Melihat wajah Lu Fei yang memerah karena marah, para personel kamera pengikut berusaha menahan senyum schadenfreude di wajah mereka.
Entah bagaimana ceritanya.
Awalnya, sebelum melakukan kontak dengan Lu Fei, banyak staf yang mengira dia bersikap dingin. Bahkan mungkin karena sukses di usia muda, dia memiliki sifat pemarah khas anak muda.
Namun setelah berinteraksi, semua orang perlahan menyadari bahwa meski karakternya tidak terlalu mudah didekati, Lu Fei memiliki sisi menggemaskan. Terkadang dia menunjukkan aura norak yang berbaur dengan kekocakannya, menjadikannya figur kelas top paling menarik belakangan ini.
Siapa sangka, Lu Fei yang jago menyanyi, menari, plus aktingnya lumayan - dengan segudang penggemar perempuan dan ibu-ibu - ternyata adalah si norak tulen!
Siapa yang tidak suka?
Bukan hanya dicintai mati-matian, para penggemar juga gemar memprovokasinya.
PD kamera pengikut bercanda dengan pola: "Kak Fey, Kini merasakan kepiluan kesendirian lajang kan? Sebentar lagi Natal, lalu tahun baru, Tahun Baru Imlek, hari Valentine. Banyak hari raya, mau cari pacar untuk temani?"
Lu Fei mengernyitkan bibir dengan jijik, balas bertanya kesal: "Ini skenario buat hamba ya?"
PD kamera pengikut tertawa menghindar: "Nggak kok, cuma lihat kakak sendirian kayaknya membosankan aja."
Beberapa asisten sutradara nonaku lainnya ikut menggoda: "Kak Fey, sekarang kekosongan dan kesepian begini, waktu rekam acara varietas sebelas kenapa nggak memahami situasi?"
Lu Fei mendengarkan sambil geli. Dia mengangkat tangan merapikan gaya rambut di depan kaca-kaca modern yang berkilau, sudut bibirnya menarik: "Kapan aku pernah rekam acara varietas?"
Asisten nonaku: "《Halo Pasangan》bukan acara varietas?"
Lu Fei hanya ingin memutar mata: "Mati ketawa, itu acara varietas Ayah Ibu, apa hubungannya denganku?"
"Benar juga ya, WKWKWKWKWK."
Beberapa personel tertawa terbahak-bahak.
Komentar langsung juga hampir membanjiri tagar #KesendirianKelasTopLuNonBangsawan#.
Sutradara dokumenter masih menggoda: "Kak Fey, mau ikut acara varietas lagi sebelum tahun baru? Siapa tahu ada jodoh bisa cari pacar?"
Lu Fei dengan angkuhnya memalingkan wajah tampannya.
Dia sama sekali tak ingin pacaran.
Dia tidak merasa bosan, meski pekerjaannya sedang tidak terlalu sibuk, tapi sebentar lagi akan masuk syuting film "Juesha".
Setelah syuting pun masih ada jadwal syuting menumpuk menunggunya.
Sekalipun ada waktu luang, tak akan dipakai untuk mencari pasangan.
Waktu istirahat yang sedikit itu lebih ingin dihabiskan di rumah, menemani keluarga, terutama... menemani adik kecil bodohnya.
Kini dia punya adik!
“Di rumah ada adik perempuan putih gemuk, lembut, dan kenyal seperti ketan. Mau mengelus tinggal elus! Orang lain pengen ngelus juga nggak bakal bisa! Hari-hari senang kayak gini masa bisa bikin bosan.”
Lu Fei teringat Youyou semakin merindukannya. Entah anak ketiga ini bisa merawatnya dengan baik atau tidak.
Pergi tiba-tiba begini, bahkan nggak ninggalin sepatah kata pun.
Jangan-jangan si kecil bodoh ini cemberut sampai nangis ya?
Semakin dipikir semakin rindu. Dalam hati Lu Fei gatal-gatal, akhirnya nggak tahan bertanya ke sutradara: "Aku di sini juga nggak ada kerjaan. Nanti siang boleh nggak aku balik ke perkebunan buat jagain anak?"
