【Sudah dicium semua! Pasti sudah dicium semua!】
【Hiks pasangan tua juga bisa romantis begini ya, aku jadi percaya lagi pada cinta!】
【Cinta dewa Aktris Terkenal Shi Ning dan Mr. Lu menyembuhkan fobia pernikahanku hiks】
……
Lu Yu melangkah cepat meninggalkan motorhome, otaknya kacau, pandangannya berkunang-kunang, bahkan tidak tahu harus pergi ke mana. Dia hanya berjalan tanpa arah, tidak berani membayangkan reaksi Shi Ning di dalam motorhouse saat ini.
Untunglah Sekretaris Chen tidak berada di lokasi. Jika Sekretaris Chen melihatnya, pasti dia akan kebingungan bagaimana seorang CEO matang yang beberapa hari lalu masih dengan angkuh berdebat sengit di Wall Street, kini bisa ketakutan seperti pemuda hijau yang bahkan belum pernah pacaran.
Hanya karena sedikit mendekat dengan orang yang dicintainya... dia langsung panik sampai ingin melarikan diri seperti tikus ketakutan.
Lu Fei berlari hingga kepalanya pusing dan tubuhnya mulai lelah. Akhirnya dia berhenti, berdiri di tempat sambil berusaha menormalkan napasnya.
"Kau... ada perlu apa di sini?" Sebuah kepala menyembul dari balik sudut tak jauh darinya.
Setelah matanya fokus, Lu Yu melihat——itu adalah anak keduanya yang bebal.
Lu Fei baru saja mengobrol santai dengan para personel muda sambil menyesap beberapa gelas minuman. Saat ini perasaannya sangat rileks.
Belakangan ini kondisinya semakin membaik, bahkan dia merasa telah menjadi lebih matang dalam waktu singkat.
Entah karena Youyou si anak babi kecil yang melintas waktu kembali, atau juga sebab adik ketiganya yang sudah pulang ke tanah air.
Dalam interaksi sehari-hari dengan adik-adiknya, Lu Fei mulai menyadari tanggung jawabnya sebagai kakak kandung yang sesungguhnya, secara psikologis menjadi jauh lebih kuat.
Ia mulai merasa pekerjaannya tak lagi hanya untuk diri sendiri, namun bisa memiliki makna yang lebih luas.
Seperti merawat adik ketiga dan Youyou saat diperlukan, pondasi ekonomi menentukan struktur kehidupan.
Ia harus bekerja keras! Seandainya suatu hari Lu Yu bangkrut, sang kakak menciptakan proyek teknologi aneh yang merugi, keluarga ini akan bergantung padanya untuk biaya hidup!
Membusungkan dada dengan bangga o(￣ヘ￣o＃)
Mungkin karena sugesti positif ini, penampilan Lu Fei semakin membaik tiap harinya, kini bahkan aktif bercanda dengan personel layar.
Lu Yu menarik napas dalam-dalam, perlahan menstabilkan emosinya.
Tapi Lu Fei memandangnya penuh kecurigaan.
Orang ini... pipinya memerah hingga lehernya tegang, nafasnya tersengal-sengal, persis seperti baru diusir dari motorhome!
Lu Fei menyelinapkan pandangan ke arah motorhome mereka, lalu memandang penuh makna pada Lu Yu dengan sorot mata "tidak ada yang bisa lolos dari pengamatanku yang bijaksana".
Awalnya Lu Yu tidak berminat meladeninya, tapi sorot mata anak bodoh ini sungguh sulit diabaikan.
Ia terpaksa menahan diri, menoleh dan bertanya: "Ada perlu apa?"
Lu Fei menangkap nada kaku dalam suaranya, semakin yakin dengan dugaannya.
Pasti tadi menyinggung perasaan Shi Ning! Sampai diusir dari motorhome!
Ide cemerlang muncul di benak Lu Fei. Ia kembali ke kotak kardus dan mengeluarkan dua kaleng bir, lalu mencoba santai: "Gimana, minum bareng?"
Raut wajah Lu Yu berubah sedikit, memandapnya dengan tatapan aneh.
Tapi akhirnya tangan itu meraih kaleng bir yang dioperkan Lu Fei.
Keduanya mencari dua kursi lipat dan duduk santai.
“Ring pull” terbuka, Lu Fei langsung meneguk sepuasnya: “Ayo, habiskan gelas ini untuk mengusir segala kekhawatiran, semua hal harus dilihat dengan lapang.”
