Hingga Chen Nan tersenyum, perasaan tidak nyaman yang sebelumnya dialami Naga Ungu-Emas baru menghilang. Makhluk itu berteriak kalang-kabut: "Si brengsek... Apakah kau sudah mencapai bidang Tier 6?"
"Benar, sungguh di luar dugaan!" Chen Nan berdecak kagum. Dulunya ia mengira harus melalui pertarungan hidup-mati dulu baru bisa mencapai terobosan. Namun tak disangka, ekspedisi ke Pegunungan Fengdu ini memberinya hasil luar biasa. Kini ia akhirnya paham makna Inner World bagi praktisi kultivasi - sumber motivasi untuk meraih Jalan Langit Tertinggi!
"Belut, berapa lama aku bermeditasi?"
"Tiga puluh tiga hari."
"Apa? Kalau begitu Pertempuran Kaisar di Timur sudah berjalan tiga hari? Ini... Jangan-jangan sudah selesai sekarang?"
"Auuung... Tenang, sepertinya belum. Belakangan ini bahkan saat aku bolak-balik ke dapur rumah makan, masih bisa dengar kabar. Kali ini bukan cuma praktisi kultivasi yang berbondong-bondong, tapi juga bangsawan dari Timur-Barat datang menonton. Skala Pertempuran Kaisar ini tak tertandingi, mustahil cepat selesai! Lagipula, Naga ini juga mau ikut berperang! Minimal dapat gelar Dragon Emperor atau Dragon King, Auuung..."
Naga Ungu-Emas membawa Chen Nan melesat bagai kilat ungu, menerobos langit Timur menuju Kerajaan Jin.
"Ketika satu orang dan satu naga tiba di luar ibukota Negara Jin, mereka menyadari bahwa medan perang untuk duel itu dipenuhi lautan manusia, tak terlihat ujungnya. Naga sakti ungu-emas dengan cepat mengecil hingga seukuran ulat bulu, merayap di kepala Chen Nan."
"Menghadapi kerumunan penonton yang sebanyak gunung dan laut ini, Chen Nan benar-benar takjub. Seperti yang dikatakan Naga Ungu-Emas, skala Pertempuran Kaisar generasi muda di wilayah Timur kali ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya."
"Chen Nan tidak menyelip ke kerumunan. Ia berdiri sendiri di belakang. Tiba-tiba teriakan panik terdengar tak jauh, seorang biksu botak berlari cepat mendekat."
"Chen Nan, akhirnya kau datang..."
"Xuan Zang..."
"Biksu Xuan Zang selalu istimewa. Meski metode bertarungnya berdarah, di kehidupan sehari-hari ia memancarkan aura pertapa suci yang melampaui dunia fana."
"Xuan Zang, bagaimana perkembangan pertarungan? Dari keempat orang ini - Li Ruolan, Meng Ker, Dongfang Changming, Du Hao - siapa yang menang?" tanya Chen Nan.
"Du Hao meraih gelar Kaisar Nomor Satu Dunia, dijuluki Kaisar Darah."
"Apa?! Bajingan itu bisa sekuat itu? Dongfang Changming dan Li Ruolan kalah?" Chen Nan terkejut.
"Mereka tidak kalah. Selama tiga hari ini mereka sama sekali tidak bertindak. Katanya jika kau tidak ikut bertarung, Li Ruolan dan Dongfang Changming tidak akan turun ke arena."
“Ternyata begini keadaannya ya, mereka benar-benar menganggapku tinggi! Sudah kuduga, Du Hao seharusnya tidak bisa mengalahkan si wanita gila perang itu, apalagi masih ada Dongfang Changming yang level kultivasinya tak terukur.”
Biksu Xuan Zang menghela napas: “Kamu mungkin belum paham situasi. Du Hao sekarang bukan lagi Du Hao dua bulan lalu, dia sudah menjadi sangat mengerikan. Meskipun mereka bertarung, siapa yang menang masih sulit diprediksi.”
