Usai menyampaikan analisis ini, Shi Ning menoleh dan baru menyadari Lu Yu sedang menatapnya dengan senyuman manis. Ekspresinya tak terbaca, dan sudah lama dia tak bersuara.
Shi Ning memandangnya dengan tatapan aneh: "Ada apa? Apa penilaianku kurang tepat menurutmu?"
Lu Yu seolah baru tersadar, lalu tersenyum: "Tentu saja tidak, analisismu sangat objektif dan detail. Baik secara logika maupun rasa, semuanya masuk akal, sejalan dengan pemikiranku."
Shi Ning mungkin merasa pujian berlebihan pria ini pada dirinya terlalu berlebihan. Ia meliriknya dengan wajah dicuekin, malas melanjutkan percakapan, lalu mempercepat langkah meninggalkan pria itu di belakang.
Lu Yu tidak marah. Ia tetap mengikuti istrinya sambil tersenyum santai: "Baiklah, aku akui tadi sempat kurang fokus. Aku memang tidak akrab dengan ibu Qiqi dan Qishu. Analisismu sangat logis. Untuk hal lain, karena tidak paham, sulit bagiku memberikan penilaian kecuali aku perintah bawahan untuk melakukan investigasi menyeluruh."
Shi Ning kesal: "Kalau tidak paham ya bilang tidak paham, ngapain malah melamun?"
Padahal ia bicara serius, tapi pria ini diam-diam malah asyik melamun!
Lu Yu dengan wajah memelas berkata, "Itu karena... istriku, tadi saat kamu bicara terlihat sangat cantik. Cara kamu berpikir sambil berbicara sangat memesona, aku sampai tertegun memandangmu. Kecantikanmu membuat otakku blank, maafkan aku ya. Tidak akan terulang lagi, lain kali aku pasti akan fokus mendengarkan ucapanmu. Paling-paling aku tidak melihat wajahmu saja."
Shi Ning menahan mulut rapat-rapat, wajahnya penuh kekecewaan.
Ingin tertawa tapi juga ingin marah.
Pria ini.
Awalnya saat baru kembali ke China, dia mengira Lu Yu tidak banyak berubah.
Meski terpisah sepuluh tahun, selain beberapa perubahan fisik halus, mereka masih terasa familiar satu sama lain.
Tapi seiring semakin dekatnya hubungan mereka, Shi Ning baru menyadari.
Orang ini, bukannya dapat kelebihan baru, malah dapat kekurangan baru berupa kepandaian merayu.
Dulu Lu Yu selalu bersikap serius, sangat pemalu dan menahan diri, bahkan jarang bercanda.
Kini mungkin karena usia yang semakin bertambah, bagaimanapun dia sudah pria paruh baya berusia empat puluhan, semakin tak tahu malu. Ucapan-ucapan manisnya begitu lancar keluar dari mulutnya.
Memang kabarnya pria tua kehilangan rasa malu, ternyata benar adanya.
Shi Ning malas mendengar lelucon kotor itu. Dengan suara tenang dia berkata: "Aku serius, Dai Lin tak perlu melakukan hal seperti ini."
Lu Yu juga kembali serius, dengan wajah tegas menyatakan: "Setuju. Bagaimanapun, sekarang masalahnya mengarah padanya. Siapa yang mau menjatuhkan diri sendiri hanya untuk menjelekkan orang lain?"
Shi Ning bukan tipe yang mudah terbawa emosi.
Meski kesannya terhadap Wen Dailin cukup baik - mungkin karena sama-sama wanita dan ibu yang mengerti kesulitan masing-masing, apalagi karakter Shi Ning yang memang fokus pada diri sendiri dan tidak suka membandingkan diri dengan orang lain.
Tapi dia juga tidak akan serta-merta menganggap lawannya sebagai manusia sempurna hanya karena beberapa hari berinteraksi.
Bagaimanapun, hati-hati terhadap orang lain itu penting.
Prediksi Shi Ning ini terutama didasarkan pada posisi kedua belah pihak untuk melakukan deduksi.
Meski bersama-sama merekam acara realitas yang sama, tidak ada konflik kepentingan yang mencolok.