“Ini nggak boleh, nggak sesuai perintah. Kak Fey lebih baik tinggal di sini dengan tenang.”
Di akhir, pihak lawan melihat ekspresi khawatir Lu Fei, tak kuasa menambahkan: “Sebenarnya meski kau pulang sekarang, Youyou belum tentu ada waktu nemenin. Dia dan mas-mas itu lagi sibuk banget sekarang.”
Mendengar ini, Lu Fei penuh curiga mengerutkan kening.
Tidak bisa membayangkan apa yang bisa dilakukan putra ketiga bersama Youyou.
Mereka juga tidak punya bahasa yang sama.
Komentar langsung semua menyatakan simpati padanya——
【Kak Fey, jangan mengincar Youyou lagi, dia sibuk membuat boneka】
【Youyou juga asyik bermain dengan Wangzai, yang kesepian cuma kau sendiri】
【hhhh Lu Fei terlihat sangat lengket dengan adiknya, memang tipe kakak protektif】
【Daya tarik Youyou tak tertandingi, siapa yang tidak jadi kakak protektif?】
【Benar juga, hik hik, mimpi punya adik seperti Youyou】
【Lu Fei, main saja dengan Su Lihang, usaha merayu tunangannya masih panjang. Meski punya target, nasibnya sama buruknya denganmu】
……
Lu Fei memang berniat mengajak Su Lihang jalan-jalan.
Bagaimanapun, teman seumuran di sini cuma Su Lihang dan Lin Qianning.
Meski tidak terlalu akrab dengan Lin Qianning, mereka tetap bisa melanjutkan obrolan dengan lancar.
Interaksi mereka juga cukup banyak saat bermain skenario pembunuhan kemarin.
Tapi masalahnya... gedung ini terlalu tinggi, lebih dari 60 lantai. Setengah hari mencari pun dia tak menemukan di lantai berapa Su Lihang dan Ibu Beibei berada.
Lu Dingliu yang kesepian bolak-balik naik lift pemandangan untuk mengunjungi berbagai kamar.
Pertama dia menemui pasangan suami-istri keluarga Zheng di area pemandian air panas.
Pasangan Zheng terlihat memiliki hubungan yang harmonis dan bersikap rendah hati ala Buddha.
Keduanya adalah pianis ternama yang pekerjaannya sangat sibuk, sering bolak-balik terbang ke berbagai tempat.
Jelas pasangan ini memanfaatkan kesempatan syuting acara realitas ini sebagai rutinitas harian mereka yang sesungguhnya.
Setelah membaca pengenalan fasilitas di setiap lantai, pasangan ini langsung menuju lantai pemandian air panas, mengganti baju renang dan terendam dalam air hangat.
Lu Fei baru saja masuk, langsung melihat pasangan suami-istri keluarga Zheng sedang berendam di air panas sambil meneguk anggur merah, menyantap makaron, hidangan penutup manis, dan buah-buahan.
Seluruh tubuhnya membeku dalam kecanggungan, wajahnya memerah sambil berkata: "Maaf mengganggu, aku datang di waktu yang tidak tepat."
Pasangan Zheng segera berdiri tegak dari kolam pemandian.
Mereka yang pernah mengenyam pendidikan Barat ini cukup terbuka, tidak akan merasa sungkan atau canggung.
Terutama Zheng Ying, di mata wanita 38 tahun ini, Lu Fei hanyalah adik lelaki yang tampan.
Zheng Ying tersenyum bahagia, terlihat sedang dalam mood yang baik, bahkan melambaikan tangan ke arah Lu Fei: "Tidak mengganggu kok, Xiao Fei justru datang tepat waktu. Cepat kemari main bersama! Makaron ini rasanya istimewa, sepertinya diimpor langsung."
Zheng Changdong juga menunjukkan ekspresi menyambut: "Ayo Xiao Fei, minum bersama? Anggur merah ini juga berkualitas, Lafite tahun 94."
