Shi Wang melihat ekspresi canggung dan kocak Lu Fei, hampir antara ingin tertawa dan menangis.
Dengan lancar ia mengambil kelapa besar dari tangan Lu Fei, setengah bergurau: "Ayo pergi si Anjing, ikut aku mencuci sayuran, waktunya sudah sore, nenek masih menunggu untuk makan."
Nyonya Jiang Yuzhen mencibir melihat cucu yang keki dan seperti anjingnya, lalu memalingkan pandangan ke Shi Wang, raut wajahnya berubah seketika menjadi tersenyum lebar: "Xiao Wang, senang bermain di sini?"
Shi Wang menggaruk-garuk kepalanya, agak malu-malu dan menjaga sikap: "Cukup menyenangkan."
Kira-kira karena tahun perpisahan itu Xiao Wang belum genap tiga tahun, meski sekarang usianya sudah tiga belas, tapi di mata sang nenek, tetap terlihat seperti anak-anak kecil.
Nyonya Jiang Yuzhen memandangi cucunya dengan wajah penuh kasih sayang: "Kemarin nenek juga nonton acara olahraganya, lari Xiao Wang cepat sekali, kakinya lincah! Di tahap usia ini harus banyak minum susu dan menguatkan tulang. Sayang sekali kalau tidak main basket dengan kaki sehebat ini."
Memandangi kecenderungan pilih kasih yang terang-terangan sang nenek terhadap putra ketiga.
"Anjing Pudel Mewah" Lu Fei memonyongkan bibir sinis: "Main basket? Dia? Lengan kurusnya dan kaki kecil itu, jangan-jangan malah terluka di lapangan! Lagipula tinggi badannya sekarang belum bisa nyampe ring basket..."
Nenek meliriknya dengan ekspresi jijik, berpura-pura serius: "Jangan omong kosong! Adikmu belum mulai tumbuh tinggi. Tunggu sampai dia cepat tinggi, pasti lebih setengah kepala darimu!"
Youyou di samping berkata dengan suara kekanakan: "Kakak Wangzai harus banyak minum susu, cepat tumbuh tinggi!"
Youyou masih ingat waktu itu pergi ke sekolah Kakak Wangzai dan bertemu teman-teman sekelasnya.
Teman-teman itu memang terlihat sangat tinggi!
Shi Wang sebenarnya tidak ingin postur tubuhnya yang biasa-biasa saja terus-menerus disebutkan di depan lensa.
Tapi sepertinya ini memang hal yang tidak bisa dihindari...
Bagaimanapun, setiap kali nenek menemuinya pasti akan berbisik: "Minum banyak susu dan makan banyak daging supaya cepat tinggi."
Akhirnya dia diam-diam mencoba mengalihkan topik: "Nek, Ibu datang tiba-tiba seperti ini. Kami belum mulai mempersiapkan bahan makanan. Sudah membeli setumpuk sayuran, tapi tidak tahu apakah Ibu suka."
Jiang Yuzhen melototi, pandangannya menyapu bahan makanan di atas meja dapur yang mereka letakkan bolak-balik: "Nenek sudah datang, masih perlu kalian yang mempersiapkan bahan? Nenek yang akan masak! Youyou dan Xiaowang pengen makan apa? Ningning juga? Ningning akhir-akhir ini tidak diet kan? Harus makan lebih banyak!"
Shi Ning tersenyum berkata: "Aku sudah lama tidak diet. Tapi Bu, hari ini kru program memberi kami tugas, meminta kami menyiapkan hidangan spesial untuk tamu terhormat seperti Ibu. Biasanya setiap kali pulang ke rumah tua selalu makan masakan Ibu. Hari ini biar kami yang pamer kemampuan."
Nyonya Jiang Yuzhen berpikir sejenak, lalu dengan santai berkata: "Kalau begitu berkoordinasi saja dengan arahan kru program. Makan apa saja boleh. Biarkan Ayah kalian yang mengurus semuanya."
Lu Yu menghela napas: "Setuju. Segera kusiapkan untuk Ibu. Kebetulan tepat membeli beberapa ekor kepiting, akan kumasak Kepiting Goreng Bifengtang untuk Ibu."
