Lu Yan dan Shi Wang saling bertukar pandangan tak terkendali ke arah lutut sang kakek...
Lao Ye Lu Zecheng meraut wajah kaku, berpura kesal: “Omong kosong! Aku cuma tak sengaja terbentur lutut, itu murni kebetulan, bukan karena kaget! Jangan dengarkan nenekmu yang ngawur itu.”
Lu Yan yang paham sifat sang kakek, tersenyum melunakkan situasi: “Iya iya, hal sepele seperti lintas waktu mana mungkin menggoyahkan Tuan Lu Zecheng yang teguh seperti gunung, tenang menghadapi badai, tak gentar di tengah bahaya ini.”
Lao Ye yang digoda cucunya langsung marah sambil menggerutu: "Lu Xiao Yan, kau berani mengolok-olok kakekmu juga? Hm, persis seperti ayahmu, tak ada gaya yang benar!"
Nyonya Jiang Yuzhen sama sekali tak menghargai pasangannya, matanya tertuju pada tayangan di layar besar dengan raut penuh harap: "Youyou si manis... benar-benar menggemaskan, wajahnya juga mirip sekali dengan ibumu saat muda. Setelah selesai syuting, pastikan bawa dia pulang biar nenek bisa cium!"
Di dalam hati, Nyonya Jiang sebenarnya berharap menantu perempuan bisa membawa Youyou dan Xiao Wang kembali berkunjung.
Hanya saja, entah apakah cita-cita yang hampir mustahil ini... masih ada kemungkinan untuk terwujud.
Bahkan Shi Wang yang jarang menampakkan ekspresi wajah pun tak tahan melihat tingkah lucu pasangan tua kakek-nenek ini.
Ini bahkan pertama kalinya dia melihat sisi bermain-main Lu Yan yang khas generasi cucu.
Sepertinya…… hubungan Lu Yan dengan kakek-neneknya sangat dekat.
Suasana keluarga besar keluarga Lu juga jauh berbeda dari bayangan Shi Wang.
Faktanya, meski telah hidup 10 tahun bergantung pada ibu di negara Y dan terbiasa diejek sebagai anak tanpa ayah,
Dia tahu siapa ayahnya. Bahkan selama beberapa tahun, rasa penasarannya pada keluarga Lu memuncak. Seringkali saat sendirian, dia mencari berbagai informasi online, menyusun serpihan informasi digital untuk membayangkan sosok ayah kandungnya.
Dia pernah melihat foto Lu Yu, juga Lu Zecheng, bahkan foto kakek buyut sekalipun berhasil ditemukannya.
Mereka semua terlihat begitu berkelas dan angkuh, seolah-olah keberadaan mereka tak tersentuh.
Memandangi ibu yang terpuruk, Shi Wang secara alami membayangkan banyak hal negatif tentang keluarga Lu……
Shi Ning yang berasal dari kawasan kumuh Hong Kong pasti mengalami pengucilan di keluarga Lu, bahkan mendapat perlakuan keras dan diperlakukan semena-mata, sementara Lu Yu sebagai suami tidak memberikan dukungan yang seharusnya.
Karena itulah dia menderita depresi pascapersalinan yang parah, bahkan berkembang menjadi depresi berat yang tak kunjung sembuh, sempat menunjukkan gejala awal skizofrenia.
Tapi hari ini, segala yang terlihat di depan mata, suasana yang rileks, lingkungan yang menyenangkan.
Semua ini membuat Shi Wang merasa batinnya kacau-balau.
Seolah... ada kesalahpahaman yang terjadi.
Mungkin... hubungan antara keluarga Lu dan ibunya tidak seperti yang dibayangkannya.
……
Pasangan tua itu terus mengajak kedua cucu mereka mengobrol panjang.
Meskipun Lu Zecheng telah mengambil laporan verifikasi dari pusat verifikasi ulang, dan mendapat penjelasan tentang asal-usul Youyou dari mulut Lu Yu.
Tapi mengingat usia mereka yang sudah lanjut, dan minimnya paparan terhadap karya fiksi ilmiah.
Walau percaya, kadang saat terbangun masih terasa keraguan yang mengambang.
Lu Yan dengan sabar berjanji: "Setelah Youyou kembali ke Yanjing, pasti kubawa dia menemui kakek-nenek. Jangan khawatir, Youyou benar-benar ada. Sudah lama kuperhatikan dan kulakukan banyak penelitian terkait. Meski peristiwa lintas waktu terjadi, hal ini sendiri membutuhkan kebetulan yang sangat khusus. Seharusnya dia tidak akan tiba-tiba kembali ke masa lalu dalam waktu dekat."
