Telapak cahaya raksasa bergulung naik, menghantam Johens. Kilauan cahaya menyinari delapan penjuru, ufuk berkedip terang. Chen Nan mulai pulih, matanya berkilau dingin. Dari Naga Ungu-Emas ia mengambil telapak giok, mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ke dalamnya, lalu menghantam ke atas dengan dahsyat.
Chen Nan tidak pernah mengambil keputusan setengah-setengah. Begitu memutuskan sesuatu, dia pasti akan berusaha mati-matian. Meskipun malaikat dalam legenda itu mengerikan, namun karena sudah berjanji pada Naga sakti ungu-emas, tekadnya untuk membunuh Qiong Ensi semakin menggebu dengan momentum tak kenal ampun.
Dua telapak tangan cahaya raksasa bergerak berurutan memenuhi langit, fluktuasi energi dahsyat bagai tsunami mengamuk yang bergelora di udara.
Tiba-tiba, dari ketinggian turun cahaya dewa berwarna merah darah bagai hukuman langit. Gemuruh berguling-guling tak henti, sementara pemandangan mengerikan di sekitar cahaya merah itu membuat bulu kuduk merinding: malaikat tanpa kepala, iblis bertangan putus... Panah cahaya dari Panah Houyi yang ditembakkan ternyata berbalik arah, seolah bersumpah takkan berhenti sebelum Qiong Ensi tumbang.
Konon panah yang dilepas dari Panah Houyi takkan berhenti sebelum terkotori darah target. Kini anak panah yang disiram darah naga suci ini semakin spiritual, menolak menghilang sebelum Qiong Ensi tewas.
Qiong Ensi panik, berubah menjadi cahaya putih melesat ke ujung langit. Panah dewa merah darah itu membuntuti tanpa ampun. Adegan menegangkan ini membuat semua orang terpana: semburan merah menyala-nyala ini tak henti mengejar seorang malaikat, menghantui setiap hati yang menyaksikan.
"Doron"
Panah cahaya merah darah akhirnya berhasil menyusul Qiong Ensi, langsung menembus punggungnya. Dua pasang sayap putih di belakangnya hancur berkeping-keping dalam sekejap. Darah muncrat deras, bulu putih beterbangan di langit. Darah segar yang merah menyala dan bulu dewa yang putih bersih membuat langit malam terasa begitu menekan.
"Aaargh..."
Qiong Ensi mendongakkan kepala sambil melolong sedih, rambut emasnya berkibar liar dengan ekspresi mengerikan. Lubang darah sebesar mangkuk muncul di dadanya, tembus dari depan ke belakang. Meski begitu, dia belum mati. Menatap panah cahaya yang semakin memudar dan terus melaju ke depan, dia terkejut, takut, dan marah...
"Api kemarahan, hanguskan kegelapan, nyala langit!" Wajah Qiong Ensi berkerut menahan sakit parah sambil melantunkan mantra terlarang.
Api dahsyat menyapu dunia, seolah seluruh langit malam terbakar. Gelombang api bagai tsunami bergulung-gulung menuju panah cahaya merah darah. Seketika, malaikat tak berkepala dan iblis bertangan putus yang mengelilingi panah dewa itu habis terbakar. Panah dewa merah darah akhirnya hancur oleh mantra api terlarang, menciptakan gelombang dahsyat di udara. Getaran tak tertandingi menyebar ke segala penjuru, membuat lautan api bergelora di langit malam yang luas. Seluruh ufuk disinari nyala api yang berkedip-kedip.
Untung semua ini terjadi di udara, jika di tanah, mungkin seluruh ibu kota Chu sudah terbakar menjadi abu dalam sekejap.
Api perlahan memudar, Jones berbalik pelan menghadap Chen Nan di bawah. Dada tembus ke belakang, lubang darah besar terlihat sangat mengerikan. Dua pasang sayapnya sudah rusak parah, bulu putih berlumuran darah beterbangan di udara.
Ekspresinya muram menyeramkan, tak ada lagi kesucian malaikat. Matanya menyala api sambil menatap tajam Chen Nan. Aura pembunuh yang mengalir deras membuat semua orang merasakan rasa dingin yang menusuk tulang.
