Cahaya bulan seperti air, di sarang burung layang-layang di luar jendela, sepasang burung itu tidur dengan leher saling merangkul. Di dalam kamar, pasangan pengantin baru pun berpelukan memasuki alam mimpi. Malam yang sunyi sepi.
Di mata warga desa, pernikahan pasangan ini adalah kebahagiaan. Namun jika kabar ini menyebar ke kalangan kultivator, pasti akan memicu kontroversi besar.
Murid berbakat dari Kuil Suci Kuno Xuan Tai selalu menjadi lambang kecantikan dan kesucian di dunia kultivasi, dijuluki "peri Timur". Kini Meng Ker justru menjadi istri sah dari faksi saingannya - sesuatu yang sulit dipercaya...
Ketika fajar menyingsing dan realitas menghampiri, bagaimana pasangan muda ini akan menghadapi satu sama lain?
※※※
Chen Nan dan Meng Ker yang baru menikah terlihat sangat mesra, hubungan suami-istri mereka begitu harmonis hingga sulit dibayangkan keduanya pernah bertarung hidup-mati.
Meng Ker yang dulunya licin bagai belut kini berubah menjadi istri yang penuh pengertian. Ekspresi manisnya selalu dihiasi senyuman bahagia sejak pernikahan.
10.000 tahun yang lalu, Benua Xianhuan dan Benua Magis menyatu. Daerah pertemuan kedua benua membentuk pegunungan tak berujung yang memisahkan Benua Timur dan Barat.
Desa kecil tempat tinggal Old Danny terletak di tenggara Kekaisaran New Lan, sudah termasuk wilayah perbatasan. Pegunungan di timur desa membentang ratusan li, bersebelahan dengan daerah terpencil di pusat Benua Tianyuan.
Pegunungan ini dipenuhi burung langka dan binatang buas. Semakin ke dalam, kemungkinan bertemu monster sihir yang tangguh semakin besar. Para pemburu desa tidak pernah berani memasuki area terdalam.
Sejak menunjukkan fisik luar biasa bak makhluk non-manusia, Chen Nan ditunjuk sebagai pemimpin pemburu. Di bawah komandonya, para pria desa pertama kalinya berani menjelajah puluhan li ke dalam hutan. Hasilnya bisa ditebak - semua pulang dengan hasil melimpah.
Old Danny Dong sudah tidak pergi memancing lagi, setiap kali dia ikut para pemburu ke dalam hutan untuk membantu mengangkut mangsa. Sejak saat itu, hasil buruan desa kecil ini mulai dipasarkan jauh hingga ke belasan kota kecil sekitar.
Pemburu desa kecil ini bisa mendapatkan mangsa setiap hari, membuat semua orang senang. Penduduk desa sangat sederhana, mereka sudah puas asalkan sandang pangan tercukupi.
Setelah Chen Nan dan Meng Ker menikah, tujuh hari berlalu dengan tenang dan harmonis.
Namun setelah tujuh hari, perubahan aneh mulai terjadi pada tubuh Meng Ker. Tubuhnya sesekali memancarkan cahaya-cahaya kuat yang menyilaukan, aura dahsyatnya membuat orang takut mendekat. Orang biasa bahkan tidak berani menatapnya langsung.
Meski Chen Nan sendiri tidak masalah - dia memang seorang yang kuat dan tidak terpengaruh. Tapi Old Danny Dong dan Jilisi merasa sangat tidak nyaman. Di bawah tekanan dahsyat aura Meng Ker, mereka merasa lelah fisik dan mental. Menurut mereka, Meng Ker sedang kerasukan setan.
Perlahan-lahan warga desa mengetahuinya. Seorang senior tertua memberi tahu Chen Nan: Untuk menghilangkan "kutukan setan" pada Meng Ker, dia harus pergi ke kedalaman pegunungan untuk menangkap rubah ajaib pelangi legenda, lalu mengenakan inti kristal pelangi dari tubuhnya sebagai penangkal.
Di desa kecil beredar legenda bahwa di kedalaman pegunungan luas terdapat kuil kuno yang reyok, tempat dewa tak dikenal dipuja. Rubah Ajaib Tujuh Warna adalah makhluk duniawi yang tercerahkan oleh dewa tak bernama itu, sangat spiritual dan hidup di sekitar kuil kuno di bawah perlindungan dewa tersebut.
Chen Nan yang kini kehilangan ingatan dan lupa identitasnya, telah berintegrasi dengan kehidupan desa. Setelah mendengar perkataan sesepuh desa, dia mempertimbangkan dengan pola pikir warga biasa dan merasa harus menangkap Rubah Ajaib Tujuh Warna untuk istrinya.
