Pria paruh baya itu terkekeh, "Pantaslah disebut jagoan muda puncak Benua Timur. Kekalahan Xier di tanganmu bukanlah hal memalukan."
Chen Nan yang murka hanya mengeluarkan empat kata dingin: "SEBUT NAMAMU, BERSIAPLAH MATI!"
Pria itu menyipitkan mata, kilatan halus terpancar dari balik kelopaknya. Aura kematian yang menyelimuti tubuhnya membuatnya terlihat seram dan mengerikan.
"Hehe, Gu Hengyi, ayah dari Gu Xi." Matanya memancarkan hawa pembunuhan tak terhingga.
Kekalahan Gu Xi di Lapangan Pusat Chu tak hanya menghilangkan satu Duoluo Tianshi, kaki kanannya pun nyaris cacat. Ini mengguncang seluruh Sekte Jiangshi. Gu Xi adalah generasi muda terkuat di sekte itu, level kultivasinya telah mencapai puncak Tingkat Empat, cukup untuk bersaing dalam 10 Besar Ahli Muda Benua Timur. Ditambah Duoluo Tianshi setara ahli Tier 5, seharusnya bisa menguasai generasi muda Benua Timur. Tapi yang terjadi justru di luar perhitungan semua orang.
"Setelah upaya penyelamatan, kaki kanan Gu Xi akhirnya bisa diselamatkan, tapi aib kekalahan telak membuatnya hampir panik." Gu Hengyi adalah ayah Gu Xi, memalukan anak juga mempermalukan Laozi, karena itu hari ini dia sengaja tampil untuk melawan Chen Nan.
Gu Hengyi adalah sosok unik di Sekte Pengendali Mayat. Meski level kultivasinya sendiri tidak terlalu tinggi, kemampuan mengendalikan mayat di sekte ini jarang ada yang menandingi. Dia bisa mengendalikan beberapa mayat kuno sekaligus, memimpin mereka bertarung layaknya lengan sendiri.
"Entah kau ayahnya atau kakeknya, satu datang kubunuh satu, dua datang kubunuh sepasang!" Chen Nan sekarang hanya ingin membunuh, bicaranya sama sekali tidak sopan.
"Ha... haha..." Gu Hengyi tertawa terbahak, "Sombong sekali! Akan kulihat ilmu macam apa yang kau punya!"
Chen Nan sudah menyadari level kultivasi asli lawan. Meski ahli generasi tua, kultivasinya sedikit di bawahnya. Dengan suara dingin dia berkata: "Orang sepertimu, satu tanganku bisa mengalahkan sepuluh! Cepat panggil semua hantu dan makhluk jahatmu, atau akan kucekik kau dengan satu tangan!"
Para penonton saling pandang bingung. Chen Nan benar-benar kurang ajar, tapi ini justru membuat banyak orang gembira. Jelas pertarungan sengit naga vs harimau akan segera terjadi.
Gu Hengyi mencibir, mengeluarkan dua papan giok dari lengan bajunya. Dengan ritme tertentu dia memukulnya bersamaan.
"Wu..."
Suara hantu rendah bergema di arena, membuat bulu kuduk merinding. Di tanah lapang tengah arena, retakan besar terbuka. Sebuah mayat berambut panjang yang berantakan naik dengan kaku seperti boneka mekanis, wajahnya tertutup rambut hitam kusut. Meski tak jelas terlihat, dua kilatan cahaya dingin yang menyeruak dari balik rambutnya langsung menebarkan hawa mengerikan.
Mayat ini berpostur luar biasa tinggi, tiga kepala lebih tinggi dari manusia biasa. Dengan gerakan mekanis, ia perlahan mendekati Chen Nan.
Para praktisi yang menyaksikan tercengang bagai melihat hantu di siang bolong. Berbeda dengan zombie legenda yang melompat-lompat, mayat tinggi ini meski terlihat tidak terlalu lincah, tetapi juga kikuk. Bayangan tubuhnya yang besar di tanah menciptakan kesan seram.
"Hmph!" Chen Nan mencibir. Langkah Delapan Iblis Langit (Tianmo) langsung ia gunakan, tubuhnya berubah menjadi kilatan listrik yang menyambar cepat ke arah mayat. Halberd Fangtian di tangannya menghujam ke depan, meninggalkan jejak cahaya dingin yang menusuk.