Meski Lu Fei belum pernah pacaran, tapi pernah melihat orang lain gagal cinta.
Menurutnya, kondisi Lu Yu sekarang ini mirip dengan orang yang gagal cinta.
Antara pria, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan minum-minum.
Lu Yu yang biasanya sangat disiplin jarang minum alkohol, tapi karena kadar alkohol bir ini rendah, dia memilih menemani Lu Fei dengan meneguk beberapa kali.
Setelah beberapa tegukan, Lu Yu menepuk bahu anaknya: “Kalau dipikir-pikir, ini sepertinya pertama kalinya kau minum bersama ayahmu.”
Dua hari ini perasaan Lu Fei cukup baik, terutama setelah berinteraksi setiap hari dengan orang tua, banyak hal yang dulu tidak dipahaminya kini menjadi lega.
Lu Fei tersenyum dengan kekikukannya: “Dulu belum dewasa, kan Ayah tidak pernah mengizinkanku minum.”
“Benar juga, sebentar saja kau sudah delapan belas tahun, menjadi seorang dewasa.”
Ayah dan anak itu duduk berdampingan di bawah sinar bulan, tanpa perlu banyak bicara.
Dendam dan perang dingin selama dua tahun terakhir ini, sudah waktunya untuk diakhiri.
"Perkara hukummu dengan Jingchen Entertainment akan mulai disidangkan bulan depan." Suara Lu Yu terdengar tenang.
Lu Fei meneguk bir lagi dengan santai: "Kakakku sudah meminjamkan pengacara top untukku. Katanya pengacara Cheng sangat berpengalaman dalam sengketa seperti ini. Beliau bilang kemungkinan menang 80%. Aku minta batalkan kontrak karena Jingchen membiarkanku digosip dan dimarahi tanpa menginvestigasi atau melakukan manajemen krisis, hanya menunggu arah angin untuk memutuskan apakah akan terus mendukungku atau mengorbankanku. Mereka yang melanggar kontrak duluan, peluangku menang besar."
Lu Yu mengangguk halus: "Kalau sudah memilih pengacara, percayalah padanya. Denda kontrak 200 juta tael jelas tidak masuk akal. Sekalipun kalah, pengadilan takkan memaksamu membayar segitu."
Lu Fei melirik ayahnya dengan pandangan penuh arti.
Melihat sang ayah sampai detik ini masih berpura-pura tak terlibat, ia hanya bisa geli dalam hati.
Lu Fei tidak bodoh, dia tahu seorang kakak yang baru lulus kuliah mana mungkin punya jaringan di lingkaran hukum.
Di belakang Pengacara Cheng ada tim pengacara kuat yang berpengalaman, hanya Lu Yu yang mungkin mampu mengajak mereka.
Lu Fei juga bisa menebak, dua tahun terakhir ini secara lahiriah mereka tidak berhubungan, sebenarnya Lu Yu tidak mungkin benar-benar membiarkan dia tanpa peduli.
Kemungkinan besar sering melalui kakak untuk mengetahui kabar terbarunya.
Lu Fei hanya minum setengah kaleng bir, tapi sepertinya mulai sedikit mabuk, mulai berkeringat.
Dia teringat saat berusia lima belas tahun bertengkar sampai muka memerah membara dengan Lu Yu, tak bisa menahan rasa malunya.
Hanya ragu dua detik, lalu proaktif mengangkat gelas anggur: "Ayah, kuangkat gelas untukmu."
Lu Yu meliriknya dengan sorotan mata menghina yang samar.
Di dunia ini mungkin hanya Lu Fei... yang bisa memberikan bir 5 derajat dengan kharisma layaknya Moutai 50 derajat.
Lu Fei menggaruk-garuk kepalanya dengan tangan kiri, wajahnya memerah: "Dulu aku memang kurang ajar, tidak berdiskusi baik-baik denganmu. Bertahun-tahun ini Ayah juga sangat berjuang, harus berperan sebagai ayah sekaligus ibu. Aku yang tidak kompeten, gagal menjadi anak hebat yang bisa membuat Ayah tenang."
Anak norak yang memberontak ini berani mengakui kesalahan.
Sorot mata Lu Yu semakin terlihat terkejut.
Bibirnya bergetar, tapi akhirnya tidak mengucapkan apa-apa.