Shi Ning terbiasa merangkul lengan nenek tua itu, dengan senyuman samar bertanya: "Ibu kok begitu misterius, sebelumnya sama sekali tidak membocorkan kabar angin? Kru program mulai mengundang Ibu sejak kapan ya?"
Youyou juga mendongakkan kepala mungilnya, penasaran bertanya: "Iya iya, nenek tidak mau memberi tahu Youyou, bikin Youyou nebak-nebak sepanjang pagi!"
Nyonya Jiang Yuzhen membuat ekspresi misterius yang disengaja, dengan nada bicara penuh makna tersirat berkata: "Aduh, ini kan rahasia, tidak boleh dibocorkin ke kalian. Aku sudah tandatangan perjanjian kerahasiaan sama kru program!"
"Hahaha," suara tawa Lu Yu yang sedang membuka kemasan sayuran di dapur terdengar, "Ibu, apa Ibu kerja di operasi bawah tanah? Kok serius banget sikapnya?"
Para penonton di ruang siaran langsung hampir langsung jatuh cinta pada Nyonya Jiang Yuzhen.
【Wah neneknya menggemaskan!】
【Neneknya Youyou benar-benar ramah ya, mirip banget sama Youyou!】
【Benar juga, kalau dilihat begitu, anggota keluarga yang karakternya paling mirip dengan Youyou sepertinya nenek】
【Nenek tua ini terlihat seperti putri Marquis yang dibesarkan keluarga kaya, berkelas dan elegan, juga terlihat sangat lembut seperti angin musim semi. Punya mertua seperti ini benar-benar beruntung!】
【Sayang sekali para kerumunan yang ikut nimbrung dalam gosip, tidak bisa melihat konflik kompleks antara ibu mertua dan menantu di keluarga kaya】
【WKWKWKWK benar-benar tak disangka akan gaya seperti ini, tapi pantas saja. Bisa membesarkan Mr. Lu yang penuh perhatian, pasti ada ibu yang baik!】
【Betul, kata orang ibu adalah cermin bagi anak laki-lakinya. Mr. Lu yang begitu melindungi istrinya, tunduk pada titah Kak Shi Ning, pasti sejak kecil sudah diajari ibunya untuk menghormati dan menyayangi wanita】
【Keluarga Lu benar-benar luar biasa, iri dengan Ningning!】
【Lihatlah betapa nenek menyayangi Wangzai! Sorot mata nenek ke Wangzai sama persis dengan ke Youyou, masa masih ada yang berani menghasut bilang Wangzai bukan anak kandung Mr. Lu!】
【Memukul di muka! Haters cepat diam dan minggir dari live streaming! Mana mungkin Wangzai bukan anak Mr. Lu, wajahnya kan perpaduan sempurna Ayah dan Ibu!】
【Mat ketawa, dulu ada hater bilang konsep roleplay memanjakan istri Mr. Lu cuma pura-pura. Sekarang nenek datang, dari gaya bicaranya saja sudah jelas di rumah Youyou yang masak tuh Ayah!】
【Nenek juga bahagia ya, punya banyak cucu ganteng-ganteng plus Youyou si cucu perempuan menggemaskan!】
……
Meski maksud nenek cuma menyerahkan ke Lu Yu untuk masak makanan sederhana.
Tapi setelah melalui diskusi seluruh keluarga, semua sepakat memanfaatkan kesempatan ini untuk bersama-sama menyiapkan meja makan spesial buat nenek.
Biasanya saat ke rumah nenek selalu makan dan bawa pulang sesuatu, hari ini kebetulan semua punya waktu luang, satu per satu ingin pamer di hadapan nenek.
Berdasarkan bahan makanan yang ada, Lu Yu bertanggung jawab atas dua hidangan utama dan sup.
Yakni kepiting goreng tepung berempah (), kaki babi kecap dengan kacang kedelai (), serta sup ayam berangan ().
Shi Ning bertugas membuat sayap ayam cola yang semakin terampil karena terbiasa.
Lu Fei mencoba membuat ikan bass kukus ().
Shi Wang melanjutkan eksperimen tumis tomat telur versi upgradenya.
Bahkan Youyou pun tak mau ketinggalan.
