"Aowu... Kapan kita akan kembali?"
"Setelah Meng Ker memanfaatkan 'angin timur' dari kertas-kertasku untuk mengungkap kejahatan Ling Yun dan menjerumuskannya ke jurang kehancuran, kita akan kembali untuk memberinya kejutan!"
"Aowu... Wahahaha..." Naga Ungu-Emas membawa Chen Nan terbang meninggalkan Kota Kejahatan, bersembunyi di kedalaman pegunungan.
Pertarungan malam ini membuat Chen Nan kelelahan parah dengan luka internal yang cukup serius. Ahli level empat di barat kota yang ditemuinya benar-benar menakutkan, bahkan mencapai level empat menengah. Jika bukan karena teknik leluhurnya yang terbalik, mungkin dia benar-benar akan tewas.
Tapi dari sikap ahli terakhir itu, sepertinya dia tidak benar-benar ingin menyulitkannya, hanya tidak menyukai sikap arogannya saat membuat keributan di Kota Kejahatan.
Selalu ada yang lebih hebat di luar sana, Kota Kejahatan penuh dengan naga dan harimau tersembunyi. Dia yakin selain Akademi Shenfeng, pasti masih ada ahli sejati lain yang mengasingkan diri di kota ini. Hanya saja para senior ini tidak ingin menyerangnya, membiarkannya "berbuat semaunya".
Dia yakin, ahli dengan kekuatan luar biasa pasti juga merupakan orang bijak. Mereka tidak akan serta-merta mempercayai sepihak perkataan Ling Yun. Selain ahli sejati, mungkin banyak ahli tingkat empat yang diam-diam membiarkan aksi semena-menanya malam ini, demi mengungkap kebenaran sejati tragedi Death's Abyss.
Malam itu, setelah menyembuhkan lukanya, Chen Nan langsung tertidur lelap. Berhari-hari fisik dan mentalnya kelelahan, kini akhirnya bisa bernapas lega. Apapun perkembangan selanjutnya, dia hanya bisa menunggu dengan khidmat dan mengamati dengan dingin.
Subuh menjelang, Kota Kejahatan memanas. Jalan besar dan gang kecil dipenuhi selebaran yang membongkar tindakan kejam Ling Yun. Rumor bertebaran, masyarakat ramai berdiskusi.
Dalam selebaran yang disebarkan Chen Nan, dibeberkan secara detail sikap buruk Ling Yun. Diuraikan prosesnya membunuh rekan sendiri, karakteristik gulungan sihir ruang yang dibuat Mage Arwah, serta metode penggunaannya.
Tulisan tersebut menekankan bagaimana Meng Ker dalam situasi genting menggunakan tubuhnya untuk melindungi Xiao Feng - ahli terkuat Akademi Shenfeng, dan Qian Long - ahli misterius dari Akademi Xianwu dari serangan mendadak Ling Yun. Dalam kondisi luka parah, dia muntah darah hebat hingga tak sadarkan diri.
Setelah mengalami luka parah, Meng Ker terjebak dalam jurang kematian. Namun di saat-saat tersadar, dia berhasil memanggil Pusaka Tertinggi Taoist Lotus Giok dan mendorong Chen Nan beserta beberapa orang ke atasnya. Tapi dirinya sendiri tidak naik, berusaha mengendalikan Lotus Giok dari jarak jauh saat dewa tanpa nama sedang mengamuk, untuk mengirim semua orang keluar dari Ilusi Langit Palsu dalam dua tahap.
Tapi saat itu kondisinya kritis, mustahil mengendalikan Lotus Giok yang membawa begitu banyak orang. Semua terharu melihat keluhuran budi Meng Ker. Para ahli muda dengan mata berkaca-kaca memaksanya naik Lotus Giok, lalu memilih Prajurit Pelindung Negara Chu, Chen Nan, untuk mendampingi dan melindunginya.
Hancur hati melihat para ahli muda mengancam bunuh diri, akhirnya Meng Ker pergi sambil meneteskan air mata...
Dalam tulisannya, Chen Nan memuji-muji kebesaran Meng Ker. Digambarkannya sosoknya bagai jelmaan peri suci yang penuh cahaya kebaikan, berulang kali ingin mengorbankan nyawa sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Citra peri penuh welas asih itu hidup di setiap halaman, menyentuh relung hati pembaca.
Disebutkan dalam artikel, setelah keluar dari Death's Abyss, luka internal parah Meng Ker kambuh. Usai dibantu Chen Nan pulih, dia menghilang secara misterius saat Chen Nan pergi mencari tanaman obat.
Chen Nan panik, terus mencari jejaknya di pegunungan, namun tak menemukan bayangan sedikitpun. Beberapa hari kemudian, mimpi buruknya dimulai. Ling Yun yang tak tahu malu dan kejam bahkan mengirim ahli untuk memburunya di pegunungan...
