Pemberontakan dari Keluarga Chen!
Raungan itu masih bergema di langit tinggi. Chen Lao Da dan yang lain tertegun, wajah mereka semakin dingin. Sorot mata mereka seolah memandang mayat: Chen Nan sudah dianggap bukan manusia hidup lagi.
"Bagus, bagus! Bapak berbuah anak!" Sanzu memandang sinis: "Ayahmu sudah jadi pendosa sepanjang masa keluarga Chen, mempermalukan cabang kalian. Sekarang kau pun begitu—ini aib keluarga Chen!"
"Sialan dengan aib ini!" Chen Nan tampak sangat emosional. Meski menghadapi leluhur keluarga Chen, ucapannya penuh hinaan. Dengan marah ia berkata: "Berapa banyak yang telah cabang kami korbankan untuk keluarga Chen? Kakekku, kakek dari ayahku, kakek dari kakekku - mereka meninggalkan janda dan anak yatim, naik ke altar untuk mempersembahkan nyawa mereka kepada Leluhur Tertinggi. Saat jiwa mereka tercerai-berai, di mana kalian para bajingan ini? Berhak apa kalian menyalahkan cabang kami? Matilah semua! Pengorbanan cabang kami jauh melebihi kalian yang hanya bisa mengoceh!"
Chen Lao Da, Erzu, dan Sanzu adalah orang kolot yang benar-benar mewujudkan julukan itu. Level kultivasi mereka sudah mencapai Tingkat Menyentuh Langit. Bagi para kuat yang telah hidup selama ribuan bulan ini, ikatan darah telah memudar. Dalam arti tertentu, mereka bukan lagi "manusia" dalam pengertian biasa.
Kemanusiaan menguap, perasaan punah!
Mereka tak pernah menginjakkan kaki di dunia fana, tak pernah merasakan gejolak duniawi. Selama ini hanya berkutat pada kultivasi setan keluarga Chen. Meski belum sepenuhnya kehilangan sifat manusiawi, jaraknya sudah sangat dekat. Bagi makhluk abadi seperti mereka, keturunan hanyalah sesuatu yang bisa ada atau tiada. Keturunan yang bernilai di mata mereka mungkin hanya seperti barang berharga, tanpa ikatan darah kental seperti pada manusia biasa.
Mata Sanzu memancarkan dingin yang menusuk. Dengan tatapan tanpa emosi, ia berkata pada Chen Nan: "Mungkin cabang kalian sudah tak perlu ada lagi. Persembahkan semua anggota cabangmu kepada Leluhur Tertinggi!"
"Untuk garis keturunan yang terus melahirkan pendosa, harus dibasmi total!" Ucapan Sanzu terdengar tenang, namun nadanya menusuk tulang.
"Jika garis keturunan kami punah, seluruh keluarga Chen harus ikut terbunuh!" Chen Nan sudah benar-benar gila, Halberd Fangtian di tangannya membesar hingga ribuan zhang. Tanpa basa-basi lagi, senjata itu menghujam ke arah Chen Lao Da di depannya.
"Makhluk terkutuk berani membunuh leluhur?!" Untuk pertama kalinya Chen Lao Da menunjukkan ekspresi kemarahan yang meluap.
Chen Nan mengaum: "Membunuh leluhur? Kalian bahkan tak mengakuiku sebagai keturunan Chen, apa lagi yang tabu? Bahkan leluhur tertua pun akan kubunuh!" Api iblis dahsyat mengalir di sekeliling Chen Nan, saat ini ia hampir berubah menjadi iblis.
"Pengkhianat yang menghina leluhur! Garismu layak dimusnahkan total, tak boleh disisakan!" Erzu dan Sanzu bersuara sedingin es kutub.
"Ha...hahaha..." Chen Nan tertawa getir penuh kepiluan dan kesepian: "Hari ini kurelakan diri sebagai pengkhianat leluhur, menjadi pendosa terkutuk sepanjang masa!"
Menghina leluhur dan guru!
Sudah sampai di titik ini, dosa tak terampuni yang akan dikutuk ribuan tahun!
"Hukum mati!" Suara Dazu yang dingin menggema bagai dentuman lonceng raksasa. Cahaya Kematian Sunyi dari Dunia Bawah menyapu Halberd Fangtian di tangan Chen Nan.
Percikan api beterbangan di langit, di tengah gemuruh suara logam yang tak berujung, senjata keji legendaris Halberd Fangtian terpental oleh cahaya maut dari dunia bawah. Tubuh Chen Nan terus-menerus berguncang hebat.
"Aku yang akan membunuhnya!" Sanzu melangkah ribuan zhang dalam sekejap, muncul di garis terdepan. Matanya memandang Chen Nan tanpa secercah emosi.