Lu Fei semakin memerah wajahnya, terus-menerus melambaikan tangan: "Jangan jangan, aku masih anak-anak tidak minum alkohol, mundur dulu ya, Kakakmu dan Nona Istri silakan enjoy~~"
Pasangan suami-istri keluarga Zheng memandangi Lu Fei yang lari terbirit-birit seperti tikus, tak bisa menahan tawa.
Zheng Ying: "Adik kecil Lu Fei ini benar-benar lucu."
Zheng Changdong juga berkata: "Memang anak ini cukup menghibur."
Komentar langsung pecah ketawa——
【WKWKWKWK Kak Zheng dan Istri cepat berhenti meremehkan Lu Fei! Dia masih anak-anak】
【Mat ketawa Lu Fei sangat canggung, pasangan suami-istri sedang berendam di pemandian air panas dia seperti lampu listrik】
【Tak disangka Kakak Ying juga jago bikin lelucon 'tidak kamu datang tepat waktu', mat ketawa wkwkwk】
……
Baru saja Lu Fei kabur dari pemandian air panas, tentu saja dia tidak begitu tak tahu diri untuk mengganggu pasangan suami-istri yang sedang berendam, mengobrol dan minum anggur merah.
Dia hanya bisa terus jalan-jalan, mencari aktivitas apa yang bisa diikutinya.
Sekali pun tidak ada yang bisa dia ikut campur, dia tak percaya di gedung setinggi ini tak menemukan tempat seru.
Punya ruang e-sports juga boleh saja.
Lu Fei pun berjalan-jalan dengan niat mencari ruang e-sports untuk main permainan.
Hasilnya ruang e-sports tak ditemukan, malah di bioskop pribadi suatu lantai dia menemukan Ayah Ibu-nya sendiri.
Terlihat Shi Ning dan Lu Yu duduk tenang berdampingan, sedang menonton ulang film klasik "Titanic".
Di meja kecil samping tangan Lu Yu tersedia berbagai minuman, camilan, dan popcorn.
Di tangannya bahkan ada segelas es krim yang jelas-jelas bukan untuknya makan.
Lu Fei yang sudah 18 tahun jomblo sejak lahir langsung kolaps saat itu juga.
Maksudnya... orang tuanya masih belum cukup pamer di acara varietas sebelumnya?
Sekarang acara keluarga ini juga harus terus pamer gitu??
Malah banyak netizen bahkan penggemar cp mereka berdua merasa interaksi mereka terlalu rendah hati, masih mengeluh kurang pamer!
Lu Fei sama sekali tidak setuju dengan pendapat netizen ini.
Ini belum cukup pamer??
Sudah keterlaluan sampai menusuk mata bagi jomblo sepertinya ini!
Tapi bioskop pribadi ini lumayan besar, seharusnya bisa menampung puluhan orang.
Nonton film masih bisa diterimanya, jauh lebih baik daripada harus berendam di kolam air panas bersama pasangan suami-istri itu.
Lu Fei juga malas mengganggu orang tuanya, diam-diam duduk di kursi belakang.
Ia mengambil beberapa camilan: ceker ayam kulit harimau, leher bebek, popcorn, dan minuman kegembiraan ala kaum rebahan!
Ini sudah lebih dari cukup.
Tapi...
Sekitar lima belas menit kemudian, Lu Fei sudah tidak tahan.
Bukan karena filmnya kampungan sampai tidak bisa ditonton, filmnya sebenarnya masih lumayan.
Melainkan...
Dua bayangan hitam di depannya terus membuat gerakan-gerakan yang menarik perhatiannya, membuatnya tak bisa mengontrol diri untuk terus melirik.
Shi Ning masih lumayan tenang, dia tidak banyak bergerak.
Tapi itu karena Lu Yu terus menyuapinya berbagai camilan, sampai-sampai jari-jemarinya tak perlu bergerak, cukup membuka mulut saja.
Mungkin karena keduanya tidak tahu bahwa di belakang telah menyelinap masuk seorang anak bodoh yang menjadi lampu listrik.
