Dibandingkan Hengmu Liren yang bersinar menyilaukan, Longqing yang menyatu dengan pemandangan malam bagai noda kecil tak berarti. Tapi bagi kakak senior, Longqing justru lebih berbahaya. Tentu dia takkan mengabaikan Hengmu di depannya—kebiasaan akademi melawan Langit Tak Berpelukan bukan berarti meremehkan-Nya.
Remaja berbaju hijau itu bagai kelopak tercantik dari bunga hujan musim semi, hadiah Langit Tak Berpelukan untuk Dunia Manusia. Para pengikut menganggapnya sebagai murid legenda atau penerus warisan. Sekalipun sebagai kakak senior akademi, menghadapi sosok seperti ini harus dilakukan dengan penuh hormat.
Tubuh Henmu Liren memancarkan keadaan meditasi tingkat tinggi yang luar biasa kuat. Dalam sekejap, terjadi perubahan drastis. Haotian Shenhui yang membara seperti selai giok itu kembali ke tubuhnya dengan kecepatan yang tak tertangkap mata telanjang, menyatu di bawah kulit dan mata pedangnya. Tubuh dan pedangnya tidak menghitam, melainkan berubah menjadi benda kristal yang tembus pandang. Sinar suci Haotian Shenhui terus-menerus membias di dalamnya, cahaya demi cahaya bertumpuk hingga semakin terang, hampir mencapai putih paling murni. Bayangkan energi mengerikan yang akan terlepas saat cahaya itu tiba-tiba meledak keluar dari kristal!
Tangan kanan kakak senior masih berjarak setengah kaki dari tongkat kayu di ikat pinggangnya. Dengan persepsi spiritualnya, ia jelas merasakan betapa mengerikannya keadaan meditasi yang akan digunakan Henmu Liren. Tapi yang membingungkan, ia tetap hening tanpa turun tangan. Entah karena kepercayaan diri sebagai legenda, atau karena aroma arak yang melayang di pemandangan malam...
Tubuh Henmu Liren semakin transparan. Pedang di tangannya dan dua belas pedang tipis di punggungnya telah berubah seperti es. Cahaya membara putih murni terus memantul di dalam tubuh dan pedangnya, semakin pekat mendekati batas akhir. Beberapa helai sinar bocor keluar, menyinari reruntuhan istana dalam sekejap.
Sementara itu, seberkas aroma arak yang melayang dalam pemandangan malam, bagaikan cahaya suci ini, semakin lama semakin pekat, tiada angin yang mampu menghilangkannya, hingga mencapai kekentalan yang tak terurai.
Orang yang menatap kayu horizontal, tertusuk sakit oleh sinar suci hingga menutupi kedua mata, mereka yang mencium aroma arak tiba-tiba mabuk, seolah memasuki kerajaan ilahi, demikianlah mereka sementara terpisah dari dunia nyata.
Kakak senior di dunia nyata, di antara cahaya suci dan bau arak yang memabukkan, ekspresinya tenang dan lembut, tak seorang pun tahu apa yang akan dilakukannya selanjutnya.
Sebelum seberkas aroma arak itu melayang keluar dari malam, dia telah lebih dulu mengetahuinya, karena selama hari-hari sebelumnya, dia terus mengejar aroma arak itu, kalau tidak, buat apa dia meminta maaf kepada Liu Yiqing yang sedang di ambang kematian sebelumnya?
Kuil Xiling menggelar formasi sebesar ini di Kota Linkang, selain untuk membunuh Liu Yiqing, juga ingin menyergap ahli dari akademi, lalu buat apa dia datang?
Atau mungkin karena ingin menyampaikan permintaan maaf itu kepada Liu Yiqing, maka dia datang?
Hingga saat ini, menghirup aroma arak, memandang cahaya putih, dia tiba-tiba menyadari bahwa Kuil Xiling benar-benar bisa menahannya, karena orang dalam kegelapan itu juga sangat cepat, sementara Hengmu Liren benar-benar kuat di luar imajinasi.
Hengmu Liren yang bercahaya, gemilang, menyilaukan, dan mengintimidasi, kini berada di hadapan. Kakak senior sedikit mengantuk, tetap tak tegang, bagaikan guru desa yang memandang murid nakal.
Dia teringat bertahun-tahun lalu di kota kecamatan, pernah memelihara ikan. Suatu hari saat langit senja merah merona, air kolam ikan juga memancarkan cahaya keemasan seperti sekarang, sangat mirip dengan remaja di hadapannya ini.
Dengan perasaan campur aduk, dia melangkah ke depan sebelah kanan.
Dunia di depan mata Hengmu Liren telah berubah menjadi dunia bercahaya. Wajah pelajar di matanya memutih, tapi bukan pucat. Tiba-tiba dia waspada, karena tak mengerti mengapa lawannya tidak menunjukkan kewaspadaan?