Pada titik ini, apa lagi yang perlu ditakuti Chen Nan? Bencana terburuk telah terjadi. Berani maju sendirian melawan ribuan orang, perlawanan total pun dimulai!
Halberd menggerakkan tarian angin langit!
Halberd Fangtian di tangan Chen Nan memancarkan aura mengerikan yang menembus angkasa, kilatan cahaya birunya menghujam gugusan bintang!
Mata halberd yang memancarkan kilatan dingin berubah menjadi ribuan sinar maut, membentuk gelombang dahsyat di langit tinggi yang terus menghujam titik yang sama - Sasaran utama: Sanzu!
"Makhluk terkutuk!" Sanzu terus menepukkan kedua tangannya. Angin kencang yang tercipta membuat ruang di sekitarnya ambruk. Gemuruh "Dang! Dang!" bergema di udara bagaikan lonceng raksasa yang dipukuli tak henti.
Pada mata halberd sepanjang ribuan zhang itu, tercetak jelas ribuan bekas telapak tangan. Bagian tak tertembus pun mulai berubah bentuk.
Chen Nan mengguncangkan senjatanya dengan dahsyat. Halberd Fangtian menyala terang benderang, senjata legendaris yang telah memiliki kesadaran ini segera kembali ke wujud aslinya.
"Dasar pengkhianat! Semua ilmu yang kau kuasai berasal dari Keluarga Chen. Kau pikir dengan mengandalkan itu bisa memberontak?"
Saat mengucapkan kata-kata ini, kedua orang bertempur dengan cepat. Ruang di sekitar mereka terus-menerus ambruk dan hancur berkeping. Keduanya telah berubah menjadi dua berkas cahaya, bertarung habis-habisan di Void yang luas tak bertepi.
"Aku tidak menggunakan teknik leluhur keluarga Chen, aku tetap bisa memberontak dari keluarga Chen!"
"Makhluk terkutuk penghina leluhur!"
"Kalian yang memaksaku untuk membunuh leluhur!"
"Aku akan menyisakan seberkas rohmu untuk disiksa abadi di neraka penyiksaan, membuat makhluk terkutuk sepertimu bergelut selama ribuan generasi!"
Chen Nan marah besar: "Ternyata kalian benar-benar tidak punya ikatan darah! Lebih baik aku hancurkan kalian dulu!" Alisnya yang runcing sudah menegang, mata memancarkan cahaya maut yang mengerikan, rambut panjangnya mengamuk bagai ditiup angin.
Halberd Fangtian mengarah tepat ke pikiran Sanzu, sementara kekuatan Sumber Ruang-Waktu juga dipanggil bersamaan!
Sanzu belum sempat bertindak, Chen Lao Da yang menyaksikan pertarungan di samping langsung menghunjamkan cakar tangannya. Cakar raksasa merobek ruang, melampaui kecepatan cahaya membuka terowongan ruang-waktu yang muncul di depan Chen Nan, menghancurkan energi murni yang sedang mengalir. Sementara cakar lainnya menghantam Halberd Fangtian dengan ganas, membuat area depan Chen Nan kosong melompong.
Dalam proses ini Chen Lao Da mendengus dingin: "Ternyata menyembunyikan kekuatan Dewa Ruang-Waktu, sudah pasti lama mengidamkan pengkhianatan! Layak dihukum mati!"
Tanpa penghalang di depan Sanzu, kedua telapak tangannya telah berubah menjadi dua pedang dewa, menghujam keras ke arah dada dan perut Chen Nan.
“Chen Nan panik dan marah, Sanzu tiba-tiba ikut campur, membuatnya merasakan kekuatan mengerikan Chen Lao Da yang dahsyat dan tak terduga. Dalam sepersekian detik ini, dia terjebak dalam posisi pasif.
Namun seketika, kedua matanya memancarkan dua cahaya dingin tak berperasaan. Dia tak lagi mencoba menghindar dari dua pedang kejam berkilauan yang sudah menyentuh tubuhnya. Kedua tangannya membentuk cakar, menggunakan kekuatan ruang-waktu untuk meningkatkan kecepatan hingga batas maksimum, lalu menghujam.
Dua pedang kejam menancap di dada dan perut Chen Nan. Tapi cakar Chen Nan juga berhasil menembus tubuh Sanzu. Dengan teriakan gila-gilaan dia berseru: "Darah leluhur, mengalirlah bersamaku!"
Dada dan perut Chen Nan hampir terputus!
Tapi kedua cakarnya jauh lebih ganas. Satu cakar langsung merobek dada Sanzu, sementara cakar kejam lainnya menghancurkan tempurung kepala Sanzu. Separuh tengkoraknya hancur lebur!