Artikel ini menceritakan secara detail perjalanannya yang nyaris terbunuh di pegunungan. Adegan mengerikan saat bertempur melawan prajurit mati Keluarga Ling membuat pembaca seolah merasakannya langsung...
Banyak kebohongan dalam artikel ini, namun Chen Nan menulisnya dengan sangat serius. Bisa dikatakan setiap detail mengandung makna tersembunyi.
Alasan mengubah cerita menjadi Xiao Feng dan Qian Long diserang secara tiba-tiba oleh Ling Yun adalah untuk memanfaatkan efek selebriti mereka. Xiao Feng adalah ahli terkuat Akademi Shenfeng, memiliki banyak penggemar di akademi tersebut maupun di Kota Kejahatan. Qian Long yang misterius diduga memiliki status setara Xiao Feng di Akademi Xianwu. Dengan menuliskan kisah mereka diserang, lebih mudah membangkitkan kemarahan dan empati banyak orang.
Tentu, bagian yang paling banyak mendapat porsi dalam artikel ini adalah Meng Ker. Tulisan ini menonjolkan kesucian dan keagungannya, seolah ia adalah jelmaan peri yang baik.
Sebagai pewaris Tempat Suci Kuno, status Meng Ker sangat mulia di mata masyarakat. Dengan menceritakan berbagai aksinya menyelamatkan orang dengan mengorbankan diri, resonansi emosional pembaca semakin kuat.
Artikel Chen Nan ini seolah sedang "membuat dewa", menggambarkan citra Meng Ker hingga mencapai kesempurnaan. Jika terbukti benar, reputasi Meng Ker di benua ini jelas akan melambung ke puncak. Baik sekte maupun dirinya sendiri, sejak saat itu akan diselimuti aura suci. Puluhan tahun kemudian, citranya sebagai peri suci ini tetap tak akan goyah di hati masyarakat.
Hubungan Chen Nan dan Meng Ker sekarang bagai air dengan api. Pujiannya yang berlebihan ini dimaksudkan untuk memanfaatkannya membersihkan nama buruknya.
Kali ini Chen Nan berencana menjebak kematian palsu, lalu menjauh dari masalah sambil memancing Meng Ker ke permukaan agar bentrok dengan Ling Yun. Soal rencana kematian palsu ini, ia tahu pasti tak bisa disembunyikan dari Meng Ker. Ia terpaksa memberikan achievement pada Meng Ker.
Umpan besar telah dilemparkannya pada Meng Ker. Meski tahu Chen Nan belum mati, godaan "citra peri suci" ini mungkin terlalu besar untuk ditolaknya. Kemungkinan besar ia akan muncul menerima aura suci tersebut.
Dalam artikelnya, Chen Nan terus mengarahkan ujung tombak pada Ling Yun. Dikatakan bahwa hilangnya Meng Ker kemungkinan besar karena dibunuh atau diculik Ling Yun. Alasannya jelas: Ling Yun ingin membungkam mulut untuk menutupi perbuatan kejinya yang membuat dewa dan manusia marah, persis seperti upayanya terus mengirim orang ke pegunungan untuk membunuh Chen Nan.
Di akhir tulisan, terdapat catatan terakhir Chen Nan yang dipenuhi kesedihan dan kemarahan. Diceritakan bahwa semua orang di kota mempercayai sepihak perkataan Ling Yun. Tanpa cara lain untuk membalaskan dendam rekan-rekannya, Chen Nan memilih untuk melancarkan serangan bunuh diri sendirian di malam itu.
Surat wasiat seperti ini, dikombinasikan dengan aksi Chen Nan menyerbu Kota Kejahatan tadi malam, memiliki daya persuasif yang kuat. Seluruh penduduk kota mulai goang keyakinannya.
Kota Kejahatan benar-benar memanas. Orang-orang membahas pertempuran mengerikan semalam, mendiskusikan kebenaran sejati Death's Abyss. Wacana Ling Yun tak lagi dominan. Banyak yang berbelas kasih pada Chen Nan dan mempercayai perkataannya.
Para ahli muda berbakat yang tewas di Death's Abyss semuanya memiliki pengaruh tertentu. Para penggemar mereka turun ke jalan melakukan demonstrasi, menuntut investigasi kebenaran dan keadilan bagi yang telah tiada.
Hari itu, Kota Kejahatan dilanda kekacauan. Bentrokan fisik kerap terjadi akibat perbedaan pendapat.
Para algojo dan tentara bayaran yang berhasil merebut "potongan mayat Chen Nan" dikepung massa saat hendak mengklaim Hadiah Buruan. Mereka kabur panik bagai tikus jalanan.
Kacau! Kacau! Kacau!
