Setengah jam lalu, Peng Zihan yang wajahnya mirip harimau gemuk itu dadanya naik turun karena marah. Tubuhnya yang sudah gembung membuat seragam jas sekolah yang nyaris tidak muat itu terlihat seperti akan sobek di bagian kancing depan saat dia menghela nafas.
Dia berbalik, sorot mata tajamnya menyapu deretan wajah polos di kursi belakang, sebelum akhirnya mengarahkan pandangan ke anak baru yang hari ini pindah sekolah.
Anak baru ini punya beberapa helai rambut perak yang dicat, wajah tampan dengan aura sombong dan angkuh - jelas bukan tipe yang mudah diatur.
Dengan muka merah padam, Peng Zihan menuding Shi Wang sambil berseru kesal: "Hei, si pendatang baru, kau yang menggeser kursiku?"
Shi Wang tetap bersandar di sandaran kursi dengan ekspresi datar, bahkan tak memberikan sekilas pandangan.
Sikap pihak lawan yang tidak memperhatikan semakin memprovokasi Peng Zihan. Daging di wajahnya berkedut, sambil mengatup gigi ia meyakinkan: "Memang kau, jangan pura-pura mati! Di kelas ada pengawasan, kau pasti tahu kan?"
"Oh," pemuda itu lesu mengangkat kelopak mata, seolah baru menyadari keributan di depannya. Ekspresi wajahnya tetap datar, nada bicaranya santai, "Kau sedang bicara denganku?"
"Kalau tidak?!" Peng Zihan wajah memerah marah, "Bukankah di kelas ini cuma kau satu-satunya teman sekelas baru? Apa maksudmu? Kenapa menggeser kursi singgasanaku?"
Shi Wang mengangkat bahu, ekspresinya menunjukkan kebingungan, "Kursimu? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan."
Beberapa siswi di sebelah melihat situasi ini langsung berusaha menasihati.
"Peng Zihan, jangan dipikirkan. Teman baru ini mungkin tidak sengaja."
"Iya, mungkin kursimu miring lalu tanpa sengaja ia menendangnya."
Para siswi semuanya memiliki simpati yang cukup besar pada pria baru ini. Meski tinggi badannya bukan yang tertinggi di kelas, posturnya ramping dan jenjang, dengan alis yang jelas dan wajah tampan. Ekspresinya juga terlihat keren, warna rambutnya sepenuhnya mencerminkan standar kecantikan yang tinggi——seorang cool guy. Seharusnya tidak butuh waktu lama baginya untuk menduduki Daftar Pangeran Tampan divisi SMP Jingci.
Wajah Peng Zihan semakin suram. Orang lain mungkin tidak merasakan, tapi Peng Zihan bisa jelas merasakan permusuhan dari anak baru ini terhadap dirinya. Sorot matanya penuh merendahkan dan meremehkan, seolah memandangnya seperti memandang orang bodoh.
Peng Zihan juga tidak bodoh, di dunia ini mana ada permusuhan tanpa alasan jelas.
Mengingat ini hari pertama dia pindah, kedua belah pihak sebelumnya sama sekali tidak saling mengenal apalagi memiliki konflik sebelumnya.
Maka hanya ada satu kemungkinan——permusuhannya itu karena dirinya baru saja membicarakan gosip tentang Shi Ning...
Pandangan Peng Zihan jatuh pada kartu dada yang menempel di sebelah kanan seragam pemuda itu. Pada kartu tersebut tercetak nama dan nomor siswa. Refleks ia mengucapkannya: "Shi Wang... Kau juga bermarga Shi? Jangan-jangan ada hubungan keluarga dengan Shi Ning si perempuan tua itu yang sudah nggak laku?"
Mendengar nama ibunya, kedua tangan Shi Wang refleks mengepal menjadi tinju.
Deskripsi bocah gemuk berminyak itu tentang ibunya membuatnya sangat tidak nyaman.
