Lansia berbaju abu-abu itu tiba-tiba muncul di tengah arena. Melihat Duoluo Tianssi terbelah dua, matanya dipenuhi kepedihan sementara wajahnya berkedut terus-menerus.
Chen Nan sama sekali tidak mempedulikannya, langkahnya terus maju ke arah Gu Xi, wajahnya dipenuhi hawa pembunuhan. Halberd Fangtian memancarkan cahaya hijau dingin yang mistis, pada saat ini dia seperti dewa pembunuh.
Senior itu ekspresinya sedikit muram, tubuhnya menghilang secepat kilat dan menghalangi depan Gu Xi. "Orang muda jangan terlalu agresif, lebih baik menjaga low profile. Kalau tidak, hidup tidak akan lama," katanya pada Chen Nan.
"Jika orang tidak menggangguku, aku tak akan mengganggu. Jika orang ingin membunuhku, pasti kuhabisi!" Chen Nan menatap tajam senior itu, menjawab dengan dingin.
Cahaya perlahan muncul di mata senior berjubah abu-abu, ekspresi muramnya mulai mencair. "Semangatmu bagus, hehe. Memang Gu Xi terlalu jauh. Menurutku hari ini kita mundur masing-masing satu langkah saja."
Mendengar ini, aura pembunuh di wajah Chen Nan berangsur menghilang. Sejak awal dia sudah merasakan level kultivasi senior ini tak terukur - pasti ahli tingkat lima. Dia tak ingin "mati muda" sebelum sayapnya kuat.
Hanya saja di awal senior itu memberi ancaman tersirat. Jika dia mengalah di depan puluhan ribu praktisi, mungkin akan menjadi bahan ejekan seumur hidup.
"Yang disebut Tahu Kapan Harus Berhenti, selalu menyisakan ruang top level," Chen Nan tidak melanjutkan tekanan. Tapi ia tahu hari ini telah total menyakitin Sekte Pengendali Mayat. Sebenarnya saat sesepuh berbaju abu menerjang sambil berteriak "Hentikan!", ia sempat ragu: haruskah menghancurkan Duoluo Tianshi? Setelah menimbang pro-kontra, akhirnya ia memilih membantai.
Ia sudah menyakiti murid berbakat Sekte Pengendali Mayat Gu Xi, berarti telah melawan seluruh sekte. Karena tak terhindarkan menjadi musuh, maka harus menghancurkan kekuatan mereka sekeras-kerasnya.
Chen Nan tidak takut pada Gu Xi, tapi Duoluo Tianshi membuatnya waspada. Keberhasilannya membantai hari ini murni karena kecerobohan lawan. Ia yakin mayat kuno seperti ini pasti langka di Sekte Pengendali Mayat. Dengan menghancurkannya sekarang, masa depan berkurang satu musuh kuat.
Penonton luar arena memanas. Di mata mereka, Chen Nan menciptakan keajaiban: berhasil membantai mayat kuno Sekte Pengendali Mayat Duoluo Tianshi! Ia benar-benar setara dewi pembunuh!
Sesepuh berbaju abu memandang dingin ke Gu Xi: "Tugasmu mengundang semua pahlawan ke upacara pembukaan sekte kami, tapi malah mempermalukan diri di sini. Benar-benar tidak berguna!"
Mata Gu Xi menyala garang, tapi ia menunduk: "Mohon hukuman dari paman seperguruan."
"Hmph, gurumu yang akan menghukummu!" Sesepuh itu mengalihkan pandangan setelah menyapu tatapan ke arahnya.
Lalu, sesepuh berbaju abu-abu mengumpulkan seni suara tingkat tinggi, berteriak ke segala penjuru: "Para anggota, hamba tua ini meminta maaf kepada semua di sini, terutama beberapa pewaris terbaik dari tempat suci. Keponakan murid hamba ini tidak tahu diri, mengandalkan ilmu rahasia pengendalian mayat yang dipelajarinya, lalu menjadi sombong dan menantang para pahlawan muda di sini. Hamba memohon maaf dengan bersujud, harap semua tidak menyimpan dendam. Hamba yakin sebagian besar sudah tahu asal sekte kami. Benar, kami dari Sekte Pengendali Mayat. Setelah seribu tahun lebih, Sekte Pengendali Mayat yang telah hancur akan dibuka kembali. Dalam waktu dekat akan diadakan upacara pembukaan sekte. Baru-baru ini mendengar ibu kota Chu sedang bergolak, berkumpul separuh pahlawan kalangan kultivator, awalnya ingin mengutus Gu Xi mengirim surat undangan untuk menghadiri upacara pembukaan sekte kami, tak disangka terjadi insiden ini. Atas nama Sekte Pengendali Mayat, hamba Gu Feng sekali lagi memohon maaf, sekaligus mengundang para pahlawan untuk berkumpul di Pegunungan Fengdu sebulan lagi guna menghadiri upacara pembukaan sekte kami..."
Pegunungan Fengdu terletak di wilayah Negara Chu, tepatnya di kawasan pegunungan di Barat Daya Chu. Nama Fengdu sudah sangat terkenal, karena merupakan gunung hantu yang termasyhur.
