Youyou dengan patung menunggu lama, tapi tak kunjung mendapat jawaban dari Shi Wang.
Perlahan dia sadar penampilan Kakak ketiga memang berbeda dari dulu, tapi setelah melihat kontras pada Kakak Lu Yan, dalam hati Youyou mulai menganggap wajar adanya perbedaan besar antara anggota keluarga sekarang dengan anggota keluarga enam tahun kemudian.
Jadi di otak kecilnya yang bengong, dia tidak berprasangka, hanya memandang penasaran pada pemuda itu.
Shi Wang sama sekali tidak memberikan sorot mata tambahan pada si kecil, matanya seolah hanya bisa memuat tiga anjing besar ini.
Dia sedikit membungkuk, mengulurkan makanan ke depan anjing-anjing itu. Anjing besar yang tampak galak mengeluarkan air liur sambil melahap dengan lahap.
Youyou sangat ketakutan, refleks mundur dua langkah kecil lagi.
Lu Fei adalah orang dewasa, meski karakternya agak kasar, tapi tidak sampai tidak bisa memahami suka-duka pihak lain.
Putra ketiga meski tak berkata apa-apa dan tidak menunjukkan permusuhan yang nyata, tapi Lu Fei bisa merasakan sikap dingin dan ketertutupannya. Jelas dia tidak menganggap dirinya dan Youyou sebagai orang dalam.
Di dalam hati Lu Fei sebenarnya juga terasa campur aduk.
Saat Putra ketiga pergi ke London bersama Ibu dulu, usianya belum genap tiga tahun. Bahkan sejak sekitar dua setengah tahun... dia sudah dibawa kabur.
Kesannya tentang dirinya terutama terpatri pada masa sebelum usia dua setengah tahun, saat itu usianya sendiri seharusnya belum mencapai delapan tahun.
Ketika Shi Ning mengandung putra ketiga, usianya baru lima tahun. Ia memperhatikan perut Ibu yang membesar hari demi hari. Sebenarnya suasana di rumah saat itu sangat harmonis. Setiap anggota keluarga dipenuhi antisipasi akan nyawa kecil yang baru, tak terkecuali dirinya.
Ia juga sangat ingin melihat sosok adik laki-laki atau perempuan yang akan dilahirkan.
Tapi—setelah kelahiran putra ketiga, suasana di rumah berubah.
Sifat dan karakter Shi Ning banyak berubah. Ia sering pergi ke rumah sakit, bahkan frekuensinya lebih tinggi dibanding sebelum melahirkan adik laki-lakinya.
Lu Fei bukan tidak pernah bertanya pada Ayah dan Kakakmu, menanyakan Ibu memang ada apa.
Tapi penjelasan mereka tidak terlalu bisa dipahaminya.
Barulah kemudian…… sepertinya saat usianya sekitar empat belas atau lima belas tahun, dia mulai paham, Ibu sepertinya mengalami depresi pascapersalinan yang parah setelah melahirkan adik.
Setelah itu kondisi kesehatan Ibu berulang-ulang, persis ketika ada sedikit perbaikan hampir dua tahun kemudian.
Adik tiba-tiba hilang.
Ada yang bilang dia diculik.dijual, ada juga yang bilang diculik.
Singkatnya, Ayah Ibu mencari dengan gila-gilaan, menggunakan semua jaringan, siang malam mencari, setiap hari bolak-balik ke kantor polisi, tapi tetap tidak ketemu.
Sudah mencari selama setengah tahun penuh, tepat saat semua orang mengira adik sudah hilang dan seharusnya tidak bisa ditemukan lagi.
Ibu tiba-tiba menemukannya kembali.
Urusan setelah itu semakin membingungkan Lu Fei, mungkin karena dia masih terlalu kecil saat itu ingatannya samar-samar, atau mungkin orang dewasa memang sengaja tidak menjelaskan secara jelas.
Yang pasti kemudian putra ketiga itu pergi bersama Ibu.
Setelah itu tidak pernah bertemu lagi, hanya Ibu yang rutin video call.
Jadi dari posisi Lu Fei, dia sudah hampir tidak punya kenangan dan perasaan terhadap adik ini. Meskipun saling asing, baginya itu hal biasa.
Tapi bagi Youyou, mungkin sama sekali berbeda.