Ini adalah pertarungan habis-habisan dengan kematian dimana kedua pihak terluka!
Dari kejauhan, mata Chen Lao Da kembali menyala kemarahan. Sebuah tangan raksasa membalut langit dan bumi, menutupi area menuju Chen Nan.
Chen Nan berlumuran darah sambil tertawa getir: "Leluhur pun apa? Bajingan penghina leluhur seperti aku hampir berhasil membantai kalian. Apa? Sekarang sudah buru-buru mengepungku?"
"Lao Da jangan ikut campur! Aku sendiri yang akan membasminya!" Sanzu mengaum marah. Tubuhnya dan Chen Nan sama-sama rusak parah. Kedua orang berlumuran darah compang-camping masih bergulat.
Cakar tangan raksasa di udara mundur teratur tanpa suara.
“Auuung……”
Tubuh Chen Nan akhirnya hancur berkeping, sementara tubuh jasmani Sanzu benar-benar berubah menjadi kabut darah. Namun, Chen Nan tidak langsung merekonstruksi tubuhnya. Sebaliknya, dia menggerakkan semua daging dan darah yang beterbangan untuk menerjang Sanzu, dengan gila-gilaan melilitkan jiwa Sanzu.
Pertarungan ini benar-benar kejam sampai tingkat ekstrim!
Tiga leluhur keluarga Chen yang baru muncul hari ini terbukti sangat mengerikan.
“Aku akan membunuh leluhur!” Raungan gila-gilaan itu membuat Sanzu gemetar ketakutan. Ekspresi liar adik kelas ini membuatnya merasakan bahaya yang samar-samar mendekat.
“Doron!”
Chen Nan rela mengorbankan kekuatannya, melilitkan jiwa ke Sanzu dan bersama-sama hancur berkeping. Baru saat ini mereka terpisah.
Hanya kata "mengerikan" yang bisa menggambarkan pertarungan ini!
Chen Nan berdiri pucat pasi di Void, sementara Sanzu wajahnya menghitam oleh kemarahan. Saat berhadapan kembali, aura pembunuh mereka telah berubah menjadi materi nyata! Cahaya dingin yang menyilaukan terus bertabrakan di antara mereka, mengeluarkan suara menusuk telinga. Seluruh langit tinggi terasa menusuk tulang.
Tanpa disadari, hujan salju turun membentuk tirai putih di cakrawala. Dazu dan Erzu telah mendekat langkah demi langkah. Angin dan awan bergerak liar, salju menari-nari gila-gilaan mengikuti fluktuasi emosi mereka.
Dunia es dan salju, langit tinggi dipenuhi putih menyilaukan.
“Chen Nan tahu kekuatan Sang Leluhur tak terukur dalam, kini tiga orang mendekatinya sekaligus, mustahil baginya melawan sendirian. Merasakan Peta Dewa-Iblis dalam tubuhnya, ingin memanggilnya keluar. Jika bisa melahap beberapa leluhur, ia rela jadi pendosa ribuan tahun ini!”
“Namun, Peta Dewa-Iblis dalam tubuhnya berputar-putar lambat, sama sekali tidak meresonansi panggilannya.”
“Diamati seksama, sepasang Mata Yin-Yang di Peta Dewa-Iblis terus mengarah ke bayangan iblis mengerikan di atas bulan, seolah sedang waspada...”
“Leluhur!”
“Hati Chen Nan tergetar hebat. Apakah leluhur telah bangkit? Peta Dewa-Iblis sampai harus mengantisipasi begini!”
“Dang!”
“Dentang lonceng bergema di tiga dunia. Lonceng Emas raksasa muncul, membungkus Chen Nan dalam radius sepuluh li. Seolah menjadi dunia terpisah, tapi badai salju tak berhenti.”
“Lihat kau bisa kabur!” Ternyata Chen Lao Da menggunakan teknik dewa. Dengan kewibawaan, ia dan Erzu, Sanzu melangkah masuk ke Lonceng Emas.
“Sumber ruang-waktu!” teriak Chen Nan.
“Bruk!” Terowongan ruang-waktu yang dibukanya terputus saat mendekati lonceng. Tubuhnya menabrak logam lonceng hingga bergema memekakkan telinga.
“Di dunia ini tidak ada yang tak bisa di-counter!” Chen Lao Da berkata dingin: “Sumber ruang-waktu pun bisa di-counter! Hari ini kau terkunci di ruang ini, rohmu akan kami hisap pelan-pelan!”
"Mengunci Jiwa dan Membekukan Roh!" Erzu berteriak kencang, badai salju tak berujung berubah menjadi cahaya spektakuler yang menyapu ke arah Chen Nan. Ini bukan salju biasa, bahkan serpihan kristal esnya saja sudah mampu membuat para ahli Tier Langit merasakan dingin yang menusuk tulang.
