Penggemar Lu Fei tidak bisa menahan diri untuk membantu menyangkal——
【Masa mungkin ini anak perempuan kakak kami? Dia tahun ini baru genap delapan belas tahun!】
【Iya lah jaman sekarang mana ada orang belasan tahun punya anak, tapi bocah ini emang lucu banget, sini biar tante cium】
Para hater pun ikut mengeruhkan situasi.
【Kalian percaya aja dia bilang umur 18? Contoh pemalsuan usia di dunia hiburan kan udah banyak】
【Katanya Lu Fei jadi trainee bertahun-tahun di Negara H tapi nggak ada hasil, masih masuk akal kalau usianya lebih dari 18 tahun】
【Lu Fei yang nggak lulus SMA ini, remaja berandalan yang hamilin cewek di bawah umur sampe punya anak haram, aneh apa?】
……
Pertarungan fans dan hater Lu Fei tak lagi menarik perhatiannya. Dia mengembalikan ponsel ke A Jiu, lalu berdiri bersiap-siap untuk mandi.
Belakangan sering dihujat, dia sudah sangat terbiasa. Hanya tak menyangka gadis-gadis kini bisa membuat ship CP asal-asalan, bahkan orientasi straight dia dan kakaknya pun dipertanyakan.
Sejak debut, dia selalu sibuk meningkatkan skill diri. Minim memperhatikan feedback netizen maupun fans. Tapi justru karena karya fenomenal yang sukses ini malah dibenci, membuatnya merasa sia-sia.
Soal trending topik konyol hari ini, dia tidak menganggapnya serius.
Lu Fei tak mencium nilai komersial apapun dari trending ini.
Tapi mantan perusahaan lamanya, Jingchen Entertainment, jelas tak bodoh.
Saat masih membasuh muka, bel pintu berbunyi. Tamu memanggil dari bawah apartemen.
A Jiu mendekat dan membuka layar video interkom, terkejut bukan main: "Ini... ini bukan General Manager Li?"
Manajer Li adalah General Manager Jingchen Entertainment, meski bukan bos tertinggi, tapi termasuk jajaran tinggi yang peringkatnya nomor satu.
A Jiu berlari kecil ke pintu kamar mandi, "Kak Fey, Manajer Li berani datang sendiri ke sini, kau... mau menemui?"
Lu Fei menarik-narik sudut bibirnya: "Lah, kan sudah mau Batalkan kontrak, lebih baik urusan detail level dan negosiasi tingkat tinggi dibicarakan langsung."
Meski dia bertekad memutus kontrak, pria yang masuk ini sama sekali bukan bermaksud demikian.
Pria paruh baya ber-setelan jas rapi tersenyum lebar sambil membawa berbagai kotak hadiah suplemen: "Xiao Fei, bagaimana istirahatmu akhir-akhir ini? Ai, perusahaan sangat khawatir dengan kondisimu..."
Manajer Li datang dengan agenda berdamai, setumpuk ucapan protokoler standar sudah disiapkan sejak lama.
Tak disangka dipotong dingin oleh Lu Fei: "Cukup. Karena sudah bicara pembatalan kontrak, aku bukan artis perusahaanmu lagi. Lebih baik bicara terus terang."
Wajah Manajer Li langsung canggung, terpaku di tempat seperti patung.
Tapi dengan cepat memaksakan senyuman yang lebih merangkak: "Xiao Fei, kita ini keluarga. Karena masalah perundungan di sekolah sudah diklarifikasi, kau difitnah, perusahaan pasti 100% membelamu. Karirmu baru saja dimulai, mana mungkin dibatalkan kontrak? Dua hari ini aku sudah mati-matian meyakinkan beberapa pemegang saham besar, mereka setuju jika kau belum mau syuting film, bisa setengah istirahat setengah kerja,
Cuma perlu tampil di acara varietas untuk tetap eksis. Lihat, acara besar tahunan Lemon Channel 《Halo Pasangan》 sudah menawarkan, produsernya sangat tulus mengundangmu bergabung. Su Haolin pasti kau kenal kan? Produser acara varietas ternama di dalam negeri, acara yang dia buat pasti hits..."
Semakin lama Lu Fei mendengar, sudut bibirnya semakin berkedut. Matanya nyaris terbalik sampai ke ubun-ubun.
"Sudah-sudah, aku paham maksudmu. Kalian ingin berpura-pura tak ada masalah ya?"
“Direktur Li sebenarnya tidak pernah berurusan langsung dengan Lu Fei, hanya pernah dengar sifatnya blak-blakan, tapi tak menyangka bisa sejujur ini.”
“Xiao Fei… sebelumnya ada kesalahpahaman…”
“Kesalahpahaman?” Senyum sinis merekah di bibir Lu Fei, “Kalian cuma lihat aku belum jatuh ke inti bumi, merasa masih ada nilai lebih yang bisa diperas. Hentikan deh, hati-hati di jalan.”