“Youyou hanya perlu mendekat sedikit saja, tiga anjing besar itu langsung menggonggong tak henti——”
Lu Fei melihat wajah bulat kecil adik perempuannya memucat, tak bisa menahan diri berkata ke Shi Wang yang tak jauh: “Putra ketiga, anjing-anjing ini punyamu? Bisa diaturin nggak? Lihat Youyou sampai ketakutan begini.”
Ucapnya belum selesai, tiga anjing besar itu sudah menggonggong kencang ke arahnya——
“Guk! Gonggong gong! Gonggong gonggong gong!”
Lu Fei juga takut anjing sampai nyaris pingsan, kakinya lemas tak bisa berdiri, tapi tak mau menunjukkan kelemahan di depan adik-adik. Dengan mata setengah terpejam ia memaksakan diri: “Aaaaa jangan nggonggong! Cuma bisa guk-guk doang! Ini kan kawasan vila mewah, masa nggak bisa jaga kesopanan! Ngerti nggak sih sopan santun! Anjing orang lain aja bisa dengar bahasa asing! Setiap hari cuma tahu nggonggong, nggak mau upgrade diri!”
“Gonggong! Gonggong! Gonggonggonggong!!”
Ternyata, rasionalitas Lu Fei yang mencoba menghentikan hanya berujung pada gonggongan anjing yang semakin ganas.
Shi Wang pusing mendengar suara gonggongan, alisnya berkerut tak sabar. Ia menyiulkan peluit ke arah tiga anjing besar itu yang langsung diam patuh, bahkan dua di antaranya duduk manis.
“…………” Lu Fei terpaku seperti patung dengan mulut menganga.
Bagaimana bisa tiga anjing galak ini begitu patuh pada perintah si putra ketiga?
Ukuran masing-masing anjing ini jelas melebihi tubuh ramping Shi Wang yang kurus.
Sorot mata tiga anjing buas itu membuat Lu Fei merinding. Kedua kakinya gemetaran saat ia menyembunyikan Youyou yang kecil di belakangnya, menggenggam erat tangan mungil adiknya. Saudara kandung ini benar-benar sangat takut sampai tak berani bergerak sedikitpun.
Telapak tangan Youyou yang lembut sudah basah oleh keringat dingin.
Suasana mencekam dalam kegelapan tetap membeku...
Hingga seorang pria paruh baya berlari sambil berkeringat datang, memecah keheningan aneh yang menyelimuti.
Pria itu mengangkat tangan mengeringkan keringat, dengan senyum lebar sambil berlari sopan berkata: "Terima kasih ya Shuai ge, malam ini benar-benar tak lepas dari jasamu."
Dia mengangguk-angguk sambil membungkuk, mengambil tali anjing dari tangan Shi Wang, berterima kasih berulang kali: "Terima kasih banyak, sudah mengganggu waktumu Shuai ge, bagaimana kalau saya kirim amplop merah untukmu?"
Lu Fei berdiri di samping diam-diam mendengarkan percakapan mereka.
Segera memahami dari awal sampai akhir.
Asalnya pria paruh baya ini disuruh istri mengajak anjing jalan-jalan, susah payah mengeluarkan tiga anjing, belum beberapa langkah jalan, perutnya langsung keram mau sakit perut. Jika mengembalikan anjing-anjing ini, bukan hanya akan dimarahi istri tapi bahkan bisa terjadi malapetaka. seperti sfingter gagal berfungsi.
Untungnya Shi Wang yang kebetulan lewat menyetujui untuk menjagakan anjing, sehingga dia bisa lari pulang secepat lari gawang untuk "melepaskan beban" lalu kembali melanjutkan jalan-jalan anjing.
Pria itu mengeluarkan ponselnya dengan satu tangan dan berpura-pura siap memindai kode QR, namun Shi Wang tetap datar tanpa ekspresi, menolak dengan tenang: "Tak perlu, ini hanya bantuan kecil."
Tangan pria paruh baya itu menggantung kaku di udara, menatap pipi kurus dan sikap angkuh sang pemuda, sepertinya tak punya keberanian untuk bersikeras.
Dia berpikir anak yang tinggal di vila Nomor Satu Kampung Air di usia seperti ini pasti berasal dari keluarga kaya atau terpandang, seharusnya memang tak tertarik pada keuntungan kecil seperti ini.
Sambil menggiring anjingnya, pria itu memuji: "Terima kasih banyak Nak, kau cukup berani. Anjingku memang galak, orang biasa biasanya tak berani mengurusnya."