Ling Yun menggenggam kertas yang disebarkan Chen Nan dengan wajah pucat pasi. Ia sadar situasi memburuk, namun kini sulit memulihkan kekurangan. Semua terjadi terlalu mendadak. Orang-orang mulai meragukan ucapannya.
Sepertinya dalam sifat asli semua orang terdapat akar kejahatan, suka menghancurkan hal-hal indah. Dulu ketika Chen Nan berada di puncak ketenaran, Ling Yun hanya perlu sedikit memprovokasi, dan langsung mendapat efek yang tak terduga. Kini Chen Nan telah mati, reputasi Ling Yun mencapai ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya, tiba-tiba muncul "rumor" tentangnya, banyak orang langsung percaya dan mulai menambah bensin ke api, menyebarkan desas-desus.
Tentu saja kecenderungan buruk bawaan manusia adalah satu sisi, sisi lain adalah keberhasilan Chen Nan memainkan drama melodrama: menjadi korban fitnah, bergumul dengan kematian sendirian di pegunungan, semua orang tidak tahu kebenaran dan menyerangnya, akhirnya dia dengan penuh amarah membuktikan tekadnya dengan kematian.
Sebenarnya ini bukan sepenuhnya akting. Semua yang terjadi di pegunungan adalah pengalaman nyata Chen Nan. Dia bisa kembali hidup-hidup hampir seperti keajaiban!
Dua hari kemudian, pernyataan Chen Nan mulai unggul. Orang-orang mulai percaya pada kebenaran yang diceritakannya.
Ling Yun hampir menggigit gigi baja sampai hancur. Bagaimana dia bisa membantah? Orang mati dianggap suci, seberapa pun pintarnya dia beretorika, tak mungkin bisa mengalahkan "mayat"!
Chen Nan di kedalaman pegunungan takkan menyangka bahwa kertas yang dia sebarkan memiliki efek sebesar ini, sepenuhnya melampaui perkiraannya.
"Kartu Meng Ker", "Kartu Xiao Feng", kekuatan dua kartu ini tak bisa dia bayangkan. Sebagai pewaris Tempat Suci Kuno, Meng Ker dalam setahun terakhir menjadi sangat terkenal dengan penggemar tak terhitung. Nasibnya yang tak jelas kini menggerakkan hati banyak kesatria muda.
Terlepas apakah Ling Yun benar-benar membunuh atau menculik Meng Ker yang terluka parah, dia telah menjadi tersangka utama. Banyak orang muda impulsif ingin membuatnya kesal.
Sementara Xiao Feng, sebagai ahli terkuat di Akademi Shenfeng, di mata banyak pemuda di akademi, adalah idol yang patut dikejar dan diteladani. Kota Kejahatan bisa dibilang sebagai "wilayah pengaruh" Akademi Shenfeng. Di "kandang sendiri", jumlah pendukungnya hampir menyamai Meng Ker.
Banyak pemuda dari Akademi Shenfeng ingin segera melacak pelaku sebenarnya. Beberapa tak terhindarkan ingin mencari masalah dengan Ling Yun, dengan penggemar perempuan yang paling mengerikan - membawa pedang dan ingin langsung menghabisi Ling Yun.
Ling Yun sudah mengirim merpati pos untuk meminta bantuan keluarga. Kini dia "dipindahkan" ke Akademi Shenfeng oleh Wakil Direktur Empat Universitas, ditempatkan di lokasi terpencil dengan penjaga khusus. Bentuk tahanan rumah tidak langsung ini membuatnya geram, gemetar, namun tak berdaya.
Dia tahu Chen Nan pasti belum mati! Dengan inisiatif awal dan menguasai situasi, tapi tiba-tiba kalah semuanya dalam semalam - Ling Yun hampir menjadi gila karena kemarahan.
Situasi di Kota Kejahatan kacau balau. Pesan ini menyebar ke seluruh benua, memusatkan semua perhatian ke sini.
Kebenaran sejati tragedi Death's Abyss masih misterius. Sepertinya hanya dengan menemukan Meng Ker-lah bisa diketahui siapa yang berbohong antara Ling Yun dan Chen Nan.
Tak terhitung tim kecil eksplorasi kembali menuju kedalaman pegunungan, mencari jejak Meng Ker.
Di luar Kota Kejahatan, di tengah hutan bambu, Meng Ker berdiri di pucuk bambu, memancarkan aura dingin yang samar, bagai peri Timur yang tidak makan asap duniawi.
Di tangannya yang putih terdapat kertas yang disebarkan Chen Nan di Kota Kejahatan. Wajah sempurnanya tanpa ekspresi, mata jernih bagai air musim gugur berhenti di atas kertas selama beberapa detik sebelum beralih arah.
Meng Ker tetap berdiri di pucuk bambu, merenung lama. Akhirnya, ia melepaskan kertas di tangannya, membiarkannya berjatuhan perlahan.
