Pemuda itu wajahnya datar, tak terlihat sedikit pun gelombang energi dari dalam hatinya.
Ia mengangguk tipis, nada bicaranya terdengar dingin: "Ya."
Youyou yang sedang menghisap susu sambil memiringkan kepala, pipi bulatnya penuh rasa penasaran, bertanya dengan suara kekanak-kanakan: "Kakak Wangzai, KPL itu apa sih?"
Shi Wang belum sempat menjawab, Lu Fei yang masih terpaku oleh keterkejutan sudah menyela: "KPL itu liga profesional Honor of Kings! Luar biasa! Tapi... Sanxi kamu yakin???"
Lu Fei memang tahu adik ketiganya suka main game, kadang juga mengintip operasinya.
Tapi dia main di Zona WeChat, sementara akun WeChat Sanxi tidak punya ID game, jadi rasa penasarannya pun tak terlalu besar.
Refleksnya hanya menganggap ini cuma anak SMP yang wajar-wajar saja suka main game, mana mungkin terbayang arah ke KPL.
Shi Wang berbicara dengan nada datar: "Setelah ikut kompetisi kota, aku dapat undangan dari beberapa bos klub. Mereka berharap aku ikut kamp pelatihan musim dingin tahun ini. Kalau lancar, mungkin tahun depan bisa ikut pertandingan musim semi."
Lu Fei mendengar anak kecil ini mengucapkan kata-kata pamer dengan nada santai seperti itu.
Untuk sementara dia juga bingung apakah ini sungguhan atau sekadar pura-pura.
Dengan susah payah menahan keterkejutan, dia kembali ke pokok pembicaraan: "Jadi... kamu mau ikut acara realitas 《Keluarga Gemilang》 ini untuk disukai penggemar? Tapi jujur, urusan popularitas ini sulit diprediksi. Bukan Kakak merendahkanmu, tapi chemistry dengan penonton itu hal mistis. Kalau cuma mau main-main sih gapapa, tapi kalau maksa bisa-bisa efeknya kontra."
Lu Fei merasa kekhawatirannya cukup beralasan.
Bagaimanapun, netizen sekarang memang beragam karakternya.
Respons bagus terhadap 《Halo Pasangan》 sebagian besar karena konsep acara pacaran berbasis keluarga ini diperkuat oleh kehadiran sekelompok bayi menggemaskan.
Penonton memang lebih toleran terhadap si kecil, jadi ulasan negatifnya relatif paling sedikit dibanding semua acara realitas.
Tapi 《Keluarga Gemilang》 belum tentu demikian.
《Keluarga Gemilang》 mengusung kehidupan nyata keluarga kaya, penonton yang mengejar acara realitas ini umumnya datang dengan mentalitas ikut nimbrung dalam gosip dan penasaran, ingin melihat apakah kehidupan mewah sesuai bayangan mereka. Jika ada ketidakpuasan, pasti akan mengeluh dengan gila-gilaan.
Lu Fei sudah melalui banyak hal, kini kulit wajahnya bisa dibilang sudah setebal tembok.
Tapi secara naluri dia tidak ingin adiknya yang masih seekecil ini harus menderita tekanan seperti yang dia alami dulu.
Bagaimanapun, adiknya tidak seperti dia yang menganggap makan dari mangkuk nasi ini sebagai mimpi.
Si kecil yang kecanduan susu sama sekali tidak punya kekhawatiran seperti Lu Fei.
Karena di mata Youyou, Kakak Wangzai itu sangat menggemaskan.
Ia menaruh botol susu, dengan suara lirih yang tegas berkata: "Kalau Kak Wangzai mau ikut program baru ini, Youyou juga mau! Youyou mau main bersama Kak Wangzai!"
Meski Youyou sudah memiliki pemahaman dasar tentang acara realitas setelah merekam 《Halo Pasangan》 dan pengaruh internet,
Pengetahuannya masih terbatas. Ia menganggap acara realitas sekadar jalan-jalan bersama keluarga, mana mungkin tidak seru? Harus bawa aku!
"Ini…" Shi Ning terkejut dengan ide anak bungsunya, "Persepsimu ini membuat Ibu agak kaget, Wang. Mari kita diskusikan baik-baik sebagai keluarga."