Tapi ia berusaha keras menekan emosinya, tidak melupakan pelajaran terakhir kali...
Sebelumnya, di asrama sekolah London, Shi Ning yang datang menjenguknya di akhir pekan ketahuan oleh beberapa siswa asing laki-laki yang mulutnya kotor.
Orang asing memang tidak punya kemampuan menebak usia perempuan Asia. Mereka mengira Shi Ning adalah pacar siswa senior, lalu dengan senyum genit menggombalnya dengan ucapan kotor sambil berkhayal. Shi Wang tidak bisa mengontrol diri, langsung menghajar mereka dengan tinju——
Ekspresi Shi Wang membuat Peng Zihan yakin tebakannya benar.
Lagipula marga Shi juga tidak terlalu umum, mana mungkin ada kebetulan seperti itu?
Peng Zihan menarik-narik sudut bibirnya, berkata dengan nada sinis: "Memang kerabat Shi Ning? Lalu, jangan-jangan kamu tahu skandal internal? Bukankah dia jadi selingkuh pengusaha tua botak di Hong Kong? Sudah melahirkan banyak anak tapi tak punya status resmi! Kata ibuku, perempuan menyedihkan seperti Shi Ning ini, sudah tua dan tak menarik masih memanfaatkan popularitas anaknya sendiri untuk mencari perhatian!"
Tinju Shi Wang semakin menggenggam erat, dia tidak melupakan janjinya pada ibu.
Tidak boleh menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Sekalipun lawan benar-benar menjengkelkan, tetap tidak diperbolehkan.
Sedikit akal sehat yang tersisa di benak Shi Wang membuatnya waspada: meski banyak rumor dan spekulasi tentang Shi Ning di internet, dalam kehidupan nyata orang biasa takkan menghina selebriti yang tak ada hubungannya dengan mereka.
Shi Wang tidak lupa bahwa Pang Hu tadi menyebutkan ibunya pernah dinominasikan di Golden Horse Award.
Sorot matanya dingin menusuk, suaranya datar namun terdengar jelas oleh seluruh kelas——
"Ibu kalian punya niat jahat begitu besar terhadap artis yang sudah pensiun ini, tidakkah itu aneh? Imajinasinya yang jahat, bukankah itu cerminan dirinya sendiri?"
Setelah mengalami kejadian sebelumnya, Shi Wang juga sudah lebih matang.
Fitnah orang luar mungkin tidak benar-benar menyakiti Shi Ning.
Tapi jika di hari pertama masuk sekolah dia memukul orang sampai dikeluarkan, baru benar-benar akan membuat Shi Ning khawatir dan sedih...
Permusuhan sengit antara keduanya terlalu mencolok.
Siswa yang bisa bersekolah di Akademi Jingci, sekolah termahal di Yanjing, pasti punya koneksi keluarga. Mereka tentu sedikit banyak tahu rahasia keluarga kaya seperti ini.
Beberapa siswa yang pernah mendengar latar belakang keluarga Peng Zihan mulai tak bisa menahan diri untuk berbisik-bisik——
“Aku sepertinya tahu siapa ibu Peng Zihan. Namanya Hua Zi, seorang aktris. Tahun ini usianya belum 40 tahun, tapi ayah Peng Zihan sudah lebih dari 70 tahun, lebih tua dari kakekku!”
“Benar, aku juga dengar Hua Zi dulunya selingkuh. Setelah melahirkan anak, dia bertahan beberapa tahun sampai istri sah ayah Peng Zihan meninggal baru bisa masuk rumah.”
“Astaga, gosip selebriti selalu serumit ini ya?”
Ucapan dingin Shi Wang mengandung sindiran. Peng Zihan tertegun lama baru menyadari maknanya. Marahnya meledak, dia mendorong Shi Wang sekuat tenaga——
“Kau ngomong kotor! Ibumu itu pelakor!”
Shi Wang tidak melawan, hanya gesit menghindar dengan gerakan samping.
