Lu Yan menyaksikan sendiri pupil mata anak kecil yang lembut seperti giok di depannya berkedip sejenak dengan ekspresi terkejut.
Sepertinya... dalam hidupnya yang baru 6-7 tahun ini, dia belum pernah mengalami pengalaman dimana balita tiga tahun bersumpah sambil menepuk-nepuk dada untuk melindunginya.
Lu Yan menyangga dahinya, berpikir bahwa semua anggota keluarga Lu memang memiliki watak yang relatif menyimpan kedalaman.
Entah bagaimana caranya Ayah Ibu bisa melahirkan Youyou si sosialita sejati ini di masa depan.
Huo Rong juga tampak bingung. Sudah hampir 30 tahun dia menjadi steward keluarga Huo, mengawasi Tuan Muda Huai Jing sejak kecil.
Tuan Muda memang sejak lahir berwatak tenang, lebih suka menyendiri di ruang baca, seolah sangat menikmati kesendirian.
Bahkan di usia 3-4 tahun - puncak usia paling bandel dan suka membuat keributan untuk anak laki-laki - tak pernah terlihat dia bermain air atau bercanda seperti anak-anak sebayanya.
Awalnya Tuan dan Nyonya Huo sempat khawatir, mencoba membantu Tuan Muda Huai Jin menyesuaikan diri. Dokter juga sudah diperiksa, namun seiring waktu, berdasarkan pengamatan dokter, kondisi Tuan Muda Huai Jin relatif stabil. Segala aspek berjalan normal, perkembangan intelektualnya bahkan jauh melampaui anak seusianya dengan bakat jenius yang menonjol. Ketidaktertarikannya bersosialisasi bukan karena kurang kemampuan atau trauma pergaulan, melainkan bawaan alami yang lebih menikmati kesendirian.
Perlahan-lahan, para senior keluarga Huo mulai menerima kondisi ini dan tidak memaksakan preferensi hidup kepada Tuan Muda.
Huo Rong sebagai pendamping terdekat Tuan Muda, telah lama terbiasa dengan gaya hidup soliter sang tuan muda yang sama sekali tidak memiliki teman.
Tiba-tiba muncul si kecil yang seolah memiliki kemampuan sosial super ini... Huo Rong benar-benar terkejut.
Terkejut sampai hanya ingin diam-diam ikut nimbrung dalam gosip sambil membiarkan situasi berkembang alami.
Dan saat ini, dua anak kecil yang berjabat tangan dengan akrab dan sopan, tengah larut dalam pandangan dua orang dewasa yang masing-masing menyimpan motif tersembunyi……
Suara Huo Huaijin yang tenang dan sejuk, dengan sikap yang sangat serius, seolah sama sekali tidak menganggap ucapan Youyou sebagai kekanak-kanakan: "Baik."
……
Sampai akhirnya menggenggam adik perempuannya dan berjalan kembali ke vila taman milik mereka.
Otak Lu Yan masih terasa sedikit pusing.
Bagaimana caranya hal ini bisa berkembang sampai ke titik ini……
Tidak lama sebelumnya adiknya yang masih menangis histeris di lantai karena hadiahnya dibuang, kini pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri sambil melompat-lompat gembira.
Setelah melewati pintu, Lu Yan secara refleks mendudukkan si kecil di lengan kirinya, sementara tangan kanannya dikosongkan untuk mengenakan sandal kecil padanya.
Sandal kecil baru yang dibeli Shi Ning untuknya berwarna putih salju, dengan hiasan kelinci lucu di bagian depan, terlihat semakin menggemaskan saat dipakai di kaki mungil Youyou yang gemuk. Kebetulan hari ini ia mengenakan rok putih berenda daun teratai, ujung rok yang melambai-lambai di belakang pantatnya membuatnya persis seperti kelinci putih yang kabur dari hutan.
Kelinci putih yang melarikan diri dari hutan itu dengan riang melompat ke ruang tamu, lalu menyergap masuk ke dalam dekapan Shi Ning yang sedang berselimut selimut tipis sambil membaca buku di sofa.
“Mama…Mama, Youyou kangen sama Mama.”
Shi Ning tak tahan menahan tawa. Ia seolah-olah mulai terbiasa dengan suasana rumah yang kini diramaikan oleh cerewetnya seorang gadis kecil.
Dengan lancar ia menutup buku dan meletakkannya di samping, lalu mengangkat bokong mungil Youyou dengan kedua tangan sambil memeluknya lebih erat.
“Bukannya Youyou pergi jalan-jalan dengan Kakakmu? Baru sebentar saja, Mama bahkan hampir tak sempat membaca beberapa halaman buku.”
Youyou mencium pipi pucat Shi Ning dengan penuh kasih, tidak bisa menahan diri berbagi kegembiraannya: “Mama…Mama, Youyou punya teman baru! Dia kakak laki-laki yang tampan, matanya sangat indah.”
Ekspresi Shi Ning terlihat terkejut: “Benarkah? Di mana kamu mengenal kakak itu?”
Youyou yang cerewet mengobrol tak henti, ditambah Lu Yan yang melengkapi beberapa informasi krusial.
