Untungnya, lantai dua belas neraka ini tak bertepi. Dia tidak merasakan resonansi aura raja iblis. Dia yakin jika cukup hati-hati, meski raja iblis itu hidup, seharusnya belum menemukannya.
Setelah merenung sejenak, Chen Nan menentukan sebuah arah. Sambil meraba-raba di neraka gelap ini, dia berjalan maju dengan langkah tak pasti, sambil menyebarkan energi spiritual kuatnya perlahan, merasakan segala sesuatu di ruang ini dengan seksama.
Dia percaya Bayi Naga dan yang lain pasti juga sedang waspada terhadap raja iblis yang tak diketahui nasibnya itu, sehingga tidak berkomunikasi keras. Sekarang, mereka harus secepatnya berkumpul dan bersama-sama melawan raja iblis misterius itu.
Dunia gelap yang suram, sunyi mencekam. Chen Nan telah menjelajah selama dua shichen, namun masih belum menemui ujung tempat ini. Ia menarik napas dalam-dalam, hati-hati mengendalikan kekuatan dalam tubuhnya, lalu melayang ke udara. Kemudian mengikuti koordinat rute sebelumnya, kembali ke titik awal. Kini ia mulai bergerak ke arah berlawanan, yakin Bayi Naga dan yang lain tak terlalu jauh darinya.
Menjelajahi dunia bawah tanah gelap tanpa setitik cahaya ini mudah membuat orang kesal. Setelah berjalan puluhan li, tiba-tiba suara aneh memasuki telinga Chen Nan.
"Krek! Krak!..."
Seperti suara tulang retak, atau mungkin suara mengunyah.
Chen Nan langsung merinding. Di dunia mengerikan ini, suara mengancam seperti itu membuatnya teringat pada kemungkinan Raja Iblis yang mungkin belum mati.
Ia berusaha keras menekan gelombang kekuatan bergelora dalam tubuhnya, menyebarkannya merata di permukaan kulit tanpa bocor sedikitpun. Gelombang semangatnya pun ditekan ke titik terendah.
Kedua tangannya membentuk jurus pedang, langkah demi langkah ia maju mendesak.
"Krek! Krak!..."
Suara aneh itu semakin jelas. Target berada 30 zhang di depan.
Chen Nan tiba-tiba merasa kakinya tersandung. Tapi bagi seseorang dengan level kultivasi sepertinya, mustahil terjatuh. Saat itu, ia sudah menyadari bahwa yang ada di bawah kakinya benar-benar tulang kering. Seiring langkahnya maju, ia menemukan area ini dipenuhi kerangka yang berceceran tak beraturan.
Kini, ia yakin suara aneh itu pasti berasal dari kerangka yang hancur. Mungkinkah benar-benar ada makhluk iblis sedang mengunyah tulang mati? Memikirkan ini, Chen Nan merasakan merinding menjalar di tulang punggungnya.
Chen Nan heran. Ia sudah mendekat hingga kurang dari sepuluh zhang dari sumber suara, tapi makhluk iblis di sana belum juga menyadarinya. Jangan-jangan itu bukan sang raja iblis? Seandainya raja iblis, meski fisiknya terluka, resonansi spiritualnya tak mungkin payah seperti ini. Mungkinkah di sini tidak hanya menyegel raja iblis, tapi juga monster lain?
Di dunia manusia beradab di benua ini, narapidana baru di penjara pasti akan dianiaya dengan kejam. Tempat ini juga sangkar, tapi yang terkunci adalah raja iblis. Chen Nan sudah mempersiapkan diri: kedatangan di sini pasti memicu konflik berdarah. Bukan sekadar perundungan ala penjara manusia, tapi pertarungan hidup-mati yang tak terhindarkan.
Di tangan kanannya, kilatan pedang tiba-tiba melesat belasan zhang, menghujam keras ke depan. Kilauan pedang yang berkilauan seketika menerangi ruang gelap.
Chen Nan akhirnya melihat jelas pemandangan di hadapannya. Medan sekitar persis seperti dugaannya: tanah gelap berbentuk lubang-lubang, bertaburan tulang belulang seputih salju. Sesosok monster mirip mumi sedang mengoyak-ngoyak tulang paha, suara menusuk telinga itu berasal dari sana.