Peng Zihan yang bertubuh tambun jelas tak selincahnya. Dorongan penuh tenaganya kehilangan titik tumpu, membuatnya terjungkal keras ke lantai——
Tubuhnya tidak bisa menghentikan momentum, di bawah pandangan penonton yang ikut nimbrung dalam gosip seisi kelas, tubuhnya menghantam ke depan, kepala terbentur kaki meja aluminium, darah langsung mengalir...
Lu Fei baru saja menutup telepon, perasaan membosankannya tiba-tiba berubah menjadi antusiasme.
Si bungsu bocah nakal ini, baru hari pertama masuk sekolah sudah berkelahi?!
Ini pasti saatnya kakak berperan sebagai wali yang bahagia, membayangkannya saja sudah nyaman sampai mati.
Lu Fei merengkuh adiknya hendak keluar rumah, saat sampai di pintu masuk teringat ini tidak pantas, buru-buru kembali untuk memakaikan kacamata hitam besar polos dan masker ke dirinya, sekalian juga memaksakan masker ke si kecil.
Setelah naik mobil, Youyou mengamati wajahnya yang bermasker melalui kaca spion.
Meski masker bergambar wajah kucing kecil penghibur terlihat lucu-lucu, Youyou merasa agak sesak. Dengan kepala kecilnya yang miring penuh kebingungan, dia bertanya: "Kakak kedua, kenapa kita harus berdandan seperti ini saat pergi ke sekolah Kakak Wangzai?"
Lu Fei tak berhenti sebentar pun. Atas prinsip perubahan penampilan harus dilakukan secara lengkap, dia membuka sanggul kecil Youyou dan dalam sekejap mengikat rambutnya menjadi gaya bakso sederhana di tengkuk.
"Inilah yang tidak kamu pahami. Kakakmu ini kelas top, punya 60 juta lebih penggemar di Weibo! Sekarang kamu juga punya fans. Sebagai publik figur seperti kita, tidak boleh mudah dikenali di tempat umum. Harus rendah hati, kalau tidak teman-teman sekolah Wangzai akan tahu dia keluarga kelas top - tamatlah sudah! Nanti setiap hari minta tanda tangan dan foto darinya, bukankah ini akan mengganggu waktu belajarnya?"
Youyou merasa penjelasan itu mengandung sedikit alasan, akhirnya dengan terpaksa menerima operasi penggantian gaya rambut sanggul khasnya oleh Lu Fei.
“Mobil berhenti di depan gerbang Akademi Jingci, Lu Fei yang bertubuh tinggi menggendong si kecil turun dari mobil, jarinya tak lupa menyesuaikan gagang kacamata hitam.”
“Youyou melewati pintu gerbang sekolah yang megah, hati kecilnya mulai deg-degan. Tangannya yang mungil merangkul leher Lu Fei, suara lirihnya penuh kekhawatiran bertanya: ‘Kakak kedua, apa kamu yakin dengan penyamaran ini kita tidak akan dikenali?’”
“Lu Fei sangat percaya diri dengan kostumnya yang menutupi seluruh tubuh dari ujung rambut sampai kaki. Ia memberi gestur ok pada si kecil, nada bicaranya santai: ‘Masak sih, kakakmu ini sudah berpengalaman dalam hal menyamar.’”
“Kedua saudara ini menyebrangi lapangan SMP menuju gedung kelas 7. Dari kejauhan, beberapa siswa yang sedang berjalan berkelompok mulai melirik – belum sampai tiga detik, tiba-tiba terdengar teriakan histeris—”
“‘Aaaaa, itu Lu Fei!!’”
“‘Kenapa Lu Fei datang ke sekolah kita? Apa ada acara khusus?’”
“Wu, Bayi Youyou lucu-lucu banget, lebih imut dibanding yang dilihat di siaran langsung acara realitas. Dia benar-benar kecil sekali!”
“Anak perempuan hari ini ganti gaya rambut! Bakso di kepala juga imut hik hik……”
“Hari ini hari baik apa sih, sampai bisa melihat langsung anak perempuan yang kubesarkan secara virtual di sekolah.”