Mengingat pola hidup soliter Wang sebelumnya yang sangat menjaga ruang pribadi,
Mengikuti acara realitas berarti dengan tegas akan kehilangan banyak privasi dan terus terekspos di depan lensa.
Meski Ibu memahami antusiasme Wang untuk ikut KPL yang sempat ia utarakan,
Tapi dia selalu merasa... pasti ada faktor lain yang memengaruhi keputusan penting Xiao Wang ini.
Shi Wang tidak terburu-buru. Setelah menghabiskan sarapannya, ia membersihkan mulut lalu berbisik: "Kalian bisa pertimbangkan lagi, aku akan berangkat sekolah dulu."
Usai berkata, tas sekolah langsung digendongnya bersiap keluar.
Youyou masih mengingat kejadian yang berkembang di internet semalam.
Meski Youyou masih kecil, berada di usia yang tak mempermasalahkan penilaian orang.
Tapi dia sudah paham banyak hal.
Contohnya saat kakak kedua pernah dihujat, hidupnya sangat tak bahagia.
Youyou agak khawatir pada Shi Wang, tak tahu apakah benar seperti ucapannya semalam yang tak peduli penilaian orang luar.
Shi Wang meninggalkan restoran hotel, berjalan menuju arah pintu masuk.
Dari belakang tiba-tiba ada si kecil yang mengikutinya.
Shi Wang mendengar langkah kaki kecil yang cepat. Setelah memakai sepatu, ia berbalik dan bertanya pelan: "Ada apa?"
Si kecil mengangkat wajah kecilnya, mengulurkan tangan untuk menarik lengan baju sang pemuda.
Kekhawatiran kecil itu terwujud sebagai ketidakrelaan.
Dengan suara kekanakannya dia berkata: "Kakak Wangzai tidak menunggu Youyou berangkat sekolah bersama?"
Shi Wang berbisik sinis: "Tapi aku harus sampai sekolah pukul setengah sembilan, kamu bisa datang jam sembilan setengah. Kalau menunggumu, aku pasti terlambat."
Si kecil mengernyitkan bibir, matanya masih memancarkan kerinduan pada sang kakak, "Kalau... kalau begitu... Kakak Wangzai bisa jemput Youyou pulang nanti? TK Youyou dekat dengan sekolah kakak loh!"
Bocah itu lupa membersihkan mulut setelah minum susu, masih ada noda susu di bibir kecilnya.
Shi Wang tidak tahan, mengulurkan ujung jarinya untuk mengeringkannya pelan.
Memandangi pipinya yang bergoyang Duang-duang, sekali lagi dia tak kuasa menahan diri, dengan lancar memencet lembut: "Nanti kalau istirahatnya cepat, aku akan datang."
Setelah berkata demikian, dia berbalik badan dan keluar pintu.
Hanya saja saat melangkah cepat, sudut bibirnya tak tahu kenapa tiba-tiba tersungging.
……
Xiao Wang tiba-tiba menyatakan ketertarikannya pada acara realitas.
Shi Ning dan Lu Yu cukup cepat menanggapi serius, lalu berdiskusi bersama dengan khidmat.
Mereka sepakat bahwa di dalam hati Xiao Wang, selain ide yang diungkapkannya, ada keinginan tambahan untuk membantu menyelesaikan masalah keluarga.
Mungkin melalui pengamatannya terhadap internet, dia berpikir bahwa membatasi tidak sebaik mengalihkan. Karena sudah banyak yang salah paham, lebih baik tunjukkan jati diri yang sebenarnya.
Adapun rencana mengikuti kamp pelatihan musim dingin, Shi Ning dan Lu Yu setelah berdiskusi juga memberikan dukungan.
Lu Yu sudah lama mengamati minat non-akademik Shi Wang, juga memahami nilai pelajarannya.
Nilai akademik Shi Wang sebenarnya tidak buruk. Selama dia berminat, setidaknya bisa mencapai level menengah-atas. Lulus SMA normal dan diterima di kampus seharusnya masalahnya tidak besar.
Soal bakatnya di bidang permainan, Lu Yu juga sudah diam-diam berkonsultasi dengan profesional terkait di industri.