Ini jelas makhluk abadi. Seluruh tubuhnya hanya kulit membungkus tulang. Tanpa lapisan kulit keriput itu, dia hanyalah tengkorak. Di rongga matanya berkedip dua titik api roh yang nyaris tak terlihat.
Dia mengangkat kepala dengan kaget, memandang Tamu Tak Diundang di depannya dengan tak percaya. Rambut kekuningan seperti jerami kaku berdiri tegak bagai melihat hantu. Tenggorokannya mengeluarkan suara "gulugulu", gesekan tulang-tulang. Andai organ vokalnya utuh, mungkin dia sudah menjerit histeris.
Kilatan pedang berapi menghujam monster tengkorak berkulit itu dari pinggang. Energi aura pedang yang dahsyat meremukkan hampir seluruh tulangnya. Hanya kepala tengkorak dengan api roh di rongga mata yang tersisa, menggelinding tak jauh di tanah.
Terlalu lemah, Chen Nan merasa seperti meninju udara. Mati pun dia tidak percaya ini sang raja iblis. Dia menarik kembali kilatan pedangnya, melangkah gagah dalam kegelapan mengandalkan insting. Dengan persepsi tajam, kakinya menginjak kepala tengkorak itu.
Sebagai kultivator level enam, kemampuan komunikasi spiritual melalui gelombang pikiran sudah dikuasai. Suara dingin Chen Nan bergema di dalam tengkorak: "Jawab, monster apa kau? Ada keanehan apa di neraka tingkat 12 ini? Jelaskan detail!"
Dua titik cahaya redup di dalam tengkorak terus bergetar, memperlihatkan kepanikan ekstrim. Seolah tengkorak ini manusia hidup, sementara Chen Nan justru terlihat seperti hantu gentayangan.
Chen Nan menggeram kasar: "Kalau masih diam, kutembus tengkorak mu dengan pedang sampai kau bubar!"
Seketika, gelombang pikiran dari tengkorak sampai ke Chen Nan. Jelas terdengar suara hatinya: "Jangan... aku bicara..."
"Cepat!!"
"Aku panglima utama Raja Iblis Torst, bernama Gu Si." Tengkorak itu membuka identitasnya.
Chen Nan mengusap dagu: "Raja Iblis Torst? Siapa yang mengurungnya di sini?"
"Naga Perak terkutuk Kun De."
"Ternyata!" Chen Nan berjongkok, mengangkat tengkorak itu dengan kedua tangan: "Sebagai tangan kanan raja iblis, kenapa levelmu payah begini?"
“Uuuu……” Kepala tengkorak menangis, gelombang kekuatan spiritualnya dipenuhi dendam dan kesedihan. Dia meratap (melalui gelombang spiritual): “Aku sudah terkunci selama waktu yang tak terkira, mungkin lima ribu tahun? Tidak, mungkin sepuluh ribu tahun, atau bahkan lebih lama. Bahkan dewa utama langit pun, jika terkunci di neraka tanpa kilau dan kekuatan alam selama ini, pasti kekuatannya akan merosot sampai di bawah orang biasa. Bisa bertahan hidup saja sudah merupakan keajaiban!”
Mendengar ini, Chen Nan menghela nafas lega. Sekalipun Raja Iblis Tuost masih hidup, apa artinya? Setelah terkunci selama ini, level kultivasinya pasti turun drastis. Tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
“Ini masih bisa disebut hidup? Menurutku kau lebih mirip makhluk abadi!”
“Uuuu……” Kepala tengkorak semakin sedih, tampak seperti gadis perasa. Gejolak emosinya sangat hebat, butuh waktu lama baru stabil: “Aku... memang sudah menjadi makhluk abadi. Tanpa makanan, air, atau kekuatan alam, bagaimana mungkin bertahan ribuan tahun? Akhirnya aku harus berubah jadi makhluk abadi untuk bertahan.”
