"Saat ini, Du Hao teringat akan kultivasi setan legenda, terkejut berseru: 'Ilmu legendaris yang telah hilang, Sepuluh Pukulan Pembelah Langit?'"
Pada momen ini, dia tidak berani menyimpan cadangan. Mendongakkan kepala sambil mengaum, pedang ilahi yang berkilauan dengan sinar keemasan segera muncul di tangannya. Menghujam keras ke depan dengan Pedang Dewa Shuntian pertama.
"Doron"
Pedang emas hancur berkeping, energi ungu padat berhamburan.
"Benar, memang!" Dongfang Changming berkata dengan angkuh. Bersamaan itu dia juga terkejut karena melihat teknik yang familiar. Dia memandang Chen Nan di udara dengan heran: "Tak kusangka ilmu rahasia keluarga Chen sudah bocor!"
Chen Nan menekan gejolak emosinya. Dengan bahasa kuno benua, dia berkata pada Dongfang Changming: "Keluarga ini adalah garis keturunan langsung ayahku. Namun 10.000 tahun bisa mengubah segalanya. Kini mereka telah menjadi musuh terbesar keluarga Chen... Dongfang Changming, kau ingin tahu peristiwa 10.000 tahun lalu? Jika suatu hari kau mampu mencapai realm Xianwu, gaslah serang keluarga Du! Para tetua di sana pasti menyimpan rahasia!"
"Haha..." Dongfang Changming tertawa terbahak-bahak: "Kau memprovokasiku? Ingin kuhabisi mereka semua? Hehe... Aku ingin tahu kebenaran masa lalu, sekaligus membunuhmu. Jadi aku akan membabat habis semuanya!"
"Doron"
Gelombang kelima Sepuluh Pukulan Pembelah Langit memenuhi udara. Di tangan Du Hao, pedang ilahi kedua telah muncul. Pedang Dewa Shuntian kedua dihujamkan dengan ganas.
Pada saat itu, cahaya terang berkilauan di udara. Li Ruolan, sang gadis perang gila, terbang mendekati Naga sakti ungu-emas. Matanya memancarkan sorotan fanatik sambil menatap Chen Nan: "Sekarang aku sudah mencapai level sempurna dalam metode spiritual pertempuran kacau. Meski sudah melihat bidang kultivasi baru, aku tak sabar lagi. Aku sangat ingin bertarung denganmu! Jangan mengecewakanku!"
"Hmph, kau anggap aku batu asah?" Chen Nan bersuara dingin: "Awas nanti jarum bordirmu patah!"
"Mau coba?" Li Ruolan tidak marah, sorot matanya semakin fanatik.
Biksu Xuan Zang di punggung naga ingin sekali maju bertempur, tapi tahu jurang perbedaan kekuatan mereka. Ia membuka topik: "Li Ruolan, kau sudah membunuh temanku Wang Hui. Seumur hidupku takkan berdamai dengan keluarga Li! Selainmu, jangan sampai kulihat pemuda keluarga Li, atau akan kuremukkan mereka!"
Biksu Xuan Zang telah memotong ahli nomor 3,8,9,10 generasi muda keluarga Li menjadi 108 segmen. Kekejamannya membuatnya masuk daftar buron utama keluarga Li. Kali ini Li Ruolan sengaja mencarinya ke sini.
"Biksu brengsek! Nanti akan kupotong kau demi-demi!" Meski korban bukan saudara kandungnya, tetap saja masih keluarga dekat. Li Ruolan tak bisa tidak marah.
"Keng"
Pedang kematian muncul di tangan Chen Nan. Setelah tiga bulan memahami Wu Wu, level kultivasinya menunjukkan kemajuan signifikan. Ia sangat ingin menguji kekuatan guild-nya.
Tapi tiba-tiba, Naga Ungu-Emas mulai mengaum tak karuan.
"Auuung... Hei nona, katanya suka berantem? Biar Kakek Naga yang nemenin!" Kekuatan Naga Ungu-Emas meningkat pesat. Setelah lama terpojok, sekarang dia tidak sabar untuk unjuk gigi.
Ucapan si tua nakal itu membuat wajah Li Ruolan memerah padam, memicu kemarahan sejati gadis gila yang suka berperang ini. Sejak kecil belum pernah ada yang berani bicara dengan nada tak bermoral padanya.