“Youyou si imut, kakak akan membawa pergi dan langsung cium-cium-cium-cium!”
Lu Fei terdiam linglung di tempat.
Benar-benar tidak masuk akal.
Selebriti top yang bodoh ini tak mampu memahami, padahal dia selalu memakai pakaian bergaya kekinian, pakai masker dan kacamata hitam ke luar, asal waspada jarang dikenali penggemar.
Dia tidak menyangka……sebenarnya kalau berjalan sendiri, karena wajah tidak terlihat, mungkin sekilas mirip pria biasa bergaya kekinian di jalanan yang jago mix and match, mudah tersembunyi.
Bagaimanapun sekarang banyak juga pria biasa yang bisa berdandan, tidak melepas masker juga tidak tahu wajah aslinya seperti apa.
Tapi hari ini dia menggendong Youyou.
Si kecil yang seperti ketan ini duduk di lengannya, masker kucing kecil sama sekali tidak bisa menyembunyikan bahkan seperseribu dari kelucuannya.
Ketan bulat di lengan itu langsung menjadi aksesori fashion ikonik, sama sekali tidak perlu ditebak, bisa langsung terlihat jelas!!!
Ada penggemar perempuan yang tak bisa mengontrol diri berlari sambil berteriak antusias——
“Aaaaa, Kakak bisa kasih tanda tangan?”
“Kak Lu Fei, kamu di dunia nyata jauh lebih ganteng dibanding di layar aaaaa, boleh pinjam Youyou buat kubawa pulang main beberapa hari?”
Bahkan penggemar ibu-ibu Youyou sudah mendekati kegilaan, menghampiri Youyou sambil berteriak penuh cinta: “Bayi Youyou, Ibu sayang kamu!! Ibu akan selalu menyayangimu!!”
“Youyou suka warna karung goni apa, yang pink boleh?”
Si kecil yang masih duduk di lengan kakaknya belum merasakan suasana fan meeting jarak dekat.
“Kepalaku kecil ini pusing-pusing,” ekspresi imutnya penuh kebingungan, “Kakak, apa kau salah orang? Kan kau bukan mama Youyou?”
Youyou benar-benar bingung. Para kakak yang memakai seragam sekolah sama seperti Wangzai gege ini kelihatannya seusia dengannya. Bagaimana mungkin mereka bisa jadi mamanya?
“Hik hik Youyou harta karun kecil, kau terlalu menggemaskan! Aduh gemesnya sampai mau pingsan!”
“Lu Fei cepat peluk erat anak perempuanku ini! Hati-hati jangan sampai dicuri orang!!”
……
Dengan semangat, Lu Fei datang untuk menjadi wali putra ketiga. Tapi baru saja masuk pintu langsung dikenali – situasi ini sama sekali tidak dia duga.
Ya… agak linglung gitu.
Tapi statusnya terbongkar juga ada keuntungannya.
Saat Lu Fei masih setengah sadar menggendong adiknya mencari kantor bagian moral.
Sudah ada mahasiswa yang ramah proaktif memandu jalan untuk mereka.
Lu Fei sebenarnya ingin memahami dulu latar belakang cerita ini, tapi ternyata tidak perlu bertanya—para mahasiswa yang ramah sudah proaktif melaporkan hasil gosipnya, menceritakan seluruh proses kejadian dengan sangat jelas...
Lu Fei mulai merasa kesal. Perasaan "aku ini kakak" itu langsung meluap lebih hebat begitu bertemu putra ketiga.
Dengan pura-pura dewasa, dia menepuk-nepuk bahu putra ketiga sambil berkata dengan nada bijak: "Tenang, Kakak sudah datang. Takkan ada yang berani memperlakukan adikku tidak adil."
Youyou bahkan lebih bersemangat. Dengan wajah geram dan tangan menangkup di pinggang, wajah bulatnya yang imut terlihat galak: "Kakak Wangzai, selama Youyou di sini, takkan ada yang berani menyakitimu!"