Setelah lama, dia menepuk bahu Lu Fei, suaranya berat dan dalam: "Secara aturan duniawi, kau sudah sangat sukses. Kau mengadakan konser solo di stadion terbesar nasional, punya lebih dari 60 juta penggemar di Weibo. Sekarang kau sudah dewasa, aku tak akan lagi memberi pendapat tentang pilihan karirmu. Lakukan saja yang kau sukai. Sekali pun gagal, keluarga akan memberikan perlindungan. Tak perlu gentar."
Saat dia berusia lima belas tahun ingin mengatur Lu Fei, tak bisa.
Kini dia delapan belas tahun, saatnya melepaskannya.
“Film 《》 itu juga sudah saya tonton, aktingmu bagus, teruslah berusaha.”
Suara Lu Yu semakin rendah, memuji seseorang secara langsung memang agak canggung.
Dulu mereka bertiga ayah dan anak pernah tinggal bersama di bawah satu atap, hubungannya terbilang cukup baik.
Lu Yu memperlakukan kedua putranya dengan adil, perhatian yang diberikan setara, begitu pula ketegasannya.
Waktu kecil masih lumayan, tapi sejak masuk SMP, nilai Lu Fei mulai tertinggal dari Lu Yan dan jaraknya semakin melebar.
Lu Yan selalu masuk tiga besar di tingkat kelas, sedangkan Lu Fei bahkan pernah masuk peringkat tiga terbawah.
Lu Yu sudah mencurahkan banyak pikiran, memanggil guru les berbagai mata pelajaran, bahkan sempat mencoba membimbingnya langsung dalam pelajaran.
Beliau yang disiplin dan berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan elite berprinsip: sekali melakukan sesuatu harus yang terbaik.
Tapi Lu Fei nyatanya hanya bisa nyaris lulus di semua mata pelajaran, sekeras apapun berusaha.
Kelompok Lu adalah klan terpandang selama seratus tahun, di dalam keluarga terdapat banyak dokter ternama, pejabat tinggi di bidang hukum, akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan China, hingga para ahli di berbagai bidang.
Kecuali sangat jarang melahirkan anak seperti Lu Fei.
Lu Fei masih belum mau mengakui dirinya tidak giat belajar, bilang sudah berusaha tapi pengetahuan tidak bisa masuk ke otaknya.
Lu Yu semakin frustrasi padanya, akhirnya menurunkan standar hanya berharap dia bisa masuk kampus biasa pun sudah cukup.
Malah baru kelas 1 SMA dia sudah ribut mau keluar sekolah untuk debut.
Saat itu sebagai seorang ayah, mana berani membayangkan anaknya bisa menjadi idola kelas top yang satu dari puluhan ribu.
Bahkan sampai hari ini, Lu Yu tetap merasa dirinya tidak salah.
Hanya saja dia memang melihat sosok Lu Fei yang bersinar gemilang di atas panggung.
Mungkin dia memang cocok untuk menempuh jalan seni budaya ini.
Lu Yu juga merasa legah. Dia tidak mengharapkan anaknya harus meraih prestasi gemilang, namun hidup hanya puluhan tahun, tidak boleh dijalani dengan kebingungan. Setidaknya harus melakukan hal yang bermakna dan menjalani hidup yang bisa mewujudkan nilai diri.
Lu Fei benar-benar tak menyangka akan mendapat pujian dari Lu Yu malam ini, dalam hatinya ada sedikit rasa bangga.
Dua tegukan bir masuk ke perut.
Pikirannya kembali ke tahun pertama SMA.
Saat itu dia tiba-tiba memutuskan pergi ke Negara H menjadi trainee. Mendengar hal itu, wajah Lu Yu berubah drastis dan bersuara keras menentang.
Pola pikir Lu Yu sederhana: memintanya minimal lulus SMA dan diterima di universitas.
Zaman sekarang mana mungkin hanya bermodal ijazah SMP lalu bergaul di masyarakat.
Tapi Lu Fei tahu jadi idol penyanyi-penari punya batasan usia ketat. Jika menunggu lulus kuliah, usianya sudah terlalu tua. Perusahaan manajemen artis di Negara H yang melakukan pelatihan intensif untuk debut grup sama sekali tidak akan menerimanya.
Lu Fei saat itu sudah tahu dirinya tidak bisa meyakinkan ayahnya. Bagaimanapun, dengan status, posisi terhormat, dan gelar sebelumnya Lu Yu, sangat sulit menerima kenyataan putranya menjadi trainee idol tanpa ijazah SMA sekalipun.
