Kedua orang dewasa itu saling melototi dengan ekspresi tertegun...
Bocah kecil mengedipkan mata besar bagaikan anggur hitam, bahkan siomay udang kesayangannya terjatuh pun tak dihiraukan, suara mungilnya terbata-bata berkata: "Ta、tak usah, Kakak Wangzai tak perlu minta maaf, ini salah Youyou, Youyou lupa bertanya hadiah apa yang disukai Kakak Wangzai. Kalau Kakak Wangzai sudah tak suka Einstein lagi, nanti Youyou akan memberi hadiah yang kakak suka!"
Youyou adalah bocah kecil yang baik hati.
Sebenarnya dia sudah memikirkan seratus alur pikiran untuk menghibur diri sendiri.
Bayangkan jika ada yang memberinya hadiah tak disukai, misalnya anjing besar galak, pasti dia juga akan sangat takut dan tidak menyukainya sampai ingin segera membuangnya...
Mungkin perasaan Kakak Wangzai terhadap kakek tua Einstein yang rambutnya agak tipis itu seperti itu lah.
Pikiran anak-anak begitu sederhana.
Kemarin masih menangis histeris hingga banyak kacang emas yang jatuh, tapi hari ini hanya perlu satu kalimat dari Shi Wang untuk melupakan semua kesedihannya...
Bahkan sampai melakukan introspeksi bahwa ini adalah kesalahannya sendiri.
Lu Yan melirik adik ketiganya, lalu memandang Youyou yang tampak lugu.
Dalam hatinya, ia merasa ini sangat tidak wajar, ada kegelisahan yang samar.
Tapi bagaimanapun ini hal sepele, lagipula mereka masih anak-anak, gesekan kecil itu normal. Nanti setelah lama berinteraksi, perasaan akrab pasti akan terbentuk.
Dengan nada ringan, Lu Yan mencairkan suasana: "Sudah-sudah, ayo kita sarapan dulu. Habis ini aku akan ajak Youyou berkeliling TK."
Shi Wang duduk tenang di pinggir meja makan.
Diam-diam ia mengamati ekspresi Shi Ning.
Wajah Shi Ning bersemu kemerahan, menunjukkan kondisi terbaik yang belum pernah terlihat selama sepuluh tahun terakhir.
Terkadang dia bahkan merasa... apakah Lu Youyou benar-benar memiliki kekuatan magis yang luar biasa, yang bisa membuat Shi Ning yang telah sakit selama bertahun-tahun ini kembali mendekati sosok orang normal.
Shi Ning selalu berpura-pura kuat di hadapannya.
Juga sering menyembunyikan kondisi kesehatan sebenarnya darinya.
Tapi Shi Wang tahu betapa parahnya ketika kondisi kesehatannya kambuh.
Banyak momen dimana kematian... hanya terpisah sehelai rambut.
Memandanginya semakin membaik.
Perlahan Shi Wang mulai merasa dirinya terlalu egois.
Karena sudah menemani Ibu kembali ke Yanjing, karena sudah tinggal di bawah atap yang sama dengan keluarga Lu, seharusnya dia tak lagi memiliki kesadaran untuk menolak.
Setidaknya secara lahiriah... sangat tak pantas.
Shi Wang telah membuat keputusan semalam.
Dia akan menyukai Lu Youyou, setidaknya di permukaan.
Karena Ibu menyukai Lu Youyou.
Dia sangat paham bahwa semua perubahan baik ini berawal setelah Ibu tahu adanya anak perempuan dari dunia lain yang datang dari enam tahun kemudian.
Kejadian kemarin membuatnya masih ketakutan.
Untungnya Lu Youyou tampaknya tidak kabur untuk mengadu pada Ibu.
Selamanya dia tidak akan bisa melupakan sorot mata kecewa dan kebingungan yang selalu ditunjukkan Shi Ning setiap kali mendengar tangisan manja Youyou dalam kenangannya.
Dia tak berdaya mengubahnya, semua penjelasan tak ada gunanya.
Hanya bisa memaksa menyaksikan orang paling penting dalam hidupnya... semakin renggang darinya.