Gu Hengyi memukul papan giok beberapa kali dengan panik. Mayat kuno itu seolah menerima perintah, tiba-tiba bergerak gesit. Dengan suara "swis!", ia melompat tinggi seperti kera besar, lalu mengarahkan cakar tajamnya ke jantung Chen Nan dari udara. Aura mayat hitam mengalir deras dari tubuhnya menyapu ke bawah.
Chen Nan mencibir, mengangkat tinggi halberd dewa. Seberkas cahaya biru pekat menembus langit, menghujam ke arah mayat kuno. Namun mayat itu tiba-tiba menggeliat di udara, mengubah arah gerakan. Dengan gerakan tak wajar, tubuhnya bergeser setengah zhang ke samping sebelum kembali menerkam ke bawah dengan kejam.
Chen Nan terkejut. Jelas-jelas mayat ini semasa hidupnya adalah seorang ahli bela diri level tinggi. Meski telah mati, gerakan instingtifnya masih memancarkan perubahan prinsip seni bela diri.
Tapi bagaimanapun ini hanya mayat, jauh tak sebanding dengan Malaikat Jatuh. Bagi orang lain mungkin cukup sulit ditangani, tapi tidak bagi Chen Nan. Delapan Langkah Tianmo adalah gerak tubuh berkecepatan kilat. Dengan suara "swis!", Chen Nan langsung menghilang dari tempatnya.
Tepat saat mayat kuno itu mendarat, tiba-tiba ia muncul lagi sambil mencengkeram Halberd Fangtian. Kilatan merah dingin menyambar, ujung halberd menembus perut mayat itu. Chen Nan mengangkatnya tinggi-tinggi sebelum melemparkannya ke udara. Dengan gerakan cepat, halberd berayun memenggal kepala mayat itu ke tanah.
Lalu ia menendang sisi tubuh mayat yang hampir jatuh itu. "Braak!" Mayat sekeras baja itu terbelah menjadi serpihan-serpihan, beterbangan dan berhamburan ke segala penjuru.
Semua ini terjadi dalam sekejap, rangkaian gerakan ini sangat mulus. Di mata orang luar, Chen Nan terlihat sangat rileks seolah tidak mengeluarkan tenaga sama sekali. Hanya Chen Nan sendiri yang tahu, orang biasa mungkin tidak akan semudah ini menghabisi mayat kuno ini. Meski mayat ini tidak sekuat malaikat jatuh yang tubuhnya sekeras baja, tetap butuh usaha ekstra untuk memotongnya.
Para anggota Sekte Pengendali Mayat mengerutkan kening. Mereka tidak kehilangan mayat kuno itu. Faktanya, mayat itu sengaja mereka berikan kepada Chen Nan untuk dibantai, ingin mengintip metode rahasia apa yang digunakan untuk menghancurkan mayat. Tapi mereka kecewa, cara Chen Nan membasmi mayat itu sangat sederhana - seperti memotong sayuran, hanya mengayunkan senjata dengan kasar tanpa teknik khusus.
"Keluarkan semua 'mayat legendaris' kalian, Sekte Pengendali Mayat! Hari ini Chen bersumpah akan melakukan pembantaian besar. Jangan cuma mengirim sampah seperti sayuran liar, aku tidak punya waktu untuk terus memotong sayur di sini!" Chen Nan menyapu pandang dingin ke arah mereka, Halberd Fangtian di tangannya menunjuk ke langit, mata bajanya terus memancarkan aura mematikan.
Saat ini semua praktisi sudah menyadari permusuhan abadi antara Chen Nan dan Sekte Pengendali Mayat. Menyaksikan keganasannya dan sikap arogan Sekte sebelumnya, kerumunan mulai merespons dengan teriakan riuh.
"Apakah Sekte Pengendali Mayat ingin mengadakan pesta mencicipi hidangan?"
"Cepat keluarkan malaikat jatuh!"
“Cepat lepaskan mayat ajaib kuno yang legendaris itu!”
“Sekte Ganshi sudah musnah ribuan tahun lalu, apakah kebangkitannya sekarang hanya untuk memotong sayur?”
……
Kekuatan Sekte Ganshi tak perlu diragukan. Tiga Raja Mayat Tak Terkalahkan mana ada yang tidak kenal? Tapi semua orang punya penolakan batin terhadap sekte ini, mengingat ribuan tahun lalu mereka pernah membuat kekacauan besar di dunia kultivasi. Hanya sedikit yang bersimpati.