Ia menggulung lengan bajunya, memperlihatkan dua lengan mungilnya yang putih dan gemuk, berkata dengan suara kekanakan: "Youyou juga mau masak untuk nenek! Youyou akan buat sayuran paling enak untuk nenek!"
Shi Ning dan Lu Yu tak tahan menahan tawa, tapi akhirnya tidak menolak maksud baik Youyou.
Lu Yu melihat bahan makanan dan mengusulkan: "Hmm... Hari ini sudah ada banyak hidangan panas, sup juga sudah ada, tapi masih kurang satu sentuhan akhir——salad, Youyou mau membuat salad segar dan menggugah selera untuk nenek?"
"Baik, nenek ingin makan salad apa?"
Akhirnya, si kecil yang tekun dengan bantuan ibunya berhasil membuat salad alpukat salmon yang segar dan lezat untuk nenek.
Maka, dengan kerja sama seluruh keluarga, meja makan pun perlahan terisi penuh oleh berbagai hidangan.
Lu Fei yang jarang mendapat kesempatan unjuk gigi terlihat sangat antusias.
Dengan sendok saji, dia menyendokkan daging ikan gemuk untuk nenek: "Nenek cepat cicipi!"
Nyonya Jiang Yuzhen mengambil sumpit, memberi muka dengan mencicipi sepotong, lalu menampakkan ekspresi kontemplatif sebelum berkomentar: "Setuju, ikan bass kukus ini tingkat kematangannya pas, tidak alot maupun mentah, dagingnya empuk tanpa bau amis. Untuk percobaan pertama, Xiao Fei memang punya bakat memasak."
Lu Fei dipuji nenek, langsung jadi terangkat ke angkasa. Dengan ekspresi angkuh ia berkata: "Tentu! Enak kan? Nanti aku buatkan nenek masakan lain! Sekarang aku mulai paham trik memasak..."
Selanjutnya, Nyonya Jiang Yuzhen mencicipi setiap hidangan satu per satu dengan sumpitnya.
Siapapun yang memasak, beliau memujinya habis-habisan.
Tumis tomat telur buatan Shi Wang disebutnya memiliki keseimbangan asam-manis sempurna dengan aftertaste manis.
Sayap ayam cola karya Shi Ning dipuji karena bagian luar renyah sementara dalamnya lembut, wangi dan lezat.
Salad salmon alpukat buatan cucu perempuan Youyou bahkan mendapat pujian sempurna.
Seluruh keluarga makan siang dalam keharmonisan, membuat penonton merasakan atmosfer keluarga kaya yang sama sekali berbeda dari bayangan mereka.
【Hahaha... Entah mengapa, meski perutku keroncongan, menonton keluarga Youyou makan malah bikin hatiku senang】
【Nuansa hangat sekali, aku sampai melihat efek terapeutik ala kantin malam!】
【Nenek Youyou benar-benar luar biasa ye, selalu memberikan pendidikan motivasi ke anak-anak. Suasana keluarga seperti ini bagus banget】
【Liat mereka makan lahap bikin ngiler mati gua】
【Youyou yang lagi mengunyah capit kepiting imut banget, kuning telur kepiting sampe nempel di mulut kecilnya】
【Ngiler mati ngiler mati, ini acara masak ya! Pesenanku masih di jalan! Pengantar jarak 4.000 meter lebih!!】
【Wah, Youyou ternyata lagi makan kepiting! Suasananya seru banget, bikin aku buru-buru kabur dari ruang siaran sebelah】
【Saudari di lantai atas! Aku juga baru kabur dari siaran sebelah! Aku salah deh harusnya nggak berlama-lama di sana cuma buat ikut nimbrung gosip, sampe jadi emo】
【Ada apa di sebelah？？？】
【Sebelah kenapa tuh? Belum sempat liat! Dari tadi betah banget di siaran Youyou nggak mau keluar】
……
"Ruang siaran sebelah" yang disebutkan di komentar langsung merujuk ke sisi mertua Wen Dailin.
Karena setelah keluar dari pasar basah sebelah, masing-masing kelompok keluarga akan kembali ke apartemen mereka.