Lu Fei tanpa memberi sedikit pun gengsi langsung mengusir orangnya, membuat A Jiu terdiam selama dua tiga menit karena terkesima.
Setelah lama, barulah dia mengacungkan jempol: “Luar biasa! Memang pantas jadi Kak Fey-ku! Kau harusnya bukan Lu Fei, tapi Lu Hao, Lu Haori! Menggebrak langit dan bumi!”
Youyou juga antusias, tepuk tangan kecilnya sampai sakit: “Hebat hebat, Kak Haori hebat!”
Sudut bibir Lu Fei melengkung puas, bersandar di sofa dengan pose yang sangat gagah, sama sekali tidak menyadari nada sinis dalam ucapan A Jiu.
Hanya bertahan tiga detik, A Jiu tak lagi menyembunyikan ekspresi jijik yang bahkan bikin anjing gelengkan kepala: "Kakak Ri Tian, apa Anda masih ingat denda kontrak dua miliar itu?"
Lu Fei: “……”
Sial, pamer berlebihan, hampir lupa isu ini.
Lu Fei membuat Direktur Li begitu kesal sampai-sampai begitu kembali ke perusahaan langsung memaki-maki: "Anak kecil baru debut ini, bulu aja belum tumbuh, berani sok jago! Zaman sekarang, siapa pun bisa jadi kelas top kalau ada sumber daya. Kalau dia mau cari masalah, kita kirim tim pengacara untuk gugat. Gak bisa ganti rugi dua miliar, minimal uang dua tahun terakhir ini harus dia muntahkan semua sialan!"
Lalu menyerahkan seorang trainee baru bernama Jing Cheng ke Sang Wei, meminta Sang Wei membuatnya populer dalam setengah tahun.
Sang Wei menghela nafas, berkata bakat Lu Fei tidak biasa, tidak mudah dicari penggantinya.
Li Zong malah menunjukkan ekspresi meremehkan: "Untuk daging segar seperti ini, perusahaan punya beberapa kandidat cadangan. Kalau satu tidak bisa, ganti yang lain. Paling-paling bisa jadi pendamping aktris populer. Jadi terkenal juga cuma butuh satu drama."
Sang Wei dalam hati mengkritik para kapitalis ini yang tolol tak tertandingi, tapi tetap menahan ketidaksukaan dan berniat menemui si pendatang baru 'berat' ini dulu, melihat apakah benar ada kemampuannya.
Hasilnya, baru bertemu langsung artis bermarga Jing ini sudah dihadang ancaman terselubung dengan nada sinis.
Sang Wei sampai linglung, setelah bertanya ke orang lain, baru tahu Jing Cheng ini adalah keponakan bos besar di balik layar Jingcheng Entertainment.
Karena ini, Sang Wei jebol pertahanannya, langsung melempar pilihan dan memutuskan berhenti.
Tak disangka bos besar menganggapnya menggantungkan diri pada senioritas. Dua tahun terakhir sukses membesarkan Lu Fei langsung merasa hebat, lalu melemparkan kalimat ke Sang Wei: "Kalau tidak sanggup, ambil liburan panjang saja."
Sudah lebih dari dua puluh tahun Sang Wei di kalangan ini. Hampir separuh hatinya membeku. Dengan tekad baja, dia mengundurkan diri dan pergi.
Asisten tak menyangka hal ini bisa sampai sejauh ini, bertanya dengan cemas: "Kak Sang Wei, bukankah ini berarti Anda telah menyinggung perasaan Bos Jing? Jingchen Entertainment kini adalah perusahaan hiburan peringkat teratas di dalam negeri."
Sang Wei sudah bulat niatnya pergi. Dua hari ini sebenarnya ia banyak merenung. Di usia setengah baya, pekerjaan intensitas tinggi jangka panjang sudah menghabiskan kesehatannya. Membimbing Lu Fei ia lakukan sebagai rencana penutup karier profesionalnya. Karena Lu Fei sudah mundur dari industri, ia tak merasa bisa menemukan bibit lebih baik untuk dibesarkan sebelum pensiun.
Daripada kehormatan akhir karier ternoda, lebih baik pensiun lebih awal.
Kabar pensiun Sang Wei segera sampai ke A Jiu, yang kemudian memberitahu Lu Fei.
Kini giliran Lu Fei yang terpaku.
Meski dalam pekerjaan Sang Wei selalu mendorongnya maju, seringkali ia merasa Sang Wei menyebalkan, tapi saat ini tiba-tiba ia teringat bagaimana selama dua tahun terakhir Sang Wei berusaha keras membimbingnya, setahap demi setahap mengangkatnya hingga mencapai posisi hari ini.
Sang Wei adalah manajer lempeng emas yang sangat sukses di industri ini. Jiang Zhuo, aktor papan atas yang pernah dibimbingnya, merupakan idola Lu Fei selama bertahun-tahun.
