Sejak kecil Youyou memang agak takut anjing, terutama jenis yang sangat galak dan suka menggonggong padanya.
Tapi karena Kakak Wangzai menyukainya, Youyou mengumpulkan nyali dan melangkah masuk ke pintu pusat penyelamatan anjing liar.
Di ruangan berukuran sedang, dua baris di kiri dan kanan berisi sangkar-sangkar yang dihuni banyak anjing liar.
Si kecil yang seperti lobak pendek, dengan hati-hati mengangkat kepalanya yang mungil. Dia tegang bagai burung puyuh ketakutan... Tapi pemandangan menyeramkan yang dibayangkannya tak kunjung muncul.
Anjing-anjing dengan warna dan postur tubuh berbeda seolah sepakat merendahkan suara, khawatir menakuti bayi manusia mini di hadapan mereka.
Beberapa anjing menyelinapkan kepala penasaran ke arah Youyou, mata berkaca-kaca mereka menatapnya.
Yang lain lelah berbaring, namun tetap membuka mata mengamatinya dengan tenang tanpa terburu-buru.
Youyou kecil dalam detik itu merasakan niat baik para anjing.
Sepertinya, dia tiba-tiba mengerti mengapa Kakak Wangzai suka berteman dengan anjing-anjing.
Lu Yan dengan tenang berjaga di belakangnya. Melihat sang adik tidak bersuara dan tidak menunjukkan ketakutan yang jelas, dia diam-diam menjaga seperti ksatria hitam bagi si kecil putri.
Tiba-tiba sorot mata Youyou tertarik pada isakan lemah dari sudut ruangan. Dengan langkah kecilnya yang mungil, dia mendekat sambil berjinjit. Terlihatlah seekor anjing kecil berbulu putih salju...
Si anjing kecil segera menyadari kehadiran Youyou. Mata legam yang berbinar-binar itu mengalihkan pandangan sejenak, lalu seluruh tubuh mungilnya mengkerut di sudut sangkar, penuh kewaspadaan dan sikap waspada.
Ini pertama kalinya Youyou melihat anjing sekecil ini. Tak kuasa menahan diri, dia tersenyum pada si anjing sambil melambai-lambaikan tangan mungilnya. "Namamu siapa? Kamu sangat kecil dan lucu! Matamu mirip Kakak ketiga Youyou... Mau ikut Youyou pulang ke rumah?" tanyanya dengan suara lembut khas anak kecil.
Anjing kecil putih salju mengulurkan kepalanya dengan lemah, mengamati Youyou dengan tatapan takut...
Setelah lama, dengan isakan suara lumeran, ia menerima undangan Youyou.
……
Lu Yan mengantar Youyou membeli kotak hewan peliharaan baru untuk anjing kecil yang baru diadopsi, lengkap dengan kemesraan, tongkat penggeretak gigi...
Personel pusat penyelamatan sangat bertanggung jawab. Semua anjing telah divaksinasi, tubuhnya bersih, hanya saja terlalu kurus.
Kakak petugas terlihat menyayangi anjing kecil putih salju ini. Sebelum berpisah, ia mengusap kepala mungilnya, berkata pada Youyou: "Anjing ini seharusnya baru saja lahir lalu ditinggalkan oleh keluarga pemiliknya. Kekurangan nutrisi, fisiknya lemah, tapi tidak berpenyakit. Ini anjing kecil yang sehat."
Youyou berkata dengan suara kekanakan dan wajah serius: "Kakak tenang demi, kakakku pasti akan membiayai anjing kecil ini sampai gemuk."
Di perjalanan pulang, Lu Yan berdiskusi dengan Youyou: "Youyou, bagaimana kalau untuk sementara kita titipkan anjing ini di rumah Kakakmu? Nanti saat kamu sudah siap memberikan kejutan untuk Xiao Wang, Kakakmu akan mengantarkannya lebih awal. Dan... kalau kita mau memelihara anjing di rumah, bukankah seharusnya kita berdiskusi dulu dengan Ibu?"
Lu Yan selalu mempertimbangkan segala hal dengan matang.
Dari cerita Youyou, dia mengetahui bahwa Xiao Wang sepertinya sangat menyukai anjing - sering memberi makan anjing liar sendirian dan bahkan menyumbangkan uang ke pusat penyelamatan anjing liar.
Tapi yang dia tahu, Xiao Wang sebelumnya belum pernah memelihara anjing.