Shi Ning mendengar kesimpulannya, juga merasa Xiao Wang memiliki hal yang disukai adalah urusan bagus.
Bagaimanapun, hidup dengan hobi dan mimpi selalu lebih menarik dibandingkan hidup yang dipenuhi kekosongan, kebosanan, dan hanya mengikuti arus.
Manusia mungkin juga akan lebih bahagia.
Apalagi cara dia berinteraksi dengan anak bungsu selama bertahun-tahun ini, lebih banyak berupa dukungan tanpa syarat terhadap pilihan pihak lawan.
Mengenai partisipasi dalam rekaman acara realitas, perlu mempertimbangkan pendapat seluruh keluarga.
Pendapat Youyou sudah sangat pasti, Shi Wang mau pergi, dia juga akan ikut bersama.
Sedangkan Shi Ning dan Lu Yu membiarkan anak-anak memilih sesuai kesukaan mereka.
Selama bertahun-tahun, keluarga ini susah payah berkumpul bersama, bisa memiliki aktivitas keluarga yang diikuti bersama, memang benar-benar hal bermakna yang pantas dikenang.
Mungkin saat mereka sudah tua nanti, melihat arsip acara realitas ini akan merasa sangat bernostalgia.
Sisanya tinggal Lu Yan dan Lu Fei.
Lu Yan menyatakan dukungan, tapi dia tidak punya waktu, paling hanya bisa menyempatkan satu-dua hari sesekali, lagipula dia sendiri tidak terlalu menyukai perhatian dari netizen.
Mengenai keinginan Xiao Wang untuk menjadi atlet profesional, dia juga memberikan dukungan.
Lu Yan berkata: "Permainan Xiao Wang memang sangat lihai. Meski aku tidak bermain game, banyak teman sekelasku yang bermain Wang Zhe dan League. Pertama kali ikut kompetisi kota langsung juara pertama, apalagi di zona regional Yanjing, pasti punya potensi besar. Lagipula Xiao Wang memang masih sangat muda, baru tiga belas tahun. Di usia segini wajar ingin mencoba apa saja, tapi kalau bisa tetap menjaga prestasi akademik tentu lebih baik."
Lu Fei yang memang seorang artis, tentu tidak punya alasan untuk tidak mendukung.
Dengan tingkat popularitasnya sekarang, penggemar Weibonya hampir mencapai 80 juta.
Acara realitas biasa saja sudah bayarannya fantastis.
Apalagi program seperti 《Keluarga Gemilang》 yang dari judulnya saja sudah terasa bakal meledak.
Lagipula masih ada waktu cukup panjang sebelum masuk kelompok syuting 《Juesha》. Dia tidak berencana menerima proyek lain dalam waktu dekat, konser juga baru dijadwalkan tahun depan. Satu musim 《Keluarga Gemilang》 cuma butuh 4-5 hari, baginya ini sama santainya seperti main-main.
Namun, Lu Fei merasa hatinya mengeras begitu mendengar seluruh keluarga mendukung putra ketiga untuk ikut kompetisi.
Dengan kebingungan, ia mempertanyakan Lu Yu: "Mengapa kau dukung Wangzai main permainan? Dulu saat aku ingin jadi trainee di Negara H, kau dengan tegas menolak?! Ini bukan pilih kasih lalu apa? Ayah, lebih baik kau beri penjelasan yang masuk akal, atau hubungan kita akan hancur. Nantinya kita cuma jadi ayah dan putra plastik yang tercerai berai."
Shi Ning tersenyum melunakkan situasi: "Utamanya, dunia hiburan jauh lebih kompleks dibanding dunia e-sports. Zaman juga terus berubah, pola pikir ayahmu tentu berkembang mengikuti perubahan era. Kini banyak anak muda serba bisa yang mengejar perkembangan multidimensi, profesi pun semakin beragam."
Perkataan Shi Ning cukup objektif.
Memang, saat ini profesi anak muda tak hanya mempertimbangkan pendapatan dan posisi terhormat di masyarakat. Seringkali mereka juga cenderung memilih sesuai hobi dan merealisasikan nilai hidup pribadi.
Ada yang sejak kecil sudah bisa belajar bisnis, ada yang terjun di penelitian ilmiah, melukis potret, menulis novel, atau menjadi influencer berbagai tipe.