Jiang Zhuo baru meledak popularitasnya di usia tiga puluh lima tahun. Sebelumnya, namanya sama sekali tak dikenal. Di masa tersulit, ia pernah menyewa ruang bawah tanah yang lembap bersama istri dan anaknya.
Setelah sukses, ia selalu berterima kasih pada Sang Wei, berkata jika bukan karena Sang Wei yang terus tak melepaskannya, mungkin ia sudah tidak tahan dan kembali ke kampung halaman untuk mengajar.
Youyou yang sedang asyik bermain permainan rumah-rumahan melihat sosok Lu Fei yang kehilangan jiwa. Ia menggendong hiu kecil Dudu mendekatinya, lalu menaruh Dudu di sebelah Lu Fei.
Dia menyelinapkan jari-jemari gemuknya dan mencolek paha Lu Fei: "Kakak kedua, apa kau tak bahagia karena urusan Paman Sang?"
Lu Fei meliriknya. Si kecil bertubuh tiga kepala itu memiringkan kepala kecilnya sambil mengawasinya.
Dia memiliki karakter pendiam dan tertutup. Menghadapi masalah, ia lebih memilih mencernanya sendiri, jarang berbagi pada orang lain。
“Tapi hari ini entah kenapa, jawabannya seperti kesurupan: ‚Aku cuma merasa agak risi dalam hati.‘”
“Mengapa risi?”
“Karena Sang Wei akan pensiun.”
“Apa Pamannya pensiun karena Kakak?”
“……Setuju.”
“Kalau begitu, bukankah Kakak seharusnya minta maaf pada Paman?”
Ekspresi wajah bulat Youyou perlahan menjadi serius, mirip guru kecil.
Lu Fei tak bisa menahan tawa: “Dari mana kau belajar skenario bicara seperti ini?”
Youyou menjawab khidmat: “Ibu yang mengajari. Kata Ibu, kalau berbuat salah pada teman, harus berani minta maaf.”
Lu Fei menggaruk-garuk kepalanya, wajah tampannya berkerut dilema: “Ini bukan masalah aku berbuat salah... Ah, sulit dijelaskan padamu.”
Dengan gerakan malas, ia menyandarkan boneka hiu yang sudah bersih di lehernya sebagai bantal.
Youyou menyedot bibir kecilnya sambil berpikir sejenak, lalu menyandang pinggang dan berdiri di depan kakaknya, suara mungilnya penuh keseriusan: "Youyou paham, sebenarnya Kakak masih ingin jadi artis, masih mau nyanyi, menari, main film, juga kerja sama dengan Paman Sang!"
"……" Lu Fei merasa tersindir oleh tebakan si kecil ini, ekspresinya mulai tak bisa disembunyikan.
Youyou terus berbicara dengan suara kekanakan: "Aku tahu Kakak tidak bahagia karena komentar jelek orang-orang di internet, jadi ingin menyerah pada mimpi. Tapi Ibu bilang, Waktu bisa membuktikan segalanya. Selama Kakak bertahan, pasti suatu hari akan diakui. Kalaupun tetap tidak, Kakak sendiri sudah dapat sesuatu yang sangat berharga."
Lu Fei terduduk lebih tegak dengan wajah bingung.
Ucapan ini benar-benar tak seperti keluar dari mulut anak tiga tahun.
Mungkin, memang diajarkan ibunya.
Selama ini, Lu Fei selalu mengira ibu Youyou adalah bintang film wanita muda bernama Xiong Qi itu.
Namun saat ini, tubuh mungil Youyou samar-samar berubah menjadi silhouette Shi Ning.
Seolah-olah Shi Ning berdiri di hadapannya, mengucapkan kata-kata lembut penuh kekuatan ini.
Lu Fei semakin terkejut, ia menggelengkan kepala untuk menghilangkan bayangan di depan matanya, bertanya samar-samar: "Ini... semua diajarkan ibumu? Mengapa ingatanmu sekuat ini?"
Youyou menggelengkan kepala: "Bukan ibu yang mengajariku, ini ibu yang mengajari kakak! Setiap kali kakak kedua menghadapi mematahkan dan tak bahagia, ibu selalu mengatakan ini padamu, Youyou sudah hafal karena sering mendengarnya..."
Jantung Lu Fei terasa larut dengan keras.
Ia sulit, bahkan tak berani membayangkan gambaran yang dideskripsikan Youyou.
Tiba-tiba, bunyi pesan di telepon genggamnya berdering beberapa kali.
Ternyata itu teks WeChat dari Shi Ning.
【Fei'er, apa kabarmu belakangan ini?】
【Kudengar kau akan Batalkan kontrak dengan perusahaan manajemen artis?】
【Kini nyaman video, kalau nyaman kita ngobrol sebentar ya】
Lu Fei belum bereaksi, telepon video Shi Ning sudah masuk.
Youyou yang tak menduga melirik tulisan "Shi Ning" berkedip di layar, matanya berbinar: "Ini telepon Ibu! Ibu nih! Kakak cepat angkat telepon!"