Ruang siaran langsung dibagi menjadi empat bagian, para penonton masih bisa memilih masuk ke ruang siaran keluarga mana pun sesuai preferensi mereka.
Banyak penonton yang penasaran dengan hubungan menantu-mertua keluarga Yin yang berasal dari dinasti penerbangan ini, sehingga berbondong-bondong masuk ke ruang siaran Wen Dailin.
Hasilnya...
Begitu mertua Wen Dailin muncul di depan lensa, aura seluruh apartemen langsung berubah.
Sosok lansia ini bernama Zhou Weiyin. Pakaiannya mewah dengan perhiasan yang elegan namun tidak mencolok, benar-benar sesuai dengan image sosialita keluarga kaya yang dibayangkan masyarakat biasa.
Nyonya Zhou Weiyin memang memiliki aura kuat, namun terlihat tidak terlalu akrab baik dengan anak dan menantunya sendiri, maupun dengan tiga cucunya.
Qiqi yang biasanya cerewet di depan orang dekat, sejak bertemu nenek di siang hari ini juga menjadi diam bagai ayam, terus menerik dengan patuh di sebelah kakaknya Qishu.
Qishu juga menunjukkan ekspresi kecil yang serius, duduk tegak dengan wajah penuh kesungguhan.
Sementara Yin Chongye sebagai anak kandung, entah karena perasaannya terpengaruh kejadian mendadak semalam atau alasan lain, terlihat terus-menerus tidak fokus.
Nada bicaranya saat berbicara dengan sang nenek meski penuh hormat, namun jelas terasa kesopanan yang menjaga jarak.
Sikap Nona Zhou Weiyin juga dingin dan menjaga jarak.
Putri sulung Yin Siran pun hampir tidak bersuara.
Dari seluruh keluarga ini, kondisi terbaik justru ada pada Wen Dailin.
Meski Wen Dailin juga menyimpan kegelisahan dalam hati, namun sebagai orang yang telah melalui berbagai badai, dia tak ingin urusan pribadinya mempengaruhi proses syuting apalagi mengganggu anak-anak.
Ia tetap menunjukkan ketaatan dan kelembutan saat berhadapan dengan mertuanya, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melakukan kesalahan.
Dengan proaktif ia menyampaikan perhatian, "Ibu datang tiba-tiba seperti ini, kami benar-benar 'terkejut'. Qiqi beberapa hari lalu bilang ingin bertemu nenek."
Nyonya Zhou Weiyin seolah menarik-narik sudut bibirnya, tersenyum sinis sambil memandangi Qiqi yang bersikap seperti burung puyuh di sampingnya: "Oh, benarkah?"
Kemudian ibu mertua dan menantu itu melanjutkan percakapan canggung namun tetap sopan selama beberapa kalimat.
Suasana keseluruhan terasa sangat canggung.
Akhirnya, Nenek Zhou Weiyin mungkin sudah malas melanjutkan percakapan canggung ini. Ia tersenyum berkata: "Dailin, kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu. Aku juga sudah lama tidak bertemu cucu-cucu, biar aku mengobrol dengan mereka."
Wen Dailin mengangguk: "Baik, kalau begitu aku ke dapur dulu. Siran, Qiqi, Qishu, temani nenek dengan baik ya."
Komentar langsung dipenuhi stiker ekspresi canggung -
【￣￣｜｜Wah, canggung banget ya】
【Nyonya Wen Dailin dan mertuanya sepertinya tidak akrab ya】
【WKWKWKWK canggung banget, sekarang aku percaya acara realitas Keluarga Gemilang ini benar-benar tanpa skenario! Nenek Youyou di sebelah juga bilang, mereka sudah menandatangani perjanjian kerahasiaan! Artinya semua orang sebelumnya tidak tahu nenek akan datang】
【Nyonya tua ini terlihat punya aura keluarga terhormat, tidak sembarangan tersenyum】
【WKWKWKWKWK mereka berdua beneran ibu mertua dan menantu? Masih ragu, lihat lagi dulu】
……
Wen Dailin masuk ke dapur dan mulai mempersiapkan bahan makanan.
Meski kedatangan mertua agak tiba-tiba, kondisi Wen Dailin saat ini sebenarnya masih terbilang wajar.