Masyarakat semakin beragam, pola pikir orang tua pun perlahan melepaskan batasan.
Lu Yu tak ingin menjelaskan terlalu banyak.
Dulu si anak kedua yang bebal ini baru lima belas tahun. Saat seusianya, di mata ayah tua, Xiao Wang sekarang jauh lebih matang dibanding dirinya dulu.
Apalagi Xiao Wang hanya akan ikut pelatihan dan kompetisi, bukan tinggal lama di luar negeri. Sebagai orang tua, wajar tak ingin anak masih belia merantau jauh. Masa depan boleh dinomorduakan, yang utama khawatir anak belum bisa mandiri merawat diri, apalagi jika sampai terbawa pergaulan buruk.
Lu Yu tidak mau mengakui kekhawatiran dan rasa kasihannya di masa lalu, hanya meraut wajah kaku dan berpura-pura dingin berkata: "Xiao Wang setidaknya punya prestasi kompetisi nyata yang terbukti di sini. Dulu kau cuma modal mulut, bilang mau jadi penyanyi dan penari. Saat kutanya apa keunggulanmu, jawabmu cuma 'karena aku tampan'. Orang tampan di dunia ini banyak, mana bisa kutetapkan kau akan sukses."
Lu Fei mendengarnya sambil memutar mata: "Ini jelas pilih kasih! Memihak!"
Usai bicara, ia menolehkan kepala dengan angkuh lalu pergi membelakangi.
……
Saat pulang TK, Youyou yang membawa tas kecil berkerang lembut akhirnya berhasil menemui Kak Wangzai-nya.
Shi Wang berdiri di sudut diagonal gerbang utama TK. Youyou langsung melihatnya melalui pagar.
Memang sulit tidak memperhatikan seberkas rambut perak di kepala Kak Wangzai yang terlalu mencolok.
Youyou yang baru berpamitan dengan teman-teman perempuannya langsung melesat dengan langkah kecilnya menuju Shi Wang.
Dia menabrak ke dalam pelukan pemuda itu tanpa mengerem.
Pemuda berbaju seragam jas formal itu seolah disergap oleh... seekor anak babi kecil yang gemuk.
Tak tahan, ia mundur setengah langkah sebelum membungkuk mengangkat si kecil yang penuh semangat itu.
Wajah kecil Youyou berseri seperti bunga mekar, kedua tangan mungilnya yang gemuk langsung merangkul leher sang kakak, "Hehehe, Youyou sudah tahu Kakak Wangzai pasti datang!"
Shi Wang agak malu dengan keakraban gadis kecil itu.
Tapi kebiasaan menahan dan menyembunyikan perasaan membuatnya hanya bertanya seolah biasa: "Seru nggak sekolah di TK?"
"Seru! Youyou punya banyak teman baru!"
Sambil menggendongnya naik mobil, senyum mengembang di sudut bibir Shi Wang.
Percaya saja, kemampuan sosialita Lu Youyou memang sudah ia alami sendiri.
……
Setibanya di rumah, Youyou mengetahui Ayah Ibu sudah setuju untuk mengerahkan seluruh keluarga merekam acara realitas baru.
Begitu terpikir bisa jalan-jalan bersama Kakak Wangzai, dia langsung senang bukan main.
"Horeee, asyik banget! Tapi... gimana kalau Kakak Wangzai harus sekolah?"
Shi Ning tersenyum menjawab: "Kru program bilang, perekaman satu episode cuma butuh sekitar lima hari, tidak akan mengganggu waktu lama."
Tapi si kecil yang suka memperdebatkan ini membuka jari-jari gemuknya, dengan serius menghitung lalu berkata khawatir: "Tapi ini bakal ganggu jadwal kuliah Kakak Wangzai! Kak Huai Jin bilang, sebentar lagi ujian akhir, jadwalnya masih tegang buat dia."
Shi Wang: "…………" Tegang ya tegang, ngapain ditambahin 'buat dia'.
Benar-benar tidak masuk akal.
Shi Ning dan Lu Yu sebenarnya tidak khawatir. Meski baik ikut acara realitas maupun main game pasti sedikit banyak mempengaruhi kelas,...