Waktu kebahagiaan keluarga yang menyenangkan berlalu begitu cepat, sekejap mata malam telah larut.
Jiang Yuzhen mendesak Lu Zecheng untuk tidur: "Sudah jam berapa ini? Kakek tua kok belum juga istirahat, sama sekali tidak punya kesadaran diri."
Lao Ye melirik jam dinding dengan ekspresi tidak mau mengalah, nada bicaranya terdengar sedih tapi berpura-pura dewasa: "Kita kan sebaya. Tidur orang tua memang sedikit. Kamu saja belum tidur, kenapa aku yang harus dipaksa tidur?"
Jiang Yuzhen mendorong-dorongnya sambil bersungut: "Jangan banyak alasan! Aku tidak punya tekanan darah tinggi atau penyakit kardiovaskular. Cepatlah! Masih ada curhat yang ingin kusampaikan ke Xiao Wang."
Kakek akhirnya dipaksa kembali ke kamar tidur di bawah "kekuasaan tirani" nenek.
Lu Yan melihat jam dan berkata: "Sudah larut, nenek juga harus istirahat. Xiao Wang besok masih harus sekolah."
Nyonya tua Jiang Yuzhen menarik tangan Shi Wang menuju ruang baca besar. Sudut matanya berkaca-kaca, tapi nada bicaranya tetap berusaha santai: "Cuma dua puluh menit lagi. Biarkan nenek menemani Xiao Wang sebentar."
Nenek mengeluarkan banyak album foto tebal.
Desain album sudah mulai kekuningan, tapi permukaannya masih bersih rapi. Terlihat jelas sering dirawat dan disimpan dengan penuh perhatian.
Jiang Yuzhen menggenggam tangan Shi Wang sebelah tangan, sementara tangan lainnya membalik halaman album. Suaranya yang penuh kasih sayang mengalun dalam kenangan: "Lihat, ibu kalian dulu waktu muda sangat cantik. Meski sekarang masih cantik, tapi di masa itu... sungguh gadis langka yang sulit ditemui tandingannya. Menyebutnya sebagai wanita tercantik pertama Hong Kong sama sekali bukanlah berlebihan."
Lu Yan jelas-jelas telah melihat foto-foto ini sebelumnya. Ekspresinya tampak datar tanpa gejolak emosi.
Tapi Shi Wang justru menunjukkan reaksi yang sama sekali berbeda.
Ia belum pernah melihat foto-foto ini sebelumnya. Semakin banyak halaman yang dibalik, semakin jelas terpancar keterkejutan dan kepanikan di wajahnya.
Beberapa album tebal itu tersusun rapi berdasarkan kronologi waktu dengan sangat teliti.
Catatan waktu paling awal bahkan berasal dari lebih dua puluh tahun silam...
Shi Wang menatap sosok ibu muda yang tersenyum lebar dalam foto, tubuhnya bersandar mesra di sebelah Lu Yu yang juga masih belia. Keduanya benar-benar terlihat seperti pasangan yang ditakdirkan langit.
Mereka berpegangan tangan, melewati berbagai tempat, di negara berbeda, musim berbeda, pemandangan berbeda, memotret berbagai foto perjalanan, foto kehidupan, dan foto pernikahan mereka...
Dalam foto-foto itu, Shi Ning mengenakan gaun berbagai warna, senyumnya manis sekali, matanya juga berbinar, benar-benar seorang gadis yang terbungkus cinta dan kebahagiaan.
Kemudian... muncullah Xiao Lu Yan, lalu Xiao Lu Fei.
Pasangan suami-istri ini dari remaja hijau yang berpacaran, perlahan memasuki pernikahan, wajah mereka mulai terlihat gemuk bahagia, berubah menjadi sosok pengantin baru yang mesra.
Lalu hadirlah dirinya yang masih bayi.
Waktu berakhir di sini, sepertinya setelah kelahirannya, Ibu tidak meninggalkan foto lagi.
Meski Shi Wang hanyalah anak lelaki tiga belas tahun, belum pernah punya pengalaman berpacaran, juga belum pernah menyukai gadis mana pun.
Tapi dia juga memahami perasaan tulus antar manusia.
Dalam foto, baik sorot mata penuh kasih sayang Lu Yu maupun sorot mata berbinar Shi Ning, sama sekali bukan kepalsuan.