Setelah semalaman berpikir, dia sudah sangat paham.
Apapun karakter Lu Youyou yang sekarang ini, dia akan menuruti bahkan berusaha menyenangkannya seperti dalam kenangan.
Dia tidak akan pernah mengizinkan dirinya melakukan hal sekecil apapun yang bisa memengaruhi proses kesembuhan Ibu.
Shi Wang mengambil sumpit, menjepit satu roti kukus isi krim telur yang masih beruap panas, lalu meletakkannya di piring kecil Lu Youyou.
Alis Lu Yan tanpa sadar mengerut.
Jika sebelumnya dia belum yakin sepenuhnya, maka kini... dia semakin merasa situasi tidak baik.
Youyou sama sekali tidak merasakan sandiwara dan dingin menusuk tulang yang terpancar dari Wangcai.
Dia hanya mengangkat roti kukus krim telur dengan hati-hati menggunakan tangan gempalnya, membuka mulut mungilnya untuk menggigit besar, mengunyah dengan decak-decak riang. Setelah habis dia tersenyum bodoh ke Shi Wang: "Terima kasih Kakak Wangcai, Youyou sayang kamu~"
Shi Wang mempertahankan senyum palsu profesional: ...Nama panggilan aneh ini sangat tidak disukainya, tapi demi Shi Ning, dia tahan.
Wajah bulat Youyou dipenuhi kesombongan manis: Hehehe, Kakak benar tidak bohong, ternyata Kakak Wangcai memang tidak benci Youyou, kemarin dia hanya sedang bad mood saja~
Lu Yan memperhatikan ketegangan arus bawah yang terjadi antara dua anak berbeda usia ini.
Diam-diam menyangga dahinya.
Dia hidup selama 20 tahun, baru pertama kali menyadari masalah antar anak-anak juga bisa serumit ini.
Meski belakangan ini tak perlu syuting acara realitas.
Tapi anak-anak seperti Youyou juga menjalani hari-hari yang cukup sibuk.
Setiap hari bangun tidur bermain sebentar dengan ibu, lalu mengelola akun TikTok-nya, melihat jumlah penggemar yang terus naik setiap hari.
Kini Youyou semakin profesional, tangan tak terlalu bergetar saat merekam video. Kadang Shi Ning juga membantu merekamnya. Meski kontennya seputar aktivitas harian biasa, kualitasnya semakin bagus. Video-videonya kerap mencapai like jutaan dalam 12 jam setelah diunggah.
Sang Wei sampai iri hingga sangat memalukan. Kecepatan produksi dua video per hari ini, frekuensi kerjanya layaknya pekerja kelas satu!
Andai Lu Fei bisa mencontoh 10% kemampuan adiknya, manajer senior seperti dirinya takkan menjalani hari-hari sesulit ini.
……
Hari ini Lu Fei jarang bebas dari jadwal syuting, sedang menggendong adiknya main permainan di rumah.
Meski hubungannya dengan Lu Yu sangat tidak akur, sampai-sampai bertemu langsung pasti bertengkar, tapi harus diakui... vila mewah yang diatur Lu Yu ini, tinggal di sini benar-benar nyaman.
Sang Wei menelepon lagi untuk mendesak: "Dengar Tuan Muda Lu, sutradara 《Jue Sha》 sudah menghubungiku lagi. Kau harus ikut audisi, status sutradara besar ini di lingkaran kolektor tidak biasa! Dia sudah menunggumu lama, setidaknya datangi sekali. Kalau benar-benar tak mau ambil peran, berakting asal-asalan saja. Minimal jangan sampai orang mengira kau yang masih hijau sudah sok jadi artis besar."
Ucapan Sang Wei ini sekadar memberi sedikit tekanan pada Lu Fei.
Bukan hanya itu, insting dan pengalaman Sang Wei memberitahunya bahwa drama misteri urban bernuansa kritik realitas 《Jue Sha》 ini sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan akting Lu Fei.