Sekali pun kedua keluarga wajar bersaing di level popularitas dan eksposur, tapi popularitas acara realitas ini sangat tinggi—bukan tak mungkin mencapai win-win solution.
Yang lebih penting, dalam hal pekerjaan akting, sama sekali tidak ada persaingan imbalan antara mereka berdua.
Meski keduanya dijuluki Aktris Terkenal, tapi debut mereka berbeda periode—waktu viral mereka terpaut hampir 20 tahun, sama sekali tidak ada basis perbandingan.
Apalagi saat ini meski Shi Ning menerima banyak undangan proyek, bahkan belum memutuskan akan kembali ke dunia hiburan, apalagi merampok sumber daya Wen Dailin.
Wen Dailin sendiri, bicara soal kemampuan, akting, popularitas, maupun nilai komersial—tak ada yang payah.
Seorang artis wanita yang kompeten di segala bidang, sama sekali tak perlu menjatuhkan reputasi senior hanya untuk keuntungan.
Namun, kalau begitu... lantas siapa dalang di balik layar ini?
Apakah ada pesaing potensial Wen Dailin? Atau orang yang pernah disinggung perasaannya dalam kalangan kolektor?
Shi Ning yang buta informasi tentang dinamika industri hiburan domestik 10 tahun terakhir ini mengeluarkan ponsel, berniat berkonsultasi dengan mantan manajernya Kak Hong lewat pesan.
Kak Hong yang selalu aktif bergaul di lingkaran kolektor dengan sumber daya dan jaringan terus mengalir, pastilah memiliki kabar paling aktual.
Kembali ke apartemen, Shi Ning masih menyusun pesan teksnya.
Di tikungan tak jauh, menyembul kepala kecil berponi lurus seperti tutup panci.
Kepala mungil itu menggeleng penuh dramatis: "Papa Mama pergi main ke mana? Jangan-jangan mau menyelinap pergi kencan saat Youyou tidur!"
Suara lembut seperti krim si kecil memutus alur pikir Shi Ning. Dengan refleks ia menyelipkan ponsel ke saku, membungkuk mengusap rambut Youyou: "Tidak, Paman Su hanya perlu berdiskusi dengan Papa Mama. Sudah larut, kenapa Youyou belum tidur?"
Youyou mengerutkan hidung mungilnya, bergumam penuh rasa cemburu: "Youyou sama sekali tidak mau tidur terlalu dini! Kalau tidak, nanti Ayah jahat akan mencuri Ibu lagi!"
Lu Yu terkejut, wajah tampannya memperlihatkan ekspresi sedih. Ia berjongkok sejajar dengan si kecil: "Mengapa Youyou berkata begitu? Sepertinya kamu menyimpan dendam pada Ayah."
Ini pertama kalinya Lu Yu mendengar panggilan "Ayah jahat" yang sarat emosi dari mulut putrinya.
Youyou sedikit mencebikkan bibir, seolah teringat sesuatu namun enggan mengungkapkannya.
Shi Ning merasa putrinya lucu-lucu. Meski selalu ingin menempel, ia sangat menyukainya.
Lu Yu jelas-jelas menerima hal ini.
Kedua orang itu menggendong Youyou kembali ke ranjang besar di kamar utama apartemen.
Siapa yang tidak akan menyukai putri kecil yang suka manja dan sangat lengket ini?
Apalagi pasangan paruh baya, rela setiap hari mengelus anak perempuan ya.
Youyou hari ini berlari-lari di lapangan olahraga seharian penuh, sebenarnya sudah cukup lelah.
Bagaimanapun, langkah kecilnya harus melakukan usaha berlipat ganda dibanding orang lain, sungguh melelahkan!
Tapi Youyou tetap waspada memeluk pinggang ibu, berkata dengan suara kekanak-kanakan: "Apartemen ini terlalu besar dan asing, Youyou tidak mau tidur sendiri, Youyou mau jadi Dudu-nya ibu malam ini, ibu harus memeluk Youyou tidur!"
"Baik, baik, baik, ibu akan memeluk Youyou tidur." Hati Shi Ning meleleh, membungkuk dan mencium pipi gemuk si kecil.
Lu Yu juga antara ingin tertawa dan menangis sambil mencium pipi si kecil.