Chen Nan merasa tengkorak ini cukup unik. Keinginan hidupnya sangat kuat. Orang biasa mungkin sudah bunuh diri untuk lepas dari penderitaan. Penderitaan seperti ini bukanlah hal yang bisa ditahan oleh orang biasa.
“Bagaimana keadaan Tosst itu? Seberapa parah kemunduran level kultivasinya?” Chen Nan masih cukup peduli dengan raja iblis itu.
“Meninggal, bubar total!” Kata kepala tengkorak dengan nada menyesal.
“Kamu saja bisa selamat, bagaimana mungkin dia mati?” Chen Nan tampak tidak percaya.
Saat itu juga, gelombang energi samar tiba-tiba terasa dari kejauhan. Chen Nan merasakan aura Naga sakti ungu-emas. Tanpa pikir panjang, ia meraih tengkorak itu, melayang ke udara, berubah menjadi kilatan cahaya, mengeluarkan fluktuasi energi dahsyat, dan bergegas menuju sumbernya.
Setelah terbang sekitar belasan li, suara seperti tempaan besi terdengar dari depan.
“Ping”
“Pang”
“Dang”
……
Fluktuasi energi kuat telah berhasil ditangkap oleh Chen Nan. Raungan marah Naga ungu-emas juga mulai terdengar.
“Auuung... Dasar zombie tua, makan lagi 180 pukulan Kakek Naga! Hajar hajar hajar...”
Raungan khasnya, teriakan layaknya preman, menandakan Naga itu sedang menghadapi masalah serius hingga harus bertarung sekeras ini.
Chen Nan meningkatkan kecepatan lagi. Setelah terbang 7-8 li, akhirnya ia melihat bayangan Naga itu dengan jelas.
Si tua nakal itu telah berubah menjadi wujud naga berkepala manusia, seluruh tubuhnya memancarkan aura ungu, memegang Nunchaku ungu-emas di tangan, sedang bertarung sengit dengan zombie berbulu putih.
Dentang besi terdengar, berasal dari Nunchaku ungu-emas yang menghantam tubuh zombie berbulu putih.
"Brengsek, akhirnya kau datang Bocah Chen! Cepat berikan darah 'dewa' zaman kuno itu untuk membunuhnya! Aku capek mati, si brengsek ini kebal senjata, tidak bisa mati-mati, benar-benar menyebalkan!" Naga Ungu-Emas terengah-engah.
Chen Nan tidak berkata-kata. Melemparkan tengkorak, tangan kiri menggenggam jurus pedang, tangan kanan menggenggam jurus pedang. "Creek! Creek!" Dua pancaran energi padat pedang dan kilatan pedang menyembur dari kedua tangannya. Darah mengalir dari jari telunjuknya, mewarnai jurus pedang tersebut.
Dengan pedang di tangan, ia melesat maju. Swoosh! Swoosh! Dua tebasan menghujam.
"Dor!"
"Dor!"
Seperti pisau tajam memotong lobak, tebasan kilatan pedang membelah setengah kepala zombie berbulu putih, semburan pedang memotong separuh tubuhnya.
Tengkorak di tanah nyaris melompat dari soket matanya. Api roh di matanya berkedip-kedip gugup. Tidak ada yang lebih tahu darinya betapa tangguh zombie ini. Meski kemampuan tempur biasa, tulangnya sekuat baja. Hanya kekuatan tingkat tujuh yang bisa merusaknya.
Naga Ungu-Emas mengumpat sambil terengah: "Zombie brengsek ini! Teknik bertarungnya seperti pemula, tapi tidak bisa mati-mati! Kakek naga ini benar-benar kesal..."
Pada saat ini, bumi tiba-tiba bergetar halus, kemudian mulai bergetar hebat, seolah ribuan tentara sedang menerjang. Berbagai raungan terdengar dari kejauhan.
Di tempat tercekam dalam kesunyian ini, tiba-tiba terjadi keributan besar dengan suara mencekam yang membuat bulu kuduk merinding, sungguh sangat jahat!
Tengkorak di tanah memancarkan gelombang spiritual intens: "Cepat bawa aku pergi... Ini penguasa sebenarnya neraka lapis 12, juga mantan pengendali Barat yang datang..."