Shi Ning tersenyum mendengarnya, dengan penuh kasih mengelus pipi bulat Youyou: “Youyou sangat berani, bahkan mau membantu teman yang diperlakukan tidak adil. Kamu anak terhebat yang pernah Mama kenal.”
Si kecil itu tersipu mendengar pujian, tangan gempalnya menutupi mulutnya sambil tertawa terkekeh.
Di otak Lu Yan masih terngiang sosok bocah laki-laki yang bersikap santun seperti bangsawan kecil itu. Rasa penasarannya tak terbendung, ia pun menceritakan lebih detail kepada Shi Ning: "Anak kecil bernama Huo Huaijin itu sangat berkelas. Meski diteror beberapa siswa SMP, dia tetap tenang. Konon di usia tujuh tahun dia sudah masuk SMP. Yang lebih menarik lagi paman yang mengikutinya... Auranya sangat langka, persis seperti steward pribadi yang biasa kulihat di drama Inggris."
Youyou mengerutkan kening kecilnya dengan bingung: "Drama Inggris apaan sih? Steward pribadi itu apa lagi?"
Shi Ning bergumam pelan mengulang nama itu: "Huo Huaijin... Sepertinya pernah dengar, tapi tidak ingat di mana."
……
Menjelang sore, Shi Ning pergi ke dapur membantu koki menyiapkan makan malam.
Lu Yan meletakkan laptop di meja teh, tangannya sibuk mengetik kode sambil menemani Youyou menonton Peppa Pig.
Shi Wang mendorong pintu masuk sambil membawa kantong hitam yang masih basah oleh embun sore.
Melewati ruang tamu, secara tak terduga melihat kondisi intim saudara kandung itu, bahkan tak ada riak di matanya. Langsung bersiap naik tangga.
Youyou melihat Shi Wang, langsung teringat perasaan hatinya yang hancur berkeping-keping.
Bibir kecilnya mengerut, sebenarnya masih ada rasa sedih yang tertahan.
Kakak Wangzai jahat-jahat-jahat!
Tak hanya membuang hadiah pilihannya dengan hati-hati, melihat dia dan Kakak Lu Yan pun seperti tak melihat!
Seolah menganggap dia dan Kakak Lu Yan sebagai udara!
Apa sekumpulan dirinya yang sebesar ini tembus pandang??
Benar-benar tak menganggap Youyou! Hm! ╭(╯^╰)╮
Youyou wajah geram melompat dari sofa, melangkah dengan langkah kecil menuju pemuda itu.
Membuka kedua lengannya kecil seperti batang teratai, galak tapi masih lucu menghalangi jalannya, mengira sudah memblokir jalan naik tangga.
“Hm! Wangzai Kakak yang dingin begini, nanti tidak punya teman lueluelue!”
Si kecil membuat ekspresi wajah menakutkan dengan mulut terkangkang, mengira dirinya sudah cukup kejam dan berbahaya.
Di mata Shi Wang, ini justru membuatnya dipenuhi tanda tanya.
Belum lagi alasan mengapa Lu Youyou tiba-tiba membuat wajah jelek padanya.
Sebutan aneh yang dia gunakan ini... sungguh tidak masuk akal.
Shi Wang tetap berusaha tenang. Dengan ekspresi datar, dia menatap sosok kecil yang tingginya hanya sampai pinggangnya sambil mengerutkan bibir. Suaranya lembut namun tanpa emosi: "Ada perlu apa?"
Youyou mengangkangkan mulut, kedua tangan gempalnya mencubit pipinya sendiri, berusaha mati-matian membuat ekspresi wajah yang lebih menyeramkan.
Di mata Shi Wang... ini hanya tampak seperti bayi galak yang sedang bertingkah konyol di depannya.
Kok bisa sebodoh ini ya...
Sebenarnya Shi Wang sangat bingung di dalam hati.
Youyou dengan wajah galak tapi masih lucu berkata: “Tidak ada apa-apa, Youyou cuma mau kasih tahu, aku sudah kasih hadiah ke teman lain. Kalau Kakak Wangzai nggak suka ya nggak apa-apa, Youyou nggak bakal sedih kok, hmph!”
Shi Wang: “……”
Shi Wang semakin bingung, benar-benar tak paham maksut perkataannya.
Dia memiringkan badan, melirik Lu Yan dengan sorot mata bingung, seolah berharap Lu Yan bisa menjelaskan bahasa rahasia apa yang diucapkan anak tiga tahun ini.
Lu Yan yang menerima tatapan itu berpikir beberapa detik, berusaha bersikap netral tanpa memicu hubungan sensitif antara adik-adik: “Hmm... tadi Youyou melihat hadiah yang dia berikan untukmu di mobil sampah luar.”
Wajah Shi Wang berubah, kulitnya yang pucap semakin kehilangan dua titik warna.
Dia menoleh ke belakang, wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun, berpura-pura seperti tidak terjadi apapun, lalu naik ke lantai atas dengan tenang menuju kamarnya.