Meski tak sepenuhnya paham mengapa Youyou hari ini menunjukkan sedikit kewaspadaan padanya, tapi sebagai ayah tetap merasa bahagia.
Di usia paruh baya masih bisa menikmati dicuekinnya anak perempuan kecil, sungguh tak ada pengalaman yang lebih membahagiakan daripada ini.
Youyou yang sudah kelelahan akhirnya menempelkan kepala kecilnya ke bantal, tak lama kemudian mulai setengah tidur.
Tapi lengannya yang gemuk masih erat memeluk pinggang Shi Ning, saat hampir tertidur masih komat-kamit seperti orang mengigau: "Hm, Youyou mau tidur sama Mama! Youyou kangen banget sama Mama. Ayah jahat, selalu memonopoli Mama sendirian, bohong suruh Youyou tidur sendiri, akhir-akhir ini Youyou kesepian banget tiap malam!"
Suara mungil si kecil yang hampir tertidur itu terdengar samar-samar, tapi Lu Yu dan Shi Ning yang menyandarkan telinga dengan seksama tetap bisa memahaminya.
Pasangan suami-istri itu saling memandang, sama-sama menahan tawa.
Si kecil yang penuh kecemburuan akhirnya terlelap dalam mimpi.
Youyou awalnya sangat senang saat dihibur Ayah untuk pindah ke kamar putrinya sendiri.
Sebagai anak-anak, dia selalu bersinar matanya saat memikirkan tentang menjadi dewasa.
Memiliki kamar putri mandiri yang cantik memberinya khayalan dewasa dan kesan segar.
Tapi dua hari lalu, Lu Fei menggoda dengan berkata bahwa Ayah sengaja menghiburnya agar pergi, mengusirnya ke kamar sendiri untuk tidur, demi memonopoli Ibu sendirian.
Youyou awalnya masih meragukan, tapi setelah beberapa kali pengamatan intensif, si kecil lihai ini akhirnya menyadari bahwa perkataan kakak kedua-lah yang benar!
Benar saja, Ayah selalu terburu-buru menidurkannya di malam hari, lalu langsung merangkul Ibu kembali ke kamar utama.
Hm.
Ayah jahat, memang ingin memonopoli Ibu sendirian.
Bahkan dalam mimpi, Youyou masih mencebikkan bibir sambil merengut kesal.
……
Malam itu, Weibo pasti akan dipenuhi gelombang diskusi yang tak terduga.
Banyak netizen mengarahkan tuduhan ke Wen Dailin, sangat meragukan bahwa selama ini Wen Dailin memanfaatkan basis penggemarnya ditambah pasukan bayaran untuk diam-diam menjatuhkan reputasi Shi Ning.
Wen Dailin yang sudah berkibar selama belasan tahun ini memang memiliki banyak penggemar loyal.
Melihat artis rendah hati kesayangan mereka dibebani tuduhan sebesar ini, para penggemar jelas tidak bisa menahan emosi.
Pertikaian kedua pihak semakin memanas.
Tak lama, halaman topik trending dijejali komentar netizen——
【Buruan ke Zhihu ikut nimbrung dalam gosip! Ada skandal panas-panas! Seorang bos besar Zhihu sudah membongkar rahasia gelap Wen Dailin!】
Begitu kabar ini tersebar, banjir netizen langsung membanjiri Zhihu.
Bahkan Wen Dailin sendiri tidak kuasa menahan rasa penasarannya.
Dia yakin selama belasan tahun berkarier, tak pernah ada skandal hitam maupun perbuatan dosa yang dilakukan.
Persis saat Wen Dailin membuka thread Zhihu dengan perasaan ingin tahu seberapa absurdnya tuduhan ini——
Dia pandangannya gelap, hampir memaki.
Ternyata benar-benar bisa seenak ini!
"Pakar" Zhihu ini membongkar latar belakang keluarga hingga privasinya secara menyeluruh.
【Mengupas Masa Lalu Kelam Aktris Marga Wen yang Tak Diketahui Publik】
“Seperti yang diketahui umum, Wen Dailin berasal dari keluarga kaya, lulusan jurusan akting, kemampuan aktingnya lumayan, bertahan sebagai bintang kelas menengah, kemudian beruntung meraih gelar Aktris Terbaik, lalu mengumumkan pernikahannya dengan suami miliuner, bahkan dengan lapang dada membawa kedua anak kembar naga-phoenix yang menggemaskan serta putri mendiang mantan istri suaminya untuk tampil bersama di acara realitas.