Keduanya sangat santai, bahkan melupakan kemungkinan bahwa acara realitas masih disiarkan secara langsung.
Seolah-olah kembali ke masa lalu, ketika mereka sering bersandar bahu membahu, duduk tenang menonton film bersama.
Ayah menyuapkan camilan untuk Ibu saja sudah keterlaluan.
Sesekali seperti anjing penjilat paruh baya yang merapikan rambut pendek di dekat telinga Ibu juga sudah keterlaluan.
Yang benar-benar membuat Lu Fei tak tahan adalah...
Lu Yu bahkan mengupas kulit lychee dan menyuapkannya ke mulut istrinya, lalu dengan polos membuka telapak tangan di bawah bibir istrinya, menunggu sang istri memuntahkan bijinya.
Ini, ini ini ini...
Lu Fei yang belum pernah pacaran sama sekali benar-benar tidak bisa meneruskan melihatnya.
Film brengsek ini tidak bisa ditontin lagi!
Bioskop brengsek ini tidak bisa diinapin sedetik pun lagi!
Ketika dia menyelinap keluar dengan wajahnya hitam legam dan kepala tertunduk, PD kamera pengikut sengaja membuat hatinya mengeras.
"Xiao Fei, apakah film 'Titanic' tidak cantik? Kok begitu cepat berhenti menonton?"
Sudut mulut Lu Fei berkedut, dengan wajah hitam legam dia pura-pura santai berkata: "Tidak cantik. Film tua begini apa bagusnya? Sebelum usia 10 tahun saja aku sudah menontonnya lebih dari lima kali. Membosankan, hampir terlelap."
Komentar langsung ramai membanjiri WKWKWKWK——
【Lu Fei, yakin hampir terlelap? Atau hampir mati dibuat manisnya?】
【Hik hik manis banget, gregeten banget!】
【Dari keempat pasangan suami-istri ini favoritku tetap Mr. Lu dan Ningning. Meski sudah hamba dan istri tua, daya tarik fisiknya masih top! Manis dan hangat tapi tidak bikin enek】
【Ingin mati dibuatnya! Aku tidak suka skenario manis buatan. Justru perasaan hangat yang datar begini paling menyentuhku. Pengen banget nemu orang yang salig menguatkan bagai ikan di rawa kering】
【Pasangan Suami-Istri Shi Ning yang paling menyentuh adalah meskipun keduanya adalah orang-orang hebat dan bersinar, kebahagiaan mereka bersama terasa begitu biasa, seolah sama seperti semua pasangan suami-istri paling biasa di dunia ini】
【Hu hu, manis lagi dong!】
【Meski aku juga suka banget nge-cp, tapi aku bisa paham Lu Fei. Yang paling ditakutin kalau nge-cp ya orang dekat sendiri. Ayah Ibu ku juga mesra banget, kalau liat mereka pamer kemesraan aku sampai merinding lebay. Tapi kalau nge-cp orang lain mah gak masalah hahaha】
……
Lu Fei yang dua kali berturut-turut gagal sekarang udah nggak peduli.
Dia tahu di gedung pencakar langit sebesar ini mungkin nggak ada satu kamar pun yang bisa nerima dia.
Kalau gitu, jangan salahin dia kalo nggak mau berusaha.
Dia rencana cari kamar sembarangan buat bertahan sampe waktu makan.
Sambil jalan-jalan, pandangan Lu Fei tertarik ke studio lukisan yang estetik di salah satu lantai.
Dekorasi studio lukisan memancarkan nuansa kuno nan elegan. Meja dan kursi terbuat dari kayu pohon pir Huang, dipenuhi berbagai lukisan kaligrafi yang digantung serta barang-barang antik berjejer rapi.
Dalam hati Lu Fei bergumam, "Tempat yang begitu asketis ini seharusnya tidak jadi lokasi pasangan suami-istri pamer kemesraan."
Namun belum genap satu menit memasuki ruangan, matanya sudah menangkap sosok Wen Dailin yang sedang menyeduh teh di meja tak jauh dari sana.
