Kabut bergerak, kabut pelangi berputar, di atas lautan awan ini Chen Nan berteriak: "Saudara Bajingan, kau benar-benar merdeka! Ini level sejati yang tidak bisa kuraih!"
Nan Gong In juga tertawa terbahak-bahak: "Sudah kubilang, aku nggak bisa ngalahin kamu. Tapi di bidang lain kamu jauh kalah sama aku. Aku yang gantengnya nggak ketulungan ini harus hidup bebas, nggak boleh diatur-atur. Langit boleh aja hancur, bumi juga boleh remuk, yang penting aku udah ngerasain kebebasan dan kebahagiaan."
Meski Chen Nan nggak setuju sama konsep kebahagiaan dari pembuangan diri yang terdegradasi ini, tapi sikap santai Nan Gong In tetap bikin iri.
"Gas! Panggil Xuan Zang, summon Qian Long, kumpulin semua kenalan kita dari generasi dulu!" teriak Chen Nan histeris, seolah ingin melampiaskan segala kekesalan di hatinya.
"Oke, kamu summon Qian Long sama Xuan Zang. Aku juga mau panggil beberapa temen. Tapi kita nggak bisa nandingin kalian. Kita cuma dewa biasa sekarang, nggak ikut perang Enam Jalan lagi. Dunia ini udah bukan milik kita. Sekarang kita cuma bisa nyemangatin kalian dari belakang."
Meski terkenal santai, Nan Gong In mulai ngerasain kekecewaan. Dulu dia figur penting di generasi muda, tapi di era dimana dewa-dewa langit sampai iblis purba dari zaman kuno pada muncul, orang sekelas dia cuma jadi warga biasa di dunia fana.
Dalam aliran sejarah yang kosmik, talenta luar biasa tak terhitung jumlahnya. Adik kelas seperti dia, berapa orang yang bisa melepaskan diri, mengalir ke puncak ombak besar, dan bersaing dengan Dewa Kuno? Jika bukan karena memiliki seorang Adik yang baik, dia sudah tewas saat Enam Dimensi Runtuh.
Sikap santainya sekarang ini juga merupakan bentuk pembuangan diri yang pasrah. Mana ada laki-laki sejati yang tidak ingin gegap gempita di arena, hidup sebagai Yingjie, mati sebagai pahlawan. Ini adalah mimpi semua pria.
Teratai hijau mengalir, Biksu Xuan Zang yang berwajah agung datang menyambar udara dari kejauhan. Aura sakral yang tak terganggu, pesona transendennya, membuat orang benar-benar berpikir Buddha sejati telah turun ke dunia.
"Biksu Berdarah ini benar-benar bisa berpura-pura," gumam Nan Gong In dengan meremehkan.
Chen Nan mengangguk setuju: "Kalau belum pernah melihatnya lahap makan daging anjing, pasti terkecoh olehnya."
"Auuung..." Dari kejauhan, raungan menyayat hati terdengar. Naga sakti ungu-emas menggerakkan kabut ungu di langit, terbang mengendarai awan ungu. Meski sudah melepaskan wujud naga langit, sifatnya tak berubah. Dari jauh dia sudah melihat Xuan Zang, tertawa terbahak-bahak: "Hari ini aku traktir Biksu Botak makan daging anjing, minum anggur keras, dan kencan cewek seksi!"
"Berani-beraninya?!" Suara tegasan segar bergema di samping Naga Ungu-Emas. Silver Dragon Jasly menjepit telinganya.
“Auuung……Lepaskan! Kalau tidak, tiap hari akan kubuat naga tua Kun De mabuk. Sekarang baik kekuatan maupun toleransi alkoholnya sudah di bawahku.”
“Berani-beraninya! Ayahku adalah ayahmu juga. Hormati dia!”
Chen Nan terdiam membeku. Ini... Rupanya Naga Ungu-Emas akhirnya bersatu dengan Silver Dragon Jasly. Pasti si tiran tua Kunde sekarang cuma bisa melotot tanpa bisa berbuat apa-apa.
Biksu Xuan Zang di atas awan tetap berwajah agung, tersenyum ramah pada Naga Ungu-Emas: “Buddha Maha Pengasih. Baiklah, baiklah. Tuan telah terikat ilusi.”
