Mendengar nama kakak tertua, tangisan Youyou langsung terhenti.
Si kecil yang menangis memilukan mengedipkan mata berkaca-kaca, tapi tak sampai tiga empat detik, kembali meledak dalam isakan——
“Wu, hik hik… Jangan jangan, Aku ingin bersamamu, Kakak jangan buang Youyou ya, Tolonglah hik…”
Kegelisahan Lu Bi mencapai puncaknya.
Entah mengapa, baginya, anak ini tak berbeda dengan anak-anak nakal berteriak di pesawat/kereta cepat.
Tapi meski sama-sama terganggu, perasaannya berbeda.
Anak-anak nakal itu hanya membuatnya jengah.
Namun tangisan si kecil ini justru membuat bagian kiri dadanya terasa nyeri tumpul.
Youyou menangis hingga napas tersengal-sengal, persepsinya sederhana.
Dia khawatir pada kakak kedua, tidak mengapa dalam mimpi itu di film hologram, mengapa begitu banyak orang membenci kakak kedua.
Dalam ingatannya, kakak kedua jelas-jelas sangat dicintai semua orang.
Youyou takut jika dia pergi, kakak akan mati.
Persis seperti Ayah sebelum perjalanan waktu, yang selalu sehat-sehat saja, tiba-tiba suatu hari sakit dan masuk ICU, lalu... tak pernah keluar lagi.
Sedangkan kakak tertua Lu Yan, dia sudah tidak berani berharap lagi.
Dulunya kakak tertua memang baik padanya, tapi dia adalah gila penelitian ilmiah, hampir setahun penuh terendam di institut penelitian.
Bahkan kakak kedua yang paling dekat dengannya pun menolaknya, apalagi berharap kakak Lu Yan yang dingin akan menerimanya.
Lagipula, di dunia ini dia hanyalah anak kecil yang berlebihan dan tak diinginkan siapa pun.
……
A-Jiu terpaksa mengemudikan mobil keluar dari garasi di bawah tekanan Lu Zai——
Ternyata di luar sedang hujan lebat disertai angin kencang.
Tak jauh dari situ terdengar siaran pengingat dari pihak properti: "Stasiun Meteorologi kota baru saja mengeluarkan peringatan merah topan. Akan ada topan super kuat yang segera mendarat di kota kami. Para residen terhormat harap menutup pintu dan jendela rapat-rapat, menyiapkan antisipasi bencana, serta usahakan untuk tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat."
A Jiu yang sudah hampir kolaps dibuat tangisan pilu si kecil semakin limbung.
Ditambah lagi hujan lebat yang membentur kaca depan mobil seperti menghujani wajahnya, pria itu nyaris meneteskan air mata...
"Kakak Fei, bisakah kita tunggu sampai topan berlalu? Ini terlalu berbahaya!"
Youyou yang cerdik juga tak ketinggalan menambahkan minyak ke api: "Wuuu bahaya Kakak! Angin besar bahaya!!"
Lu Fei: “…………”
Dengan wajahnya hitam legam, Lu Fei memberi persetujuan diam-diam pada A Jiu untuk memutar mobil kembali ke tempat semula, lalu memandangi dua makhluk ini yang berpelukan mesra di hadapannya dengan tatapan sinis bagai melihat orang idiot.
"……" Sepertinya bahasa ibunya adalah keheningan.
A Jiu memeluk si kecil dengan wajah berseri-seri sambil menunggu lift naik ke lantai atas. Dalam dekapannya, si kecil berhenti menangis dan mulai tersenyum, hidung mungilnya masih menggelembung oleh ingus besar yang memalukan namun menggemaskan.
Dengan nada mengejek, A Jiu mencoba menghibur: "Kak Fei, banyak bos besar di dunia hiburan yang percaya pada hal-hal mistis. Angin topan yang tiba-tiba datang ini mungkin adalah isyarat dari Tian untukmu. Lebih baik kita mengalir saja, biarkan Youyou bermain di sini beberapa hari lah."