Shi Wang seolah mengikuti jejak foto-foto yang merekam lebih dari sepuluh tahun ini…… menyaksikan langsung kisah Shi Ning dan Lu Yu.
Dalam foto-foto ini, dia melihat sosok Ibu yang sama sekali berbeda, dan Lu Yu yang sangat jauh dari bayangannya.
Sepuluh tahun ini, Shi Wang tak pernah menanyakan hal yang ingin ditanyakan pada Shi Ning.
Saat ini, tanpa sadar pertanyaan itu meluncur dari bibirnya: "Nenek, kalau begitu kenapa mereka…… berpisah, apakah karena…… karena aku?"
Nyonya Jiang Yuzhen matanya berkaca-kaca, ia menggelengkan kepala sambil membelai kepala Shi Wang dengan lembut: "Bukan, mana mungkin karena Xiao Wang. Sejujurnya, nenek juga tidak tahu apa yang terjadi antara mereka berdua. Tapi nenek tahu, selama bertahun-tahun ini, ayahmu hidup sangat menderita, ibumu pasti lebih menderita lagi... Xiao Yan, Xiao Wang, kondisi kesehatan ibu kalian tidak baik. Penyakit ini memiliki faktor genetik dan pengaruh pengalaman sosial. Kalian yang hidup di era berbeda dengan latar belakang zaman yang tak sama, sulit memahami penderitaan apa saja yang dialami perempuan di generasi ibu kalian. Kalian harus lebih toleran dan merawat ibu dengan baik."
……
Malam itu, Nyonya Jiang Yuzhen akhirnya mengantar kedua cucunya pergi dengan mata masih sedikit sembap.
Sepanjang perjalanan pulang mengemudi, kedua saudara itu tetap diam seribu bahasa.
Lu Yan memahami bahwa bagi sang adik ketiga yang masih sangat muda dan asing dengan segala hal di Yanjing, mungkin butuh waktu lama untuk beradaptasi dan membuka diri.
Sebelum mengantar Shi Wang kembali ke kamar, dia menepuk bahu Shi Wang, berkata dengan nada rileks untuk menenangkan: "Mainkan dua round game, tidur nyenyak. Urusan orang dewasa bukan urusanmu. Nenek hanya terharu karena belum bertemu selama bertahun-tahun. Ditambah orang tua yang sudah sepuh memang suka bercerita panjang lebar. Kau masih anak-anak, kakak-kakak akan merawatmu. Jangan terlalu dipikirkan."
Shi Wang mengangguk, diam-diam kembali ke kamarnya.
Dia memang perlu tidur nyenyak.
Malam ini pertama kalinya dia mendengar kisah masa lalu Shi Ning dari mulut nenek.
Rupanya masa kecil dan masa pertumbuhannya begitu menyedihkan...
Sementara Lu Yu, seolah pernah menjadi penyelamatnya.
Dalam siaran langsung acara realitas.
Youyou terpesona oleh penampilan perkasa sang ibu, berseru dengan suara kekanakan: "Ibu peluk, Youyou mau naik kuda-kudaan dipangku Ibu!"
Shi Ning tak kuasa menahan senyum.
Dia memencet tali kekang kuda, menghentikan kudanya di samping kuda Lu Fei.
Lu Yu mendengar suara dan segera datang. Dengan cepat turun dari kudanya, dengan hati-hati mengangkat Youyou yang lunglai seperti bola kapas kecil, menyerahkannya ke dalam dekapan Shi Ning.
Dalam waktu satu detik yang singkat itu, kedua orang itu secara bersamaan menopang tubuh mungil Youyou yang lembut.
Seolah direkatkan oleh firasat aneh yang tak bisa dijelaskan.
Namun sedetik berlalu seketika. Shi Ning tersadar, dengan waspada mengencangkan tali pengaman, menempatkan Youyou di depannya.
Si kecil berseru antusias: "Ibu keren sekali! Naik kuda, majuuu!"
Komentar langsung heboh tak karuan——
【CP-ku kontak intim! Ayah Lu menyeret lengan kiri Youyou, Aktris Terkenal Shi Ning menyeret lengan kanannya——dibulatkan, mereka berdua sudah bersentuhan!】
【Gregeten banget aaaa, bisakah lebih banyak interaksi intim? Aku rela bayar Lemon Channel, berapa pun akan kubayar!】
【Shi Ning terlalu malu ya, Mr. Lu persis seperti ksatria hitam sang Putri, setiap saat menjaga Shi Ning dan Youyou】
【Cinta banget, pasangan paruh baya ini tersulut harum sekali555】
……
Dengan Youyou di depan, Shi Ning memperlambat kecepatan menunggang kuda.