Tapi mungkin para netizen belum tahu, keluarga kaya Wen Dailin ini dulunya memang sangat berpengaruh. Jika dirunut seratus tahun ke belakang, mungkin lebih hebat dibanding keluarga suaminya Yin Chongye dari Klan Yin. Kakek buyut Wen Dailin adalah bankir di era Republik Tiongkok, namun sampai di generasi ayahnya, pamornya mulai memudar dan pengaruhnya melemah, meski di kalangan elite Yanjing masih bisa disebutkan namanya.
Wen Dailin memiliki dua kakak laki-laki di atasnya yang relatif biasa-biasa saja, sehingga pada generasinya, pernikahan aliansi memberi manfaat besar bagi keluarga.
Jangan buru-buru, sampai di sini apakah kalian belum paham gosip besar apa yang akan saya bocorkan?
Sabar, gosip besarnya datang.
Target pernikahan aliansi Wen Dailin sebenarnya bukan Yin Chongye, melainkan Lu Yu! Apa ini kejutan? Apa ini tak terduga?
Pasti banyak yang bertanya bagaimana mungkin Lu Yu? Bukankah Lu Yu adalah suami Shi Ning, pasangan yang terkenal mesra dan sering membawa anak-anak mereka ke berbagai acara realitas?
Kita harus menelusuri 30 tahun yang lalu...
Lu Yu dan Wen Dailin ini, 30 tahun lalu pernah bertunangan sejak kecil.
Putri keluarga bankir ini, mungkin tak pernah bermimpi bahwa calon suami hasil perjodohannya justru didahului direbut oleh gadis rumah petak dari kawasan kumuh Hong Kong."
Bocoran ini membuat netizen syok (ΩДΩ).
【Aduh sial! Gosip bombastis ini!】
【Benar atau tidak!!! Lu Yu dan Wen Dailin pernah bertunangan masa kecil, lingkaran miliuner Yanjing terlalu kacau ya】
【Pantas saja, ternyata ada hubungan sejarah seperti ini, pantas Wen Dailin sejak acara realitas Keluarga Gemilang tayang selalu menyewa buzzer untuk menjatuhkan Shi Ning, rupanya saingan cinta yang saling bersaing sengit】
【Pantas Wen Dailin baru menikah di usia yang tidak muda, ternyata tunangannya direbut Shi Ning?】
【Wah, terlalu menantang!】
【Gosip ini memang menarik, tapi saya tetap tidak suka cara Wen Dailin. Shi Ning dan Lu Yu sudah menikah lebih dari 20 tahun, punya banyak anak, rumah tangga mereka bahagia, kenapa masih dikejar-kejar terus?】
【Betul! Dinasti Qing sudah runtuh berapa tahun lalu, masih bicara pertunangan masa kecil, sisa-sisa feodal!】
Banyak netizen larut dalam kesenangan menikmati gosip.
Tapi lupa, skenario menggunakan persona di untuk membocorkan informasi sensitif ini.
Sepertinya belum lama berselang, pola yang sama pernah digunakan pada .
……
Pembocor rahasia itu menggambarkan detailnya dengan sangat meyakinkan.
Setelah membaca kebocoran ini, hampir tak bisa menahan amarahnya.
Seumur hidupnya belum pernah merasakan kebegini-beginian, tanpa pikir panjang langsung menekan tombol lapor artikel, lalu menghubungi dan untuk menangani hal ini.
Meski tim hukum akan bertindak cepat, rasa kantuk sudah hilang sama sekali, curiga malam ini mungkin akan mengalami .
Selama karirnya di industri hiburan, meski sudah melewati berbagai , tapi tuduhan nekat yang dilemparkan begitu saja ini benar-benar pengalaman pertama.
menahan yang menggelegak, berusaha mengendalikan emosi sambil meninabobokan dan .
Syukurlah mungkin karena kelelahan mengikuti siang tadi, dua ini cepat tertidur.