Wen Dailin tampak telah mempersiapkan penampilannya: qipao model modifikasi berwarna hijau pucat, rambut keriting panjang disanggul rendah dengan tusuk konde, riasan wajah sederhana yang semakin menonjkan postur tubuh anggunnya serta aura keibuan yang berwibawa.
Sebenarnya desain qipao modifikasi ini memiliki nilai estetika tersendiri.
Tapi bagi Lu Fei, pemandangan ini justru terasa menusuk hati.
Warna dan kerah baju ini... mengingatkannya pada gaun pengantin Xiufu hijau muda yang terpaksa ia kenakan dalam permainan skenario pembunuhan itu.
Ia tak mau mengaku bahwa semalam sama sekali tidak berani membuka trending topik.
Karena dia bisa membayangkan wajahnya mengenakan Xiufu pasti sudah dijadikan berbagai stiker kocak dan tersebar di seluruh internet.
Mungkin topik #LuFeiNon-bangsawanTernyataBosBesarCrossdressing# juga sudah dipenuhi di mana-mana.
Awalnya hari ini hampir bisa melupakan kesedihan kemarin, tak disangka melihat penampilan Wen Dailin ini...
Menusuk hati, terlalu menusuk hati.
Wen Dailin yang sedang menunduk menyeduh teh baru tersadar memperhatikan pandangan Lu Fei, dia buru-buru meletakkan cangkir teh sambil tersenyum menyapa: "Xiao Fei, mau minum secangkir teh?"
Pandangan Lu Fei masih tertancap di roknya, terpaku sejenak.
Wen Dailin penuh kecurigaan memanggilnya lagi: "Xiao Fei?"
Baru saat itu Lu Fei tersadar, buru-buru melambaikan tangan sopan: "Tidak-tidak, aku cuma jalan-jalan saja. Kak Dailin ternyata bisa menyeduh teh ya?"
Yin Chongye sedang melangkah dengan kaki panjang dari kejauhan, senyuman samar terpancar di sudut bibirnya. Nada bicaranya penuh manja pada sang istri: "Setuju! Kemampuan Bibi menyeduh teh memang penuh formalitas, mau mencoba?"
Sudah dikatakan begitu...
Lu Fei hanya bisa tersenyum kecut: "Kalau begitu, hormatilah perintah."
Senyuman Wen Dailin tetap lembut, lalu di depan lensa ia memamerkan kemampuannya dengan detail dan mahir... Kemampuan seni tehnya dalam membilas, menuangkan, dan menyeduh teh mengalir sempurna.
Sebagai Sponsor Utama, tim sutradara tentu memberi muka yang cukup.
Mereka paham karakter pasangan Yin Chongye dan Wen Dailin, juga konten yang ingin mereka tampilkan.
Bahkan memberikan shot close-up seluruh proses penyeduhan tehnya, agar penonton bisa melihat lebih jelas.
Membuat Lu Fei terbelalak takjub.
Akhirnya Wen Dailin menyerahkan cangkir teh yang telah dituangkan kepada Lu Fei, yang segera menerimanya dengan kedua tangan.
Wen Dailin baru saja akan mengingatkannya "hati-hati kepanasan", tapi kata terakhir "panas" belum sempat diucapkan, Lu Fei sudah kepanasan di ujung lidahnya hingga mengerang kesakitan.
Yin Chongye juga ikut berbicara: "Hati-hati, teh yang baru diseduh suhunya tinggi, jangan sampai terbakar."
Ekspresi Lu Fei terlihat agak canggung, tapi tetap antusias memuji: "Teh enak, benar-benar enak! Kak Dailin jago masak ya, teh apa ini sampai wanginya semerbak?"
Sebenarnya Lu Fei hanya sekadar basa-basi, tidak benar-benar merasa teh ini istimewa. Tapi Wen Dailin sepertinya menganggapnya serius, tersenyum menjawab: "Ini Jin Gua Gong Cha, aromanya memang cukup kuat."