Lu Fei menyeringai jijik: "Feodal dan takhayul."
……
A Jiu meminta bantuan manajemen properti. Mereka menugaskan seorang personel wanita untuk memandikan Youyou, sekaligus membawakan dua potong pakaian anak yang dipinjam dari residen lain.
Setelah mandi, personel membantu mengeringkan rambut lembut Yoyo sambil tersenyum berkata: "Harta karun kecil ini terlihat sangat imut, juga sangat penurut, sama sekali tak rewel. Hanya saja bajunya kebesaran, terpaksa setuju dengan kondisi ini. Tunggu sampai angin topan berakhir baru bisa ajak harta karun kecil beli baju baru."
Sebenarnya ini hanya rok kaos biasa model Taobao, tapi warna kuning muda membuat Yoyo semakin terlihat pucat, imut dan lembut.
Yoyo yang sedikit perfeksionis ini juga senang sendiri, melompat-lompat sambil pamer. Akhirnya wangi harum dan berganti rok!
Lujia memandangi orang-orang yang bersukaria di rumahnya, merasa dirinyalah yang tak selaras di sini?
Cuaca buruk yang tiba-tiba datang membuat untuk sementara tidak bisa menyelesaikan urusan anak ini.
Ia memutuskan untuk menghubungi kakak tertua melalui telepon dulu.
Malam ini Luyan seharusnya lembur di perusahaan, tapi karena angin topan datang, gedung perkantoran yang disewa perusahaannya ditutup lebih awal hari ini.
Ia kembali ke asrama Universitas Qing dengan basah kuyup setelah kehujanan deras.
Baru saja selesai mandi dan berganti baju, mitra bisnis sekaligus teman sekamar Zhao Cheng sudah berteriak di luar kamar mandi: "Si bos, teleponmu terus berdering, perlu kubawakan ke dalam?"
Lu Yan memutar gagang pintu, satu tangan mengeringkan rambut sementara tangan lainnya menerima ponsel. Baru hendak mengangkat, deringnya sudah terputus.
Di penunjuk identitas pemanggil hanya tertulis dua karakter - Xiao Fei.
Refleks, alis Lu Yan berkerut.
"Bos, ada apa? Terjadi sesuatu?"
Belakangan proyek besar perusahaan startup mereka menghadapi krisis. Zhao Cheng yang melihat bahkan bos sampai mengerutkan alis langsung tegang.
Suara Lu Yan tetap stabil: "Tidak, ini urusan keluargaku."
"Oh, oke."
Lu Yan baru menelepon balik setelah keluar dari asrama.
Beberapa menit kemudian.
Setelah mendengar penjelasan Lu Fei, dia terbenam dalam diam yang tak kunjung pecah.
Sebenarnya dia sudah melihat trending topik dan tahu Xiao Fei belakangan terus dihujat karena kontroversi alur cerita drama populer. Kekhawatiran dalam hatinya membuatnya buru-buru menelepon balik.
Hasilnya, Lu Fei memberitahunya bahwa dirinya baik-baik saja, hanya saja tiba-tiba punya anak?!
Itu adalah seorang gadis kecil sekitar tiga tahun, mengaku datang dari enam tahun kemudian melalui perjalanan waktu, bahkan bersumpah menyatakan diri sebagai adik mereka???
Lu Yan yang sudah hidup dua puluh tahun, belum pernah mendengar hal absurd seperti ini.
Lu Fei di ujung telepon menebak reaksinya: "Kakak, kau juga merasa ini sangat tidak masuk akal 'kan? Aku benar-benar tak menyangka dia orang seperti ini."
"Dia" yang dimaksud adiknya itu, tentu merujuk pada ayah mereka.
Lu Yan paham betapa tegang dan buruknya hubungan antara Fei kecil dengan ayah selama bertahun-tahun, sehingga tak membela siapapun di depannya.