Shi Wang: ……Bukannya dia minta tolong ke Lu Yan?
Kepala Dewan Pendidikan Karakter baru saja masuk pintu langsung melihat saudara kandung itu saling menepuk-nepuk dada dengan gaya saling melindungi anak kucing. Ia tertegun sejenak, membersihkan tenggorokannya, lalu bertanya dengan nada resmi: "Boleh tahu... siapa wali murid Shi Wang di sini?"
Lu Fei baru hendak bicara, langsung disambar jawaban bocah tiga kepala yang menepuk-nepuk dadanya sendiri: "Aku! Aku yang jagain Kak Wangzai. Kudengar ada anak nakal mengganggu kakakku, bahkan menghina ibuku! Tidak bisa dimaafkan! Ayo coba ulangi, nanti Youyou panggil polisi tangkap si jahat!"
Ucapan lumeran si kecil membuat suasana ruang dewan pendidikan karakter menjadi... sangat manis.
Kepala dewan yang belum pernah mengalami hal seperti ini berusaha tenang: "Ini... sebenarnya kami memanggil wali murid Shi Wang. Masalahnya menyangkut konflik fisik antar siswa, harap diperlakukan serius."
Lu Fei melirik adik ketiganya, membersitkan batuk kecil, lalu berkata seformal mungkin: "Saya kakak kandungnya. Ada pertanyaan silakan berurusan dengan saya."
Kepala mengamati dari atas ke bawah anak muda bergaya kekinian kelas top ini... Sebenarnya dia mengenal Lu Fei dan adik perempuan ini, justru karena mengenal, baru merasa ini tak masuk akal. Hal absurd seperti ini sampai membuatnya yang sudah belasan tahun berpengalaman jadi bingung.
Dia memperlambat tempo, memaksa mulai berdiskusi: "Hal ini berawal hari ini saat waktu istirahat siang, Shi Wang dan teman sekelasnya Peng Zihan bertengkar. Menurut Peng Zihan, Shi Wang mendorongnya hingga dahinya terluka, kini sedang di klinik mengurus luka..."
Lu Fei baru saja mendengar anak-anak penasaran yang ramai bersuara menceritakan ulang ucapan Peng Zihan yang mengarang-ngarang tentang Shi Ning. Di dalam hatinya kini menjadi tikus tanah yang berteriak histeris: Dorongan kecil itu masih kurang! Anak kurang ajar macam ini harus dihajar dengan kuat!
Namun sebagai wali baru, dia tetap harus berpegang pada prinsip keadilan: "Ini... Xiao Wang, halnya seperti yang dikatakan guru ini?"
Shi Wang dengan ekspresi datar menyangkal: "Bukan, aku tidak mendorongnya. Dia yang ingin mendorongku, aku menghindar, tapi dia sendiri terlalu bodoh sampai terbentur."
Lu Fei langsung tertawa: "Kalau begitu, adikku ini melakukan pembelaan diri, sedangkan si gendut itu yang sengaja mencari masalah sampai terluka sendiri."
"Tidak!!! Dia omong kosong!!!"
Dari luar kantor terdengar sanggahan nyaring. Pang Zihan yang baru selesai membalut lukanya perlahan merangkak masuk didampingi ibunya Hua Zi.
Sikap Pang Zihan sangat keras, wajahnya dipenuhi kebencian: "Sama sekali tidak seperti yang dikatakan Shi Wang! Aku cuma sekadar menyebut gossip selebriti ke teman, tapi Shi Wang langsung mendorong kursi singgasananya hingga aku terjatuh. Lalu dia mendorongku lagi sampai kepalaku terbentur kaki meja dan berdarah banyak! Shi Wang ini gila, kepribadian antisosial! Baru pindah sekolah hari pertama sudah menunjukkan kecenderungan melukai orang!"