Lu Fei mengangguk dengan serius, padahal anak lelaki 18 tahun ini sama sekali tidak tertarik dengan jenis teh apapun, masuk kuping kiri langsung keluar kuping kanan.
Komentar langsung serentak merasakan chemistry aneh tapi lucu antara Lu Fei dengan pasangan suami-istri ini——
【WKWKWKWK, apa Lu Fei dalam hati bersyukur bukan anak kandung mereka?】
【Hahaha gaya mereka dan Lu Fei benar-benar tidak nyambung】
【Saudari-saudari, aku cek Golden Melon Tribute Tea adalah pu'er super mahal, 3,5 juta per kilogram!】
【WTF, ini terlalu mewah, pantas jadi sponsor daddy!】
【Sisters aku taruh lima mao, pasti Lu Fei gak paham apa itu Golden Melon Tribute Tea, dia cuma tahu lidahnya kepanasan hhhh】
【Lu Fei mirip banget anjing husky sih】
【Liat, ekspresi Mr. Yin kayak agak kesel】
……
Sebenarnya, Yin Chongye memang sempat menampakkan ekspresi agak kesal.
Tapi tidak mencolok, hanya sekilas, setidaknya Lu Fei pasti tidak merasakan.
Awalnya Yin Chongye memang hampa terhadap anak muda ini, tapi karena dia anak Lu Yu, selalu tak bisa menahan untuk menganggapnya istimewa.
Ditambah prestasinya cukup mentereng, masih muda sudah termasuk punya reputasi dan posisi terhormat.
Hanya tak disangka setelah terpapar dari jarak dekat... ternyata gaya-nya seperti ini.
Yin Chongye memang sedikit canggung, tapi ini bukan yang paling memalukan.
Yang paling absurd adalah setelah Lu Fei menghabiskan secangkir teh, dia melihat Wen Dailin sedang berdiri di depan meja tulis besar menggerus tinta, sementara di sampingnya suaminya sedang berlatih kaligrafi.
Lu Fei sudah yakin aura budaya di studio lukisan ini benar-benar tidak cocok untuknya, hendak mengundurkan diri. Tapi langsung pergi terasa agak canggung, maka dia mencari kesempatan untuk mengobrol santai lagi.
"Hmm? Karakter ini menarik sekali, 'Tidak Untung Mati'? Se-terang-terangan ini, Mr. Yin?"
Pandangannya menunjuk ke selembar kertas berisi kaligrafi gaya semi kursif yang baru saja selesai dan sedang dijemur di atas meja.
Empat karakter besar di sana, dari bentuknya memang sangat mirip dengan frasa "Méi zhuàn huì sǐ".
Tapi sebenarnya Yin Chongye yang memang berminat pada kaligrafi itu menulis "Jí zhuàn huì yuàn", bukan "Tidak Untung Mati" yang vulgar itu.
Wajah Yin Chongye sedikit berubah, meski tak berkata apa-apa, jelas terlihat senyumnya menghilang.
Wen Dailin batuk kecil, bibirnya bergetar ingin menjelaskan, tapi akhirnya juga tidak berkata apa-apa.
Hal seperti ini... Penjelasan langsung mungkin malah akan lebih canggung.