Meski Lu Fei bukan lulusan jurusan akting, tapi cara beraktingnya mengandalkan insting. Naskah berkualitas bisa membantunya menemukan kelebihan dan kekurangan diri sendiri selama proses berusaha mengekspresikan karakter.
Dalam hati, Sang Wei juga mengerti bahwa keengganan Lu Fei untuk audisi sekarang, akhirnya masih karena efek samping serangan cyberbully yang dialami setelah penayangan 《》.
Dia melihat kondisi kesehatan Lu Fei sudah stabil, baru terpikir untuk memotivasinya mencoba. Sebagai aktor insting seperti Lu Fei, jika benar-benar larut dalam permainan, dirinya sendiri mungkin akan menyesali untuk membatalkannya.
Lu Fei fokus total main permainan, mendengar ini hanya memberi respons setengah hati: "Aduh, kau biarkan aku pertimbangkan dulu."
Youyou yang asyik main TikTok sambil memegang telepon genggam, menyondolkan telinga kecilnya menguping di samping.
Setelah Lu Fei menutup telepon, barulah dia mengangkat jiojio kecilnya dan mencolek kaki Lu Fei dengan jari kaki.
"Kakak kedua, kapan kau mau pergi audisi?"
Lu Fei yang sedang berkali-kali menunjukkan operasi makan ke musuh di Jurang langsung menjawab tanpa pikir panjang: "Aku tak berencana pergi. Sudah kubilang tak ingin syuting film lagi."
Youyou mendengar lalu mencibirkan bibir, bertanya pelan: "Kalau begitu kakak kedua nanti tidak syuting film mau kerja apa?"
Lu Fei langsung menjawab: "Nulis lagu dong, nyanyi, gelar konser."
Youyou: "Bisa terus dapat uang uang ga?"
Lu Fei meliriknya dengan tatapan melihat anak kecil bodoh, mencibir: "Tentu! Kakakmu ini kelas top, jangan meremehkan gue lah."
Youyou memain-mainkan jari-jemarinya sendiri, agak khawatir.
Dia bukan merendahkan kakaknya, hanya tak bisa menahan kekhawatiran akan masalah penghidupan kakak kedua di masa depan.
Meski masih kecil, karena ibu dan kakak keduanya berkecimpung di dunia hiburan, Youyou sejak kecil sudah terbiasa memahami seluk belung industri hiburan.
Youyou mengingat-ingat dunia tempatnya hidup enam tahun kemudian, sama sekali tidak ada bintang top yang berhenti syuting!
Apalagi, sebelum melakukan perjalanan lintas waktu, Youyou pernah melihat banyak film yang diperankan kakak keduanya. Menurutnya, akting kakak keduanya dalam film-film itu sangat bagus.
Sepertinya ada satu film yang bahkan dinominasikan sebagai aktor papan atas.
Youyou tidak ingin kakak keduanya melepas bidang yang disukainya hanya karena pukulan sementara.
Dalam ingatannya... Bukankah kakak kedua sangat menyukai akting?
Selain itu, Youyou ingat pernah bermimpi tentang "Juesha" yang baru saja disebutkan Paman Sang Wei.
Drama "Juesha" ini akan menjadi sangat populer setelah tayang karena alur ceritanya yang sangat menarik.
Dalam mimpinya, kakak kedua terpaksa membatalkan kesempatan main di "Juesha" karena konflik jadwal dengan film seni yang disutradarai Ye Fanxing.
Hasilnya, film seni itu malah mengalami kegagalan komersial setelah dirilis.
Tokoh wanita Ye Fanxing masih lumayan. Dulu ia debut lewat film seni, punya dasar yang kuat. Mayoritas orang tidak menganggap film itu buruk karena aktingnya, melainkan menunjuk semua tuduhan ke Lu Fei.
Lu Fei menjadi bahan tertawaan massal netizen cukup lama. Warganet bahkan memarahinya karena dianggap membebani Ye Fanxing.
Sementara itu, Bai Jiahao yang akhirnya menjalin hubungan dengan Ye Fanxing justru mendapatkan harta karun tak terduga lewat "Juesha". Berkat film ini, popularitasnya meledak dan meraih segudang penghargaan, bahkan langsung merebut gelar Aktor Terbaik Tahun Ini, berubah dari aktor populer menjadi aktor berbakat.