Ditambah masa pubertasnya yang penuh pemberontakan, saat emosi memuncak, dia mengancam akan memutus hubungan ayah dan anak dengan Lu Yu.
Kemudian dia pergi sendiri ke Negara H. Masa-masa menjadi trainee sangat berat - tidur cuma 3 jam sehari. Motivasi terbesarnya adalah berhasil sukses untuk membuktikan pada Lu Yu bahwa pilihannya benar.
Tapi akhirnya... meski sudah dewasa dan meraih mimpi, dia malah merasa bodoh, bukan hebat.
Andai lebih matang, mungkin bisa menghadapi ayah dengan cara yang lebih lembut.
Walau hasilnya mungkin sama, setidaknya hubungan mereka tak sampai beku 2 tahun tanpa komunikasi.
Lu Fei meneguk habis sekaleng bir. Menundukkan pandangan, dengan suara teredam dia memaksakan kata: "Ayah... maaf."
Lu Yu terkejut, bibirnya bergerak-gerak, belum sempat bicara.
Tiba-tiba terdengar suara Lu Fei dengan nada bicara yang agak nakal: "Maksudku... kalau keluarga bisa jadi jaminan, artinya meskipun kalah dalam masalah hukum, Ayah tetap bisa membantuku melunasi denda kontrak 200 juta tael itu kan?"
"……" Lu Yu mulai mencium aura pemerasan, tapi tetap berkata dengan santai: "Ya, anggap saja uang ini pinjaman dariku."
"！！！" Lu Fei semakin menjadi-jadi, berani mengulurkan jiojio uji coba, "Kalau 200 juta saja bukan masalah, aku lagi agak kesulitan finansial akhir-akhir ini. Ada mobil sport baru yang warnanya biru-abu, sangat keren! SIMku juga hampir jadi, jadi Ayah bisa tidak..."
"Tidak bisa." Ekspresi Lu Yu tetap datar. Dia melempar kaleng kosong ke tempat sampah lalu beranjak hendak kembali ke atap mobil.
Dua malam ini dia tidur di ranjang di atap motorhome. Meski bisa tidur, ruangannya sangat sempit. Ketinggiannya membuat kepalanya terbentur saat duduk.
"Nggak mahal kok, cuma sekitar 10 juta..."
“Tak ada uang, sampai jumpa.” Lu Yu mempercepat langkah, tanpa ampun hanya meninggalkan sosok yang menjauh yang kejam untuk si anak bodoh.
……
Malam ini, Ayah Babi tidur kesepian di atap motorhome.
Kakak Babi tidur di sofa bed.
Ibu Babi menggendong Bayi Babi, tidur nyenyak di ranjang kecil di bagian bawah.
Semalam tanpa mimpi.
……
Keesokan paginya, para orang dewasa bangun sangat awal.
Youyou tidur terlalu nyenyak dan larut dalam mimpi, bahkan dalam mimpinya masih merasakan Ayah Ibu secara bersamaan mencium pipi gemuk kecilnya.
Tidur ini terasa sangat manis dan nyenyak.
Youyou dibangunkan oleh Beibei.
Beibei memanjat motorhome, melihat saudari-saudarinya masih tertidur, menampakkan ekspresi kecil yang terkejut.
“Bibi Shi Ning, Youyou belum bangun juga?”
Shi Ning yang melihat putrinya tidur terlalu nyenyak, menjadi tidak tega membangunkannya.
Tapi kini waktu juga sudah tidak pagi lagi, setelah sarapan para hadiran akan berangkat menuju pegunungan salju.
Dengan tersenyum ia berkata pada Beibei: "Ya, Youyou hari ini bermalas-malasan, Beibei tolong bangunkan dia."
Setelah mendapat persetujuan dari ibu Youyou, Beibei mendekati tepi ranjang kecil dan memanggil dengan suara kekanak-kanakan: "Youyou, bangunlah, waktunya sarapan."
Mendengar suara saudari kecilnya, Youyou perlahan terbangun, tangan mungilnya mengepal, mengusap matanya, rambut kacau balau saat bangkit dari ranjang kecil, sorot matanya bengong bagai anak pinguin yang linglung.
Tak lama kemudian Shi Ning melihat kedua bocah kecil itu berbisik-bisik sambil berdekatan seolah sedang curhat rahasia.
Shi Ning yang tahu diri tidak mengganggu mereka, anak-anak 3-4 tahun pun perlu ruang pribadi.
……
Kartu harapan beberapa anak kecil, ada yang sudah terwujud semalam, ada pula yang belum.