Komentar langsung setengah penasaran setengah ngakak——
【WKWKWKWK Lu Fei, kau serius?】
【Aku lihat juga kayak 'gak untung mati'?? Salah ya, apa aku terlalu gak berbudaya?】
【Hhhhh ini emang kelihatan kayak 'gak untung mati' sih】
【Mat ketawa, yang benar 'berjuang demi kemakmuran perusahaan'!】
【'Berjuang demi kemakmuran perusahaan' itu apaan sih? Ternyata aku sama kayak Lu Fei gak berbudaya】
【'Berjuang demi kemakmuran perusahaan' itu perumpamaan semua orang harus bekerja keras agar perusahaan bisa maju! (Catatan①) Tulisan yang sering digantung pengusaha di kantor!】
【Nambah wawasan nih, ternyata badut adalah diriku sendiri】
【Sepertinya tingkat budayaku sama dengan Kak Fey, aku juga ngiranya 'gak untung mati'】
【Mr. Yin sepertinya jijik banget sama Lu Fei 2333】
【Maksudnya, meski pasangan kaya ini benar-benar mewah... tapi tidakkah terasa terlalu dibuat-buat? Apakah kehidupan pribadi mereka benar seperti ini?】
【Aku juga setuju, mulai dari pamer seni teh sampai latihan kaligrafi. Mereka masih muda, kok gaya hidupnya seperti orang tua pensiun?】
【Dibandingkan ini, aku lebih suka keluarga Shi Ning. Lebih alami dan hangat, sangat membumi!】
【Ah jangan banding-bandingin dong. Aku justru suka kemewahan otentik begini. Ngapain sih cari yang membumi?】
“Kalau gitu aku permisi dulu. Mau jalan-jalan ke area lain. Mr. Yin, Kak Dailin, gedung kalian benar-benar luar biasa, hahaha.”
Lu Fei kini sesungguhnya menyesal setengah mati. Seharusnya dia langsung bertanya ke kru program di mana Su Lihang berada.
Sama sekali tak seharusnya dia ngeluyur sembarangan.
Tak disangka, yang lebih tak bisa menampungnya daripada kolam air panas dan bioskop pribadi adalah studio lukis yang terlalu kental aura budayanya ini!
Dia benar-benar menyesal telah memasuki tempat ini.
Setelah Lu Fei pergi, Wen Dailin melanjutkan mengasah tinta. Yin Chongye menulis beberapa karakter kaligrafi dengan lancar di depan lensa.
Kemudian dia memberi isyarat kepada kru untuk menghentikan pengambilan gambar.
Acara realitas ini karena jumlah peserta yang cukup banyak, sebenarnya tidak melakukan siaran langsung 100% untuk setiap orang secara terus-menerus.
Pasti ada waktu untuk istirahat, menerima telepon, atau ke toilet kecil.
Sekitar segini sudah bisa beristirahat.
Wen Dailin merasakan suasana hati Yin Chongye sedang tidak baik.
Ia bertanya dengan kebingungan: "Ada apa?"
Kru juga pergi istirahat, minum, dan makan.
Saat ini di studio lukisan ini hanya tersisa mereka berdua sebagai pasangan suami-istri.
Ekspresi wajah Yin Chongye sulit terbaca, setelah lama akhirnya berkata dengan suara berat: "Aku tak menyangka Lu Yu punya anak seperti ini."
Wen Dailin mengerutkan alisnya: "Hmm... Dia berasal dari latar belakang idol menyanyi-dansa, masih muda. Wajar kalau belum paham hal-hal seperti ini."
Yin Chongye mengatupkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa lagi.
Setelah lama, dia baru berbicara lagi: “Tidak tahu bagaimana kabar Siran dan yang lain.”
“Benar, aku akan pergi melihat.”
Wen Dailin kebetulan ingin ke toilet, sambil menuju kamar mandi sambil membuka siaran langsung.
Pertama melihat komentar langsung, semuanya aman, tidak ada konten yang mengejutkan, manajer juga tidak mengirim informasi darurat selama ini.
Di lensa siaran langsung, di perkebunan kastil, Youyou sibuk sampai kepala kecilnya pusing.
Sedangkan Mas Shi Wang, seolah memakai topeng penderitaan, memandangi boneka kain jelek di tangannya, ingin menangis tapi tak bisa.
“Youyou, kamu yakin... kita akan memberikan barang ini kepada Ayah Ibu?”
Youyou membelalakkan mata, memeluk boneka kain yang baru selesai dijahit, seolah sangat menyenangkan dipandang.
Boneka jelek ini dengan alis tebal, bentuk tubuh aneh... memang, tidak terlalu cantik.
Tapi Youyou tahu dia dan Kakak Wangzai sudah berusaha semampunya.