Anjing besar berbahaya itu akhirnya menghilang dalam kegelapan malam...
Xiao Youyou menghela nafas lega.
Memori si bocah tampaknya hanya bertahan beberapa detik. Seketika, senyum manis merekah di wajah bulatnya, kakinya kecil berlari pendek-pendek menuju Shi Wang——
“Brak!” Kaki kiri tersandung kaki kanan, di bawah pandangan ngeri Lu Fei yang tak sempat menghentikan, bocah itu terjatuh lunglai di sebelah kaki Shi Wang, memanfaatkan momentum untuk memeluk erat betisnya.
“Kakak Xiao Wang, Youyou sangat-sangat merindukanmu, apa Kakak juga merindukan Youyou?”
Sebelum perjalanan lintas waktu, Shi Wang yang berusia 19 tahun sedang menempuh gelar PhD fisika di salah satu sekolah Ivy League. Mendekati kelulusan, segala pekerjaan terkait juga berlangsung di Negara M, sehingga kesempatan pulang ke rumah dalam setahun relatif sedikit.
Kemudian Ayah tiba-tiba terkena serangan jantung dan dirawat di ICU, Shi Wang yang baru saja tiba dengan pesawat langsung pergi ke rumah sakit untuk menemani.
Lalu Youyou sendiri mengalami demam lagi, jadi kira-kira… dia seharusnya sudah tidak bertemu Kakak Xiao Wang selama beberapa bulan.
Wajahnya yang pucat kebiruan memantulkan sedikit kehangatan di pupil mata. Ia menunduk memandangi sosok kecil bulat ini, seolah-olah tak berbeda jauh dengan penampilannya di video siaran langsung.
Bahkan mungkin... menjadi lebih menggemaskan sedikit.
Tapi Shi Wang secara intrinsik tidak punya simpati pada siapa pun.
Dia tak pernah terpapar pada kebaikan manusia.
Gadis cantik berambut pirang bermata biru bisa saja baru saja mengungkapkan perasaan, lalu karena ditolak langsung memarahinya sebagai monster Asia di depan teman-teman.
Profesor terhormat yang melepas kacamata dan menutup pintu kantor, mungkin hanya binatang berahi yang menyengat.
Manusia paling sempurna sekalipun, di mata Shi Wang masih kalah dari anjing.
Setidaknya anjing tidak bisa berpura-pura, dan selalu setia.
Kecuali ibu, dalam 13 tahun hidupnya Shi Wang belum pernah melihat manusia tanpa sifat buruk bawaan.
Jadi gadis kecil yang tampak manis dan lucu ini, di matanya hanyalah spesies dengan kemampuan menipu tingkat tinggi.
Sekalipun matanya jernih berbinar, polos dan menggemaskan.
Hati kakak tua Lu Fei terus-menerus merasa cemas untuk adiknya.
Putra ketiga terlihat berpenampilan dingin yang tak mudah didekati, bagaimanapun juga tidak mungkin memberikan jawaban yang memuaskan Youyou.
Lu Fei berjalan mendekat dan menggendong adik perempuannya yang mungil, terbiasa mendudukkannya di lengannya sambil mencubit lembut pipi kecil yang kecewa, berbisik: "Anak kecil, lupa kalau kamu datang dari masa depan?"
Sorot mata Youyou yang baru saja lesu tiba-tiba berbinar lagi: "Benar! Kakak Xiao Wang cuma lupa Youyou, bukan tidak menyukai Youyou, hehehe."
Youyou yang ahli dalam penghiburan diri berpikir dalam hati.
Awalnya kakak tertua dan kakak kedua juga tidak terlalu baik padanya, terutama kakak kedua yang pernah bersikap galak.
Jadi kakak Xiao Wang hanya belum terbiasa dengan keberadaannya, bukan benci padanya.
Begitu semua orang saling mengenal setelah beberapa waktu, pasti dia akan sangat menyukai Youyou.
Shi Wang sudah berbalik badan membelakangi mereka sambil berjalan, suaranya datar tanpa bisa dibaca emosi: "Cepatan dikit, Ibu sudah siapkan makanan dan menunggu kalian."
Lu Fei menggendong Youyou, mengikuti Shi Wang dari belakang.
Dalam hati diam-diam merasa cemas.
Kok merasa... anak ketiga tahun ini baru 13 tahun, seumuran SMP kelas 1?