“Rambut suci!” seseorang di kejauhan menanggapi sutra biksu itu, “Biksu, kau juga terikat ilusi.”
Lengkingan naga dan kicau phoenix bergema. Seekor Naga Langit keemasan dan Phoenix Pelangi saling kejar di langit tinggi. Itu adalah Bayi Naga dan Phoenix Kecil.
“Oh yeah! Si kerdil akhirnya dewasa, mulai butuh cewek...” Naga Ungu-Emas meraung dengan tawa jahat.
“Keharmonisan Naga-Phoenix!” Chen Nan tersenyum.
Bayi Naga terbang mendekat dengan cepat. Ekornya mengibas keras, Braak! menghantam Naga Ungu-Emas hingga terpental. Meski sudah besar dan semakin matang, sifat dukunnya tak berubah. Dengan wajah serius ia berkata: “Firman Dewa: Belut akan punya 9 anak. Tiap anak berbeda, tak satu pun miripmu.”
“Cih!” Naga Sakti Ungu-Emas marah besar: "Naga punya sembilan anak, tiap anak berbeda? Jangan sok jadi dukun!" Ia bergumam kesal: "Andai benar punya sembilan anak, tapi tak apa, aku sudah siapkan nama untuk sembilan anak: Suanni, Baxia, Pulao, Chiwen, Chaofeng, Bixi, Qiuniu, Fuxi, Yazi. Bagus semua!"
"Mati kau!" Jasiri mencengkeram keras tubuh Naga Sakti Ungu-Emas.
Di langit jauh siluet manusia bergerak cepat, seorang pria paruh baya berjanggut panjang terbang mendekat. Sosoknya gagah perkasa. Ini adalah karakter yang dipanggil oleh Nan Gong In. Chen Nan menatapnya lama sebelum berkata: "Sudah lama tak jumpa, Raja Iblis Kecil Hun Tian."
"Benar, lama tak bertemu!" Xiang Tian dipenuhi kekaguman yang tak terucapkan. Dulu mereka pernah bertarung hidup-mati dengan level yang berimbang. Kini segalanya telah berubah, rival berat masa lalu itu sudah tidak selevel lagi. Takdir kehidupan benar-benar membuat kagum.
"Hehe, kalian berdua jangan saling menyetrum. Kalian ini laki-laki, jangan mesra-mesraan gitu dong!" Nan Gong In tertawa terbahak: "Sekarang kalian sudah tidak mungkin bertarung. Bahkan jika mau, Xiang Tian sudah menjadi besanku. Sekarang kita semua adalah teman!"
Teh di mulut Chen Nan nyaris muncrat. Keduanya menjadi besan? Benar-benar... Takdir memang tak bisa diprediksi.
Di kejauhan, siluet tinggi lainnya terbang mendekat. Rambutnya putih seperti salju, kulitnya berkilau seperti giok. Setelah lama bertatapan dengan Chen Nan, pria itu berkata: "Hidup ini bagai mimpi!"
"Kehidupan bagai mimpi!" Chen Nan menatap rival berat masa lalunya Dong Fang Chang Ming. Terdapat perasaan khusus terhadap orang di hadapannya ini, karena keduanya telah respawn setelah tertidur selama 10.000 tahun.
Tak lama kemudian, Qian Long dan iblis besar juga tiba.
Rekan seangkatan ini kini memiliki jalan hidup berbeda. Dalam ingatan mereka masih tersimpan banyak orang, namun tak mungkin lagi bertemu. Saat Enam Dimensi Runtuh, terlalu banyak makhluk hidup yang mati secara kekal.
Bersenandung sambil menenggak anggur, betapa singkatnya kehidupan.
Semua orang di atas awan bersulang sambil mengenang masa lalu, penuh dengan desahan. Pertemuan hari ini mungkin menjadi perpisahan abadi, dengan mood yang beragam. Pertemuan kali ini membuat semua orang merenungkan banyak hal.
Akhirnya, Yokai tua Xuanjie Kunlun Duanmu tiba. Dari empat Yokai tua Kunlun, hanya dia yang tersisa. Seluruh wilayah Kunlun selain bagian yang diselamatkan bone dragon dan Semut Kuning, telah dihancurkan secara total.
Sosok menggoda legendaris yang "memabukkan dunia" Nangong Xian'er mengusulkan: "Hampir semua pria generasi kita sudah berkumpul, tapi masih kurang beberapa wanita. Bagaimana kalau kita undang mereka?"