Tapi Youyou masih sesekali menoleh dengan kepala kecilnya untuk memeriksanya.
Setelah beberapa kali, Shi Ning akhirnya bertanya: "Ada apa bayi, apakah pelana kuda terlalu keras sampai terasa tidak nyaman di pantat?"
Youyou menggelengkan kepala kecilnya: “Bukan, Youyou merasa Ibu hari ini benar-benar terlalu gagah. Youyou sangat terpesona pada Ibu, tidak bisa menahan diri untuk terus memandangi Ibu.”
Rambut keriting Shi Ning disanggul secara santai. Ia mengenakan jaket kulit warna krem dan celana hitam. Meski bukan pakaian berkuda, namun tampaknya lebih cocok dengan lingkungan hari ini dibandingkan pakaian berkuda.
Ditambah dengan si kecil berbaju pink dalam dekapannya, gambaran ibu dan anak yang menunggang kuda bersama terlihat sangat memesona.
Shi Ning tampak sangat santai hari ini. Sudah lama ia tidak menunggang kuda, juga tak punya kesempatan merasakan padang rumput luas seperti ini.
Angin sejuk yang berhembus membuatnya... tak sengaja larut dalam momen.
Dipuji Youyou seperti itu, wajahnya menampakkan kecanggungan sembari berkata pelan: "Mana ada, mulut kecil Youyou terlalu pandai memuji."
Meski Youyou hanya memahami sebagian hal-hal orang dewasa.
Tapi selama periode hidup bersama ibu setelah kembali ke masa kini, ia bisa merasakan perbedaan terbesar antara ibu sekarang dan ibu dulu adalah... percaya diri vs tak percaya diri, bahagia vs tak bahagia.
Ibu jadi kurang percaya diri.
Tapi di mata Youyou, Ibu selalu yang paling-paling cantik.
Mata Youyou yang seperti anggur hitam berbinar-binar, wajah bulatnya penuh keseriusan, dengan suara kekanakan ia bersikukuh: "Ibu yang naik kuda keren banget! Hebat banget! Ibu yang terhebat, Youyou selamanya paling-paling mencintai Ibu!"
Shi Ning dibuat malu oleh pujian si kecil itu, tak tahu harus menjawab bagaimana, hanya bisa menggenggam erat lengan, semakin memeluk Youyou.
Meski Youyou masih kecil, Shi Ning bisa merasakan kekuatan besar dan hangat yang dipancarkan dari tubuh mungilnya.
Tak kuasa menahan diri, dari belakang ia menunduk dan mencium ubun-ubun Youyou.
Rambut anak perempuannya halus dan lembut, masih membawa aroma harum susu dari sampo bayi.
Suaranya sangat pelan, terdengar kurang nekat: "Youyou, Ibu juga sangat menyayangimu, terima kasih Youyou sudah datang ke sisi Ibu. Hanya saja Ibu selalu merasa... agak bersalah padamu......"
Meski menderita depresi berat, Shi Ning sebenarnya adalah orang yang sensitif secara alami dan memiliki kemampuan berempati yang kuat.
Dia tak tahu di dunia mana Youyou tinggal, sosok Shi Ning yang bagaimana sebenarnya, pengalaman apa yang telah dilaluinya hingga bisa menjadi begitu kuat dan hangat, membesarkan Youyou menjadi anak yang penuh rasa aman dan dipenuhi cinta tulus.
Diam-diam dia mengagumi "Ibu" yang sering disebut-sebut Youyou.
Tapi sekaligus merasa semakin hina.
Andai saja dirinya lebih kuat, mungkin bisa memberikan lebih banyak kasih sayang pada anak-anak itu.
Atau... mungkin bisa memberikan Youyou keluarga yang utuh dan bahagia.
Suara Shi Ning nyaris tak terdengar, ditambah desau angin di telinga, dia kira Youyou tak akan mendengar. Sekalipun terdengar, belum tentu dimengerti.
Tapi Youyou mendengar kata demi kata dengan jelas. Ia meraih lengan Ibu dengan tangan gempalnya, berkata dengan suara mungil yang hangat: "Ibu tidak bersalah pada Youyou, Ibu tidak bersalah pada siapa pun. Ibu sudah berusaha sangat-sangat hebat, kalau Ibu bisa lebih percaya diri sedikit lagi pasti akan lebih hebat~"
Youyou sedang mengungkapkan isi hatinya.