“Apa? Bagaimana ini?” Chen Nan terlihat bingung.
Biksu Xuan Zang menjelaskan: “Si pemalas ini membuang teknik lamanya, lalu mempelajari seni iblis bernama 'Kitab Suci Iblis Darah'. Sekarang levelnya terasa tak terukur. Meski terlihat masih di Tier 5 puncak, dia bisa menggunakan kemampuan jelmaan eksternal. Dia bahkan berhasil menciptakan Tubuh Asli Iblis Darah, benar-benar terasa tak terkalahkan. Aku yang baru saja bertapa dan mendapat teknik dewa pun merasa tidak mampu melawannya.”
“Keluarga Du memang hebat! Pantas dijuluki ahli muda jenius keluarga Du!” Chen Nan berkata kagum: “Apakah dia masih bertahan di arena? Aku ingin melihat apakah dia bisa membunuhku!”
“Oh, lupa memberitahumu. Du Hao sudah kalah. Harus diakui dia tokoh tragis - setiap kali levelnya naik, selalu bertemu lawan yang lebih kuat dan mengalami kekalahan telak. Pasti semangatnya sangat terpukul.”
"Sialan, biksu jangan main tegang-teangan saat bicara!" Naga Sakti Ungu-Emas yang menempel di kepala Chen Nan menggerutu: "Bukannya kau bilang Li Ruolan tidak turun ke arena, Du Hao sudah dapat gelar Kaisar Darah Pertama di dunia ini?"
"Dua hari lalu Du Hao membantai banyak ahli yang menantangnya. Karena Li Ruolan dkk enggan turun bertarung, para senior penyelenggara mengumumkan Du Hao sebagai Kaisar Pertama. Tapi baru saja diumumkan, dia langsung dikalahkan oleh seekor... batuk-batuk... naga. Sekarang naga itu dapat gelar Kaisar Naga Terkuat, semua orang sedang menyaksikan kehebatannya."
"Hah?!" Naga Sakti Ungu-Emas melompat kaget sambil terbang bolak-balik di atas kepala Chen Nan: "Kau bilang naga? Sialan! Aku tidak punya saudara! Sialan! Ini kacau..."
Hati Chen Nan berdebar kencang. Dengan ragu ia bertanya: "Jangan-jangan naga itu adalah Bayi Nagaku?"
Xuan Zang tersenyum: "Benar, si kecil itu. Bocah ini luar biasa. Begitu datang langsung menghajar jelmaan Du Hao dengan tinju kecilnya sampai bubar, lalu memukul Du Hao sampai muntah darah dan terlempar. Kalau tidak ada yang menahan, mungkin dia akan menghancurkan Du Hao dengan tinju emas kecilnya itu."
Pingsan! Chen Nan benar-benar terdiam, si kecil ini benar-benar bisa membuat masalah, bahkan sampai kabur dari Kunlun, datang ke sini merebut gelar nomor satu di dunia, dijuluki Kaisar Naga.
“Auuung…… Memalukan! Ini adalah aib bagi ras naga kita! Si kerdil ini apa tidak pernah belajar kemampuan bela diri naga? Bagaimana bisa malah mengayunkan tinju!” Naga Sakti Ungu-Emas dengan nada senior menasihati junior, berkata: “Si kerdil ini benar-benar keterlaluan……”
Chen Nan agak ragu bertanya: “Jangan-jangan bocah itu setelah menjadi juara bertahan, terus bertahan di arena?”
Biksu Xuan Zang langsung tertawa, berkata: “Naga kecil ini terlalu lucu, sekarang sedang makan-minum di dalam sana. Orang-orang di luar ini bukan menonton pertarungan, tapi melihat naga sedang makan.”
Pingsan!
Chen Nan merasa si kecil ini memang punya karakter unik, ia cepat-cepat membelah kerumunan menuju ke dalam arena.