Selama ini Xiao Wang selalu tinggal bersama Shi Ning. Mungkin ada detail kehidupan tertentu yang tidak mereka ketahui.
Youyou yang paham juga merasa perkataan kakaknya masuk akal, lalu memutuskan untuk pulang dan meminta pendapat Ibu terlebih dahulu.
……
Shi Ning terlihat terkejut setelah mendengar: "Bayi Youyou khusus pergi ke pusat penyelamatan untuk memilih seekor anjing yang disiapkan sebagai hadiah untuk kakak Xiao Wang?"
Youyou menganggukkan kepala kecilnya: "Kakak Wangzai Kini tidak menyukai Einstein lagi, tapi Youyou menemukan dia sangat menyukai anjing. Jadi Youyou ingin memberikan seekor anjing untuk menemaninya. Kakak Wangzai baru saja kembali ke Yanjing, sama sekali tidak punya teman. Kakak sulung dan kakak kedua juga biasanya sibuk bekerja. Dengan ada anjing kecil yang menemani Kakak Wangzai, mungkin dia tidak akan merasa kesepian lagi."
Kenangan Shi Ning kembali ke beberapa tahun lalu. Dia pernah memang menemukan Xiao Wang cukup menyukai anjing kecil, dan juga pernah bertanya apakah Xiao Wang ingin memelihara seekor anjing di rumah.
Namun saat itu Xiao Wang menolak, mengatakan bahwa memelihara anjing sangat merepotkan dan dia malas memeliharanya.
Sifat Shi Ning yang selalu menghargai keinginan anak sendiri membuatnya tidak memaksanya lagi setelah Xiao Wang berkata demikian.
Kini ketika dipikir-pikir... mungkin alasan "ribet" yang disebut-sebut Xiao Wang dulu sebenarnya karena takut merepotkanku. Aku yang punya kebiasaan bersih berlebihan dan insomnia kronis, terutama tidak tahan suara di malam hari. Mungkin Xiao Wang menolak memelihara anjing karena khawatir anjingnya akan menggonggong dan menggangguku.
Memandangi anak perempuannya yang bersinar bak matahari kecil, hati Shi Ning meleleh oleh kelembutan. Ia mengusap lembut pipi hangat Youyou: "Youyou memang malaikat kecil. Hadiah ulang tahunmu pasti akan menjadi hadiah terhebat yang pernah diterima Xiao Wang."
……
Mendapat dukungan dari ibu, Youyou sangat gembira.
Masih ada sekitar setengah bulan menuju ulang tahun Kakak Wangzai... Tapi otak kecilnya sudah tak terkendali membayangkan adegan Kakak Xiao Wang menggendong anak anjing yang lucu.
Lu Yan yang duduk di samping mengambil ponselnya, menunduk mengetik pesan balasan.
Kemudian, selagi Shi Ning naik ke lantai atas untuk kembali ke kamar mandi, dia dengan misterius menggendong Youyou dan bersembunyi di kamarnya sendiri.
Belakangan ini, Youyou sudah terbiasa dengan kebiasaan Kakaknya. Dengan suara mungil yang meyakinkan, dia berkata, "Kakak, apakah Ayah akan video call dengan Youyou lagi?"
Lu Yan sama sekali tidak bisa mengatasi adiknya yang lihai ini.
Jari-jari panjangnya memencet pipi si kecil, sambil tersenyum manis, "Youyou memang pintar."
Youyou digendongnya duduk di depan meja komputer, kedua lengannya merangkul di dada. Begitu telepon video tersambung, dia langsung tanpa sungkan mengeluh pada pria di seberang, "Ayah memalukan, Ayah bohong pada Youyou! Ayah janji akan segera pulang, tapi sampai sekarang belum juga kembali. Hm!"
Selama di rumah, Youyou hampir setiap hari mengharapkan Ayahnya pulang.
Bahkan dia pernah bermimpi bangun dan melihat Ayah duduk di tepi ranjang kecilnya, bersama Ibu yang mengapit dan mencium pipi gemuknya.
Tapi setiap pagi saat terbangun, yang dirasakan hanyalah kekecewaan.
Belakangan ini, Ayah hanya berkomunikasi dengannya melalui video.
Menghadapi keluhan putri kecilnya, Lu Yu di seberang layar merasa mengasihani sekaligus menghela napas.