Dia menutup pintu kamar, berhadapan dengan sorot mata dingin Yin Chongye.
Wen Dailin tertegun sejenak, bersiap untuk curhat pada suaminya.
Namun ucapan itu masih mengambang di bibirnya, baru menyadari Yin Chongye tidak berhenti di hadapannya melainkan langsung menuju arah ruang baca.
Bagaimanapun mereka sudah menjadi pasangan suami-istri selama lima tahun, Wen Dailin segera paham bahwa Yin Chongye sedang tidak senang.
Tapi dia tidak mengerti.
Bukankah dirinya yang terpaksa menjadi kambing hitam, lalu apa yang membuatnya kesal?
Emosi Wen Dailin hari ini jelas lebih bergejolak dibanding biasanya. Tanpa bisa tetap tenang, dia langsung mengikuti langkah Yin Chongye masuk ke ruang baca, menutup pintu sambil menahan suara: "Kau sudah lihat postingan online itu?"
Yin Chongye duduk di depan meja tulis dengan ekspresi datar, bahkan bibirnya pun tak bergerak: "Ya, sudah."
Wajah Wen Dailin memucat: "Setuju? Lalu kau sama sekali tidak bereaksi? Atau bukankah kau seharusnya peduli perasaanku saat ini? Meski aku punya tim hukum sendiri, tapi pasangan suami-istri adalah satu kesatuan, bukankah kau juga seharusnya menugaskan orang untuk menyelidiki siapa di belakang yang melakukan hal seperti ini sekaligus menyalahkanku?!"
Wajah Yin Chongye dingin, setelah waktu lama baru berkata dengan suara tanpa kehangatan: "Setuju, aku akan menyuruh orang menyelidiki."
Wen Dailin menarik napas dalam-dalam.
Ia merasa ada api yang hendak melesat keluar dari dadanya.
Akhirnya ia tidak bisa menahan diri untuk maju, kedua tangan menekan meja tulis sambil sedikit membungkuk, bertanya dengan kebingungan: "Yin Chongye, sikap macam apa ini? Kau sangat aneh, jangan-jangan... kau juga meragukanku?"
Sikap dingin yang berlebihan dari Yin Chongye membuatnya sangat bingung.
Sebenarnya sepanjang hari ini seluruh keluarga berinteraksi cukup harmonis, umpan balik netizen siaran langsung juga lebih baik dibanding episode sebelumnya.
Jadi, sikap Yin Chongye yang tiba-tiba dingin seperti es, jelas karena kejadian yang berawal malam hari.
Tapi, mengapa bahkan suami sendiri meragukannya?!
Wen Dailin meski berkarakter tenang dan matang, tetap memiliki rasa harga diri.
Hal yang tidak pernah dilakukannya, difitnah begitu saja, memang sudah membuatnya marah.
"Yin Chongye, Aku benar-benar tidak paham, memang kenapa kau meraguiku? Apa di matamu, istrimu ini perempuan pemalu dan tak berotak?"
Yin Chongye memandangnya dengan ekspresi dingin, menyapukan sekilas pandang datar: "Jadi, Bukan?"
Wen Dailin mengerutkan alis: "Apa?"
Pria itu mengeluarkan suara datar, menekankan kata demi kata: "Jadi, kebocoran rahasia itu memfitnahmu? Apa kau tak pernah menyukai Lu Yu? Tak pernah murung karena pertunangan direbut Shi Ning? Aku kan pilihan kedua yang kau ambil, bukan?"
Wajah Wen Dailin memucat, bibirnya bergetar, namun akhirnya tak satu katapun terucap.
Ia berbalik dan pergi dengan langkah lebar, menutup pintu ruang baca dengan keras.
Ia benar-benar merasa geram.
Untuk pertama kalinya dalam lima tahun pernikahan, ia merasakan kegeraman seperti ini.
Semula ia mengira Yin Chongye yang pernah menikah sebelumnya - penyebab pernikahan ulangnya adalah kematian mantan istri karena sakit, bukan akibat kegagalan mengelola rumah tangga.
Ia mengira Yin Chongye adalah pria matang.
Tak disangka, pria itu malah marah karena hal ini.