Hua Zi mempertahankan sikap orang tua yang berwibawa, nada bicaranya tetap tenang: "Gesekan kecil antar anak-anak itu wajar. Kami juga tidak menuntut teman sekelas Shi Wang untuk mengganti biaya pengobatan dan kerugian mental. Tapi melihat luka parah anak saya, setidaknya permintaan maaf yang layak harus ada."
Shi Wang sudah terlalu sering melihat anak-anak yang suka memutar balikkan fakta dan orang tua munafik yang membalikkan hitam-putih. Sudut bibirnya berkedut halus, hatinya dipenuhi kebencian hingga tak sudi menjelaskan. Lagipula ada rekaman pengawasan di kelas.
Youyou seperti prajurit lobak kecil, berdiri galak di depan Shi Wang sambil bernapas tersengal-sengal: "Kakak Wangzai-ku bukan orang jahat seperti katamu! Kamu yang jahat! Kamu bicara buruk tentang ibuku! Kamu anak nakal!"
Lu Fei juga refleks menghalangi adiknya, dengan suara keras berkata pada ibu Peng Zihan: "Cek rekaman CCTV saja. Jika adikku benar-benar bersalah, berapapun biaya pengobatan akan kami ganti. Jika dia difitnah, kalian siap-siap menerima surat panggilan pengadilan. Rumor tentang ibuku yang diumbar anakmu itu, tak mungkin dia karang sendiri kan?"
Kedatangan Lu Fei dan Youyou memicu banyak berkumpul, banyak siswa berdesakan di luar jendela kantor.
Hua Zi sama sekali tidak panik.
Meski insiden anaknya di sekolah di luar perkiraannya, setelah kejadian dia segera menghubungi sahabat dewan sekolahnya.
Sahabat ini adalah istri pengembang properti. Hua Zi menjanjikan proyek tender sangat populer di Barat kota untuk suami sahabatnya.
Transaksi dengan uang segunung ini, sekalipun lawannya Shi Ning dan Lu Fei, tak ada alasan baginya untuk takut.
Hua Zi dengan tenang berkata: "Baik, mari kita cek rekamannya."
Shi Wang menahan mulut rapat-rapat, wajahnya agak pucat: "Sekalian laporkan ke polisi saja, kalau aku benar-benar sengaja melukai anakmu, kau bisa menindakku."
Kepala bagian moral pendidikan terjepit di tengah-tengah yang sebenarnya sangat canggung.
Anak-anak di sekolah bangsawan seperti ini kebanyakan orang kaya dan terpandang, semua punya koneksi kuat. Begitu terjadi konflik, pihak komite sekolah biasanya ingin meredam masalah besar menjadi kecil.
Tapi karena kedua belah pihak sama-sama meminta pemeriksaan rekaman, tidak ada cara lain.
"Kalau begitu, para hadirin silakan duduk sementara, saya akan memberi tahu ruang pengawas untuk mengambil rekaman video CCTV kelas 1 SMP di siang hari."
……
Hua Zi duduk di sofa ruang istirahat, sesekali membelai anaknya Harimau Gemuk yang mengerang kesakitan, terlihat sangat santai.
Awalnya Shi Wang tidak tegang, tapi sebagai orang yang teliti, ia segera menyadari sikap ibu Harimau Gemuk ini terlalu tenang?
Seolah segala sesuatu sudah berada dalam genggamannya.
Youyou sepertinya menyadari ketegangannya.
Tubuh mungilnya menempel erat pada Shi Wang, lengannya terangkat tinggi, tangan gempal putih lembut seperti kapas mendarat di ubun-ubunnya, perlahan membelai rambutnya, suara lirihnya menghibur dengan pelan: "Kakak Wangzai tidak usah takut, Youyou akan melindungimu, usap-usap bulu, tidak usah takut-takut."
Shi Wang: "…………" Seolah ada sesuatu yang aneh mengalir deras dari bagian kiri dadanya.
Itu adalah perasaan hangat, panas, dan agak asing baginya.