Setelah mengobrol dengan Shi Ning semalam, batinnya menjadi lebih lapang.
Hal-hal yang perlu diklarifikasi akan diumumkan secara terbuka setelah rekaman usai, sementara jalur hukum akan ditempuh sesuai kewajiban.
Dirinya yang bertindak benar dan duduk tegak, tak ada yang perlu ditakuti.
Dan Shi Ning terlihat sangat mempercayainya, seolah-olah tidak pernah meragukannya, hal ini juga membuat Wen Dailin lebih nekat.
Bagaimanapun, pembocor rahasia telah menggambarkan tindakannya secara berlebihan.
Tukar posisi berpikir, jika yang direndahkan reputasinya adalah dirinya sendiri, bahkan dirinya yang selalu rasional tak berani menjamin apakah akan mencurigai pihak lawan.
Namun, Wen Dailin merenungkan penampakan pasangan suami-istri Shi Ning yang mesra dan memiliki hubungan selama ini yang disaksikannya sendiri.
Keluarga itu harmonis lengket seperti perekat, tentu tidak menganggap obrolan santai orang luar.
Jadi setelah menyesuaikan hatinya yang mengeras, Wen Dailin tidak terus marah karena bahan hitam yang memfitnahnya seperti semalam.
Melainkan sedikit menggerutu atas sikap suami terhadapnya tadi malam.
Namun, pagi ini Yin Chongye juga telah proaktif meminta maaf.
Jika dulu, dia seharusnya sudah memanfaatkan momentum untuk turun tangga, tak perlu memperbesar konflik kecil tak terkendali. Ini adalah sikap menghadapi pernikahan yang diajarkan ibunya padanya.
Selama bukan masalah prinsip yang terlalu parah, tak perlu membuat masalah kecil jadi besar.
Tiba-tiba nenek tua keluarga Yin datang saat ini. Wen Dailin tetap menyemangati diri, bersiap menangani ini dengan baik.
Bagaimanapun, ini bukan ibu kandung Yin Chongye... hal ini dia sadari sepenuhnya.
……
Di ruang tamu apartemen, percakapan nenek Zhou Weiyin dengan cucu-cucunya ini...
Bukan seperti nenek Youyou di sebelah yang bertanya apakah anak-anak bahagia, sudah minum susu atau kenyang - omelan khas orang tua.
Melainkan dengan serius memanggil Yin Siran dan menanyakan kabar terkininya.
Melalui dialog kakek-cucu ini, para penonton siaran langsung baru tahu...
Ternyata selain pelajaran dasar, Siran juga harus belajar begitu banyak hal tambahan...
Tidak heran banyak yang berkomentar, terlahir di keluarga kaya belum tentu lebih baik. Di usia semuda ini sudah hidup begitu sulit, mana ada kesenangan masa kecil sama sekali.
Tampak jelas Yin Siran sangat menghormati neneknya.
Apapun yang ditanyakan nenek, dia jawab secara detail tanpa ada yang disembunyikan.
Terakhir, Nona Zhou Weiyin dengan nada datar berpesan: "Siran, ibumu sudah tiada. Ayahmu punya dua anak lagi, Qiqi dan Qishu. Kau harus lebih mandiri, belajar keras, 100 kali lebih gigih dari anak keluarga biasa, paham?"
Wajah Yin Siran yang memang pucat menjadi kaku, semakin memutih pucat.
Kalimat "Ibumu sudah tiada" itu...
Bagai golok tajam yang tetap mampu mengoyak hatinya kapan pun, membuat darah segar mengalir di bagian kiri dadanya.
Benar, dia tak punya ibu. Anak yang tak dicintai siapa pun.
Tak ada pilihan lain selain mandiri dan kuat.
Meski dadanya bergelombang hebat, Yin Siran tetap menahan mulut rapat-rapat dan mengangguk dengan tenang: "Setuju, saya mengerti, Nenek."
Sang nenek tua seolah-olah menggelengkan kepala dengan kekecewaan: "Ya, paham saja sudah. Kudengar ujian akhirmu kali ini hanya peringkat ketujuh seangkatan, padahal sebelumnya selalu bertahan di tiga besar."