Memang, para sesepuh Keluarga Wen pernah membuat kesepakatan pertunangan masa kanak-kanak dengan Keluarga Lu, namun hanya sekadar gurauan lisan tanpa perjanjian tertulis kuno.
Saat berusia belasan tahun - usia ketika hati remaja mulai berbunga-bunga.
Ibunya sendiri pernah menyebut-nyebut soal pertunangan itu dengan nada setengah bercanda.
Saat itu, Lu Yu sudah menjadi pemuda tampan yang cerah, juga seorang senior kampus yang beberapa tahun lebih tua darinya.
Wen Dailin memang pernah mengaguminya, tapi itu hanya fantasi masa remaja, sebenarnya mereka berdua hampir tidak pernah berinteraksi.
Tapi kemudian, di usia 20 tahun Lu Yu, terdengar kabar dia sedang berpacaran dengan seorang gadis yang sangat cantik.
Ibu mungkin melihat kekecewaannya, menghiburnya dengan berkata: "Kakak Lu Yu sudah jadi mahasiswa, wajar kalau pacaran. Mungkin hubungannya akan putus sebelum lulus."
Tapi tak ada yang menyangka, setelah lulus di usia 22 tahun, Lu Yu langsung menikah di usia muda.
Lagipula setelah menikah sikapnya selalu rendah hati, sampai-sampai Wen Dailin tidak tahu siapa sebenarnya istri yang dinikahinya.
Akhirnya setelah bertahun-tahun, dalam sebuah perkumpulan keluarga bangsawan yang sangat privat, baru terlihat nyonya yang selalu mendampingi Lu Yu.
Saat itu, Shi Ning juga masih sangat muda, cantik tak tertandingi.
Sorot mata Lu Yu yang menunduk memandang istrinya, begitu lembut bagai lautan yang bisa menenggelamkan orang.
Saat itu, Wen Dailin yang belum banyak berkembang merasa dirinya seperti bebek jelek di hadapan Shi Ning, langsung merasa minder.
Bagi Wen Dailin, ini memang semacam gagal cinta yang iri dan sepat di masa remajanya yang samar-samar.
Tapi setelah dia masuk universitas film, fokus meningkatkan jati diri, tidak lagi mengikuti orang lain, perlahan tumbuh menjadi wanita hebat.
Hal-hal remeh di masa puber itu sama sekali tidak lagi dia anggap penting.
Hanya saja pernikahannya yang terlambat, memang karena dia memberi syarat tinggi.
Makanya setelah beberapa kali pacaran, tak ada yang cocok dengan perasaannya.
Ibu mengira dia masih merindukan Lu Yu, sebenarnya bukan.
Dia memang sejak lahir suka dengan yang kuat, punya harapan tinggi terhadap pasangan.
Selain itu karena kurang kasih sayang ayah sejak kecil, dia tahu dirinya menyukai pria yang lebih tua.
Belakangan lewat perkenalan teman, baru kenal dengan Yin Chongye yang telah kehilangan pasangan, menjalin hubungan, lalu masuk ke pernikahan.
……
Malam ini, karena sikap dingin Yin Chongye pada dirinya.
Untuk pertama kalinya, Wen Dailin meragukan pilihan pernikahannya.
Setelah berpikir panjang, dia mengirim pesan WeChat kepada Shi Ning.
Awalnya mengira Shi Ning mungkin tak akan cepat membalas, tak disangka dia merespons. Shi Ning berkata belum tidur, dan bisa datang kapan saja untuk mengobrol jika diperlukan.
Wen Dailin naik ke lantai atas menemui Shi Ning. Saat pintu terbuka, Shi Ning sedang mengenakan syal wol tebal pemberian Lu Yu. Shi Ning tersenyum padanya, lalu mengunci pintu dengan hati-hati. Mereka bersama-sama menuju ke di lantai teratas apartemen bergaya hotel dan duduk.
Mungkin karena malam ini terlalu menyesakkan.
Atau mungkin, kelembutan Shi Ning membuat Wen Dailin tak bisa menahan diri untuk curhat tentang hal yang mengganjal di pikirannya.
Semalam itu, dua ibu cantik menyesap beberapa gelas anggur merah sambil mengobrol cukup lama.