Dalam alur mimpi Youyou, kakak kedua bagaikan kelompok pembanding bagi Bai Jiahao ini.
Hal ini membuat Youyou sangat tak bahagia.
Tapi ia tak tahu cara mengungkapkannya, juga tak ingin memaksa kakak kedua melakukan hal yang tak diinginkannya.
Youyou yang sedang bingung pun menundukkan kepala kecilnya, mirip bola kempis yang kehilangan angin.
Lu Fei melihat ekspresinya, dengan hati membaja langsung meninggalkan game Mobile Legend-nya. Ia mengangkat si kecil dan mendudukkannya di pangkuannya, memencet sanggul rambutnya: "Ada apa si babi kecil bodoh, kamu takut kakak tidak laku lagi sampai tidak bisa cari uang ya?"
Si kecil menggelengkan kepala: "Youyou tidak takut kakak tidak bisa cari uang. Sekali pun benar-benar tidak bisa, Youyou akan jual barang di kereta kuning untuk membiayai kakak! Youyou takut kakak tidak bisa menjadi orang yang kakak inginkan..."
Lu Fei tertegun mendengarnya: "Menurutmu kakak ingin jadi seperti apa?"
Youyou langsung menjawab: "Aktor Terbaik dong! Bukannya mimpi kakak ingin jadi seperti Paman Jiang Zhuo?"
Ekspresi serius si kecil membuat Lu Fei terpengaruh.
Pikirannya melayang...
Ya, idola dia memang Jiang Zhuo.
Dia sama sekali tidak pernah berharap bisa meledak popularitasnya dalam semalam dan meraup banyak uang cepat. Sebaliknya, harapannya adalah bisa berkembang langkah demi langkah seperti Kak Zhuo, meninggalkan beberapa karya yang membuktikan nilai eksistensinya di industri ini.
Saat syuting 《》, itu adalah pertama kalinya dia terjun ke dunia akting.
Dengan keseriusan dan kerendahan hati, dia aktif mencari bimbingan di mana-mana. Selama empat bulan proses pengambilan gambar, kemampuannya mengalami peningkatan signifikan.
Sebenarnya dia menyukai akting, dan itu sangat jelas dalam hatinya sendiri.
Jika berhenti makan karena tersedak, memang benar, seumur hidupnya dia takkan lagi punya kesempatan mendekati idolanya, Sutradara Jiang.
……
Pada akhirnya Lu Fei gagal menahan godaan untuk mendekati sang idola... Dia membawa adiknya yang disayangi semua orang ke lokasi syuting 《》 untuk audisi.
Setelah audisi selesai dan pulang, waktu menunjukkan pukul lima sore.
Lu Fei menggandeng adiknya melewati pintu masuk, samar-samar mendengar Shi Ning sedang berbincang dengan putra ketiga di ruang tamu.
Putra ketiga itu menundukkan kepala, seperti anak SD yang berbuat salah.
Lu Fei tak bisa menahan rasa penasarannya, mendekat dengan hati-hati ingin menyimak.
Belum dua menit mendengarkan, dia langsung menyimpulkan——ternyata Sang Putra Ketiga dikeluarkan dari sekolah asramanya di London.
Katanya sudah beberapa kali dapat peringatan, akhirnya setelah voting dewan sekolah, mereka menilai anak ini diduga memiliki kecenderungan kekerasan, tidak bisa dipertahankan di sekolah yang berisiko membahayakan anak lain.
Sejujurnya Lu Fei agak meragukan, Sang Putra Ketiga paling cuma sedikit bandel di masa puber, mana mungkin separah yang digembar-gemborkan?
Dorongan protektif Lu Fei muncul, dia berjalan mendekat dan duduk sembarangan sambil bersuara: "Dikeluarin ya udah, mending tinggal di Yanjing terus sekolah di sini saja. Aku lihat kamu dan Ibu juga sudah lumayan betah di Yanjing, gimana menurutmu, Sang Putra Ketiga?"