Waktu SMP kelas 1 dulu dia masih main lumpur, suara belum mulai pecah sekalipun.
Si bungsu ini terlihat terlalu matang, jangan-jangan ini cuma persepsi berlebihan.
Youyou digendong kakak kedua, mengayun-ayunkan jiojio kecilnya, hati dipenuhi fantasi tentang rumah baru.
Berharap Ayah Ibu bisa cepat rukun lagi. Kakak tertua, kakak kedua, kakak ketiga, semua keluarga tinggal bersama dan hidup bahagia tiap hari, persis seperti rumah sebelum dia, alangkah indahnya.
Ketiga saudara kandung ini pun memasuki vila taman mereka masing-masing menyimpan 'niat tersembunyi'.
Shi Ning mendengar suara dari luar, bergegas menyambut ke luar.
Youyou dengan antusias menyergap ke dalam dekapan sang ibu, entah dari mana kekuatannya hingga bisa melompat setinggi itu, dua langkah kecilnya melingkar di belakang tubuh ibu, bergantung di tubuh Shi Ning seperti koala.
“Ibu Ibu, Ibu Ibu tubuh Ibu harum sekali (╯▽╰)~~。”
Meski baru saja mengalami sedikit kekecewaan di tempat Kakak Xiao Wang, Youyou langsung melihat ibu yang mengenakan apron ungu muda begitu masuk rumah.
Semakin mirip dengan sosok ibu dalam ingatannya!
Dulu ibu hanya memainkan satu drama per tahun, mempertahankan produksi karya dan eksposur, tapi tetap bisa menikmati kehidupan keluarga.
Saat cuti, ibu sangat suka secara pribadi memasak. Meski yang dibuat hanyalah masakan rumah biasa, Youyou merasa itu lebih enak daripada hidangan restoran Michelin mana pun!
“Dulu setiap pulang dari TK, dia pasti memeluk erat Ibu seperti ini.”
Shi Ning juga bahagia, senyuman samar di sudut bibirnya tidak bisa disembunyikan. Dengan hati-hati dia menopang pantat kecil Youyou, khawatir menjatuhkannya.
“Youyou anak baik, Ibu tidak melupakan untuk merindukanmu setiap hari.”
Youyou sangat gembira. Sebelum pergi dari Pulau Shana, Ibu sudah menyetujui akan menunggunya pulang ke rumah dan menemani di Yanjing beberapa waktu. Ternyata Ibu tidak membohonginya! Ibu adalah ibu terbaik di seluruh dunia!
Lu Fei cukup panik melihat Shi Ning memakai apron...
Selama beberapa hari syuting program di Pulau Shana, dia jelas melihat Shi Ning adalah idiot dapur. Tapi karena ini rekaman program, dia tetap membantu banyak pekerjaan seperti mempersiapkan bahan-bahan masih bisa dilakukan, namun begitu masuk kuali pasti hangus, sepertinya sejak lahir tidak akur dengan alat masak.
Shi Ning menatap Lu Fei dengan sorot mata yang terlihat malu: "Xiao Fei, kalian pasti sudah lapar, cuci tangan dulu dan istirahat sebentar. Kalau lapar bisa makan kue-kue dulu. Sebenarnya makanan sudah siap disajikan, sayangnya sayap ayam yang kubuat agak gosong, sedang kumasak ulang..."
Lu Fei berkata dengan sigap: "Aku masih baik-baik saja, tidak perlu terburu-buru."
……
Lima belas menit kemudian, Youyou duduk di kursi makan anak di samping meja besar, memandangi banyak hidangan dengan mata berbinar.
"Wu!!! Tulang rusuk asam manis, sayap ayam cola, kue mochi bunga osmanthus... Semuanya makanan favorit Youyou! Ibu hebat sekali, bisa cepat belajar masak ya?"
Pipi Shi Ning memerah karena pujian itu.
"Aku juga hanya ikut mencoba bersama koki."
Saat tinggal bersama Youyou di Pulau Shana, Youyou tanpa sengaja membocorkan banyak detail kehidupan sebelum perjalanan lintas waktu. Shi Ning dulu jarang masuk dapur, dia sudah debut sejak remaja, jadwal syuting terus menerus, setelah menikah rumahnya memiliki banyak koki, pekerjaan rumah tidak perlu dia urusi.
Lalu... dia jatuh sakit, bahkan bau amis minyak pun tidak tcium, apalagi memasak.