Di akhir percakapan, perasaan menyesak Wen Dailin justru berganti menjadi kelegaan.
Dengan ekspresi antara ingin tertawa dan menangis, dia mengeluh pada Shi Ning: "Bocoran rahasia di internet sekarang benar-benar bikin kesel, aku yang hampir 40 tahun ini sudah jadi ibu dua anak, masa mungkin merusak pernikahan orang lain demi perasaan polos masa remaja, ini benar-benar tidak masuk akal."
Shi Ning juga tertawa: "Memang keterlaluan, tapi aku juga sering dengar rumor aneh tentangku, bahkan ada yang bilang aku meninggal dunia sejak pensiun dari dunia akting."
Akhirnya, dua wanita cantik itu menepuk-nepuk tangan sambil tertawa riang, mengakhiri obrolan intim malam itu dengan penuh keceriaan.
Saat mengantar Shi Ning kembali ke depan kamar, Wen Dailin berkata pelan: "Kak Shi Ning, kau benar-benar orang yang hangat. Kau dan Tuan Lu sangat serasi, aku dengan tulus mendoakan kalian berdua."
Shi Ning tersenyum ramah: "Terima kasih. Semoga segala urusanmu juga lancar. Mengenai rumor online ini, kebenaran akan terbuka sendiri, tak perlu terlalu dipikirkan."
Pagi-pagi saat baru bangun, Youyou menolehkan pinggang kecilnya yang gemuk itu lalu menyergap masuk ke dekapan ibu, memeluk erat sosok harum sang bunda.
Dia tidak tahu bahwa semalam Mama tidak dicuri oleh Papa, melainkan "dicuri" oleh Bibi Dailin selama lebih dari satu jam.
Personel yang ditugaskan program ini memberi tahu dengan misterius: "Para tamu dan anak-anak sudah harus bangun! Hari ini setiap keluarga akan menjamu seorang tamu penting! Tamu yang sangat spesial! Silakan mandi dan sarapan, lalu pergi ke pasar bahan makanan di sebelah apartemen untuk membeli bahan-bahan guna menyiapkan makan siang mewah bagi tamu istimewa ini!"
Youyou yang rambutnya kusut akibat tidur pun terlihat linglung.
"Tamu penting? Tamu penting apa itu?!"
Kebanyakan anak lain juga tidak punya bayangan.
Bukan cuma si kecil, bahkan orang dewasa pun bingung.
Kru program benar-benar pandai membuat kejutan.
Apalagi setiap keluarga harus menjamu tamu berbeda, mana bisa ditebak.
Meski tak tahu siapa tamunya, Youyou tetap bersemangat mempersiapkan semuanya.
Setelah sarapan, dia berganti baju jas hujan kecil warna krem, dengan ceria menggenggam tangan Ayah Ibu bersiap pergi ke pasar basah berbelanja.
Tamu istimewa Ye! Harus beli lebih banyak makanan enak!
……
Soal menyiapkan makan siang mewah untuk tamu istimewa, keluarga Youyou seharusnya paling minim tekanannya.
Bagaimanapun ada Ah Lu sang ahli masak di rumah.
Keluarga Beibei juga masih lumayan, keterampilan masak Su Lihang akhir-akhir ini cukup berkembang.
Yang paling merepotkan tentu keluarga Zheng.
Dari empat anggota keluarga Zheng, tua muda tak ada satu pun yang bisa masak, masing-masing layak dijuluki pembunuh dapur.
Sebelumnya bisa kenyang terutama dengan menggesek-gesek, kali ini setiap keluarga menginap di apartemen berbeda, tak ada lagi yang bisa digesek, benar-benar membuatnya kesal.
……
Qiqi yang polos meski tak tahu siapa tamu istimewa keluarganya, tetap ceria karena tak menyadari kejadian semalam.
Qiqi menggenggam tangan Kakak di satu sisi, menarik tangan Ibu di sisi lain.
Tapi Qiqi segera menyadari, wajah Ibu hari ini agak kaku, terutama saat berhadapan dengan Ayah.
Sejak pagi hingga sekarang, sepertinya Ibu sama sekali belum berbicara sepatah kata pun dengan Ayah!
Perasaan Yin Chongye juga tidak baik, tapi tidak ditunjukkannya.