Shi Wang menatapnya dingin, diam seribu bahasa.
Youyou mengayunkan betis kecilnya seperti lobak berlari mendekat, dengan gembira menarik tangan Shi Wang sambil berkata: "Kakak Wangzai, tetap sekolah di Yanjing ya, Youyou juga akan masuk TK nih, siapa tahu Kakak bisa jadi teman sekelas Youyou!"
Shi Wang: “…………”
Shi Ning dari awal hingga akhir tidak percaya anaknya memiliki kecenderungan kekerasan yang disebut-sebut itu.
Konflik fisik yang terjadi saat itu pasti ada alasan khusus.
Xiao Wang sama sekali bukan anak yang akan semena-mena mengerahkan kekerasan untuk menindas orang.
Tapi bagaimanapun ibunya bertanya, Xiao Wang tetap bersikukuh tidak mau bicara.
Shi Ning merasa dilema, pelajaran menjadi ibu ini ia akui sendiri nilainya tidak lulus, jadi juga tak ingin ikut campur dalam hidup Xiao Wang, menghormati pilihannya sendiri.
Youyou dengan obsesi tak kenal lelah terus menarik tangan Shi Wang sambil berseru "Kakak Kakak Kakak Kakak" tak henti-hentinya.
"Kakak, tinggal di Yanjing ya! Yanjing itu bagus banget lho!"
“Yanjing ada Kakak, Kakak kedua, dan bayi Youyou. Kakak Wangzai pasti tidak tega meninggalkan kami, kan?”
“Kakak tetap sekolah di Yanjing saja, Youyou tidak rela kehilangan Kakak.”
Youyou benar-benar ingin Kakak ketiga bisa bersekolah di dekatnya.
Dengan begitu dia bisa bertemu dengannya hampir setiap hari.
Tidak seperti sebelum perjalanan waktu... Hanya bisa bersama beberapa hari saat liburan musim panas dan dingin.
Setelah lama terdiam, Shi Wang menampakkan senyum lembut: “Baik, aku akan tetap bersekolah di Yanjing.”
Youyou meloncat gembira sambil berputar: “Hebat! Kakak Wangzai di Yanjing, Ibu di Yanjing, kita sekeluarga bisa bersama!”
……
Weekend. Besok Senin, Shi Wang akan mulai melapor ke SMP Jingci Academy.
Shi Ning cepat-cepat mengurus perlengkapan sekolahnya, Lu Yan juga membantu mengatur.
Pulpen berbagai warna, buku catatan, buku pelajaran, botol air, payung...
Shi Ning dan Lu Yan yang bekerja sama menunjukkan hubungan yang baik, dalam waktu singkat berhasil memasukkan semua keperluan ke dalam tas sekolah kulit lembut hitam polos yang masih baru dengan rapi.
Lu Fei dan Lu Youyou juga antusias berkerumun di sebelah, seolah semua orang menganggap kegiatan sekolah biasa-biasa saja ini sebagai rencana besar.
Shi Wang merasa tidak tahan dengan kehangatan keluarga seperti ini...
Dengan canggung ia mencoba menasihati: "Sebenarnya aku bisa mengurus sendiri."
Lu Fei malah menepuk-nepuk bahunya: "Biarkan Kakakmu yang mengaturnya. Kau mungkin belum tahu, Kakak itu jenius dalam hal penataan. Sejak kecil tas sekolahku selalu diatur olehnya, dijamin bakal nyaman banget dipakai."
Shi Wang: "......"
Ia benar-benar tak bisa menyatu dengan suasana ini. Agar tak mengucapkan hal yang tidak sesuai waktu, lebih baik ia pergi jalan-jalan saja.
……
Shi Wang terus berkeliling sampai gelap menyelimuti belum juga kembali.
Youyou bilang makan malam hampir siap, ingin mencari Kakak Wangzi pulang untuk makan.
Shi Ning berkata tidak masalah untuk mencarinya, Xiao Wang juga tidak akan kabur. Biasanya dia hanya berkeliaran di sekitar kompleks perumahan, paling jauh sampai area pintu masuk kompleks.