Keinginan Semangka Kecil yang berusia lima tahun sangat sederhana, dia ingin sebuah mobil baru model terbaru. Wang Xin dan Zhang Nana menyetujui akan membelikannya setelah menyelesaikan syuting program.
Harapan Yueyue yang berusia empat tahun adalah mengurangi waktu latihan biola, dari tujuh hari seminggu selama dua jam setiap malam disesuaikan menjadi Senin sampai Jumat dua jam per malam dengan istirahat di akhir pekan.
Di depan kru program, Ye Fanxing mengangguk menyetujui.
Di kartu harapan Jiang Jiang yang berusia sembilan tahun, tertulis harapan agar Ayah Ibu tidak bercerai.
Ini pertama kalinya Jiang Jiang berani menuliskan persepsi yang mengandung kebenaran miliknya sendiri.
Pada episode sebelumnya di Pulau Shana, Jiang Jiang berpura-pura sebagai pria kecil yang cepat dewasa, berbohong saat mengucapkan dukungan politik untuk perceraian mereka.
Jiang Zhuo dan Xi Peiwen sama-sama tersentuh, namun mereka juga menghormati Jiang Jiang. Tidak memperlakukan Jiang Jiang seperti anak kecil yang bisa dibohongi, dengan jujur mengatakan apakah perceraian Ayah Ibu belum menjadi keputusan final dan masih dalam pertimbangan. Namun perasaannya sudah dipahami Ayah Ibu, akan dipertimbangkan dengan matang.
Sementara Beibei yang berusia tiga setengah tahun... semalam terjatuh di ranjang kecil sambil berlarut-larut dalam dilema.
Dia meraih spidol cat air, namun selalu belum menuliskan hasratnya.
Su Lihang menyisir rambutnya sambil bertanya dengan hati-hati: "Apakah Beibei ingin boneka Barbie baru? Baru-baru ini sepertinya ada beberapa model terbaru, Ayah akan memesan untukmu, setuju?"
Beibei menggelengkan kepala, wajah kecilnya yang cantik penuh dengan ekspresi jijik: "Tidak, akhir-akhir ini aku tidak suka boneka Barbie lagi."
"...Lalu sekarang Beibei suka apa?"
Beibei berkata dengan suara kekanakan: "Aku akhir-akhir ini suka Cinnamoroll dan Kuromi, bolehkah Ayah buka restoran kolaborasi Sanrio untukku? Kudengar Ayah Youyou memberikannya restoran kolaborasi Disney, semua boneka di dalamnya milik Youyou, dia bahkan berjanji akan memberikanku beberapa."
“…………” Su Lihang merana karena sifat labil anak perempuannya yang baru tiga setengah tahun.
Ia mengusap pelipis yang pusing, berkata jujur: "Restoran kolaborasi Sanrio... untuk saat ini masih sulit dilakukan dengan kekayaan Ayah, tapi Ayah bisa membelikanmu boneka edisi terbatas. Cinnamoroll dan Kuromi ya? Ayah akan ingat, begitu ada edisi baru langsung dipesan, setuju?"
Beibei mengedipkan mata. Si kecil yang angkuh tapi logis ini membentangkan tangan kecilnya, nada bicaranya lega: "Fine, boneka edisi terbatas juga tidak apa. Aku ingin Kuromi yang besar beeeesar."
Beibei juga tahu kalau Ayah Youyou adalah ayah yang super super kaya.
Tapi ayahnya sendiri juga tidak buruk, meski tidak masuk daftar orang terkaya Forbes, tapi dia masih muda tampan, dan selalu memenuhi semua keinginan logisnya.
Tapi Beibei menggenggam krayon, sama sekali tidak menuliskan hasrat untuk memiliki Kuromi besar besar besar besar.
Su Lihang bertanya bingung: "Ada apa, kenapa tidak ditulis?"
Beibei menggelengkan kepala, menaruh kartu harapan di bawah bantal kecilnya, lalu meringkuk masuk ke dalam selimut kecil.
Keinginan sebenarnya, sama sekali bukan ini.
Su Lihang melihat ekspresi anak perempuannya, firasat buruknya muncul.
Pengalaman mengajarinya, saat metode sederhana dan kasar seperti beli-beli-beli saja tidak bisa menghibur anak perempuan, biasanya masalahnya sangat serius.
……
Benar saja, Beibei bangun sangat pagi, merajuk ingin main ke rumah Youyou.