Ia juga tahu Ibu punya penyakit.
Karena sakitnya parah, makanya mengajak Kakak Wangzai pindah ke luar negeri.
Tapi ia tahu Ibu sudah melakukan usaha maksimal.
Tidak ada yang ingin dirinya sakit.
Tak seorang pun boleh meragukan Ibunya, Ibu juga tidak bersalah pada siapa pun.
……
Curhat ibu-anak ini tertiup angin sehingga suaranya tidak jelas, penonton siaran langsung tidak bisa mendengar.
Mereka hanya melihat setelah selesai berkuda, Youyou diturunkan dari kuda, disusul Shi Ning yang juga turun.
Youyou berbalik, gumpalan kecil itu langsung menyelam ke dalam dekapan Shi Ning, memeluknya erat dengan tangan dan kaki.
Shi Ning terkejut secara tak terduga, khawatir Youyou terjatuh, buru-buru mengulurkan tangan menopang pantat kecilnya.
Si kecil tiga tahun ini ringan berat badannya, tapi serangan mendadak ini tetap terasa agak penuh perasaan bagi Shi Ning.
Cinta Youyou juga penuh dengan perasaan.
Suara mungilnya sepenuhnya menempelkan di area pinggang dan perutnya.
"Ibu, Youyou hanya berharap Ibu bisa sebahagia hari ini setiap hari."
Ibu dan anak berpelukan erat... Di samping mereka, Lu Yu yang bertubuh tinggi diam-diam memegang kuda hitam murni Shi Ning yang berkarakter kuat.
Penonton live streaming tidak mendengar ucapan Youyou, semakin membayangkan gambaran indah ini——
【Keluarga ini terlalu manis untuk tidak di-ship! Ayah Lu seperti ksatria sunyi yang membantu Ibu menuntun kuda, bayi merah muda Youyou melekat erat pada ibunya. Pasti ikatan keluarga ini sangat spesial!】
【Tentu saja, dari karakter Youyou bisa ditebak lingkungan keluarganya. Berapa banyak cinta yang dibutuhkan untuk membentuk matahari kecil yang hangat dan manis penurut seperti ini!】
【Eh? Kok tidak terlihat Lu Fei? Ke mana perginya kakak norak Youyou itu?】
【Hahaha, lihat ke kanan, Lu Fei sedang menjadi pahlawan penyelamat!】
……
Di bawah lensa yang agak jauh, Lu Fei baru saja membantu Ye Fanxing menenangkan kuda yang mulai kehilangan kendali.
Wajah Ye Fanxing tak terlalu baik, sementara Yueyue si kecil gemuk dengan rambut sedikit kacau sudah berkaca-kaca hampir menangis.
Ternyata kuda Ye Fanxing baru saja naik dua langkah sudah mulai berputar-putar.
Tidak mau berlari baik-baik, hanya berputar-putar di tempat tanpa tujuan.
Sepuluh menit kemudian kedua saudari itu sudah pusing tujuh keliling.
Meski Ye Fanxing bukan orang penakut, tapi kuda yang cukup tinggi ini jika sampai membalikkan kedua saudari mereka ke tanah, jelas bukan masalah sepele.
Wajahnya menghitam ketakutan, sementara Yueyue hampir menangis ketakutan.
Setelah diturunkan dari kuda oleh Lu Fei dan personel, ia menghibur adiknya sebentar sebelum hatinya mulai goyah.
Ia tak mengerti kenapa partisipasinya di acara realitas ini bisa berantakan begini.
Citra yang dibangunnya selama ini adalah perempuan cantik pekerja keras: lulusan terbaik akademi tari, dewi film seni.
Sebelumnya acara varietas yang diikutinya selalu mendapat respons bagus.
Entah karena kali ini membawa adik... sepertinya semua yang dilakukannya salah.
Semakin dipaksakan untuk menonjolkan Yueyue, semakin berbalik efek.
Dirinya sendiri malah gagal membangun chemistry dengan Lu Fei, malah dapat cap kompetisi tidak sehat dan tukang drama.
Yueyue sebenarnya dekat dengannya, tapi sejak mengikuti acara realitas ini entah kenapa jadi berubah.
Sepertinya semakin takut pada kakaknya ini.