Lu Fei menemani adik perempuannya mencari si anak ketiga di luar.
Saat berjalan, mereka tak sengaja melihat si anak ketiga sedang memberi makan anjing di dekat pintu gerbang kompleks.
Tapi kali ini, beberapa anak anjing kurus yang kotor itu jelas-jelas bukan anjing peliharaan seperti sebelumnya, melainkan anjing jalanan.
Youyou mengintip dengan kepala mungilnya, menyaksikan Shi Wang di bawah cahaya lampu yang redup mengeluarkan persediaan makanan yang sudah disiapkan sejak pagi untuk diberikan pada anjing-anjing kelaparan itu.
Youyou melihat kelembutan di sorot mata kakak Xiao Wang.
Dua hari terakhir... kakak Xiao Wang juga mulai berbicara dengan lembut padanya.
Tapi tatapannya yang dingin membuat Youyou merasa kelembutan itu lebih ditujukan pada anjing-anjing tersebut.
Youyou merasa sedikit cemburu pada anjing-anjing ini.
Tapi yang lebih dominan mungkin adalah perasaan iri.
Dengan suara kecil, dia bergumam, "Kakak Wang Zai benar-benar suka anjing ya... Kenapa dia tidak memelihara anjing sendiri?"
Di kejauhan, pemuda itu setengah berjongkok di pinggir jalan, sunyi mengamati anjing-anjing yang kotor sedang makan, sesekali tak kuasa mengulurkan tangan membelai kepala mereka, matanya penuh kelembutan.
Lu Fei yang menyaksikan pun merasa tersentuh di dalam hati.
Selama ini dia selalu merasa sifat putra ketiga yang aneh, seolah lebih kaku dibanding dirinya waktu kecil.
Tapi saat ini, di balik tubuh kurus putra ketiga yang sedang memberi makan anjing liar itu, seolah memancarkan aura.
Mungkin putra ketiga ini adalah anak bodoh yang sensitif dan lembut...
Lu Fei ragu-ragu lama tak mendekat, terutama karena bingung harus berkata apa, sekaligus takut mengganggunya.
Sampai Shi Wang menghabiskan semua makanan yang dibawanya, saat dia bangkit pergi, empat lima ekor anjing itu mengikutinya dari belakang seperti mengikuti tuannya.
Lu Fei menggendong Youyou, seperti kesurupan mengikuti mereka.
Terus mengikuti adik ketiga sampai ke pinggir posko penyelamatan anjing liar.
Mereka menyaksikan Shi Wang mengeluarkan sejumlah uang tunai, menyerahkan semuanya ke petugas yang sedang lembur di sana, lalu memasukkan beberapa ekor anjing itu ke dalam.
Youyou berkedip penuh iri, bertanya dengan suara mungil polos: "Kakak kedua, apa kakak Xiao Wang menganggap anjing-anjing ini sebagai sahabat terbaiknya? Karena hanya suka sama anjing, makanya dia tidak mau berteman dengan kita?"
Lu Fei menghela napas, bingung bagaimana harus menjawab.
Dia memandang sosok yang menjauh itu, merasakan kesepian yang begitu pekat darinya.
Kesepian yang... mengingatkannya pada dirinya sendiri bertahun-tahun silam.
Siapa sih yang tidak pernah menjadi anak kecil kesepian dan terasing?
Hanya saja dia masih cukup beruntung punya Lu Yan, sosok kakak tertua yang seperti ibu bagi mereka.
……
Sebelum tidur, Shi Wang mengeluarkan sepucuk surat dari lapisan luar tas sekolahnya.
Di amplop tertulis: Untuk Xiao Wang.
Ini adalah mode komunikasi yang sudah biasa antara ibu dan anak mereka selama bertahun-tahun.
Beberapa hal yang sulit dibicarakan secara langsung, mereka akan menyampaikan pandangan melalui tulisan surat kepada satu sama lain.