Baru setelah menutup pintu kamar, dia duduk di ranjang dengan wajah kesal dan menunjukkan ekspresi tidak senang.
Dia hanya merasa buku itu mengganggu pandangan, sama sekali tidak berniat melakukan hal yang menantang Lu Youyou.
Kalau tidak, buat apa dia menerima hadiah Lu Youyou di depan semua orang dan bahkan berterima kasih padanya?
Ketahuan oleh Lu Youyou... itu bukan niat awalnya.
Hal ini saja sudah cukup membuatnya kesal.
Tapi yang paling tidak bisa diterimanya adalah...
Aksi muka lucu Lu Youyou di depannya tadi jelas menunjukkan kemarahan khas anak kecil.
Dalam ingatannya, Lu Youyou yang sombong, Lu Youyou yang meremehkan orang lain.
Lu Youyou yang jago merayu di depan orang dewasa, tapi diam-diam menginjak-injak harga diri orang lain dengan mudah.
Kini malah berubah menjadi... si kecil bodoh yang cuma bisa bikin muka jelek saat marah.
Balas dendam ala dirinya... cuma sebatas membuat ekspresi galak yang menurutnya menyeramkan padahal sebenarnya lucu kikuk di hadapannya.
Ini membuat Shi Wang merasakan kekacauan batin.
……
Keesokan harinya, Shi Wang jarang-jarang bangun pagi dan turun untuk sarapan.
Lu Yan, Shi Ning, dan Lu Youyou semuanya ada di restoran hotel.
Sedangkan Lu Fei sedang pergi ke luar kota untuk jadwal syuting dan baru akan kembali lusa.
Lu Yan sedang menjelaskan proses pengurusan KTP Youyou pada ibu dan anak itu.
Karena statusnya sebagai pelintas waktu masih terlalu sensitif dalam lingkungan sosial saat ini.
Lu Yan menghabiskan banyak pikiran dan menggunakan koneksi tertentu, akhirnya berhasil mengurus KTP-nya. Youyou segera bisa masuk TK.
Si kecil yang duduk di kursi makan anak sambil mengayun-ayunkan kaki gemuknya terlihat sangat gembira.
Sambil menggenggam dumpling udang dan memamerkannya ke mulut, dia bersorak dengan suara mungil: "Yey, hebat sekali, Youyou akhirnya bukan warga ilegal lagi, Youyou sekarang punya status sebagai anak-anak!"
Lu Youyou seolah-olah memiliki kemampuan alami yang bisa menularkan emosi ke orang lain.
Senyuman alami terpancar di wajah Shi Ning dan Lu Yan.
Shi Ning bertanya lembut: "Kalau begitu bayi sudah memutuskan mau masuk TK mana? Di beberapa pilihan yang Kakakmu berikan, adakah yang kamu sukai?"
Youyou mengedipkan mata, lalu berkata serius: "Ini bukan yang paling penting. Yang terpenting sekarang adalah kapan Kakakmu akan mentransfer gaji Youyou ke dalam kartu? Gaji Youyou seharusnya masih menyisakan banyak uang!"
Shi Ning antara ingin tertawa dan menangis, lalu menarik sanggul kecilnya dengan lembut.
Lu Yan sama sekali tidak punya cara menghadapinya, "Setuju, setuju. Setelah Kakakmu selesai urusan sidang skripsi, akan menyempatkan diri untuk membuatkanmu kartu gaji. Nantinya semua biaya partisipasi Youyou akan langsung ditransfer ke kartu gaji."
Si kecil menunduk sambil membuka jari-jari gemuknya, seolah-olah sedang menghitung berapa sisa uang yang dimilikinya. Persis seperti si pelit kecil yang terobsesi uang, tidak tahu apakah setelah menghitung setengah hari akhirnya dia paham atau tidak.
……
Kedatangan Shi Wang membuat suasana di restoran hotel mendadak kaku sejenak.
Lu Yan yang pertama memanggil, "Xiao Wang bangun pagi begini? Jangan-jangan semalam begadang main game tidak tidur?"
Shi Wang menjawab dengan tenang, "Tidak, semalam tidur sangat awal."
Shi Ning memanggilnya mendekat, "Ayo cepat makan, ada bubur oat favoritmu."
Youyou mencebikkan bibir, jelas masih menyimpan sedikit dendam atas kejadian kemarin.
Shi Wang langsung berjalan menghampirinya, di luar dugaan semua orang, dengan suara menjadi berat ia berkata: "Maaf Youyou, kejadian kemarin adalah kesalahanku, membuatmu tidak nyaman, kuharap kau bisa memaafkanku."
Ekspresi Shi Ning tertegun.
Lu Yan juga sangat terkejut.
Selama sebulan lebih berinteraksi... Kakaknya yang tertua ini sudah lama terbiasa dengan sifat pemberontak masa remaja si putra ketiga yang aneh.
Bagaimana mungkin... Dia seperti bukan tipe yang akan meminta maaf pada Youyou hanya karena masalah hadiah yang terbuang.
Youyou sampai kaget membuat satu pangsit udang kristalnya brak jatuh ke piring kecil.