……
Firasat Shi Wang ternyata benar.
Sepuluh menit kemudian, petugas sekolah dari ruang pengawas berlari terengah-engah menjelaskan: "Rekaman CCTV kelas 1 Tahun Baru Imlek hari ini rusak entah kenapa, sejak pagi gambarnya tetap hitam."
Masalah ini jadi semakin intens, banyak mahasiswa yang memanfaatkan waktu istirahat untuk mengerumuni dan ikut nimbrung dalam gosip.
Wakil Kepala Sekolah pun datang menangani insiden ini.
Wakil Kepala Sekolah mengerutkan kening: "Bisa direparasi? Jika bisa, segera perbaiki."
Wajah Shi Wang berubah pucat pasi, hatinya seperti dihunjam batu berat.
Dari tadi dia sudah menduga hal ini tidak sesederhana itu...
Pasti ada trik kotor dari ibu si Pan Hu.
Pekerja sekolah menjawab ragu-ragu: "Wakil, untuk sementara sulit dipastikan. Harus menunggu teknisi melakukan diagnosa, mungkin butuh waktu dua hari."
Lu Fei juga menyeringai: "Lama sekali? Sekolah besar dengan biaya selangit begini, bahkan tidak punya programmer kompeten di ruang pengawas?"
Hua Zi tetap tenang.
Peng Zihan adalah anak yang dikaruniai suaminya di usia senja. Meski belum tercatat dalam silsilah keluarga Peng, dia yakin itu hanya masalah waktu. Sekalipun Zihan membuat masalah, ayahnya pasti akan melindunginya.
Lagipula, anak Shi Ning yang populer itu pun baru-baru ini hampir kehilangan popularitas karena dihujat habis-habisan.
Jika Shi Ning menikah dengan orang berpengaruh dan punya pelindung, tidak mungkin Lu Fei sama sekali tidak memiliki koneksi bisnis.
Dulu, demi mendapatkan peran pendukung penting di sebuah film, dia bahkan menggugurkan anak yang dikandungnya. Ini membuktikan betapa besar harapannya pada proyek itu. Sutradara pernah mengatakan bahwa dari pemeran utama hingga pendukung, semua punya peluang bersaing di Golden Horse Award. Meski bukan pemeran utama wanita, perannya sangat signifikan dan menjadi karakter paling sukses sepanjang kariernya.
Semua orang yakin tahun itu Best Supporting Actress Golden Horse pasti jadi miliknya. Namun saat pengumuman nominasi, peran cameo yang Shi Ning mainkan sekadar membantu teman sutradara malah masuk nominasi.
Saat itu Shi Ning sudah memenangkan begitu banyak penghargaan hingga tangannya lemas. Meski hanya muncul 20 menit di film tersebut, akhirnya dia berhasil menyabet Best Supporting Actress Golden Horse tahun itu.
Hua Zi terpukul berat. Sejak saat itu tak pernah lagi mendapat peran secemerlang itu. Setelah melahirkan Peng Zihan, bertahun-tahun dia berjuang mati-matian untuk masuk ke lingkaran atas dengan menguras semua upaya.
Penyesalan terbesarnya adalah sampai pensiun tak pernah memenangkan penghargaan, jadi saat melihat adegan comeback Shi Ning di siaran langsung 《Halo Pasangan》, dia dengan penuh kekejaman memaksa anaknya mendengarkan berbagai keburukan tentang Shi Ning.
……
Wakil kepala sekolah juga terlihat canggung: "Begini, hari ini sudah mendekati jam pulang sekolah, alangkah baiknya para hadiran bersabar menunggu sampai data pemantauan pulih, pihak kampus pasti akan memberi tahu semuanya saat itu juga."
Meski Youyou baru tiga tahun, dia terus mengarahkan telinga kecilnya dan mendengar seluruh percakapan dengan jelas.