Gadis kecil itu hatinya terasa beku, namun tetap menundukkan pandangan sambil berkata patuh: "Kali ini saya ceroboh, ada soal yang seharusnya tidak salah malah saya jawab sembarangan, berikutnya tidak akan terulang."
"Ya."
Komentar langsung memenuhi layar dengan perdebatan——
【Ah ini? Peringkat ketujuh seburuk itu?】
【Walau saya tahu Siran masih anak SD, tapi SD ternama kan persaingannya ketat, murid berprestasi juga banyak. Peringkat ketujuh jelas tidak buruk, satu angkatan pasti ada ratusan murid】
【Makin mengasihani Siran, firasatku hidupnya terlalu menyesakkan】
【Bukan hanya dia, seisi rumah ini terasa begitu mencekam】
【Dari sini keliatan Wen Dailin memang cukup baik, Siran justru lebih rileks saat berinteraksi dengan ibu tirinya ini, tidak terlalu ragu-ragu】
【Wen Dailin jelas bagus, bisa dilihat dari dua bocah kecil yang dibesarkannya. Kejadian semalam menurutku tidak sesederhana itu, apa cuma dengan beberapa akun dummy bisa membuktikan dia menyewa pasukan bayaran?】
【Ga suka sama nenek tua keluarga Yin ini, ngapain juga ngomongin soal ibu kandung yang sudah meninggal di depan anak kecil】
【Meski kenyataannya ibu Siran sudah tiada, tapi ga perlu diungkit lagi lah, sakit hati banget】
【Aku juga ga tertarik dengan nyonya keluarga kaya ini, cabut ah】
【Sama, aku juga meringsek ke channel sebelah keluarga Youyou yang gaya interaksinya lebih hangat cocok untuk menemani makan】
【Keluarga Beibei dan nenek William juga lumayan seru, yuk pada meringsek bareng】
Sejenak, banyak netizen yang keluar dari ruang siaran langsung keluarga Wen Dailin.
Popularitas ruang siaran langsung Wen Dailin untuk pertama kalinya sejak program dimulai jatuh ke posisi bantalan.
Namun masih banyak netizen penggemar gosip yang menanti konflik ibu mertua dan menantu dari keluarga kaya yang cukup nyata, sehingga terus berjongkok di ruang siaran menunggu pertunjukan menarik.
……
Nyonya Zhou Weiyin mengobrol satu per satu dengan tiga cucunya.
Bahkan kepada Qiqi dan Qishu yang belum genap 4 tahun pun diberikan dorongan terkait studi.
Tadinya percakapan sebelum makan siang ini sudah cukup membuat sesak.
Tak disangka proses menyantap makan siangnya justru lebih membosankan lagi.
Wen Dailin berusaha keras menyiapkan hidangan lezat.
Di hadapan penonton, ia memang membuktikan keterampilan memasaknya bukan sekadar pertunjukan kosong, melainkan benar-benar memiliki kemampuan.
Sepanjang proses, hanya Siran yang masuk ke dapur membantu diam-diam.
Meski Qishu dan Qiqi, kedua si kecil ini juga ingin membantu ibu mereka bekerja, bagaimanapun dibandingkan membantu ibu di dapur, mendengarkan obrolan nenek di ruang tamu jelas lebih menyiksa.
Tapi kedua bocah ini terlalu pendek, berjinjit pun tak bisa mencapai meja dapur, jadi tak bisa membantu banyak.
Wen Dailin baru saja sibuk di dapur hampir dua jam, sampai pinggangnya terasa perih, refleks ia mengusapnya.
Selama proses makan, Wen Dailin menunjukkan perhatian dan kesopanan ekstra pada ibu mertuanya.
Tapi sang nenek tua seolah tak menerima, dengan gaya ibu mertua dari keluarga kaya, ia dengan serius mencela satu per satu.
Wen Dailin tersenyum menerima semua, namun raut wajahnya sudah jelas kaku.
Dengan suara lembut yang masih terjaga: "Sudah sejak lama dengar Ibu pernah belajar masak dari guru ternama, kemampuan memasakku memang masih banyak kekurangan. Lain hari harus belajar lebih giat pada Ibu."