Dia benar-benar tidak tahu bagaimana menjelaskan pada Youyou yang masih tiga tahun tentang apa yang telah dialaminya selama setengah bulan terakhir...
Hanya bisa mengangkat tangan dan menyerah pada putrinya dengan wajah memerah: "Ayah salah, Ayah tidak baik. Youyou jangan marah ya? Kasih Ayah sedikit waktu lagi."
……
Situasi memalukan tertentu tidak bisa dicurhatkan oleh Mr. Lu kepada siapapun.
Tapi Sekretaris Chen menguasai semuanya dengan baik.
Apakah Mr. Lu tidak berinisiatif berdamai selama ini?
Bukan begitu.
Mr. Lu selalu memantau perubahan kondisi kesehatan Nyonya melalui Tuan Muda Lu Yan, mengetahui bahwa kesehatannya mulai stabil dan penampilannya menunjukkan perbaikan signifikan selama di Yanjing.
Tuan Lu semakin hari semakin hati gelisah, semakin tidak bisa menahan diri.
Akhirnya ia kembali mengumpulkan keberanian, dengan membawa "keberanian seekor beruang dan hati macan tutul" yang dicurinya, mengirimkan email panjang kepada nyonya.
Maksudnya sederhana dan jelas, sekaligus penuh ketulusan... Bukan untuk merangkulnya, juga tanpa harapan lain.
Hanya berharap bisa duduk bersama keluarga menyantap makanan, meski tak diizinkan masuk rumah, memesan hidangan di hotel pun ia sudah sangat bersyukur.
Ingin tahu hasil seperti apa yang didapat dari email penuh kerendahan hati ini?
Hah.
Sekretaris Chen tersenyum dengan raut wajah yang menyimpan prestasi tersembunyi, tak ada yang lebih paham darinya.
Setelah email berhasil dikirimkan——
Tuan Lu——seorang miliuner terkemuka dalam daftar orang terkaya Forbes.
Dengan raut tegang dan sorot mata panik, duduk gelisah menghadap layar komputer.
Sampai tanda 【Telah Dibaca】 muncul di email itu, jantung Tuan Lu hampir copot.
Dengan gelisah menunggu tiga menit lagi, email pun mendapat balasan.
Cepat sekali! Begitu cepat! Hanya tiga menit! Dibulatkan bisa dianggap langsung membalas!
Dibulatkan kira-kira Ningning langsung membalas kabarnya!
Wajah Mr. Lu penuh sukacita ╰(°▽°)╯
Sekretaris Chen langsung melihat Mr. Lu mengulurkan tangan, dengan gemetar menggeser mouse, wajah penuh harap membuka balasan——
Namun, email balasan tidak berisi bahasa Mandarin maupun tulisan Inggris, hanya ada satu lampiran.docx.
Saat membuka lampiran, judul besar yang mengejutkan menghantam wajah Mr. Lu.
——《Perjanjian Perceraian Versi 11.0》
Sumber dalam tahu Sekretaris Chen menyatakan, andai Mr. Lu tidak sigap menyangga meja, pasti dia sudah melotot lalu langsung pingsan.
Sekretaris Chen juga kaget, dia mengulurkan tangan dengan mantap menyangga direkturnya, dalam hati tak kuasa memberi nilai sempurna untuk nyonya.
Dia juga menemukan detail penting, tanpa basa-basi mengingatkan Lu Yu:
“Mr. Lu, email ini sepertinya balasan otomatis yang sudah diatur sebelumnya oleh Nyonya.”
Usai mengucapkan ini, ia (dengan perasaan cemas) (bersuka cita atas kesialan orang) sama sekali tak berani melihat ekspresi Mr. Lu——
6 Nyonya tetap yang paling jago.
Langsung menggunakan perjanjian perceraian sebagai balasan otomatis, Nyonya benar-benar jagoan, melebihi orang kejam biasa.
……
Melihat ekspresi Ayah yang jelas-jelas frustrasi di layar video.
Youyou tak ingin menyulitkan Ayah, ia mengangkat tangan gempalnya, menepuk-nepuk virtual bahu Lu Yu melalui layar, berkata dengan suara kekanakan: "Ayah jangan terlalu sedih, Youyou tahu Ayah sudah berusaha keras."
Lu Yu sendiri juga merasa panik dalam hati.
Dulu tak berani, juga tak punya alasan yang sah.