"Xiao Wang, besok adalah hari pertama di sekolah baru. Ibu berharap kau bisa memiliki suasana hati yang baik, menghadapi pembelajaran dan kehidupan masa depan dengan sikap positif. Ibu tidak mengharapkan nilai akademismu luar biasa, tapi berharap kau bisa perlahan menemukan hal yang benar-benar kau sukai di lingkungan pendidikan ini, menggali idealisme diri. Memiliki cita-cita dan berjuang seumur hidup untuknya adalah hal paling membahagiakan dalam rentang hidup manusia."
Setelah membaca surat itu, Shi Wang menyelipkan kembali kertas surat ke dalam amplop.
Mulai besok dia akan tinggal dengan tenang di Akademi Jingci, tidak akan membuat masalah lagi, tidak akan membuat Shi Ning khawatir.
Dia adalah salah satu orang yang paling memahami Shi Ning di dunia.
Dia tahu penyesalan terbesar Shi Ning adalah terpaksa mengikuti kontes kecantikan dan debut di industri hiburan sejak usia 15 tahun karena tekanan ekonomi.
Ayah kandung Shi Ning... yaitu kakeknya, hidup dalam kemiskinan ekstrem. Seluruh keluarga tinggal di rumah petak yang sempit dan pengap, ditambah lagi terlilit utang judi. Setiap malam setelah mabuk, dia sering memukuli nenek.
Akhirnya kakek tidak tahan menghadapi tekanan penagihan utang dan memilih kabur.
Meninggalkan nenek, ibu, bibi tua, dan bibi muda sendirian.
Nenek harus mengambil tiga pekerjaan sekaligus hanya untuk sekedar mengenyangkan tiga putrinya.
Maka Shi Ning yang terlahir paling cantik dan dianggap paling potensial menghasilkan uang, terpaksa memikul beban menghidupi keluarga serta melunasi utang sejak usia lima belas tahun.
……
Bagian SMP Sekolah Jing Ci.
Pagi hari pertama masuk sekolah, semua berjalan lancar.
Meski highlight beberapa helai rambutnya yang dicat plus keterlambatan satu bulan masuk sekolah memicu bisik-bisik di sudut kelas... bagi Shi Wang ini sama sekali bukan masalah serius.
Meski Shi Wang sangat tidak terbiasa memakai seragam sekolah setelan jas yang sama persis dengan semua orang, membawa tas yang sama dan duduk tegak di kelas.
Tapi dia memaksa dirinya untuk secepatnya beradaptasi.
Dia sudah menyetujui janji Shi Ning, akan memulai kehidupan baru dengan baik.
Setidaknya, selama Shi Ning tetap di Yanjing sehari pun, dia harus menjalani hidupnya dengan baik agar tidak memberinya beban pikiran belakang.
Saat waktu istirahat siang tiba, murid-murid kelas 1 SMP mulai berduyun-duyun ke restoran hotel untuk makan siang.
Shi Wang juga makan siang, lalu kembali ke ruang kelas, bersiap memanfaatkan waktu istirahat untuk main dua round ranked.
Beberapa siswi di depan berkumpul sambil memegang telepon genggam menonton acara varietas, tak lama kemudian riuh rendah percakapan mereka terdengar——
“Youyou si kecil terlalu menggemaskan, mengapa aku tidak punya adik secantik ini!”
“Aku sangat menyukainya hik hik, ibunya juga super cantik, sepertinya seorang Aktris Terkenal.”
“Pengin beli karung goni merah muda untuk mencuri Tuanzi pulang dan mengelusnya!”
Shi Wang perlahan menyadari mereka sedang menonton 《Halo Pasangan》 yang telah melalui proses editing dan pascaproduksi.
Setelah siaran langsung, versi edited mulai dirilis bertahap dan jumlah penayangannya masih menduduki peringkat pertama, tidak menurun meskipun acara sudah pernah disiarkan langsung.
Tanpa sadar sudut bibir Shi Wang meregang. Awalnya ingin membuka aplikasi game, jarinya malah tergelincir ke aplikasi video Lemon dan menonton versi edited selama beberapa menit.
Gadis-gadis di depannya sudah sampai pada cuplikan dimana Shi Ning muncul sebagai tamu misterius.