Kuda yang mengamuk tadi hampir membuat Ye Fanxing ikut gila.
Andai bukan karena takut denda kontrak besar, mungkin dia sudah mengumumkan pengunduran diri dari rekaman.
Mungkin ini salahnya, sejak awal seharusnya tidak membawa Yueyue ikut program ini.
Lu Fei menyerahkan tali kuda kepada pelatih kuda.
Dia menunduk melihat si kecil gemuk yang berkaca-kaca, lalu memandang Ye Fanxing yang terlihat gelisah.
Meski EQ Lu Fei tidak tinggi, dia bisa merasakan ketegangan antara kedua saudari ini.
Ye Fanxing gagal menghibur adiknya, sementara sang adik benar-benar trauma.
Biasanya dia tidak suka anak kecil, tapi belakangan entah kenapa, mungkin karena sering bermain dengan babi kecil merah muda di rumah, hatinya melembut saat melihat anak-anak.
“Adik perempuan ini mudah dihibur. Dia cuma ingin naik kuda tapi ketakutan tadi. Aku akan bawa dia naik kudaku sekali putaran, pasti langsung baik-baik saja. Kudaku jinak kok,” ujar Lu Fei sambil mengangkat Yueyue ke pangkuannya kepada Ye Fanxing.
Setelah berkata demikian, dia langsung menggendong Yueyue naik ke punggung kuda.
Beberapa menit kemudian, wajah Yueyue yang dipenuhi rambut kusut tertiup angin besar mulai menunjukkan kegembiraan sama seperti Youyou saat merasakan sensasi menunggang kuda.
Semakin kacau rambutnya, semakin lebar senyumnya. Gadis kecil itu sama sekali tidak mempedulikan penampilan atau image, hanya menikmati murni kebahagiaan melesat cepat di padang rumput luas.
“Wu, Kak Lu Fei hebat banget! Yueyue rasanya mau terbang~”
Melihat keceriaan si gumpalan kecil ini, Lu Fei pun ikut terserang suasana hati yang sama.
“Senang? Kalau senang kakak temani naik kuda lebih lama lagi.”
Lagipula Youyou sudah diurus ayah ibu dengan perlindungan super ketat, sama sekali tidak ada kesempatan buatnya ikut merawat.
“Baiklah baiklah, terima kasih Kak Fey, kamu kakak yang hebat, Yueyue suka sama kamu!”
Rasa suka tulus dari anak kecil yang hangat dan manis ini benar-benar memberi dorongan pada Lu Fei. Ia pun mulai merilekskan diri, seperti saat mengantar adiknya Youyou, membawa Yueyue menggebrak kuda di padang rumput luas.
Yueyue bahagia seperti tangkai bunga, pipi tembemnya dipenuhi senyum, tertawa riang tak henti-henti.
Di kejauhan, Ye Fanxing yang menunggu di tempat, matanya mulai berkaca-kaca.
Remaja labil Lu Fei ini tiba-tiba terlihat berkilau di matanya.
Ini pertama kalinya ia benar-benar merasakan kegagahan Lu Fei.
Komentar langsung ramai memberikan dukungan untuk Lu Fei——
【Program ini benar-benar bagus, karakter Kak Fey sepertinya semakin leluasa, dia juga terlihat sangat menikmati】
【Sungguh mengasihani Yueyue, untung ada kakak seperti Lu Fei yang mengajaknya naik kuda】
【Sudah lama mengejar program ini, sepertinya ini pertama kalinya aku melihat Yueyue tertawa segembira ini】
【Kakak Shuo membuatku menangis hik hik, iri sekali dengan Yueyue】
Waktu berlalu begitu cepat, sekejap mata sudah senja.
Malam ini akan berpiknik di luar motorhome dan bermain beberapa permainan kecil, anak-anak semua gembira bukan main, cerewet seolah tak kenal lelah.
Bahan utama piknik secara alami adalah makanan panggang.
Para ayah semakin proaktif bekerja, dengan cepat memasang pemanggang dan menyiapkan arang shao.
Awalnya beberapa tamu perempuan ingin menyate - membersihkan berbagai bahan makanan, memotongnya kecil-kecil, lalu menusuknya ke tusuk baja dan menatanya di piring.
Tapi para pria dengan sukarela merebut semua tugas, tak mengizinkan para Nyonya turun tangan.
Hanya mempersilakan para wanita beristirahat di motorhome atau duduk di kursi sambil menikmati pemandangan dan mengobrol.