Tapi kini berbeda, ada Youyou.
Diketahui Youyou tahun ini berusia tiga tahun, datang dari enam tahun kemudian melalui perjalanan waktu.
Dari sini bisa dihitung, Youyou seharusnya lahir tiga tahun kemudian.
Setelah menghitung ulang, dia dan Ningning paling lambat harus ruju dalam dua tahun agar bisa mengandung Youyou.
……
Sosok Ayah yang sekarang, sebenarnya membuat Youyou merasa sedikit asing.
Karena dalam dunianya, Ayah adalah sosok yang serba bisa, keberadaan yang lebih hebat dibanding tiga kakak laki-lakinya.
Mama juga pernah bilang dia matang dan bijaksana, lembut dan sabar, mahir merencanakan strategi, bisa mengangkat beban berat dengan mudah.
Sepertinya dia belum pernah melihat Ayah terjatuh oleh saat susah apa pun.
Youyou mengawasinya dengan tenang, suara mungilnya seperti embun yang meresap pelan-pelan: "Ayah, Mama bilang, di depan orang yang kita cintai, harus berani sedikit."
Raut Lu Yu berubah, penasaran: "Mamamu... kapan bilang kalimat seperti itu?"
Youyou memutar mata besarnya, sambil mengingat dia berkata: "Suatu kali Ayah Ibu sedang mengobrol di kursi santai balkon besar, membahas topik seandainya kalian suatu hari berpisah. Ayah bilang, tidak mungkin ada hari seperti itu, tapi Ibu berkata, hidup tidak pasti. Jika benar ada hari seperti itu, Ibu berharap Ayah berani sedikit, karena Ibu sangat mencintaimu. Jika Ibu memilih berpisah denganmu, pasti karena Ibu sangat takut, merasa tidak punya keberanian lagi untuk mendukungnya bersama Ayah. Jadi Ibu berharap Ayah bisa lebih berani, lebih proaktif, lebih toleran terhadap ketakutannya."
Wajah tampan Lu Yu, saat ini berubah pucat kemerahan, berkerut gelap tak terbaca, dadanya naik turun bergelombang, sudah lama tidak bisa mengeluarkan suara.
Di sampingnya, Lu Yan yang diam-diam nge-cp orang tua yang sudah BERAKHIR ini merasa topik ini malam ini bisa diakhiri di sini. Kalau tidak, Ayah pasti akan insomnia, mungkin bahkan dia yang cuma polos nge-cp ini juga ikutan insomnia.
Maka Lu Yan dengan cepat memberikan respons setengah hati dan memaksa mengakhiri panggilan video.
Ia menatap mata besar Youyou yang berbinar, bertanya penuh kecurigaan: "Apakah ucapan-ucapan ini benar-benar dari Ibu?"
Youyou membuat wajah konyol dengan menjulurkan lidah: "Nyeleneh-nyeleneh, Kakak tebaklah!"
Sebenarnya... Ayah Ibu memang pernah membahas topik hipotetis semacam ini.
Tapi tentang detail perkataan Ibu, kepala kecil Youyou sudah tak mampu mengingatnya dengan jelas, hanya tersisa serpihan-serpihan memori yang sporadis.
Itu adalah hasil rekonstruksinya berdasarkan pemahaman diri sendiri tentang Ayah Ibu.
Ucapan polos balita tiga tahun itu bagai gayung bersambut di telinga ayah berusia 44 tahun, seolah mendapat wejangan hidup dari seorang pembimbing emosional.
Lu Yan mengusap rambut kecilnya, hati dipenuhi rasa penasaran: "Di rumah sebelum Youyou melakukan perjalanan lintas waktu... Apakah hubungan Ayah Ibu benar-benar serumah itu?"
Youyou tidak sedikit pun ragu mengangguk kuat: “Iya, Ayah Ibu adalah pasangan paling saling mencintai di seluruh dunia.”
Minggu depan Lu Fei dan Youyou akan melanjutkan partisipasi dalam rekaman acara realitas.
Dengan hadiah misterius Youyou, Lu Fei juga mengusulkan untuk mengadakan pesta ulang tahun Wang Zai, merayakannya lebih awal.
Bagaimanapun… ini adalah ulang tahun pertamanya sejak kembali ke Yanjing.