Saat hendak menuju kedalaman pegunungan, banyak pemuda desa ingin ikut namun dihalangi para sesepuh. Dengan banyaknya binatang buas dan hewan liar di pegunungan, para sesepuh beranggapan hanya fisik super tangguh Chen Nan yang mungkin selamat. Jika yang lain ikut, dipastikan akan mati.
Saat perpisahan, Meng Ker tampak ingin menangis. Kecantikannya saat ini memancarkan aura luar biasa, wajah seputih giok dengan cahaya sesekali memancar dari tubuhnya, membuatnya begitu mempesona hingga tak berani ditatap langsung, bagaikan malaikat turun ke bumi. Dia mengantar Chen Nan dengan perasaan berat, terlihat seperti pasangan yang sangat harmonis di mata orang luar.
Di dalam pegunungan yang dipenuhi hutan lebat dengan lolongan monyet dan auman harimau, berbagai hewan eksotis tak terhitung jumlahnya. Chen Nan terus maju tanpa hambatan berarti sepanjang perjalanannya.
Kuil Dewa Kuno yang legendaris berada di bagian terdalam pegunungan, bahkan para sesepuh desa pun tidak tahu pasti di mana lokasinya, hanya memberikan petunjuk arah kasar kepada Chen Nan.
Pegunungan tak berujung ini benar-benar luas dan dalam. Chen Nan sudah berjalan dua hari namun belum menemukan jejak Kuil Dewa Kuno. Selama ini dia berhasil menumbangkan banyak binatang buas besar yang menyerang, juga membunuh beberapa monster sihir. Sungguh tempat yang sangat berbahaya, hanya ahli top sepertinya yang bisa keluar masuk dengan selamat. Jika orang biasa, mungkin tidak sampai 5 kilometer sudah dirobek remuk oleh monster buas.
Di hari kelima menjelajahi pegunungan, Chen Nan tiba-tiba mendengar raungan bergema dari depan. Suara dahsyat itu mengguncang hutan hingga dedaunan beterbangan, semua binatang liar berlarian panik.
Chen Nan sangat takjub. Berdasarkan pengalaman berburu belakangan ini, dia tahu pasti ada binatang buas besar di depan, kemungkinan besar Raja Monster yang sedang mengamuk.
Meski ingatan masa lalunya hilang dan berbagai jurus sakti lenap dari pikirannya, energi dalamnya masih mengalir. Skill tingkat tingginya tetap gesit. Dia sangat paham dengan kekuatan dirinya.
Chen Nan bergegas maju. Di kejauhan terlihat hutan berguncang hebat. Seekor naga hijau sepanjang belasan zhang sedang berguling-guling meremukkan pepohonan. Kerumunan binatang liar berlarian tunggang langgang.
Di langit, seorang senior dan seorang pemuda berdiri di punggung naga perak sepanjang sepuluh zhang, terus menghujankan tinju ke bawah. Kilatan-kilatan cahaya biru pekat berkelanjutan menghantam tubuh naga hijau itu, membuat makhluk tersebut terus-menerus menggeliat dengan raungan mengerikan.
Seandainya ingatan Chen Nan masih utuh, pasti dia akan terpana. Naga perak sepuluh zhang yang ditunggangi senior dan pemuda itu ternyata adalah Holy Dragon yang gagah perkasa tiada tanding.
Di tanah, naga hijau itu tak berani kabur di bawah tekanan dahsyat Holy Dragon, hanya bisa pasif bergeliat. Jelas dua orang di udara tak berniat menghabisi nyawanya, hanya ingin menjinakkannya.
"Hmm, ternyata dia!" Pemuda di punggung Holy Dragon itu menemukan Chen Nan yang sedang berlari cepat mendekat dari kejauhan. Matanya memancarkan kilatan cahaya dingin, geram menggigit-gigit: "Apa yang dilakukannya di sini?"
"Kau kenal pemuda itu?" Senior di punggung Holy Dragon menghentikan serangan, menoleh ke arah pemuda di sampingnya.
"Koki, dialah sang pembawa malapetaka yang sedang bersinar dengan momentum awal! Chen Nan yang dalam sehari berhasil menghabisi delapan ahli sejati! Dialah yang merebut tunanganku!" Mata pemuda itu berkilat sinar kebencian, wajahnya tampak mengerikan.
"Oh, ternyata dia!" Mata senior memancarkan dua sinar dewa, mengamati dengan cermat sosok pemuda yang semakin mendekat.
“Murid ini tidak mampu, merasa dirinya bodoh. Dengan latihan keras baru mencapai bidang tingkat empat menengah. Tapi bajingan itu sudah masuk ke tingkat lima yang mengerikan! Sungguh tidak bisa balas dendam dengan kekuatan sendiri! Guru, tolonglah muridmu ini!”