Tapi menurut pemahaman mereka, nilai Xiao Wang saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan saat di LD. Di kelas 1 Tahun Baru Imlek Akademi Jingci, dia seharusnya bisa masuk peringkat sedang hingga tinggi. Ini semua tidak lepas dari bimbingan Sang Guru Huo yang jenius itu.
Selain itu, mereka juga bisa melihat bahwa belakangan ini Xiao Wang sangat serius dalam belajar. Motivasi belajarnya terlihat meningkat signifikan.
Usianya masih kecil, menjaga pelajaran budaya dasar seharusnya bukan masalah besar. Banyak juga anak seusianya yang mengembangkan bakat khusus.
Lu Fei memencet sanggul kecil di kepala Youyou, berkata setengah bergurau: "Kakak Wangzaimu mau jadi pro player. Sekali pun tidak bisa, dia tetap ingin jadi streamer. Sekarang streamer game juga sedang tren."
Ekspresi kecil Youyou langsung terlihat khawatir.
Meski... dia tidak merasa bermain game adalah perbuatan buruk. Melihat Kakak Wangzai melakukan hal yang disukainya, dia merasa tulus bahagia dan menganggapnya sangat lihai.
Tapi di dunia lain sebelum Youyou melakukan perjalanan waktu, Kakak Wangzai adalah seorang PhD!
Otak kecil Youyou tak bisa melupakan sosok gagah Kakak Wangzai yang mengenakan jubah PhD.
Meski masih kecil, dia tahu makna gelar PhD di usia muda seperti itu!
Jika... Kakak Wangzai memilih permainan dan tidak melanjutkan studi, apakah ini akan disesali nanti?
Lu Fei mencapai agendanya, menahan senyum schadenfreude.
Dia sengaja mengatakan ini karena tahu si kecil bodoh di rumah mereka setiap hari mengejar pantat putra ketiga untuk mendesaknya belajar.
Ingin membuat sang putra ketiga pusing.
Tak disangka, Shi Wang membuka suara dengan datar: "Aku tidak berencana melepas studi, hanya saat ini lebih tertarik pada permainan dan waktunya pas. Masa karir atlet profesional pendek, akan purnawirawan saat masih muda. Aku belum merencanakan karier jangka panjang, hanya ingin mencoba sekarang."
Membicarakan hal ini, Shi Wang tiba-tiba menyadari pengaruh Huo Huaijin terhadap dirinya.
Meski... dia hanya anak-anak kecil berusia enam tahun lebih.
Tapi justru sikap anak kecil ini yang serius terhadap akademis, membuatnya kadang muncul sedikit pikiran yang mirip iri hati.
Jika dia tidak mengenal Huo Huaijin, mungkin dia benar-benar akan menjadikan kompetisi profesional sebagai rencana hidup paling penting.
Bagaimanapun, dulu dia tidak pernah punya ketertarikan kuat pada hal di luar permainan.
Tapi sekarang logikanya mulai berubah, dia tak ingin mematikan semua jalan hidup hanya karena mimpi masa muda.
Dia akan menyelesaikan studinya dengan wajar.
Seperti kakak yang bisa sambil melanjutkan studi, dijamin masuk pascasarjana, sekaligus memulai bisnis.
Dia percaya diri juga punya kemampuan menjaga dua hal sekaligus.
Apalagi... dengan foto PhD-nya menggendong Lu Youyou di depan sekolah Ivy League itu.
Di hatinya, terhadap perguruan tinggi bergengsi, bukan tak ada harapan sama sekali.
Jalan masih panjang, dia bisa langkah demi langkah mencoba pelan-pelan sendiri.
Begitu Shi Wang berkata demikian, Youyou langsung sangat puas, dia antusias menepuk tangan kecilnya: "Hebat! Kakak Wangzai jago main game, belajar juga harus jago!"
Lu Fei yang tidak jago belajar langsung mengembungkan pipi (○｀3′○), menampakkan ekspresi sedih.
Jangan-jangan... nantinya dia benar-benar akan menjadi titik terendah gelar akademik di keluarga?
Karena sudah memutuskan untuk ikut acara realitas, Shi Wang pasti perlu mengajukan cuti beberapa hari.