Setelah berpikir dia berkata: "Jangan terburu-buru. Pekerjaanmu berat, rawat dirimu baik-baik dan perbanyak istirahat. Masalah anak ini, biar kuhubungi Ayah dulu untuk konfirmasi. Jika tak bisa pulang secepatnya, dua hari lagi akan kujemput dia ke tempatku. Kau tak perlu kesal."
Lu Fei menutup telepon dengan sisa kemarahan.
“Kakakmu memang terlalu bertanggung jawab, bahkan sampai mau mengembalikan masalah kotor yang Lu Yu sendiri buat di luar.”
“Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana pria tidak bertanggung jawab seperti Lu Yu bisa melahirkan anak sehebat Kakak.”
……
Lu Yan segera menghubungi ayahnya melalui telepon video.
Beberapa belas detik kemudian panggilan dijemput.
Di sisi Lu Yu tampaknya masih siang, ia sedang memegang cangkir kopi dan menyantap sarapan.
“A Yan, ada hal apa?”
Lu Yan batuk kecil, lalu menjawab singkat dari awal sampai akhir peristiwa.
Wajah Lu Yu langsung hitam mendengar: “Brengsek! Bocah nakal ini berani menjelek-jelekkan ayahnya sendiri! Omong kosong!”
Melihat wajah serius ayahnya, Lu Yan sebenarnya merasa lega.
Hubungannya dengan ayah masih cukup baik. Sejujurnya, reaksi pertamanya saat mendengar kabar ini merasa tidak bersemangat.
Mungkin Ayah bukan sosok ayah yang sempurna, tapi dalam hal hubungan pria wanita...orang yang berbuat sembarangan.
Anak di luar nikah tidak sesuai dengan sifat ayah.
Lu Yan berbincang lagi sebentar dengan ayahnya. Sang ayah menanyakan perkembangan startup-nya, namun ia hanya menjawab sekadarnya sambil menyembunyikan detail penting.
Tak lama kemudian Lu Yu dipanggil sekretarisnya untuk menghadiri rapat akuisisi. Lu Yan berjanji akan menyempatkan diri menyelidiki sampai tuntas identitas gadis kecil misterius itu dalam waktu dekat.
Malam badai topan, Lu Yan dan rekan sekamarnya lembur bekerja berdampingan.
Makin larut, Zhao Cheng menguap dan mengusulkan istirahat duluan: "Si bos, bagaimana kalau kita berhenti dulu malam ini? Aku ngantuk, dan kelihatannya kau juga cukup lelah hari ini. Tidurlah, besok kita lanjutkan lagi."
Lu Yan tertegun sejenak, lalu mengangguk.
Sebenarnya dia tidak kelelahan, hanya saja sepanjang malam pikirannya kerap melayang tak karuan.
Ia biasanya selalu fokus tinggi baik dalam pekerjaan maupun belajar, jarang mengalami kondisi seperti ini.
Sepanjang malam, otaknya terus membolak-balik ucapan gadis kecil yang mengaku sebagai adik dalam cerita Xiao Fei.
Meski cerita itu jelas-jelas tidak masuk akal dan melawan common sense.
Tapi sebagai mahasiswa berprestasi yang akan lulus dari jurusan Ilmu Komputer Universitas Qinghua, dia berani membayangkan diri dalam skenario itu.
……
Yang lebih gila, Lu Yan tidak hanya membayangkannya, tapi juga bermimpi saat subuh.
Dia bermimpi tentang gadis kecil berbaju gaun putri biru muda yang mirip Cinderella versi mini.
Adegan dalam mimpi seolah-olah sedang merayakan ulang tahun ibu mereka.
Si kecil duduk dalam dekapan ibu, manis mencium pipi ibu.
"Selamat ulang tahun, Bu! Youyou akan selalu mencintaimu!"
Shi Ning tersenyum lembut, cantik tak tertandingi, persis seperti 10 tahun lalu.
Di sofa ruang tamu, ada dirinya, ayah, ibu, adik kedua, adik ketiga...
Enam anggota keluarga, lengkap dan kompak.
Jelas itu keluarga yang sangat bahagia.