"Meng Ker sang peri suci, putri kecil yang lincah dan cerdik, Yuxin sang peri tak berperasaan dari langit, Roh Abadi Yuxin, Valkyrie perang Li Ruolan, Dongfang Phoenix dengan darah Phoenix yang telah mengalami awakening, bahkan Xuan dari generasi yang berbeda juga diundang."
Chen Nan terdiam. Beberapa sosok mustahil hadir: Katerina Roh Suci Elf dan Nalan Ruoshui sang Malaikat Perang Suci telah lenyap saat Enam Dimensi Runtuh. Entah kesadaran mereka telah bubar atau belum. Jika ada reinkarnasi, entah mereka akan muncul di dunia ini.
Tak lama, Naga lima bersaudara dan Xiao Chenxi tiba. Orang-orang semakin berkumpul. Akhirnya, seekor Roc bersayap emas terbang mendekat dengan tubuh sebesar gunung, membuat awan di ufuk berfluktuatif.
"Hei, burung apa ini berani membuat onar di sini!" Naga sakti ungu-emas dengan kesan kriminal mengangkat gelas anggur sambil menegur.
"Paman Bajingan, ini aku."
"Phoenix Mungil." Chen Nan mengenalinya - murid tidak resminya dulu yang akhirnya diberikan ke Raja Dewa Roc.
"Koki." Phoenix Mungil berubah wujud menjadi manusia, menunduk di depan Chen Nan.
"Bangun. Di mana gurumu Raja Dewa Roc? Dia tidak..."
"Koki baik-baik saja. Beliau sedang mengobrol dengan Qingchan Gumo dan yang lain di belakang."
Tak lama kemudian, Qingchan Gumo, Buddha, dan Raja Dewa Roc Emas pun tiba. Musuh bebuyutan yang dulu, kini seolah melupakan dendam masa lalu, bahkan sedang asyik mengobrol bersama.
Di atas Bulan, Dugu Xiaoxuan juga turun. Penyihir jahat ini benar-benar bencana besar! Dash masuk sambil merespons ramai-ramai, ingin memabukkan semua orang. Tanpa sungkan dia mengusap kepala botak Xuan Zang, "Katanya sih lu masuk sekte tua bangka itu? Jadi junior ibuku ya?"
"Gak!" Xuan Zang langsung melonjak berdiri. Bercanda mengakui senioritas di depan penyihir ini? Itu namanya dewa usia yang bosan hidup panjang! Sekali-kali tak boleh diakui.
"Untung tahu diri, hihihi!" Dengan senyum manis dia berbalik ke Chen Nan, "Masih ingat tugas pertama yang kupercayakan? Suruh cari Pedang Naga Besar, eh malah lu lahirin sendiri."
Harus diakui, penyihir ini benar-benar bikin sakit kepala. Seketika membuat Meng Ker, Xuan, dan Chen Nan sama-sama canggung bukan main.
"Jangan lupa si kadal busuk ini juga kuserahkan ke lu!" Dugu Xiaoxuan menatap Naga Ungu-Emas sambil terkikik.
Si tua nakal yang kini level kultivasinya pulih total plus terobosan baru, teringat kejadian dulu. Mana mungkin takut sama Dugu Xiaoxuan? Dia ini sih Naga Ungu termashur! Masa takut sama penyihir?
“Kenapa, si naga tua sekarang sudah tidak takut lagi padamu. Dulu di zaman kuno, aku sering merawatmu, Penyihir Cilik. Tapi setelah aku jatuh miskin dan melupakan masa lalu, kamu malah menyiksaku. Sekarang mau menghitung utang?”
“Bukannya kamu bilang sudah melupakan semua kejadian zaman kuno?” Silver Dragon Jasly mencubit Naga Ungu-Emas dengan keras.
“Aduh, tentu saja sudah lupa. Tapi ada beberapa hal yang membekas, misalnya si Penyihir Cilik ini dulu seperti bayangan yang selalu berkeliaran di belakangku setiap hari. Masih sedikit ingatlah.” Si tua nakal itu mengarang cerita.