Dua bocah kecil ini berbisik-bisik rahasia seperti sedang merencanakan sesuatu cukup lama.
Alasan Beibei bertindak diam-diam adalah karena dia ingin menjaga rahasia Youyou.
Sebelum berpisah di Pulau Shana waktu itu, Youyou telah membocorkan rahasia terbesarnya padanya.
Ternyata Ayah Ibu Youyou juga tidak tinggal bersama.
Beibei baru saja mengetahui bahwa keinginan terbesar Youyou telah terkabul semalam.
Ayah dan Ibu Youyou berbaring di ranjang yang sama, bersama-sama membacakan cerita pengantar tidur untuknya.
Dalam hati, Beibei sangat mengagumi Youyou dan memutuskan untuk mencontoh keberaniannya mengambil langkah ini.
Setelah mendapat dukungan dari Youyou, dua kepala kecil itu berdekatan menuliskan kalimat menantang di kartu keinginan——
【Keinginanku adalah Ayah menyatakan cinta pada Ibu di depan umum!】
Saat personel membawa kartu keinginan Beibei kepada produser dan sutradara.
Kedua bos besar itu menyunggingkan senyum penuh kelihaian.
Lumayan menarik o(￣︶￣)o
……
Setelah waktu sarapan, beberapa motorhome melanjutkan perjalanan dengan stabil.
Selanjutnya kita akan melihat pegunungan salju. Sejak lahir, Youyou belum pernah melihat salju besar di Yanjing, paling hanya sedikit serpihan salju.
Katanya karena pemanasan global, sudah bertahun-tahun tidak ada hujan salju deras.
Sekarang akhirnya bisa melihat salju lebat! Bisa membuat boneka salju dan main perang salju!
Youyou sudah mulai menanti-nanti.
Shi Ning dan Lu Yu masing-masing mengurus koper, mempersiapkan jaket bulu angsa tebal, sarung tangan, topi kapas, celana kapas, kaus kaki tebal, dan sepatu salju untuk Youyou.
Terlihat kedua orang ini sibuk menunduk membereskan barang masing-masing, mondar-mandir kesana kemari, tapi sama sekali tidak berinteraksi.
Lu Fei tidak bisa menahan diri mulai membayangkan kejadian semalam.
Diam-diam ia menggendong Youyou ke sudut, berbisik: "Anak kecil, apa Ayah Ibu bertengkar tadi malam?"
Youyou mengerutkan alis dengan lucu: "Enggak ada."
Lu Fei memandang tajam bagai obor, dengan sorot mata layaknya detektif Sherlock Holmes yang terus bolak-balik menyapu wajah Shi Ning dan Lu Yu.
Dia berkata pelan: "Pasti ada masalah, Kau yakin mereka tidak bertengkar?"
Youyou mengangguk meyakinkan: "Tidak Wu, tadi malam Ayah dan Ibu bersama-sama bercerita tentang kisah keluarga Babi Bahagia untuk Youyou, lalu Ibu tidur nyenyak bersama Youyou."
Meski terlelap, Youyou masih bisa merasakan tubuh mungilnya terpeluk hangat dalam dekapan harum Ibu.
Gadis kecil itu tertidur sangat tentram.
Lagipula pagi ini Ibu bangun dengan wajah ceria, bagaimana mungkin bertengkar dengan Ayah?
Lu Fei menggelengkan kepala, jarinya menyentuh lembut pelipis si kecil: "Dasar si kecil bodoh, sama sekali tak bisa membaca situasi."
Pemuda itu telah mengamati kedua orang itu sepanjang pagi.
Hingga tahapan piknik kemarin, hubungan Ayah Ibu masih terlihat harmonis dan bersahabat.
Dan di motorhome pun mereka bisa berkomunikasi dengan wajar, hubungan mereka tampak membaik.
Hanya saja setelah semalam, dia melihat Lu Yu terpuruk diusir keluar dari motorhome.
Mungkin terjadi pertengkaran setelah adik tertidur.
Masalahnya pasti tidak sederhana.
Fakta menunjukkan, udara di dalam motorhome memang dipenuhi suasana yang berbeda dari kemarin.
Sebuah aura yang datar, sedikit canggung, namun menggoda.
Meski kejadian semalam adalah kebetulan, tapi terlalu kebetulan.
Keduanya ingin mencium Youyou, memberi anak perempuan kesayangan mereka ciuman selamat malam.