Shi Ning memiliki kekhawatiran, dia berkata Xiao Wang menyukai ketenangan dan mungkin tidak terlalu suka pesta yang terlalu ramai, apalagi Xiao Wang tidak punya banyak teman di Yanjing, mengundang orang yang tidak akrab hanya akan membuat canggung.
Lu Yan berpikir sejenak lalu mengusulkan: “Bagaimana kalau sekeluarga makan sederhana di rumah sambil membeli sesuatu untuk persiapan dekorasi dan memesan kue yang cantik.”
Lu Fei setuju: “Boleh juga. Nanti setelah dia punya lebih banyak teman di sekolah, tahun depan baru kita buat pesta meriah juga tidak terlambat.”
Youyou memiringkan kepala kecilnya, membayangkan suasana merayakan ulang tahun Kakak Wangzai. Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuatnya sangat antusias.
Shi Ning juga menanti-nanti.
Dulu hanya dia dan Xiao Wang berdua. Meski tetap merayakan, setiap tahun terasa dingin dan sepi.
Bertahun-tahun ini, Xiao Wang hidup terlalu sendirian...
Keempat orang ini memanfaatkan waktu saat Xiao Wang sedang bermain game di kamarnya, berkumpul di sofa lantai satu vila untuk merencanakan kejutan.
Percakapan semakin memanas, bahkan sampai membuat mereka tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba, suara berderit pintu terbuka dari lantai atas—
Youyou yang waspada mengangkat jari telunjuk mungilnya yang gemuk, meletakkannya di mulut sambil berseru "Ssst!"
Ketiga orang dewasa itu cukup tahu diri, langsung diam seribu bahasa.
Sayangnya... Xiao Wang yang sedang mendorong pintu keluar? untuk mengambil sepotong sandwich dari kulkas sebagai makanan malam, tak sengaja menyaksikan gambaran ini.
Mereka bertiga dewasa dan satu anak, yang awalnya sedang riang gembira.
Meski tak tahu sedang membicarakan apa, tetapi terlihat percakapan mereka berlangsung menyenangkan.
Dialah yang tiba-tiba membuka pintu dan mengganggu mereka, sehingga mereka menghentikan topik pembicaraan. Jelas mereka tak ingin melanjutkan percakapan di hadapannya.
Dialah… yang mengganggu mereka.
Shi Wang memandang kondisi Ibu yang semakin membaik dari hari ke hari, dalam hatinya ia merasa senang.
Tak sedikit pun ia merasa iri terhadap hubungan baik Ibu dengan kedua kakaknya, atau dengan Youyou...
Hanya saja, ada sedikit kekecewaan yang tersisa.
Ia berkamuflase seolah tak terjadi apa-apa, langsung menuruni tangga menuju kulkas di dapur terbuka untuk mengambil sepotong sandwich dan sebotol jus.
Shi Ning menghampiri dan bertanya penuh perhatian: "Sudah larut begini, makan yang dingin tidak baik untuk perut. Mau dipanaskan dulu di microwave? Atau Ibu buatkan mi untukmu?"
Shi Wang berusaha keras menyembunyikan kesepian dalam hatinya, bahkan menolak dengan gaya bercanda yang santai: "Tak perlu, aku sudah terbiasa makan yang dingin. Dan… soal keterampilan memasak Ibu, lebih baik jangan buat mi deh."
Lu Yan juga tertawa: "Ibu dan Xiao Fei memasak mi pasti gosong, aku benar-benar tak paham, bukankah cuma perlu tambah air saja?"
Lu Fei tidak terima sambil memutar matanya: "Kalau begitu, Kakakmu yang masak mi instan level kok Michelin biar kulihat, kebetulan aku juga lapar."
"Masak ya masak," Lu Yan bahkan sudah berdiri, melangkahkan kaki panjangnya bersiap mendekat, "Xiao Wang, kamu mau makan mi apa?"
Suasana penuh kehangatan ini... membuat Shi Wang sangat belum bisa membiasakan diri.
Ia terus-menerus melambaikan tangan: "Tak perlu-tak perlu, benar-benar tak perlu, aku sekarang cuma ingin makan sandwich saja."
Shi Wang seperti melarikan diri dari lokasi kejadian dengan cepat kabur ke kamarnya.
Ia mengunci pintu kamar, tangan menggenggam sandwich dingin, ingat betul bagaimana tiba-tiba mereka diam seribu bahasa, situasi canggung itu...
Hati, seolah ada bagian yang dikosongkan.