Presenter Yu Feng setelah menyembul dan menginspeksi beberapa putaran, berkata dengan haru: "Sepertinya kemampuan pria dalam mengerjakan pekerjaan rumah agak terkait dengan lamanya pernikahan. Tahu-tahu koki utama piknik malam ini tetap harus Ayah Lu dan Kak Zhuo ya."
Dua ayah paruh baya bekerja dengan cepat dan rapi, sementara Wang Xin, Su Lihang, dan Lu Fei yang relatif lebih muda juga dengan rela menjadi asisten mereka.
Meski bahan makanan sangat banyak, lima pria dewasa bekerja sama mengolah kambing panggang utuh, kaki kambing, sate sapi, domba muda, sayap ayam, ikan, gurita... plus berbagai sayuran seperti jamur, terong, jagung, dan buncis.
Segera terpotong dan siap berjajar menunggu dipanggang di piring-piring.
Sepenuhnya memenuhi 30-40 piring.
Begitu arang shao menyala, aroma daging yang sudah diasinkan langsung menyengat.
Anak-anak yang keroncongan tak bisa menahan diri mendekat dan mendesak--
“Mati kelaparan nih~ Kapan bisa makan?”
“Kaki domba bakar wanginya enak banget! Aku mau makan kaki domba bakar!”
“Aku pengin makan sayap ayam madu!”
“Aku paling suka ikan bakar!”
Lu Yu dan Jiang Zhuo gesit menata bahan makanan di rak panggang, dibantu Wang Xin dan Su Lihang yang bertugas membalik-balik daging.
Lu Yu tersenyum: “Sebentar lagi, sekitar 10 menit lagi kalian bisa mulai makan.”
“Wah! Cara Ayah Youyou membakar daging juga keren banget!”
“Ayah Jiang Jiang juga kece abis!”
“Ayah Youyou jangan lupa ditambahin banyak jintan ya~”
Anak-anak ini memang lihai, satu per satu sudah mahir mengeluarkan pujian berlebihan.
Penampilan Lu Yu dan Jiang Zhuo yang memang sudah tampan, semakin gagah di mata anak-anak kecil berkat aura makanan enak yang mengelilingi mereka.
Lu Fei juga dibuat lapar oleh aroma dupa yang menggoda, perutnya berbunyi keroncong. Dia tak kuasa berkata: “Kaki domba bakar ini wanginya, aku yakin bahkan dari jarak satu kilometer pun bisa mencium aromanya!”
Lu Yu dalam hati berdebar, memanggil anaknya mendekat, berbisik dengan suara hanya terdengar oleh Lu Fei: "Tanya ibumu mau istirahat di mobil atau tidak, dia tidak tahan bau amis minyak."
Lu Fei mendengar ini, wajahnya berubah, bergegas mendekat dan bertanya.
Shi Ning yang sedang menggendong Youyou menikmati pemandangan malam padang rumput besar menggelengkan kepala: "Tidak apa-apa, Ibu sekarang sudah membaik, kalian memanggang dengan harum, Youyou sudah ngiler."
Bersandar dalam pelukan Ibu, si kecil langsung menunjukkan wajah berdecak-decak menelan air liur: "Kakak cepat cepat, perut Youyou sudah lapar kempis!"
"Baiklah, kalau Ibu tidak nyaman jangan memaksa. Ayah bilang masih menyimpan sayuran hijau dan mi, nanti akan memasak mi untuk Ibu."
Meski Lu Yu terus menjadi tulang punggung utama sebagai master pemanggang.
Tapi hatinya selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Shi Ning, gelisah tak karuan.
Dia sudah menyiapkan sayuran segar sejak lama, berencana menyempatkan diri membuatkan Shi Ning semangkuk mi Yangchun nanti.
Indra penciumannya sensitif terhadap amis, mungkin memang tak bisa banyak makan hidangan panggang.
Syukurlah sekarang dia terlihat cukup fit, terus menggendong Youyou, percakapan ibu-anak itu tak jelas isinya.
……
Su Lihang terus mengawasi tingkat kematangan, setelah membalik keempat kalinya bertanya: "Paman Lu, sesuai instruksimu sudah empat kali dibalik, batch pertama kaki domba panggang ini seharusnya sudah bisa disantap kan?"
Jiang Zhuo tiba-tiba teringat: "Nah, begitu dong, Mr. Lu kan bilang sore tadi lihat resep saus celup rahasia di internet yang cocok untuk kaki domba panggang, jenis yang dioleskan lapisan terakhir sebelum dikeluarkan dari tungku?"