Dia memutuskan pergi ke rumah Keluarga Huo untuk meminta bantuan Huo Huaijin membuat catatan persiapan ujian.
Shi Wang pernah mengamati, meski kemampuan Huo Huaijin sendiri sudah tidak perlu mengikuti kelas, tapi dia sepertinya sangat menikmati suasana kelas, mendengarkan pelajaran dengan asyik, catatan review sebelum ujiannya pasti sangat bermanfaat.
Setelah makan malam Shi Wang akan ke rumah Huo, Youyou yang mendengar kabar itu langsung ingin ikut pergi main.
Saudara kandung yang satu besar satu kecil mengetuk pintu Keluarga Huo.
Hari ini jarang terjadi, Tuan Huo dan Nyonya Huo sedang berada di rumah.
Melihat Youyou, wajah Tuan Huo langsung penuh senyum, buru-baru mengeluarkan hadiah yang sudah disiapkan sejak lama untuk diberikan padanya.
Sebuah jepit rambut kecil yang unik, berbentuk strawberry imut dengan berlian berwarna-warni yang berkilauan.
Youyou langsung menyukainya, menyuruh Shi Wang memasangnya di samping poni rambutnya.
"Terima kasih Paman Huo!" Bocah kecil itu tersenyum manis, mulutnya pun semanis madu.
Tuan Huo sebenarnya sangat menyukai anak perempuan, sayangnya dia dan istrinya telah memutuskan hanya membesarkan Huai Jin sebagai satu-satunya anak.
Melihat gadis kecil lembut dan menggemaskan seperti Youyou, siapa yang tidak akan senang?
Huo Shao Ting tersenyum lembut: "Paman harus berterima kasih pada Youyou, juga teman sekelas Xiao Wang. Anak Huai Jin ini tidak punya banyak teman, kini melihatnya punya dua sahabat baik seperti kalian, paman jadi merasa tenang."
Youyou langsung melompat-lompat gembira menuju anak kecil itu begitu masuk ke ruang baca.
Huo Huaijin di rumah mengenakan baju rumah kotak-kotak biru, duduk anggun di depan meja tulis.
Shi Wang dalam hati takjub, sulit membayangkan anak kecil ini bahkan saat memakai baju rumah tetap memancarkan gaya elegan bangsawan kecil ala Inggris.
Huo Huaijin setiap hari di sekolah selalu menyendiri, jarang bersuara.
Shi Wang merasa dia sepertinya berniat mengucapkan lebih dari 90% kata-kata seumur hidupnya di depan Lu Youyou.
"Youyou jalan-jalan ke Hong Kong sangat menyenangkan?"
Si kecil menganggukkan otak kecilnya: "Senang dong, Disneyland seru banget, Youyou pergi 100 kali juga nggak bakal bosen! Kalo bisa tinggal di kastil Disneyland tiap hari pasti lebih asyik. Lagian Ayah Ibu juga senang, jadi Youyou makin senang."
Shi Wang memperhatikan dua anak kecil ini mengobrol dengan riang di hadapannya.
Suara mungil Youyou yang cerewet berpadu dengan suara Huo Huaijin yang lembut dan jernih.
Dia bertanya, gadis kecil itu terus mengoceh berbagi cerita.
Meski sebagian besar percakapan ini terdengar membosankan bagi Shi Wang...
Tapi jelas mereka berdua terlihat sangat bahagia.
Ini membuat Shi Wang merasakan kekacauan batin yang aneh.
Maksudnya... Apa benar anak kecil di depannya yang penuh rasa penasaran dan perhatian pada Youyou ini adalah anak jenius kecil di sekolah yang tak mudah didekati dan bisa berhari-hari tidak bicara?
Saat akhirnya obrolan mereka berdua mulai mereda.
Shi Wang baru bisa menyela: "Teman Huo, minggu depan aku harus merekam acara realitas, butuh waktu empat lima hari, mungkin harus merepotkanmu untuk merapikan catatan sebelum ujianku, kumohon."
Huo Huaijin memandangnya dengan tenang, tanpa keraguan: "Baik."
"……" Sikapnya yang terlalu singkat membuat Shi Wang canggung, ia menggaruk-garuk kepalanya, "Selalu merepotkanmu, aku jadi malu. Jika ada hal yang perlu dibantu, beri tahuku saja, selama bisa kulakukan, pasti kucoba semampuku."