Saat Jones hendak bergerak, kabut ungu tiba-tiba menyelimutinya. Orang misterius berpendar ungu yang tadi datang dari ufuk selatan muncul seketika di depannya. Dengan nada dingin ia berkata: "Malaikat Barat turun sembarangan sudah melanggar hukum dunia. Merebut pusaka Timur kami, ini pelanggaran kedua. Wang Xi dari Istana Zixiao hari ini akan membuka pembunuhan!"
Suara dingin itu menggema ke seluruh ibu kota. Tak terhitung praktisi dan pasukan penjaga menunjukkan ekspresi kagum. Seorang manusia biasa berani meremehkan malaikat legenda Barat, bahkan berani mengancam akan menghancurkannya sendiri - betapa heroiknya!
Orang misteri yang dikelilingi aura ungu berdiri di atas Void, seluruh tubuhnya memancarkan momentum dahsyat, sikap sebagai ahli puncak yang menguasai dunia terpancar jelas!
Istana Zixiao sudah dikenal luas di kalangan kultivator Timur, bersama Kuil Suci Kuno Pantai Dan Tai dan Kuil Xiao Lin, mereka termasuk dalam Tempat Suci Kuno Timur.
Saat itu, para praktisi generasi tua sudah terkejut membuka mulut lebar. Nama Wang Xi mungkin asing bagi anak muda sekarang, tapi 140 tahun yang lalu, itu adalah nama legenda di dunia kultivasi.
Di era itu, Huntian Da Mowang (Raja Iblis Pengacau Langit), peri dari Tempat Suci Pantai Dan Tai, dan Wang Xi dari Istana Zixiao menjadi tokoh puncak yang sulit ditandingi. Saat itu saja mereka sudah ahli kelas atas, apalagi setelah 140 tahun?!
Tanah berguncang kacau. Tak ada kultivator yang menyangka legenda ini akan muncul kembali setelah lebih dari seabad. Pasti level kultivasinya tinggal selangkah lagi dari tingkat menembus Void dengan seni bela diri, sampai-sampai malaikat Barat pun tak dianggapnya.
Lao Yaoguai dan dua monster tua lainnya adalah generasi sezaman Wang Xi. Mereka sangat paham betapa kuatnya level orang ini. Setelah saling pandang, mata mereka menunjukkan ekspresi kompleks yang sulit diuraikan.
Amy Sui dan Carmela terkejut bukan main, baru saat ini mereka menyadari betapa mengerikannya Wang Xi. Dengan mengandalkan intuisi, mereka meramalkan level kultivasi Wang Xi pasti setara dengan Duan Mu dari Klan Monster Kunlun. Saat ini, Qiong Ensi sudah luka parah, jelas bukan lawan Wang Xi. Amy Sui dan Carmela segera bergegas menukik ke bawah.
Begitu keduanya bergerak, orang-orang lain juga mulai bereaksi. Tiga monster tua langsung menyerang, menyergap Amy Sui dan Carmela. Sementara Duan Mu kembali menyelimuti Dragon Knight Rilla dan mayat hidup itu dalam cahaya hijau redup, pertempuran massal pun kembali meletus.
Udara dipenuhi kilauan warna-warni yang membutakan mata. Namun di balik ribuan pancaran cahaya fajar itu, tersimpan bahaya maut. Beberapa ahli eksentrik tak terkalahkan sedang bertarung hidup-mati. Akhirnya, malaikat bersayap empat Qiong Ensi yang terluka parah dan Wang Xi si eksentrik dari Istana Zixiao juga terseret dalam kerusuhan, bergabung dalam pertempuran sengit melawan beberapa orang di ketinggian.
Tiba-tiba, suara helaan napas yang lama menghilang itu kembali terdengar. Meski volumenya rendah, gema suaranya bergema di seluruh cakrawala, sampai ke telinga setiap orang.
"Sifat ketuhanan? Sifat iblis? Sulitnya tetap waras. Membunuh diri dan memusnahkan roh? Atau... menjadi iblis besar?"
Semua orang terkejut pucat, bahkan ekspresi para ahli tak terkalahkan pun tampak memalukan. Mereka tahu, kali ini sang legenda yang bersembunyi di bayang-bayang benar-benar akan muncul!