Dugu Xiaoxuan marah besar: “Omong kosong! Si bajingan tua ini dulu selalu menggangguku tanpa alasan. Sekarang berani bicara ngawur? Andai tahu kadal berkaki empat ini reinkarnasimu, waktu kamu lahir dulu, seharusnya aku masak jadi sup naga!”
“Apa?” Silver Dragon Jasly menambah kekuatan cubitannya. Si naga bajingan mengerenyit kesakitan sambil berteriak: “Jangan dengarkan si penyihir jahat ini! Kepalaku kan tidak nabrak babi, mana mungkin aku mengganggunya? Dulu si mesum Zhou Bochong yang naksir dia, setiap hari minta tolong padaku. Aduh...”
Sejenak, suasana antara mereka pun kacau balau, membuat semua orang ingin tertawa sekaligus geli.
“Berhenti berkelahi! Si mesum Zhou Bochong juga ada di sini!” Naga Ungu-Emas yang panik bukan main menunjuk ke arah Bayi Naga.
"Hik!" Bayi Naga kaget sampai bersendawa, menelan cepat sayap ayam panggang di mulutnya, geram: "Belut itu bohong, aku adalah Dade Dawei Bayi Naga Agung. Menurut mimpi si belut yang pernah kudengar, dia punya identitas ganda. Pedang Ungu adalah Zhou Bochong si mesum tua, Zhou Bochong si mesum tua adalah Pedang Ungu, yang sekarang jadi belut ini."
"Aku #￥%&…!" Naga sakti ungu-emas mengumpat, melompat lalu kabur.
Keributan di antara mereka justru mengusir emosi sedih yang menyelimuti semua orang.
Akhirnya, penyihir jahat Dugu Xiaoxuan mendekati Long'er: "Setelah Naga Kaisar Langit jatuh dulu, bagian tubuhnya ditempa jadi Senjata Legendaris. Pedang Naga Besar jatuh ke tangan ayahku. Aku ingin mencarimu untuk menemui ayah, tapi ternyata dia selalu mengawasi dari bayang-bayang dekatku."
Lalu ia menoleh ke Chen Nan: "Saat pertama bertemu, kurasakan sedikit aroma darah keluarga Dugu padamu. Awalnya kukira kau keturunan Kak Tianmo atau adik Baitian kecil. Tapi sekarang aku bingung, ayah dan Sang Penguasa Kegelapan sepertinya menaruh harapan padamu. Si pemalas ini sebenarnya punya asal-usul apa? Adikku? Tidak mungkin, aura-nya tak kurasakan."
Semua orang mabuk berat, bahkan Suosuo dan Xuan Xuan—dua si kecil itu—diam-diam menyelinap minum alkohol. Wajah mereka merah merona sambil terus menepuk-nepuk dada kecil mereka, berkata pada Xiao Chenxi: "Tante kecil lihat saja, setelah kami mengalahkan Jalan Langit, kami akan datang mencarimu lagi..."
"Bruuk-bruuk" dua pemabuk kecil itu tumbang di antara awan.
Di kejauhan, Long Wu, Meng Ker, Yuxin dari Langit, Putri Kecil, dan lainnya juga sudah mabuk, berubah menjadi kecantikan yang limbung.
Berperang melawan Jalan Langit, siapakah yang bisa selamat? Bagi setiap orang, kesempatannya sangat tipis!
Chen Nan menatap semua orang yang mabuk itu, berdesah pelan: "Berpisah hari ini, tak tahu apakah akan bertemu lagi di masa depan. Tapi yang pasti, hari ini sudah menyelesaikan satu keinginan. Semoga bisa berkumpul lagi bersama kalian semua!"
Sepuluh hari kemudian, Peta Dewa-Iblis raksasa berputar lambat di atas Benua Cahaya. Pasukan penakluk Jalan Langit telah sepenuhnya tumpah ruah. Semua yang akan menapaki Jalan Menuju Langit, akan memulai perjalanan dari sini!
Sang Raja Manusia mengibarkan Bendera Besar Honghuang, memimpin tengkorak berwarna pertama yang terbang masuk ke Peta Dewa-Iblis.
Kemudian, Hei Qi menggenggam Pedang Iblis Putus Asa, memimpin dewa-dewa yang dikumpulkannya melesat ke angkasa dan masuk ke Peta Dewa-Iblis.
Di tempat yang lebih jauh, lebih banyak orang sedang mendekat...