Usai mengucapkan itu, Shi Wang semakin merasa tak enak hati.
Karena ia yakin……sepertinya Huo Huaijin takkan pernah perlu meminta bantuan padanya selamanya?
Namun kesimpulan dalam hatinya ini ternyata ditolak kurang dari dua puluh menit kemudian.
Karena……Huo Huaijin benar-benar memintanya bantuan.
Saat Youyou melangkah dengan betis kecilnya yang seperti lobak menuju toilet.
Huo Huaijin yang sedang menunduk membaca buku tiba-tiba bertanya: "Apakah seluruh keluargamu akan merekam 《Keluarga Gemilang》?"
Shi Wang terkejut sejenak, lalu mengangguk: "Benar, kau juga sudah dengar acara realitas ini?"
Huo Huaijin kembali diam-diam.
Shi Wang menunggu dengan tenang, merasa anak ini masih memiliki sesuatu yang belum diungkapkan.
Meski kebiasaan Huo Huaijin selama ini adalah tidak menjawab pertanyaan yang dianggapnya tidak bermakna.
Tapi Shi Wang yang sudah cukup akrab dengannya bisa merasakan kali ini Huo Huaijin bukan malas menjawab, melainkan sedang merenungkan sesuatu.
Mungkin... raut wajahnya lebih mirip kekhawatiran?
Hati Shi Wang dipenuhi keheranan.
Sejak mengenal anak kecil Huo Huaijin selama beberapa bulan ini, belum pernah ia menunjukkan ekspresi seperti ini.
Seolah anak lelaki yang tak pernah terganggu urusan duniawi ini tiba-tiba terhambat oleh suatu masalah.
Lama kemudian, Huo Huaijin ternyata kembali berbicara. Pandangan jernih dan sejuknya menatapnya, suara yang polos namun menyiratkan kekhidmatan yang jelas——
"Kalau begitu, aku ingin meminta bantuanmu untuk melindunginya."
Suara anak kecil itu penuh khidmat, meski raut wajahnya tetap lembut seperti biasa.
Tapi Shi Wang seolah-olah juga merasakan beberapa detail yang berbeda dari biasanya di antara alisnya.
Di benak Shi Wang terlintas siluet samar-samar satu keluarga lima orang...
Hatinya langsung dipenuhi keraguan yang sangat kuat.
"Mengapa berkata begitu? Ini hanya merekam acara realitas, apa yang kau khawatirkan? Apakah ada sesuatu..."
Wajah Shi Wang menjadi serius, hatinya seperti diremas-remas.
Terlalu banyak pertanyaan yang mengganjal di pikiran.
Menghadapi pertanyaan beruntunnya, meski ekspresi Huo Huaijin agak muram, dia hanya menggelengkan kepala.
Yang biasanya bijaksana, kini di wajahnya terpancar nuansa kebingungan.
“Menggelengkan kepala maksudnya apa? Huo Huaijin, apa kau tahu sesuatu?” Shi Wang tetap tidak mengendurkan tekanan.
Huo Huaijin kembali menggeleng: “Aku tidak tahu, hanya... ada perasaan krisis.”
Perkataan anak kecil itu hanyalah naluri emosionalnya: “Jadi kuminta kau jaga Youyou baik-baik.”
Alis Shi Wang berkerut, niatnya masih ingin mengejar jawaban.
Suara mungil Youyou terdengar dari pintu, baru kembali dari toilet dengan langkah gemulai: “Kak Huai Jin, Kak Wangzai, kalian sedang ngobrol apa?”
Shi Wang segera menahan ekspresi tegangnya, membuka-buka buku dengan santai: “Biasa saja, sedang bahas hal belajar.”
“Ya.” Huo Huaijin seolah memiliki hubungan dengannya, telah kembali ke kondisi biasa.
Youyou melangkah dengan langkah kecil mendekati dua anak laki-laki, tiba-tiba mengulurkan dua tinju mungilnya, lalu dengan misterius membuka telapak tangan lembutnya——di sana tersembul dua butir permen susu berkemasan indah: "Belajar pasti melelahkan, Youyou traktir kalian makan permen!"