Saat Chen Nan dan Biksu Xuan Zang berdesakan masuk ke kerumunan menuju arena, sorak-sorai memekakkan telinga langsung bergemuruh dari penonton di luar yang mengira akhirnya ada yang berani menantang naga kecil yang imut itu.
Tapi, si kecil di tengah arena yang asyik melahap makanan sama sekali tidak bereaksi. Tubuh naganya yang sepanjang 30 cm terlihat gemuk, seluruh tubuhnya berkilauan cahaya emas. Di depannya tersaji tiga sapi kukus, lima kambing panggang utuh, dan setumpuk kesukaannya – sayap ayam bakar.
Bocah itu makan hingga mulutnya penuh minyak, sesekali mengangkat gentong anggur di sebelahnya dan meneguk dengan nikmat.
"Bayi Naga!" Setelah mendekat, Chen Nan memanggil.
Bayi naga dengan cepat mengangkat kepala, sepasang mata besar berbinar menunjukkan ekspresi gembira, bersuara kekanakan: "Oh, Demi Shen cahaya agung, akhirnya aku bertemu Chen Nan. Oh, belut, aku juga sangat merindukanmu, selalu ingin mengajakmu pemanasan."
"Si kerdil, kau benar-benar mempermalukan ras naga! Bertarung dengan manusia hanya menggunakan tinju kecil, ras kita tidak punya kemampuan bela diri Rogue seperti itu!"
Bayi naga mengambil handuk di tepi piring, membersihkan mulut dan sepasang cakar kecil keemasannya, lalu terhuyung-huyung hinggap di bahu Chen Nan.
Chen Nan bertanya curiga: "Bagaimana kau bisa kabur dari Kunlun, Bukankah sudah kukatakan harus menunggu sampai pulih total baru mencariku?"
Mata besar bayi naga berkedip-kedip, memandang polos: "Fisikku hampir pulih, tidakkah kau tahu? Aku sudah membuat Si Xiao Du muntah darah. Dan... bukankah aku merindukan kalian, jadi kaburlah aku."
Keraguan Chen Nan sirna saat melihat si kecil mengedipkan mata polosnya dengan gencar - pasti ada masalah. Hanya dalam situasi genting makhluk ini akan berlagak manis seperti bayi baik.
"Katakan, masalah besar apa yang kau timbulkan di Kunlun?"
Bayi naga menggelengkan kepala dengan polos, berkata: "Aku tidak bohong, aku benar-benar merindukanmu dan si belut."
Chen Nan tertawa, berkata: "Cepat katakan, aku tidak akan marah."
Naga sakti ungu-emas juga menatap penuh antisipasi, benar-benar ingin tahu "prestasi gemilang" apa yang diraih si bayi naga di sana.
"Aku... memanggang satu telur burung mereka, hasilnya Kunlun kacau balau, akhirnya aku kabur." Bayi naga terlihat seperti anak baik yang melakukan kesalahan, matanya yang besar berkedip-kedip penuh penyesalan.
"Aduh!" Chen Nan merasakan firasat buruk, bertanya ragu: "Telur burung apa itu? Sampai-sampai membuat Yokai Kunlun kacau seperti ini?"
"Awalnya aku tidak tahu, tapi kemudian dengar mereka bilang itu telur Fenix." Gumam bayi naga pelan.
Pingsan!
Telur Fenix suci, ternyata dipanggang oleh bocah pemabuk ini! Sungguh membuat orang terdiam. Di Timur, Fenix dan naga hanya ada dalam legenda, keduanya dianggap sebagai dua roh suci Timur.
"Oh, anjingku! Dunia ini sudah gila!" Naga sakti ungu-emas meraung: "Itu makhluk suci setara ras naga di puncak hierarki! Fenix sudah hilang ribuan tahun. Aku tahu Kunlun punya satu telur suci, katanya jika menetas akan langsung dinobatkan jadi pemimpin Yokai Kunlun. Kau... malah memanggangnya, Astaga!"
