasil kabur dari Death's Abyss, aku pasti akan membunuhnya sendiri. Aku tidak bisa menerima perbuatannya yang telah menodai peri dalam pandanganku."
Taktik Ling Yun tidak bisa dikatakan tidak licik. Selain menyelamatkan diri, dia juga menyiapkan gerakan lanjutan yang cerdik.
Akhirnya aura pembunuh itu perlahan memudar, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
※※※
Kabut darah menyebar di hutan. Chen Nan dan para ahli yang bersembunyi telah bertarung sengit cukup lama. Dua ahli bertingkat telah tewas ditanganinya dengan cara dipenggal.
Saat ini senjata di tangannya adalah hasil rampasan. Pedang di tangan kiri, pedang panjang di tangan kanan. Gerakannya lebar dan bertenaga, tebasan horizontal dan vertikal. Jianqi yang termanifestasi dan kilatan pedang berkilauan mencapai panjang dua zhang (≈6 meter), menciptakan suara menderu menakutkan di hutan, merajai medan pertempuran tanpa bisa dihalangi.
Tapi semakin lama bertarung, hati Chen Nan semakin ciut. Jumlah ahli bertingkat yang mengepungnya terus bertambah. Terus ada orang datang dari kejauhan bergabung dalam formasi pertempuran. Kini total tujuh ahli bertingkat sedang mengepungnya.
Jika terus begini, dia pasti akan kelelahan dan mati dalam pertempuran. Meski kekuatannya luar biasa, tetap tak bisa melawan jumlah yang lebih banyak! Banyaknya ahli bertingkat ini menunjukkan betapa mengerikannya kekuatan di belakang mereka.
Pada saat itu, suara siulan panjang terdengar dari kejauhan. Sebuah siluet melesat melewati rimbunan pepohonan dengan cepat menuju ke sini.
Chen Nan merasakan firasat buruk. Dari siulan panjang itu, tamu yang datang jelas sangat tangguh, pastilah seorang ahli di bidangnya. Siulan semakin dekat, terlihat seorang lansia berjubah abu-abu melompat sejauh beberapa zhang seperti burung raksasa, terbang mendekat hingga berjarak sepuluh zhang.
Lansia Berjubah Abu-abu itu melayang ke udara, kedua kakinya menginjak angkasa. Dia menghujani Chen Nan dengan puluhan bayangan tendangan. Fluktuasi energi dahsyat bergulung-gulung di antara pepohonan, kekuatan sebesar longsoran menghantam deras ke arah Chen Nan.
Chen Nan kaget, mengacungkan pedang dan goloknya. Dia membalas dengan melancarkan belasan serangan tajam ke arah bayangan tendangan di udara. Dua kekuatan bertubrukan di langit bagai ombak menggempur tebing, memicu gelombang fluktuasi energi dahsyat yang merobohkan barisan pepohonan di sekelilingnya berjajar-jajar.
Chen Nan mundur terhuyung beberapa langkah besar. Lansia itu mendarat dengan anggun. Kini di arena hanya tersisa mereka berdua, sementara yang lain mengepung mereka dalam formasi ketat.
Chen Nan dalam hati gusar. Tingkat kultivasi lansia ini sepertinya setara dengannya. Ditambah para ahli bertingkat di sekeliling, jika nekat bertarung habis-habisan, dia benar-benar akan tumbang dengan penuh penyesalan.
"Lansia brengsek, kalian ini sebenarnya siapa? Mengapa menyergap dan membunuhku di sini?"
Senior itu menyipitkan matanya, menatap buku gambar di tangannya, tanpa sengaja memancarkan dua kilatan cahaya dingin. Ia berkata dingin, "Kau Chen Nan, ya? Identitas kami tidak perlu kau ketahui. Hari ini kau hancur!"
※※※
Di puncak gunung sekitar 5 li dari Death's Abyss, seorang gadis cantik luar biasa berbalut gaun putih dengan kulit seputih salju terus memantau tanpa berkedip keributan di hutan. Angin sepoi-sepoi menghembus, membuat kecantikan seperti peri itu seolah hendak terbang mengikuti angin.
Namun saat ini, wajah sang peri di puncak gunung dipenuhi es tanpa secercah senyuman. Sorot matanya dingin bagai kilat, aura pembunuh berkumpul mengelilinginya.
Wanita putih itu tak lain adalah Meng Ke'er. Diam-diam ia pernah kembali ke Kota Kejahatan sekali, lalu kembali ke pegunungan ini, terus berjaga di jalan wajib menuju Kota Kejahatan.
Ia telah menemukan bayangan Chen Nan di hutan. Aura pembunuh yang dipancarkannya memang ditujukan untuk Chen Nan. Tapi ia tak muncul, tidak ingin ketahuan di depan banyak orang.