Lagipula menurutnya mereka sudah berusaha meniru bentuk boneka milik Ibu sebaik mungkin dengan bahan-bahan yang ada!
Melihat topeng penderitaan di wajah Kak Wangzai.
Youyou mengangkat tangan mungilnya menepuk bahu sang kakak, lalu menenangkannya dengan suara kekanak-kanakan: "Nggak apa-apa Kak Wangzai, kita sudah berusaha maksimal. Lagian boneka ini... nggak bisa dibilang jelek kok, cuma... cantiknya tidak terlalu mencolok aja, hehehe."
Komentar langsung pun gempar dibuat ulah Youyou——
【WKWKWKWK Youyou sadar dikit lah!】
【Mat ketawa, Youyou liat ekspresi Kak Wangzai yang mau nangis tuh, boneka jeleknya keterlaluan banget】
【Tak disangka setelah dua jam menjahit dan menambal, hasilnya cuma boneka jelek begini, WKWKWKWK】
【Sebenarnya sebelumnya aku sudah punya firasat buruk waktu lihat mereka bertarung dengan kain dan menyuapkan kapas, tapi selalu berpikir Youyou yang lihai ini pasti bisa menciptakan keajaiban, tak disangka hasilnya benar-benar sejelek ini wkwkwk】
【Sayang, gimana kalau... maksudku, kita keluarkan sedikit uang untuk beliin Mama boneka Barat yuk!】
【Takut banget Kak Shi Ning bakal kaget (ΩДΩ)】
……
Kelompok lainnya juga satu per satu menyelesaikan hadiah kencan yang dipersiapkan untuk Ayah Ibu.
Jam makan siang, kru program masih punya sedikit karakter dasar manusiawi.
Melihat si kecil dan anak-anak besar sudah kelelahan.
Mereka menyiapkan makan siang, sedangkan untuk makan malam, kabarnya semua anak harus pergi ke perkebunan untuk memetik dan meraup bahan makanan sendiri, baru bisa makan setelah berhasil menyiapkan makan malam dengan usaha sendiri.
Shi Wang semakin khawatir tentang makan malam setelah mengetahui kabar ini.
Dia berbisik mengingatkan Youyou: "Usahakan habiskan lebih banyak makanan siang hari, biar nggak kelaparan malem nanti."
Anak kecil Youyou yang biasanya selalu punya nafsu makan baik langsung makan dengan lahap begitu mendengar kemungkinan akan kelaparan.
Setelah menyantap habis makanannya, Youyou tidak lupa menikmati hidangan penutup.
Kru program menyiapkan berbagai kue-kue kecil, dan favorit Youyou adalah kue keju.
Meski tidak seenak kue keju buatan mama Kak Huai Jin, tapi rasanya tetap lumayan.
Saat Youyou sedang asyik mengunyah kue keju sebesar kepalan tangan dengan decak-decak.
Yin Siran di sebelahnya meliriknya datar, seolah tak sengaja berkata: "Youyou, kau makan terlalu banyak kue. Lihat perut kecilmu, anak perempuan tidak boleh makan banyak hidangan manis. Berat badanmu sudah lebih dari Qiqi dan Beibei."
Youyou menatap Yin Siran dengan bingung, lalu refleks menunduk memeriksa perutnya yang memang sudah mengembung.
“Kakak、kakak, apakah Youyou benar-benar gemuk?”
Ekspresi Yin Siran sulit terbaca, tapi dia tersenyum dan berkata: “Benar, sepertinya Youyou adalah anak paling gemuk.”
Youyou mengedipkan mata, mengulurkan tangan kecilnya memencet perut mungilnya yang berisi, lalu menatap Shi Wang.
“Bagaimana ini, Kak Wangzai… Youyou jadi anak gemuk nih…”
Shi Wang memandangi adiknya yang polos tak berdosa, wajahnya berubah gelap, mengawasi Yin Siran dengan tatapan penuh kewaspadaan.
Entah Yin Siran merasa menggoda Youyou itu seru, atau karena alasan lain, dia tidak menyukainya.
Sangat tidak menyukai.