"Bangkai naga! Dengarkan baik-baik, aku Li Ruolan tidak menyembah dewa maupun langit! Hanya percaya pada diri sendiri! Jadi meski kau makhluk suci legenda, akan kuremukkan kau! Di mataku kau cuma kadal berkaki empat yang bisa terbang!"
"Wah… Berani-beraninya kau menyebut Kakek Naga sebagai kadal berkaki empat, bikin naga mendidih! Setelah Kakek Naga menangkapmu, pasti akan kawinkan kau dengan si botak Xuan Zang itu! Bikin naga mendidih!"
Mendengar itu, Chen Nan tak bisa menahan tawa. Wajah Biksu Xuan Zang langsung menghijau. Sementara Li Ruolan wajah pucat pasi, tanpa sepatah kata pun. Dengan anggun ia mengangkat pergelangan tangannya, dari dalam lengan baju melesat pedang terbang berkilauan yang langsung menghujam ke kepala babak belur Naga Ungu-Emas.
“Sial, brengsek kecil berani menyergap Kakek Naga, gue tidak takut!” Naga sakti ungu-emas menggelengkan kepala besarnya, menggunakan dua tanduk naga ungu-emas untuk menangkis. *Braak!* Pedang terbang itu terpental.
Li Ruolan marah besar. Meski pedang terbangnya bukan peralatan biasa, tapi mustahil bisa memotong tanduk naga cakar lima. Dia mengucapkan mantra, pedang sebesar telapak tangan itu langsung membengkak menjadi tiga zhang. Pedang raksasa itu menghujam ke arah naga ungu-emas.
“Auuung… Tunggu!” Naga itu meraung. “Cewek, berhenti dulu! Biarin Kakek Naga antar mereka ke bawah dulu, baru lawan lo 300 round!”
Setelah menghindari pedang terbang, naga ungu-emas berputar dan menukik ke bawah. Xuan Zang dan Chen Nan dilemparkan ke tanah. Sang naga kemudian melesat kembali ke angkasa.
“Auuung… Matahari terbit dari Timur, hanya aku yang tak terkalahkan! Shen Ungu-Emas, MP tak terbatas, kesaktian luar biasa, mengguncang dunia! Auuung…” Naga itu berputar-putar di sekitar Li Ruolan sambil terus mengaum.
“Jijik! Naga busuk! Kadal berkaki empat! Jangan sok jago! Nanti setelah kutangkap, kucabik uratmu, kukuliti badanmu, kuhancurkan tulangmu, kubuang abumu!”
“Aduhh… Cewek kejam banget sih! Bikin Kakek Naga ini kesel setengah mati.” Naga ungu-emas berdiri tegak dengan ekor menyentuh tanah, persis seperti manusia. “Ayo coba! Tunjukkan jurus-jurus kembang kempismu ke Kakek Naga!”
Li Ruolan benar-benar dibuat marah, ia melepaskan 13 pedang terbang sekaligus yang berubah menjadi sepanjang tiga zhang lebih, mengitari Naga sakti ungu-emas sambil terus menghujamkan serangan. Di udara kilatan cahaya dingin berkelebat, hawa dingin menusuk, bayangan pedang terlihat di mana-mana.
"Ping ping pang pang", "Ding-ding dang-dang"...
Suara benturan logam bergema di udara bagaikan suara pandai besi, 13 pedang terbang itu tidak ada satupun yang meleset, semuanya menghantam tubuh Naga sakti ungu-emas.
Tapi si naga bajingan ini benar-benar menjengkelkan, berteriak-teriak: "Auuung... Enak sekali! Ah... Oh... Wow... Wah... Terlalu nikmat, nona tambahkan tenagamu!" Dengan Armor Xuanwu yang melindunginya, pedang-pedang itu sama sekali tidak bisa melukainya, hanya memercikkan ribuan percikan api tanpa menyentuh kulitnya sedikitpun.
Li Ruolan benar-benar malu dan marah campur aduk, saat ini ia sangat membenci si naga bajingan itu. Sementara itu, ia telah memperhatikan lapisan baju zirah di tubuh naga itu. Dengan melantunkan mantra suci, 13 pedang menyatu membentuk pedang raksasa sepanjang sepuluh zhang, menghujam ke arah si naga bajingan.