Sebenarnya pagi ini, selagi Wen Dailin sedang cuci wajah, dia dengan proaktif mendekat dan meminta maaf.
Katanya, karena terlalu mencintainya, semalam dia terjebak dalam pikiran sempit dan kehilangan kendali, memohon pengertiannya.
Tapi Wen Dailin jelas-jelas tidak ingin berinteraksi dengannya.
Tidak ada cara lain, program tetap harus direkam.
Saat keempat kelompok keluarga meninggalkan pasar basah dengan berbagai bungkusan besar bahan makanan, komentar langsung di ruang siaran juga ramai menebak siapa sebenarnya tamu VIP itu——
Kembali ke apartemen, Youyou masih komat-kamit mengulang pertanyaan.
"Siapa sih tamu VIP-nya? Kok belum datang juga?"
Lu Yu tersenyum berkata: “Ayah juga tidak tahu, tidak ada petunjuk, tidak bisa menebak.”
Lu Fei dengan pikiran teori konspirasi menyimpulkan: “Semakin kru program bertele-tele, semakin aku yakin pasti bukan hal baik! Tamu VIP misterius apa? Jangan-jangan seekor anjing pudel?? Mungkin mereka akan mengerjai kita dengan sesuatu yang sangat aneh!”
Saat ini, Lu Yu, Lu Fei, dan Shi Wang ketiganya masing-masing membawa tas besar, sedangkan Shi Ning hanya diizinkan membawa sekantong kecil berangan.
Youyou sendiri memegang kelapa utuh yang belum dibuka, kelapa ini lebih besar dari kepalanya, membuatnya terlihat bengong-bengong sangat menggemaskan.
Setelah masuk ke dalam rumah, berjalan menuju dapur.
Baru saja meletakkan bahan makanan, Youyou mendengar suara hangat yang familiar——
“Aduh, Xiao Youyou-ku oh~~~”
Mata besar hitam berkilau Youyou langsung berbinar, dia menaruh kelapa besar di tangan Lu Fei, lalu melangkah dengan langkah kecilnya menuju sumber suara——
"Nenek!!! Ternyata tamu istimewa misterius itu adalah nenek!!!! Pelukan nenek~~~"
Si kecil yang lembut langsung menyergap masuk ke dalam dekapan nenek tua yang tersenyum bahagia.
Tampak Nyonya Jiang Yuzhen yang mengenakan gaun bunga krem dan kalung mutiara ikoniknya, muncul di depan lensa——
Para penonton langsung antusias!
【Aaaa, ternyata tamu misteriusnya nenek!】
【Ini neneknya Youyou? Neneknya imut banget】
【Hiks, nenek ini terlihat sangat penyayang, membuatku jadi rindu nenekku】
【Sudah lama tidak bertemu nenek, aku mau telepon nenek dulu】
【Nenek ini terlihat sangat menggemaskan！Sepertinya mirip sedikit dengan Ayah Lu！】
【Wah！Keluarga Gemilang ini benar-benar jago sih, mereka mengundang semua ibu mertua dari empat keluarga kaya？？？】
【Luar biasa, antisipasi sudah maksimal, acara realitas ini benar-benar paham keinginan kerumunan yang ikut nimbrung dalam gosip, pengen banget menyaksikan drama ibu mertua dari keluarga kaya】
【Katanya aturan keluarga kaya banyak banget, hal biasa kalau menuntut menantu perempuan mengerjakan ini-itu, gimana ya dengan ibu mertua Aktris Terkenal Shi Ning？Apa bakal ada konflik ibu mertua-menantu？】
……
Nyonya Jiang Yuzhen memeluk cucu perempuannya Youyou terus ditempel.
Setelah lama baru membuat raut wajah kaku, menatap cucu laki-lakinya yang tak jauh sambil mencibir: "Siapa yang bilang sesuatu aneh?"
Lu Fei menghadapi wibawa neneknya, wajahnya penuh rasa bersalah dengan senyum kecut: "Ah, ini, ini ini... Aku, sesuatu yang aneh itu adalah aku sendiri! Nenek, Anda benar-benar tamu VIP! Anjing VIP adalah aku, aku benar-benar anjing~"