Pursuit terhadap kecantikan para gadis memang selalu sama.
"Astaga! Penampilannya kayak baru tiga puluhan, tapi kenapa di data Baidu tertulis sudah 42 tahun?!"
"Dia ibu Lu Fei! Kampung kalian baru terjangkau internet ya?"
"Wahhh!!! Ibu Lu Fei!! Cantik begini pantas saja bisa melahirkan anak seperti Lu Fei yang disebut puncak ketampanan genre Xianxia!"
“Pembahasan ini semua wajar, anak-anak SMP seusia ini memiliki jarak generasi dengan Shi Ning, beberapa anak memang tidak mengenalnya, tapi semua sepakat aura elegannya luar biasa.”
“Cih, cuma artis wanita yang sudah pudar jadi selingkuh? Kalian cewek-cewek ini sampai segitunya nge-fans buta, apa-apa bisa diembusin!”
Dari sebelah depan samping, seorang bocah kekar agak gemuk menyela dengan nada sinis: “Dari cerita ibuku, perempuan ini pas puncak karirnya malah nikah, penuh misteri, delapan dari sepuluh kemungkinan nikah sama pengusaha kaya Hong Kong yang punya tujuh delapan istri.”
Para cewek tak percaya, beramai-ramai bertanya: “Bagaimana ibumu bisa tahu?”
“Nggak mungkin lah, secantik itu kenapa nggak cari suami yang setia?”
“Di Hong Kong beneran boleh punya banyak istri segitu?”
Anak laki-laki yang kekar seperti Harimau Gendut semakin bersemangat: "Ibuku adalah aktris, bahkan pernah masuk nominasi Golden Horse Award! Semua hal tentang dunia hiburan dia tahu betul!"
Gadis-gadis mulai menunjukkan keraguan...
"Benarkah? Lalu siapa sebenarnya suami Shi Ning itu?"
"Bisa melahirkan Youyou si mungil yang lucu, pastilah suaminya juga bukan orang sembarangan."
Harimau Gendut memutar matanya, semakin bersemangat sampai akhirnya berdiri dari kursinya: "Tidak tahu, tak ada yang tahu. Kata ibuku, artis wanita yang menikah dengan baik pasti akan pamer kemesraan. Shi Ning ini jelas-jelas menikah dengan buruk, atau bahkan tidak punya status resmi. Lu Fei juga sudah lama debut kan? Kalau ayahnya punya status yang layak dipamerkan, pasti sudah dijadikan bahan acara varietas untuk meraup uang sejak lama."
Begitu kata-kata itu terucap, saat hendak duduk, brak! Tubuhnya terjatuh ke lantai hingga terduduk dengan keras. Rasa sakit membuat wajahnya mengerikan, seolah tulang ekornya patah.
Dengan amarah ia berteriak: "Siapa? Siapa yang menggerakkan kursiku?!"
……
Setengah jam setelah pertarungan kacau-balau.
Lu Yan yang sebentar lagi akan presentasi tesis menerima telepon dari adik ketiganya.
"Halo? Xiao Wang, ada hal mendesak? Aku sebentar lagi harus presentasi."
"...Aku ada masalah di sekolah, Sang Guru memanggil wali. Bisakah kau datang setelah selesai?"
"..." Bukan berarti Lu Yan tak ingin menghadiri pertemuan wali adiknya.
Tapi hari ini benar-benar tidak bisa meninggalkan tempat.
Maka... semenit kemudian, Lu Fei mengangkat telepon.
"Ada apa, Kakak? Apa??? Shi Wang menghajar orang di hari pertama sekolah? Bocah nakal!"
Youyou yang sedang menggendong Dudu bermain rumah-rumahan langsung mengangkat telinga kecilnya: "Ada apa? Ada masalah dengan Kakak Wangwai?"
Lu Fei sudah tutup telepon, bergegas berganti baju, lalu menggendong si kecil dan melangkah keluar pintu utama sambil berkata dengan antusias: "Ayo, kita ke rapat wali Kak Wangzai!"