Tapi mereka malah menciumnya bersamaan, mengapit pipi gemuk Youyou dari kiri dan kanan.
Kepala Youyou yang kecil itu, badannya pun mungil sekali.
Jarak yang begitu dekat membuat napas hangat mereka saling menyembur ke wajah lawan.
Dengan lampu yang mati.
Benar-benar terlalu menggoda.
Makanya pagi ini keduanya diam seribu bahasa dalam kebuntuan.
Di ruang siaran langsung, penonton yang tahu situasi saling berebut mengirim komentar langsung mengejek Lu Fei——
【Lu Fei si peony anak laki-laki lugu, apa kau ingin membuatku mati ketawa lalu mewarisi Ant Credit-ku?】
【Sadarlah Lu Fei! Ayah Ibumu berciuman semalam, bukan bertengkar!】
【hhhh Mr. Lu dan Kakak Shi Ning sama-sama malu, mungkin karena tidak enak di depan lensa, si bodoh Lu Fei malah mengira mereka sedang perang dingin】
【xswl Lu Fei benar-benar tak tertolong, sekarang aku percaya Youyou bilang dia jomblo sejak lahir 24 tahun! Aku bertaruh lima mao Lu Fei sampai 24 tahun pun tetap lajang】
【Saudari-saudari berani lebih banyak, aku taruh lima keping!】
……
Di saat bersamaan, siaran langsung Su Lihang di sebelah mengalami puncak popularitas yang signifikan.
Entah Su Lihang ingin mewujudkan keinginan Beibei, atau meminjam keberanian dari permintaan anak perempuannya.
Di depan lensa, dia memutar telepon video untuk Lin Qianning.
Di dalam lensa, wajah cantik dan rupawan Lin Qianning muncul sekejap. Melihat Su Lihang, wajahnya langsung lesu dengan nada bicara yang kasar: "Ada apa? Cepatlah bicara, aku cuma punya sepuluh menit lagi sebelum siaran langsung."
Susah payah Su Lihang mengumpulkan keberanian. Dihantam suasana tergesa-gesanya perempuan ini, hatinya langsung kalut. Kata-kata pengakuan cinta yang sudah di ujung lidah pun tak bisa diucapkan.
Beibei menyembulkan kepala kecilnya, membantu dari samping: "Mama, Papa mau bicara sesuatu denganmu loh."
Lin Qianning baru menunjukkan senyuman saat melihat Beibei: "Beibei, rindu Mama nggak?"
"Rindu! Rindu! Rindu! Kapan Mama datang menemui Beibei dan Papa? Kami mau pergi ke pegunungan salju besar katanya ada banyak sekali salju, dingin sekali. Mama..."
"Qianning, hitung mundur delapan menit."
"Ok Setuju."
Ucapan Beibei belum selesai sudah dipotong oleh personel yang bergegas datang dari belakang.
Lin Qianning melirik jam, menahan diri menghibur: "Beibei anak baik, Ibu akan menghubungimu setelah siaran. Kau main saja dengan Ayah, video pendek yang kau kirim Ibu sudah tonton. Ibu tutup dulu ya."
Beibei menarik lengan baju Su Lihang, Su Lihang segera menyela: "Itu... Qianning..."
Lin Qianning juga menyadari mereka masih dalam siaran langsung.
Ia tak ingin menampakkan wajah di acara ini.
Banyaknya penggemar perempuan Su Lihang, punya anak tanpa menikah sendiri sudah masalah besar. Untungnya dia tak menyembunyikan, mendapat pengertian dari mayoritas fans, ditambah Beibei yang lucu dan menggemaskan, baru tak terlalu berdampak pada kariernya.
Karier Su Lihang yang berkembang pesat tentu bermanfaat untuk masa depan Beibei.
Meski ia sendiri bisa membiayai anak perempuan, bahkan mengirim Beibei ke sekolah internasional sebulan puluhan ribu tael.
Tapi sejak awal memutuskan untuk melahirkan Beibei, memberikan kondisi ekonomi yang baik kepada Beibei juga merupakan tanggung jawab Su Lihang sebagai ayah.
Dia sama sekali tidak pernah menganggap diri sebagai mantan pacar Su Lihang.
Kali ini juga memberikan sorot mata ke arah Su Lihang.
Dengan hubungan seperti ini antara mereka berdua, mana mungkin Su Lihang tidak paham maksud di balik sorot matanya.
Ucapan pengakuan perasaan akhirnya harus ditelan kembali.