Dengan geram dia menyangga pinggang gembulnya, berkata kata demi kata: "Tidak mungkin! Sistem pengawasannya rusak terlalu kebetulan! Youyou tak percaya, Kakak Wangzai juga tak percaya, kecuali kalian ajak kami melihat langsung!"
Lu Fei juga tersadar, bergemuruh: "Benar, bawa kami ke ruang pengawas! Biar kami lihat kebetulan tak masuk akal ini benar terjadi atau tidak."
Hua Zi dalam hati tahu pengawasan sudah diurus sejak sebelum mereka datang. Lu Fei ini terlihat seperti idol tak berotak tipikal, adik perempuannya pun hanya si kecil tiga tahun yang bisa mengeong-ngeong.
Apa yang perlu dia takuti?
Dulu dia kalah dari Shi Ning, kini tak ada alasan untuk kalah lagi pada anak Shi Ning.
Hua Zi juga mengundurkan diri sambil berkata: "Baik, mari kita pergi bersama ke ruang pengawas. Aku juga ingin tahu apakah teman sekelas Shi benar-benar sengaja menyakiti Zihan keluarga kami."
Youyou melangkah dengan langkah kecil mengikuti pasukan besar menuju ruang pengawas.
Lu Fei dan Shi Wang berjalan berdampingan, sedang berbisik-bisik mengkonfirmasi latar belakang dan detail peristiwa yang terjadi.
Langkah kecil Youyou yang lambat membuatnya tertinggal di belakang.
Saat si kecil sedang mencurahkan seluruh isi otaknya memikirkan cara membantu kakak Wang... tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahu kecilnya dari belakang.
Youyou menoleh ke belakang, melototkan mata hitamnya yang seperti anggur dengan heran: "Kak Huai Jin! Kenapa Kakak ada di sini?"
Sorot mata Huo Huai Jin jernih, nada bicaranya lembut, menjawab singkat: "Aku teman sekelas Shi Wang."
"Ah??" Youyou baru menyadari baju kakak tampan ini, ternyata hari itu dia memakai seragam sekolah yang sama dengan Kak Wangzai!
Meski terlihat seperti setelan jas yang sama... tapi sekilas ada yang terasa berbeda.
Mungkin cara memakainya yang terlihat sangat berbeda??
Kak Huai Jin... cantiknya terlalu istimewa.
Secara naluriah Youyou menggenggam tangan kecil anak laki-laki itu, dengan suara mungil yang tergesa-gesa menceritakan masalah ini pada teman barunya.
Wajah anak laki-laki itu tidak menunjukkan riak gelombang, Youyou mengira dia juga tidak punya cara.
Bagaimanapun mereka masih anak-anak, apa yang bisa dilakukan anak kecil terhadap masalah yang bahkan orang dewasa tak bisa selesaikan?
Sampai di depan pintu ruang pengawas, Youyou menundukkan kepala kecilnya dengan lesu.
Meski Kakak Wangzai tidak terluka, dia tetap merasa sepertinya tidak memberikan bantuan substantif.
Lagipula anak laki-laki gemuk yang jelek itu mengatai keburukan Ibu!
Youyou meledak marah(╬◣д◢)!
……
Sekelompok orang dewasa berkerumun di ruang pengawas, Lu Fei juga dengan gesit mengeklik mouse berusaha memastikan apakah rekaman pengawasan memang terekam.
Sama sekali tak ada yang menyadari kehadiran anak laki-laki enam tahun yang tiba-tiba muncul di samping mereka, duduk di kursi komputer yang terlalu tinggi hingga kakinya tak sampai ke lantai, hanya bisa melayang-layang.
Anak kecil itu menggunakan komputer yang tak diperhatikan, jari-jari pucatnya menari cepat di keyboard seolah mengetik kode tertentu.
Kecepatan mengetik kodenya membuat petugas sekolah yang sedang mengelabui di ruang pengawas mengira dia cuma mengganggu.
“Gak masuk akal, kok ada anak sekolah dasar yang kabur ke area SMP buat mengganggu?”