Chen Nan terus-menerus menggerakkan kedua tangannya, Jurus Pertama dari Delapan Jurus Chaos yang telah disempurnakan dilancarkan. Badai salju yang terkumpul sempat membekukannya sesaat dalam balok es, namun seketika itu pula lapisan es tersebut hancur berkeping!
Meski seluruh tubuhnya menggigil kedinginan, tatapannya tetap penuh keberanian ke depan. Ia menunjuk ketiga lawannya dengan jari, "Jika kalian tak bisa membunuhku, maka aku yang akan membasmi kalian!"
Sanzu menoleh ke Lao Da, "Biarkan aku mencoba sekali lagi!"
Lao Da memandangnya dengan dingin, "Apakah perlu?"
"Perlu! Aku benar-benar ingin menghancurkannya sendiri!" Sanzu masih menyimpan dendam atas hasil imbang dalam pertarungan sebelumnya.
Chen Lao Da dengan acuh tak acuh memalingkan wajah. Sanzu menggeram keras dan kembali menyerbu Chen Nan.
Peta Dewa-Iblis tak bisa digunakan, Lonceng Emas telah mengikatnya erat. Terjebak dalam situasi kritis, Chen Nan kini telah memiliki tekad untuk bertarung sampai mati. Jika tak ada jalan mundur, maka maju saja habis-habisan!
Ia memilih untuk hancur bersama seperti giok dan batu!
“Melihat Sanzu mendekat, Chen Nan tersenyum, dengan tenang berkata: ‘Hei, dulu aku bertarung demi Bulan, berperang sengit melawan Song Zan De Bu, melawan Hei Qi, membasmi Kaisar Kuno, menjamu Fa Zu... Tak kusangka akhirnya berakhir seperti ini! Baik, kalian tak punya perasaan, jangan salahkan aku yang kejam!’”
“Tangan-tangan Sanzu tanpa belas kasih menancap ke dada Chen Nan, dalam sekejap meremukkan jantungnya dengan ganas dan kejam, tak ada secuil ikatan darah. Tapi semua ini berjalan terlalu mulus, membuat bulu kuduk Sanzu merinding. Dia tahu taktik gila adik kelas ini lagi-lagi menggunakan strategi saling melukai.”
“Matilah bersamaku!”
“Separuh roh Chen Nan telah tercabut dari tubuhnya, terkonsentrasi penuh di Halberd Fangtian. Saat tubuhnya setengah hancur, dia mengangkat Sanzu dengan tombak kejam itu!”
“Mengaduk... mengaduk... mengaduk lagi!”
“Tubuh Sanzu kolaps, tapi jiwanya terikat erat di Halberd Fangtian! Terjalin dengan setengah jiwa Chen Nan.”
“Kekuatan Sumber Ruang-Waktu, Jurus Chaos Pertama dari Delapan Jurus Chaos, energi jiwa murni... Semua hal seperti kegilaan menerjang jiwa Sanzu!”
“Terkutuk!”
“Layak dihancurkan!”
“Chen Lao Da dan Erzu bersamaan mengaum, tangan-tangan raksasa hasil transformasi menyambar ke depan untuk merobek.”
“Braak!”
“Kaki Chen Nan hancur!”
“Dorr!”
“Lengan serta pinggang Chen Nan terkoyak!”
Tapi, setengah jiwanya masih menggenggam Halberd Fangtian, menghujam di dalam Lonceng Emas, bersumpah akan menggilas Sanzu!
Ini adalah semangat pantang menyerah, bahkan jika harus mati juga akan menghancurkan musuh bersama!
Chen Lao Da dan Erzu sudah menyerang, setengah jiwa Chen Nan hampir kolaps di tangan mereka, Halberd Fangtian pun sudah retak, sebentar lagi akan hancur berkeping.
Siluet anggun datang melesat dari Di Atas Bulan, berteriak pilu: "Tolong bebaskan cucuku!"
Perempuan itu bermuka basah air mata, menatap sedih ke Chen Nan di dalam Lonceng Emas, berlutut di Void, merengek pada Chen Lao Da dan Erzu: "Lepaskan cucuku! Aku sudah kehilangan suami, anak satu-satunya pun nasibnya tak jelas. Kumohon bebaskan dia!"
"Nenek!" Chen Nan yang masih menghujam ke kerumunan di dalam Lonceng Emas, setengah jiwanya tetap tak mau melepas Sanzu, hatinya perih seperti ditusuk pedang: "Nenek... Jangan begini! Aku akan membuat mereka membayar harga!"