Setelah kembali dari Pulau Shana, berbagai gejalanya membaik.
Setelah bertelepon dengan Dokter Luo, maksud beliau adalah mengunjungi kembali tempat ini sendiri sudah merupakan cara penyembuhan diri yang efektif.
Sudah 10 tahun berlalu, usianya juga sudah 42 tahun... Beberapa hal meski tak bisa dilepaskan, tetap bisa dicoba untuk membuat diri sendiri merasa lega.
"Kalau tidak enak... Silakan mencoba sesuap saja, hidangan lain dibuat koki, kalau tidak enak jangan makan yang saya masak."
Lu Fei menggemgam erat sepasang sumpit tulang rusuk asam manis, antusias memuji: "Cukup enak, Setuju."
Youyou bahkan lebih antusias lagi, dia menggunakan tangan gempalnya menggenggam sayap ayam cola, mengunyah dengan lahap sambil pipinya mengembung seperti hamster, tak lupa terus memuji habis-habisan: "Harum! Super harum! Sayap ayam cola buatan Ibu adalah favorit Youyou!"
Tulang rusuk juga dikunyah dengan cara yang sama, kedua tangan mungilnya erat menggenggam, mirip hamster kecil yang sedang bersemangat melahap makanan.
Shi Ning hampir pingsan karena kelucuannya.
Dengan kemampuan apa dia layak melahirkan anak perempuan yang secantik ini.
Shi Wang diam-diam menyantap hidangannya, meski terlihat tenang namun matanya terus mengamati perubahan emosi Shi Ning.
Sepertinya... dia benar-benar lebih ceria dibanding masa lalu.
Kondisi Shi Ning di acara realitas sendiri sudah jauh lebih baik dari yang dia duga.
Dan perkembangan itu terlihat jelas semakin membaik dari hari ke hari.
Ini juga merupakan akar penyebab Shi Wang dengan mudah melunak dan menyetujui untuk tinggal sementara di Yanjing selama periode waktu tertentu.
Dia memang tidak menyukai tempat ini, tidak menyukai segala hal yang berhubungan dengan keluarga Lu.
Namun selama itu menguntungkan bagi kondisi kesehatan Shi Ning, dia bersedia melakukan apapun.
Dialah yang memaksa menyaksikan penderitaan Shi Ning selama 10 tahun.
Asalkan bisa meringankan kesakitan Shi Ning, bisa dibilang tanpa berlebihan, bahkan jika harus tinggal selamanya di Yanjing, itu bukan hal yang tidak bisa dia terima.
Yang penting Ibu tetap sehat.
Sejak kecil hingga besar, hanya ini satu-satunya hasrat dalam hatinya.
……
"Xiao Wang, habiskan lebih banyak." Shi Ning menjepit sepotong tulang rusuk ke mangkuknya, memutus alur pikirannya.
Dia mengangguk halus, mengambil sumpit dan melanjutkan makan.
"Xiao Fei, kau juga harus makan lebih banyak, rasanya porsimu bahkan lebih sedikit daripada Youyou."
Shi Ning juga menjepit sepotong tulang rusuk untuk anak keduanya.
Lu Fei sama sekali tidak memperlihatkan riak gelombang dalam hatinya di wajahnya.
Saat ini, hatinya sama tidak tenangnya dengan Shi Wang.
Meski sudah bertemu di Pulau Shana, tapi itu di depan puluhan lensa kamera, di hadapan banyak orang luar.
Sekalipun selama seminggu itu sudah banyak makan bersama, namun sensasi malam ini benar-benar berbeda.
Malam ini seharusnya menjadi pertama kalinya dalam 10 tahun, Lu Fei merasakan sensasi makan di rumah.
Walau anggota keluarga belum lengkap, dia sudah sangat bersyukur.
Hatinya pedih, tapi dia berusaha menahan hidung yang mulai merah, menjepit tulang rusuk besar untuk Youyou: "Habisin ini babi kecil bodoh, bukannya kamu tiap hari merengek minta tulang rusuk asam manis?"
Andai tak ada Youyou, mungkin segala yang ada sekarang ini sudah tidak akan ada lagi.
Youyou mendengarnya langsung cemberut, menolehkan kepala sambil melototi Lu Fei, memprotes dengan galak tapi masih lucu: "Youyou bukan babi! Youyou juga nggak bodoh! Kakak kedua yang babi, babi babi babi babi!"