Chen Nan kini memutuskan untuk membuat keributan besar. Dengan Delapan Langkah Tianmo, dia melesat seperti kilat menuju Gu Hengyi untuk membunuhnya.
Meski level kultivasi Gu Hengyi tidak tinggi, dia tampak tenang. Baru dua zhang Chen Nan bergerak, tanah di depannya bergetar hebat. Rekahan besar muncul di permukaan, deretan mayat menyembul dari bawah tanah.
Tiga belas mayat berbaris menghadang jalannya.
Penonton terengah-engah. Apakah pertempuran ini masih bisa dilanjutkan? Dari mayat yang dihancurkan Chen Nan sebelumnya, mereka tahu setiap jenazah punya kemampuan ahli bertingkat. Legenda menyebut mayat-mayat ini kebal senjata. Bayangkan bertarung melawan belasan monster seperti ini! Belum lagi kemungkinan mayat baru muncul kapan saja.
Saat itu, Chen Nan mengerutkan kening. Dari jarak sedekat ini, ia merasakan betapa mengerikannya tiga belas mayat kuno ini. Di dalam tubuh setiap mayat mengalir kekuatan misterius yang aneh.
Kini level kultivasinya telah meningkat pesat. Persepsi spiritualnya yang tajam telah menangkap aura tidak biasa. Aura kematian di dalam setiap mayat ternyata bersirkulasi mengikuti pola siklus tertentu, seolah-olah mayat-mayat ini sedang menjalankan tenaga internal.
Ini benar-benar mengerikan! Mayat yang sudah mati ternyata memahami teknik seni bela diri, tepatnya menjalankan tenaga internal! Sungguh fenomena yang sangat ganjil!
Sudah jelas, ketiga belas orang ini semasa hidup pasti ahli bela diri kelas atas. Setelah mati dan dikendalikan, anggota Sekte Pengendali Mayat berhasil menggali potensi tertentu dari mereka, mempertahankan beberapa kemampuan khusus yang dimiliki semasa hidup.
Chen Nan merasa ngeri. Dari pengamatan singkat, ia menemukan bahwa tiga belas mayat ini semuanya memiliki level kultivasi tingkat empat - ada yang masih dasar, ada yang sudah mencapai kesempurnaan. Ini terlalu mengerikan! Tiga belas ahli tingkat empat dengan level berbeda-beda yang bersatu bisa menghancurkan seluruh sekte. Sekte Pengendali Mayat benar-benar di luar nalar!
Para penonton juga menyadari keanehan pada tiga belas mayat ini. Tekanan dahsyat membanjir dari ketiga belas entitas itu. Aura kematian pekat memenuhi lembah, membuat semua orang terengah-engah.
Beberapa orang tua yang lebih berpengalaman segera tersadar, berteriak panik: "Ini Tiga Belas Mayat Darah dari legenda Sekte Pengendali Mayat!"
"Sial, pasti! Tidak heran memberi kesan menekan seperti ini, ini adalah preman super dari Sekte Pengendali Mayat. Tak kusangka mereka sampai menggunakan cadangan tua ini."
"Ini adalah 13 Mayat Berdarah yang termasyhur selama ribuan tahun seperti Raja Mayat Tak Terkalahkan dan Duoluo Tianshi! Demi melawan Chen Nan, Sekte Pengendali Mayat malah mengerahkan mereka lebih awal. Bahkan jika Chen Nan kalah, itu tidak memalukan."
"Sungguh tak disangka, 13 Mayat Berdarah masih bertahan di dunia fana, tidak hancur dalam kekacauan masa lalu."
……
Ternyata benar dugaan Chen Nan, 13 Mayat Berdarah ini dibuat dari mayat ahli bela diri Timur yang melalui ritual pemurnian. Meski jauh dari kekuatan semasa hidup, setiap mayat masih mencapai level empat. Sungguh mengerikan! Bayangkan 13 ahli level empat bersatu, betapa kuat kombinasi mereka?
"Pergi kau 13 Mayat Berdarah! Tak peduli termasyhur ribuan tahun, hari ini Laozi akan adakan pesta pembantaian mayat!" Semangat bertarung Chen Nan membara, amarahnya menyala-nyala.
Bunuh! Bunuh! Bunuh!