Lebih baik dia tidak mengungkapkannya, karena jika sampai terucap, Lin Qianning mungkin tidak akan membiarkannya begitu saja.
Khawatir nanti hubungan mereka bukan hanya tidak bisa sesuai harapan Beibei, malah mungkin akan hancur total.
Di sisi Lin Qianning, telepon pun ditutup.
Beibei menyembulkan bibir, memunggungi Su Lihang dan tidak mau menghiraukannya.
Su Lihang juga tidak ada cara lain, hanya bisa memeras otak memikirkan cara menghibur "leluhur kecil" ini.
Komentar langsung ramai membuat lelucon -
【Kelas top × influencer wanita berpenghasilan puluhan juta lagi be】
【Kak Hang kamu sadarlah demi, kamu saja tidak bisa mengatasi Beibei, apalagi Ibu Beibei】
【hhhh Lebih baik gabung dengan Lu Fei grup cp demi】
【Mat ketawa aku Ibu Beibei keren banget, sama sekali tidak merespons】
【Lin Qianning: Jangan ikut campur para top】
【Beibei: Si cantik ini sangat kecewa padamu】
……
Motorhome berhenti berturut-turut di bawah pegunungan salju yang indah.
Di setiap sudut yang ditangkap lensa, terhampar pegunungan salju putih dan danau hijau mint.
Anak-anak kecil yang sudah memakai jaket bulu angsa tebal turun dari mobil satu per satu, terpesona oleh pemandangan indah di depan mata, melompat-lompat bersemangat di hamparan salju.
Youyou tadi tertidur di mobil sebentar, Lu Yu memberinya air hangat, membantu memakai topi, baru menggendongnya turun.
Suhu terlalu rendah, para Tuan sampai gemetar ketakutan kedinginan.
Mata besar Youyou berkedip-kedip, terpukau sepenuhnya oleh pemandangan spektakuler di depan mata.
Saljunya cantik, Lijia murni dan bersih.
Ada pula danau hijau mint yang jernih bagai kristal, kepala kecil Youyou pusing-pusing, entah karena hampir beku atau terbuai keindahan.
Youyou bicara dengan suara kekanakan: "Ayah, turunkan Youyou, Youyou mau membuat boneka salju!"
Lu Yu tersenyum manis, berjongkok dan dengan hati-hati menaruh si kecil di tanah.
Youyou dipakaikan jaket bulu angsa panjang biru muda oleh Shi Ning, dilapisi celana kapas krim di bawahnya, topinya juga berwarna krim dengan dua telinga kelinci lembut yang terlihat sangat hangat.
Sepatu salju kecilnya pun berwarna krim, akhirnya dibiarkan turun ke tanah, riang menginjak salju sambil melompat-lompat.
Dengan gembira berputar-putar membentuk lingkaran.
Seperti bakso kecil yang bahagia, imut sekali.
Komentar langsung penuh teriakan gemas——
【Aaaa anak perempuanku berubah jadi bakso kecil gemuk bulat!】
【Lucu banget lucu banget lucu banget, Youyou hari ini cocok dipasangkan dengan karung goni biru muda】
【Hahaha langkah kecil Youyou terbongkar sudah! Hanya pergelangan kaki yang kelihatan!】
【Ah, Youyou terjatuh——】
Dalam gambaran, bakso kecil biru muda tergelincir, brak terlempar jatuh——
Pakaiannya tebal, si kecil gemuk di hamparan salju sama sekali tak bisa mengerem, "Ciiit! Ciiit! Ciiit!" terguling beberapa putaran.
Untung topi kelinci krim itu melindungi otak kecilnya dengan baik.
Para orang dewasa kalang-kabut mengejar, tapi Lu Fei yang paling cepat, menyambar si kecil itu dengan sigap.
Ia berkata dengan nada tegang: \"Babi kecil, kau membuatku khawatir! Sudah kubilang jangan lari-lari sembarangan, apa ada yang sakit?\"
Youyou tertawa riang, tidak menunjukkan sedikit pun tanda-tanda kesakitan.
Dua telinga kelinci di topi menteganya bergoyang-goyang mengikuti gelak tawanya, kelucuan itu membuat para orang dewasa hampir pingsan.
Xi Peiwen tak kuasa menahan diri menyandarkan tubuh, menatap pipi montoknya: \"Youyou kecil Bibi terlalu menggemaskan! Hari ini berdandan seperti kue bola ketan, ayo biar Bibi cium cium cium~\"