Nyonya Zhou Weiyin tersenyum sinis: "Itu sudah pasti, masih banyak yang harus kau pelajari. Tapi wajar juga, kau ini artis, setiap hari sibuk syuting film, merekam iklan dan acara varietas, sibuk dengan ini itu. Tidak sempat mengerjakan pekerjaan rumah juga wajar. Sudahlah, asalkan suamimu tidak keberatan."
Wajah Yin Chongye terlihat tidak baik sepanjang waktu.
Sepanjang makan siang, kondisi mentalnya seperti terpisah dari situasi.
Baru setelah mendengar ini, dia akhirnya membela Wen Dailin: "Ibu, di rumah kita ada koki dari berbagai aliran masakan. Biasanya sama sekali tidak perlu Dailin turun tangan. Paling-paling dia hanya menyiapkan makanan pendamping sederhana untuk kedua bayi kita."
Komentar langsung ramai membela Wen Dailin——
【Ibu mertua feodal yang mengerikan macam apa ini】
【Astaga, nostalgia kembali! Kapan Dinasti Qing dihidupkan lagi??】
【Wuyuzi! Meski dia menantumu, tapi sudah susah-susah memasak setumpuk hidangan. Perlukah memilih-milih seperti ini? Di sini terlalu asin, di situ terlalu alot】
【Yin Chongye juga, kenapa tidak banyak membantu istri berbicara】
【Bikin kesel, kalau aku sudah lama membuka meja, peduli apa kamu nyonya keluarga kaya】
【Tiba-tiba merasa apa pun harta miliaran, memberikan gedung perkantoran CBD untuk lamaran juga tidak manis! Tidak bisa merasakan chemistry, tetap Mr. Lu dan Ningning yang lebih manis】
……
Namun segala hal ini belum selesai.
Setelah makan siang, Wen Dailin juga terus sibuk.
Dia harus mengurus peralatan makan, mencuci piring, membersihkan meja, merapikan permukaan dapur.
Setelah merapikan semuanya dengan tertib, masih harus memotong buah-buahan untuk para hadirin, menyusunnya menjadi piring buah yang indah.
Namun semua yang dilakukan Wen Dailin ini.
Sang nenek tua hanya mencicipi sepotong melon, lalu meletakkan garpu dengan lesu, berkata dengan nada menghina:
"Dipotonɡ sebesar ini buat apa."
Wajah Wen Dailin berubah, segera berkata: "Aku bawa kembali untuk dipotong lagi."
“Tak perlu, Sudahlah. Qiqi, Qishu, Siran, ikut nenek ke ruang baca untuk berlatih kaligrafi.”
Ekspresi Yin Chongye terlihat muram, seolah-olah sudah mencapai batas tidak sanggup berpura-pura lagi.
Komentar langsung di ruang siaran yang awalnya membela Wen Dailin dan mengeluhkan mertua feodalnya yang tak masuk akal, perlahan mulai menangkap makna lain——
【Hubungan ibu dan anak Yin Chongye juga terlihat aneh】
【Benar, meski secara lahiriah sopan, tapi terasa hubungan mereka tidak dekat】
【Pendidikan keluarga Wen Dailin benar-benar baik, tipikal putri keluarga bangsawan besar. Bagaimanapun akan menyelesaikan hubungan formal dengan orang tua dengan baik tanpa meninggalkan cela. Hanya saja hubungan mertua dan suaminya juga terasa tidak wajar】
【Aku juga pernah melihat banyak ibu mertua rumit yang suka memilih-milih dan menunjuk-nunjuk menantu perempuan, tapi ibu mertua jenis itu biasanya merasa anak mereka adalah harta karun, menganggap menantu perempuan mereka minder. Tapi Nyonya Zhou sepertinya bukan bermaksud begitu. Dia bukan memandang rendah Wen Dailin, tapi meremehkan pasangan suami-istri mereka】
【Hahaha, kebenaran di lantai atas】
……
Di sisi lain, Youyou yang sudah makan siang dan tak ingin tidur siang, sedang bersiap pergi bermain dengan neneknya.