“Kau benar-benar ingin membunuhnya?”
“Ya. Aib hari itu tak terlupakan. Ingin segera habisi dia, tapi murid tak mampu... Guru, Anda salah satu ahli terkuat di Barat! Disebut Knight Naga paling kuat, tolong berikan keadilan!”
“Sudah berapa kali kukatakan: Di dunia ini ada banyak entitas kuat di luar imajinasimu. Gurumu hanya cukup terkenal di dunia biasa. Ahli sejati di mata orang hanya bahan tertawaan bagi mereka. Dibanding mereka, kita seperti orang dari dunia berbeda. Suatu hari nanti kau akan pahami saat bertemu langsung.”
“Tapi mereka bukan orang biasa. Di mata masyarakat, ahli Tier 5 adalah legenda. Guru sebagai Holy Dragon Knight Tier Lima terkuat, tentu termasuk salah satu ahli terkuat di dunia.” Pemuda itu menatap penuh harap.
Senior menggeleng, “Mungkin sebentar lagi mereka akan muncul. Era Xuanzhan yang terjadi ribuan tahun sekali akan datang.”
“Era Xuanzhan?” Pemuda tampak bingung.
“Nanti kau akan mengerti sendiri.”
Saat itu, Chen Nan sudah tiba di dekatnya. Ia melihat naga yang tertelungkup di tanah, lalu menengadah ke langit. Pandangannya menyapu Holy Dragon yang penuh wibawa, tertuju pada sesosok senior di punggung naga. Aura kuat yang mengerikan langsung menyergapnya karena resonansi energi. Pohon besar di sekitarnya tercabut hingga ke akarnya dengan suara BRAK BRAK, lalu hancur berkeping-keping oleh kekuatan tak kasat mata.
Level kultivasi sang senior benar-benar mengejutkan. Tanpa bertindak, dari jarak beberapa zhang, aliran energi internal yang memancar dari tubuhnya sudah mampu menyebabkan kerusakan mengerikan seperti ini.
Chen Nan mengalihkan pandangannya ke orang muda di samping sang senior. Ia merasakan permusuhan dari pemuda itu, api kemarahan yang membara di matanya seakan ingin membakarnya menjadi abu.
Siapa ini? Hati Chen Nan dipenuhi tanda tanya. Wajah pemuda ini terasa familiar, namun sama sekali tak bisa diingatnya.
"Chen Nan, tak kusangka bertemu di sini, hehe..." Pemuda itu mencibir dingin.
Chen Nan segera paham bahwa pria ini mengenalnya. Namun karena kehilangan ingatan, ia tak bisa mengingat masa lalu. Meski begitu, ketahanan mentalnya tetap sama. Tanpa menunjukkan ekspresi terkejut, ia hanya mengamati situasi dengan khidmat. Ia tak ingin orang tahu kondisinya sekarang. Dengan mengamati perkembangan, mungkin bisa diperoleh pesan berguna.
“Aku Sima Lingkong takkan pernah melupakan hari itu! Ketika kau mengacau pernikahanku di ibukota Chu, mempermalukanku di depan umum! Aku sudah bersumpah, nanti akan memotongmu menjadi seribu potongan mayat!”
Orang ini adalah putra Jenderal Sima dari Chu. Setelah menyelesaikan pelatihan di Barat dan mengalami kejadian memalukan di pernikahannya, dia kembali ke Barat untuk kultivasi ulang guna membalas dendam.
Hanya segelintir orang yang tahu gurunya adalah Romandela, Holy Dragon Knight terkuat di Barat. Setelah kultivasi intensif, levelnya melonjak dari Flying Rider Tier Dua menjadi Dragon Knight Tier Empat.
Namun saat mendengar kabar terbaru tentang Chen Nan, dia merasa putus asa. Meski kemajuannya cepat, perkembangan musuh bebuyutannya lebih mencengangkan - dari Tier Tiga Dasar langsung melesat ke Tier Lima. Kesenjangan kekuatan mereka terlalu jauh, bahkan mustahil untuk dikejar.
Hari ini, dengan bantuan gurunya Romandela, dia datang ke pegunungan untuk menjinakkan naga sebagai mount baru. Tak disangka justru bertemu musuh lamanya di sini.
Chen Nan tetap tenang: "Apa maksudmu?"
Meski kehilangan ingatan, insting bertarungnya tak pudar. Dia paham betul situasi di depannya.
"Serang jika berani!" Itulah sikapnya.
Amnesia tak menghapus mentalitas juang yang melekat dalam jiwanya.