"Benar," jawab Lu Yu yang sudah menyiapkan dokumen referensi di telepon genggamnya sejak di mobil, "Ada di HP-ku, aku akan periksa dulu."
Lu Yu memiliki ingatan yang bagus, tetapi perbandingan bahan saus itu agak kompleks. Dia ingin memastikannya sekali lagi untuk menghindari ketidakakuratan yang memengaruhi rasa.
Tapi lebih dari itu, dia benar-benar merindukan Shi Ning.
Sepanjang malam ini sibuk mempersiapkan bahan makanan dan memanggang, sampai tidak sempat merawatnya...
Meskipun, mungkin dia juga tidak membutuhkan perawatan darinya.
Lu Yu melangkah dengan kaki panjang, berjalan cepat menuju istri dan anak perempuannya.
Di bawah api unggun yang redup dalam kegelapan malam, dia harus mendekat untuk memastikan bisa melihat wajah Shi Ning dengan jelas.
Melihat rautnya yang tenang, diam-diam dia merasa lega.
Shi Ning yang sedang menggendong Youyou sambil mengobrol dengan Xi Peiwen, tiba-tiba bertatapan mata dengan Lu Yu di depannya. Raut wajahnya langsung kaku.
Lu Yu yang diawasi demikian, langsung panik dan lupa tujuan aslinya datang kemari.
Untungnya Shi Ning segera menguasai diri, bertanya dengan tenang: "Ada apa? Butuh bantuan?"
Lu Yu berpikir sebentar, benar-benar ada hal, lalu berkata dengan sigap: "Ya... Tolong ambilkan telepon genggam saya, ada di kantong jas baju olahraga. Saya perlu melihat tabel bumbu."
"Oh, baik." Shi Ning langsung meraih jas Lu Yu yang tergantung di sandaran kursi sebelah, mengeluarkan telepon genggamnya dan bersiap menyerahkannya.
Lu Yu mengulurkan tangan kanan untuk menerima, tapi tiba-tiba menyadari tangannya penuh minyak. Baru ingin berganti tangan, baru muncul terlambat sadar tangan kiri dan kanan sama-sama berminyak.
Shi Ning sepertinya telah melihat ketegangannya.
Mungkin karena masih menggendong Youyou, hatinya merasa tenang. Dengan sengaja berusaha santai, dia berkata dengan datar: "Tanganmu banyak minyak."
Lu Yu batuk canggung: "Setuju... Bagaimana kalau kau yang membukakannya?"
Pasangan suami-istri ini terus melanjutkan dialog dengan ketenangan yang dipaksakan.
Tak seorang pun menyadari bug dalam situasi ini.
Shi Ning menyahut, sekadar membuka layar telepon.
Telepon genggam kini diam-diam disetujui menggunakan pengenalan wajah. Setelah menggesek layar, halaman input kata sandi langsung muncul.
Enam digit kode.
Semua telepon genggam bermerek sama dengan bentuk yang serupa...
Jarinya hampir tak bisa berhenti, refleks menekan masuk karena sudah terbiasa.
Lalu——ponsel itu terbuka kunciannya, layarnya menyala.
Lu Yu masih tegang tanpa alasan, tak menyadari apa pun.
Justru Shi Ning seperti tersengat listrik, kesadarannya kembali pulih.
Ini... kan ini ponsel Lu Yu.
Refleksnya mengira itu ponsel sendiri, makanya memasukkan kata sandi.
Kadang saat pengenalan wajah gagal, sistem otomatis meminta password.
Sandinya selalu enam digit.
Tanggal ulang tahunnya yang sudah dipakainya bertahun-tahun, memasukkan password jadi kebiasaan refleks.
Tapi... kenapa ponsel Lu Yu juga...
Youyou sudah mahir menggunakan gadget sejak kecil.
Bahkan di dunia enam tahun kemudian, penggunaan ponsel tetap tinggi.
Sandi ponsel Ayah adalah ulang tahun Ibu, rahasia yang sudah lama diketahuinya.
Ia melihat Ibu memasukkan sandi, tapi tak paham mengapa wajah Ayah Ibu terlihat bengong saat ini.
Si kecil penasaran memiringkan kepala kecilnya, suara mungilnya yang manis berkata: "Hihi, kata sandi telepon Ayah adalah ulang tahun Ibu, hehehe."