Kali ini Naga sakti ungu-emas tidak berani menahan langsung. Meski pedang tajam tidak bisa melukainya, kekuatan dahsyat yang terkandung dalam pedang ilahi itu membuatnya ketakutan. Jika terkena satu hantaman saja, diperkirakan bisa membuatnya pusing tujuh keliling.
Naga sakti ungu-emas terus menghindar ke kiri dan kanan, sambil terus melepaskan kilat-kilat balasan. Sesekali mengibaskan ekor naga dengan momentum menyapu seluruh Liga, menghancurkan area kecil di medan perang ini. Sungguh gagah berani tak tertandingi.
Sekarang ia memang punya modal untuk sombong. Bukan hanya yang paling tahan pukul di dunia, tapi juga level kultivasinya hampir mencapai bidang Tier 6. Di antara ahli Tier 5, hanya segelintir yang bisa menyainginya.
Li Ruolan terus melancarkan serangan mematikan, ingin segera membunuh Rogue Dragon ini. Tapi meski kadang pedang terbangnya berhasil mengenai naga jahat itu, sulit membuatnya kehilangan darah sedikitpun.
Akhirnya Li Ruolan mengeluarkan harta pusaka keluarganya - sebatang bunga giok putih. Batang giok setengah kaki (15cm) itu transparan seperti kristal, dengan tiga daun giok berpendar aneh. Bunga sebesar mangkuk itu memancarkan ribuan sinar fajar dan cahaya keberuntungan, menyinari langit.
Di kejauhan, mata Meng Ker berkilat aneh. Ia melihat Teratai Giok di kakinya, lalu Bunga Giok Suci di tangan Li Ruolan, serta-merta memahami benda apakah itu.
Teratai Giok dan bunga giok suci berasal dari Giok Dewa yang sama, diolah melalui ritual pemurnian oleh ahli eksentrik Tao dengan MP tak terbatas menjadi pusaka. Teratai fokus pada pertahanan, bunga pada serangan. Jika digabungkan, fungsinya benar-benar tak terbatas. Jika bisa menemukan Pusaka Tertinggi Taoist legenda lainnya dan dikombinasikan, konon bisa menyaingi pusaka purba seperti Panah Houyi dan Armor Xuanwu.
"Auuung... Nona datang menjual bunga?" Naga sakti ungu-emas itu berkata dengan sikap nakal, terlihat seperti tak takut mati.
Li Ruolan mengangkat pergelangan tangannya dengan anggun, melemparkan tumpukan kelopak bunga giok suci. Ribuan kelopak beterbangan seperti hujan cahaya menyelimuti Naga ungu-emas.
"Kau sedang sulap? Dewi Menabur Bunga, memang indah. Oh tidak, salah ucap. Harusnya nona menabur bunga, ada aromanya juga." Naga itu berseru ke arah Biksu Xuan Zang di bawah: "Kepala botak, lihat istrimu! Benar-benar punya keahlian!"
Wajah Biksu Xuan Zang memucat. Terhadap si tua nakal ini, dia benar-benar tak berdaya.
Setiap wanita yang berhadapan dengan naga bajingan ini pasti akan mengamuk karena kata-kata kotornya. Dulu ada Meng Ker, sekarang Li Ruolan.
“Berubah!” Li Ruolan berteriak, ratusan kelopak bunga tiba-tiba membesar berkali-kali lipat, menutupi langit dan matahari, mengurung langit di ketinggian. "Hantam!" Dengan teriakan ringannya, kelopak giok ini berputar-putar menyerang naga bajingan dari segala arah, bagai hujan pedang, jaring pedang, benar-benar mengurungnya di dalam.
"Ding ding dang dang"...
"Auuung... Aduh... Sakitnya naga ini!"
Kelopak giok yang berkilauan seperti pedang lebar terus-menerus berputar menghantam tubuh Naga sakti ungu-emas. Meski sulit menembus perlindungan Armor Xuanwu, daya yang dahsyat seperti ribuan palu menghantamnya, membuatnya terombang-ambing bagai perahu kecil di tengah badai, terlempar ke Timur, terhempas ke Barat.
Naga ungu-emas menjerit kesakitan, akhirnya berteriak: "Kakek Naga tidak menunjukkan kekuatan, kau pikir aku ular sakit?" Kemudian ia berteriak ke arah Biksu Xuan Zang di bawah: "Botak, sekarang aku akan menghajar istrimu, jangan salahkan aku!"