Personel program masih setengah bercanda mencari masalah, menanyakan apakah Nenek Youyou mau mengajari anak-anak berlatih kaligrafi.
Nyonya Jiang Yuzhen mengangkat alis dengan tatapan aneh: "Latihan kaligrafi? Mengapa?"
Kru menahan senyum ikut nimbrung dalam gosip: "Karena nenek Qiqi di sebelah sedang mengajak anak-anak berlatih kaligrafi."
Nyonya Jiang Yuzhen langsung menolak: "Tidak usah, setiap hari di rumah aku melihat suamiku berlatih kaligrafi jelek itu, sampai aku jengah. Youyou, nenek ajak kamu main ke taman hiburan, setuju?"
"Baik!!! Terlalu baik!!!"
Mana ada si kecil yang tidak suka taman hiburan.
Youyou yang gembira bersemangat berputar-putar di tempat.
Keluarga itu segera mulai mengurus barang-barang untuk pergi, lalu langsung berangkat.
Nyonya Jiang Yuzhen menggenggam Youyou dengan satu tangan, menyandarkan menantu perempuannya Shi Ning dengan tangan satunya, sambil tersenyum bercanda: "Hari ini sulit dipercaya keluarga bisa jalan-jalan bersama, kita bertiga wanita cantik bertugas bersenang-senang, para pria muda bertugas membawa tas dan jadi sopir."
Shi Ning juga tersenyum lebar.
Maka Lu Fei yang sudah punya SIM bertugas jadi sopir.
Lu Yu membawa tas untuk sang nyonya.
Shi Wang bertugas membawa tas adiknya.
Dia sekarang sudah berpengalaman membawa tas, tidak hanya membawa botol air kecil Youyou, tapi juga botol susunya, baju ganti cadangan, tisu basah bayi, serta cermin kecil, sisir kecil, dan karet rambut untuk menyisir rambutnya.
Benar-benar menjadi "Kakak Pengasuh" profesional standar~
Keluarga sampai di bawah rumah, kebetulan bertemu dengan keluarga Beibei dan William yang juga belum memutuskan mau pergi kemana.
Nenek William adalah seorang pianis tua yang sudah pensiun, meski berkelas tapi sifatnya sangat ramah.
Nenek Beibei adalah pemain cello, dia adalah ibu Su Lihang, masih terlihat muda, tidak jauh lebih tua dari Shi Ning, posturnya tinggi ramping, saat berdiri bersama ibu Beibei Lin Qianning lebih mirip saudari daripada mertua dan menantu.
Ketiga nenek langsung cocok, bersiap mengajak si kecil-si kecil ke kompleks besar di dekat sana.
Di dalam kompleks ini ada taman bermain anak dalam ruangan besar yang baru dibuka.
Karena kini mendekati Tahun Baru Imlek, suhu di Yanjing sangat rendah, jadi bermain di taman dalam ruangan lebih nyaman.
……
Sampai di taman bermain, Youyou melihat lautan bola berwarna-warni di depannya, lalu berseru dengan semangat——
"Wuhu, bola laut Ye, Youyou datang——"
Maka, si kecil ketan yang lembut itu membuka lengan pendek dan kaki pendeknya, brak langsung menyergap masuk ke dunia bola laut——
Beibei dan William di belakangnya juga berturut-turut menyergap masuk.
Tiga si kecil bahagia itu menikmati secara immersif dunia bola laut berwarna-warni.
Bahkan Zheng Qiaoxi yang berusia dua belas tahun pun tak bisa mengboikot godaan ini, ikut menyergap masuk.
"Wa, asalnya bola laut seru begini ya!!"
Lu Fei juga tergoda, tak bisa mengontrol diri melompat masuk.
Tubuhnya terkubur dalam lautan bola plastik, tangannya menyatukan telapak tangan mengambil bola-bola indah satu per satu, berseru antusias ke Shi Wang: "Putra ketiga, cepat turun!"
Shi Wang si anak gaul tetap menolak: "Nggak ah, kalian saja yang main."
Lu Fei bersuara gemuruh: "Jangan ngeyel, turun sekarang! Seru banget! Ini mungkin kekanakan buat balita 3-4 tahun, tapi buat kita pria tangguh——pas banget timingnya!"