Menurut legenda, bahkan di siang hari seluruh pegunungan itu dipenuhi aura Yin yang mencekam dengan lolongan hantu tak putus-putus. Pada malam hari, tempat itu bagaikan neraka bawah alam dengan kobaran api hantu yang redup dan arwah gentayangan di sekelilingnya.
Alasan Pegunungan Fengdu menjadi tanah hantu adalah karena di sana terdapat mayat tak terhitung jumlahnya. Saat Benua Xianhuan dan Benua Magis masih menyatu, Timur dan Barat pernah terlibat perang besar berkali-kali. Perang berlangsung lebih dari seribu tahun, lebih dari 10 juta pasukan yang gugur dikuburkan di Pegunungan Fengdu, menjadikannya tempat dengan energi Yin terkuat di seluruh benua.
Pegunungan Fengdu yang penuh aura hantu menjadi favorit Sekte Pengawal Mayat dan Mage Arwah Barat. Alasannya sederhana: Sekte Pengawal Mayat bisa menggali mayat langka dari zaman kuno di sana, sementara Mage Arwah bisa mengumpulkan arwah penasaran kuat dari tempat itu.
Ribuan tahun lalu Sekte Pengawal Mayat memang berbasis di sana. Tidak mengherankan jika setelah seribu tahun, mereka memilih lokasi yang sama untuk membuka kembali sekte mereka.
Meski permintaan maaf Gu Feng dari Sekte Pengawal Mayat terlihat tulus, sebagian besar orang tahu ini hanya upaya menyelamatkan muka. Mustahil Gu Xi berani menantang banyak ahli muda tanpa instruksi dari senior sekte.
Jelas terlihat Sekte Pengawal Mayat ingin menjadikan murid-muridnya sebagai yang tak terkalahkan di generasi muda untuk kampanye comeback mereka. Namun semua rencana ini kacau karena Chen Nan. Comeback megah malah mengukuhkan reputasi tak terkalahkan Chen Nan.
Gu Feng menggunakan seni suara tingkat tinggi untuk menjelaskan banyak hal, lalu menggendong Gu Xi di punggungnya, meraih dua potong mayat Duoluo Tianshi yang berserakan, dan menghilang dalam kilatan listrik dari lapangan.
Gara-gara ulah Gu Xi dan Duoluo Tianshi, para pewaris tempat suci dari aliran baik dan jahat tak mungkin melanjutkan pertempuran besar mereka.
Sedangkan Meng Ker dan Nan Gong Xian'er yang ingin mengibuli Raja Iblis Kecil Hun Tian pun tidak mungkin lagi. Sebelumnya mereka mengira Xiang Tian yang terluka parah oleh Chen Nan sudah berada di ambang kematian. Tapi siapa sangka di kemudian hari dia masih menunjukkan kekuatan tempur yang luar biasa. Dalam situasi seperti ini, jika dia berniat kabur, tak ada yang bisa menghalanginya.
Di lapangan, beberapa pewaris tempat suci memandang Chen Nan dengan ekspresi kompleks. Hari ini Chen Nan pertama-tama mengalahkan Raja Iblis Junior yang nyaris tak terkalahkan di generasi muda, lalu bertarung sengit dengan Malaikat Jatuh dan membantai mayat ajaib kuno yang disebut abadi.
Pertempuran hari ini memastikan nama Chen Nan akan menggemparkan seluruh kalangan kultivator. Ditambah performanya sebelumnya, dia pasti akan menjadi bintang paling menyolok di dunia kultivasi.
Raja Iblis Kecil Hun Tian menyapu pandang Chen Nan dengan dingin, lalu melesat ke angkasa dan menghilang cepat di cakrawala. Biksu Xuan Zang mengucapkan mantra Buddha dan mundur secara teratur dari arena. Disusul Qi Teng dan Wang Hui yang juga pergi berturut-turut.
Setelah setengah shichen, hampir semua kultivator di pinggir lapangan telah bubar. Di dalam arena hanya tersisa Nan Gong Yin, Nan Gong Xian'er, Meng Ker, dan Chen Nan.
Tentu masih ada beberapa orang di kejauhan, seperti Putri Mahkota Chu Yue dari Negara Chu, serta orang-orang dari Akademi Shenfeng seperti Dongfang Phoenix dan Leng Feng.
"Kecantikan luar biasa Nangong Xian’er memang tak terbantahkan. Kakinya yang panjang semampai, pinggang ramping yang seakan bisa dipeluk dalam satu genggaman, payudara tinggi yang menggairahkan, serta wajah yang mampu membuat seluruh negeri tergila-gila—sungguh mampu mengacaukan dunia dan memikat seluruh makhluk."
Dengan senyum merekah bak bunga, gaun putihnya berkibar anggun saat melangkah mendekati Chen Nan. Kulit seputih salju itu memancarkan kilau mutiara dibawah sinar matahari. Sebelum tubuhnya sampai, aroma harum seperti anggrek dan kesturi sudah lebih dulu menyapa. Saat berdiri di samping Chen Nan, dia berbisik lembut: "Pangeran baikku, kau benar-benar luar biasa. Aku akan menobatkanmu sebagai pasangan utama di istana pertamaku."
Volume 5: Mengguncang Barat