Sebagai orang penting aliran Tao yang mengetahui banyak rahasia, dia yakin Guru Pertama tak berani turun tangan. Itu sebabnya dia meminta maaf pada Liu Yiqing. Sekalipun Guru Pertama terpaksa bertindak sekarang, waktunya sudah terlambat. Ini bukan jebakan yang dipersiapkan aliran Tao, melainkan kebetulan takdir yang bahkan perhitungan surgawi pun tak bisa memprediksi. Bagaimana mungkin dia menghindar?
Tak ada yang bisa memperhitungkan momen yang menentukan itu, seperti tak ada yang tahu kapan tepatnya awal mula semesta. Bahkan Hengmu Liren sendiri tak tahu. Sekalipun ada firasat bahaya, dia tak bisa menghentikannya.
Pada suatu detik - mungkin persis saat kakak senior melangkah ke depan kanan - ribuan sinar suci Haotian Shenhui menembus belenggu tubuh dan pedangnya, meluap dari permukaan kristal, menyembur deras ke arah tubuh kakak senior.
Sebentar lagi, Haotian Shenhui yang menyala-nyala akan menerangi langit malam kelam. Baik bulan purnama yang indah maupun taburan bintang abadi, semua akan kehilangan cahayanya.
Dia akan menerangi seluruh dunia.
Dan seluruh dunia, juga akan melihat jelas titik keberadaannya.
Hanya kewibawaan ilahi yang mengerikan seperti ini yang bisa membakar Guru Pertama Akademi menjadi abu dalam sekejap.
Aroma arak yang terdengar di pemandangan malam tiba-tiba menguat, debu-debu berputar membentuk angin kuno yang tak diketahui asalnya, bergerak melingkar di sekitar kakak senior, menyembunyikan kekuatan tak terkatakan di dalamnya.
Kakak senior tetap tak bergerak, tak menghindar. Di satu sisi, dia mungkin tak bisa menghindari sinar suci tak berujung yang melesat dari kayu horizontal sambil terikat oleh angin kuno itu. Di sisi lain, hanya sekedar angin belaka tak cukup - dia ingin melihat lebih banyak, ingin melihat sosok itu menampakkan wujud sekaligus terlihat oleh seluruh dunia seperti kayu horizontal.
Ini adalah fragmen waktu yang sangat singkat, bukan sedetik maupun sesaat, mustahil dideskripsikan dengan bahasa. Karena tak ada yang lebih cepat dari cahaya. Baik kakak senior maupun sumber angin kuno itu tak mungkin melampaui kecepatan cahaya. Artinya, akhir ini sudah tak terelakkan.
Tak ada yang bisa menghentikan semua ini. Tapi seseorang turun tangan, berusaha mengubah takdir.
Bukan karena dia lebih cepat dari cahaya, tapi karena dia menelan semua sinar yang memancar dari tubuh Orang Kayu Horizontal ke dalam tubuhnya sendiri!
Tak diketahui kapan, Longqing sudah berdiri di depan Orang Kayu Horizontal.
Tubuhnya dikelilingi lapisan kabut hitam, Haotian Shenhui yang menyala-nyala terus-menerus ditelan kabut hitam. Wajah pucat pasinya muncul perlahan dari kabut, terlihat seperti hantu!
Dengung halus terdengar.
Haotian Shenhui yang meluap dari Hengmu Liren sepenuhnya ditelan Longqing, hanya beberapa helai cahaya suci yang lolos dan cepat memudar. Bukan menerangi seluruh dunia manusia, bahkan pohon willow di tepi parit pertahanan pun tak tersinari.
Di depan reruntuhan istana, ketenangan tiba-tiba kembali. Cahaya bulan dan bintang di langit malam kembali menyinari bumi.
Angin tua yang penuh debu perlahan berhenti. Aroma arak pun entah menghilang ke mana.
Hengmu Liren menatap Longqing di depannya, merasakan niat pemusnahan dan aura mengerikan dari kabut hitam itu. Getaran kemarahan dalam dirinya hampir tak terbendung!
Pukulan pamungkas cahaya yang telah lama dipersiapkannya, bekerja sama dengan legenda sepanjang masa dalam kegelapan malam, hampir membakar Guru Pertama Akademi menjadi abu! Tapi semua dihancurkan dengan cara tak terduga oleh sosok ini! Ia tergetar oleh kendali mental mengerikan yang ditunjukkan Longqing, sekaligus murka atas tindakannya - apa sebenarnya yang ingin dilakukan lawan ini?
Dalam waktu singkat memaksa menelan begitu banyak Haotian Shenhui, bercak cahaya aneh terus bermunculan di wajah pucat Longqing. Tampaknya dia menderita luka yang cukup serius.
Dengan lelah ia menundukkan kepala, terengah-engah cukup lama, lalu mengangkat kepalanya memandang kakak senior. Matanya menatap tajam sambil bertanya dengan suara serak: "Ning Que... dia terus mengawasi dari sini kan?"
