Keesokan harinya, Yu Wei seperti biasa mengikuti Ning Suyi keluar bekerja.
Murid-murid luar setiap hari mendapat tugas kuli. Murid lain lebih suka bekerja di puncak sendiri, setelah selesai bisa langsung berlatih dan belajar. Hanya Ning Suyi yang membawa Yu Wei, setiap hari mengerjakan pekerjaan terpencil yang harus masuk ke pegunungan.
Ini tentu untuk Yu Wei. Meskipun Yu Wei bisa dengan bebas beralih antara wujud manusia dan siluman, namun menurut sifat alaminya, kucing adalah tubuh aslinya.
Walau mempertahankan wujud manusia setiap hari tidak sulit, ini seperti manusia yang tidur dengan baju lengkap - tidak mengganti pakaian saat pulang dan beristirahat. Lama-kelamaan akan terasa tidak rileks secara mental dan seluruh badan merasa tidak nyaman.
Ning Suyi sengaja memilih tugas-tugas yang mengharuskan masuk ke pegunungan, agar Yu Wei punya kesempatan kembali ke bentuk kucing dan melepas penat.
Namun Upacara Besar Sekte Xianzong yang digelar sekali setiap 10 tahun akan segera dimulai. Sebagai salah satu acara terpenting, para pelatih semakin ketat dalam pengawasan.
Ning Suyi yang selalu sangat hati-hati khawatir jika suatu saat Yu Wei bertemu pelatih yang sedang patroli saat berubah wujud, pihak lawan bisa menggunakan ini sebagai alasan untuk membuat masalah.
Dia juga sudah menjelaskan demikian pada Yu Wei. Gadis itu tentu tidak paham mengapa upacara besar itu begitu penting. Baginya, sinar matahari begitu hangat, langit begitu biru, tapi dirinya tidak bisa berubah kembali menjadi kucing untuk bermalas-malasan.
Sehari-hari Yu Wei sangat cerewet. Buku cerita yang dibacanya, makanan yang dimakannya, semua diberikan oleh Ning Suyi. Tapi dia tetap akan berbagi perasaan dan pengalamannya setiap hari saat makan atau membaca dengan Ning Suyi.
Meskipun itu semua hal-hal kecil, Ning Suyi sangat bersedia mendengarkannya.
Ning Suyi yang sudah terlalu sering melihat intrik dan tipu muslihat manusia palsu, semakin menghargai kemurnian siluman kucing kecil ini. Mendengar ocehannya tentang hal remeh-temeh, hatinya sendiri seolah bisa menjadi tenang.
Secara logika, perpisahan mereka kemarin sore seharusnya sudah cukup membuat Yu Wei bercerita panjang lebar hari ini. Tapi entah karena Ning Suyi melarangnya berubah jadi kucing, gadis ini hari ini terlihat sangat lesu.
Penampilan Yu Wei yang berbaring di pangkuan Ning Suyi terlihat sangat tenang dan manis penurut, rambut hitamnya mengalir mulus di punggung gadis itu, memperlihatkan leher yang putih salju dan lembap.
Seluruh tubuhnya terlihat lesu, tidak mau makan maupun berbicara. Ning Suyi hanya bisa melihat bulu matanya yang panjang dan lebat bergetar halus, menunjukkan ketidakberdayaan yang kontras dengan sikap energiknya saat mengamati sekitar seperti biasa.
Melihat Yu Wei yang seperti kucing kehilangan semangat hidup ini, Ning Suyi menghela napas sambil tersenyum kecut, namun tetap merasa sedikit mengasihani.
Entah bagaimana siluman kecil ini bisa tumbuh besar, menjadi begitu manja. Baru pertama kali dilarang berubah wujud asli, langsung murung dan sedih seperti ini.
Benar-benar tak tahan sedikit kesulitan pun.
Wanita itu bertanya lembut, "Seperempat jam, setuju?"
Seperempat jam ya seperempat jam!
Mata Yu Wei langsung berbinar, seketika itu juga seekor anak kucing berbulu halus putih salju sudah meringkuk di pangkuan Ning Suyi.
Ia mengangkat wajah, mengeong dengan manja sementara dahinya menggesekkan jari Ning Suyi hingga badannya sendiri terguling.
Ning Suyi merengkuhnya dalam dekapan sambil membelai bulu halus. Kucing kecil itu memicingkan mata penuh kenyamanan, cakar lembutnya menginjak-injak lengan wanita itu bagai sedang memijat susu, seluruh tubuhnya memancarkan kegembiraan.
Sementara tangannya terus membelai, pikiran Ning Suyi tak terhindarkan melayang jauh.
Ia ingat kebiasaan kucing menginjak-injak itu adalah naluri emosional untuk merajuk pada ibu meminta susu. Namun jelas terlihat, Yu Wei seolah tak memiliki orang tua.
Dulu Ning Suyi pernah menanyakan masa lalu Yu Wei. Gadis itu tak tahu asal-usulnya, hanya memiliki kenangan beberapa tahun terakhir - masa ketika ia berkeliaran tak karuan di perbatasan dunia manusia dalam wujud seekor kucing.
Dapat dipastikan, Yu Wei tidak diajari dengan baik. Sebagai yao zu (bangsa iblis), bahkan setelah berubah kembali menjadi kucing, dia sama sekali tidak bisa bicara... Padahal ini bukan hal sulit. Jika ada sesepuh yao, tentu dia tidak akan sampai sekarang belum juga bisa.
Tampaknya baik saat berubah jadi kucing maupun manusia, atau menggunakan ekor untuk memancing ikan, semua itu hasil eksperimennya sendiri selama bermain-main.
Benar-benar kucing liar tulen.
Sambil membelai punggung kucing kecil itu, Ning Suyi menghela napas tanpa suara.
Seperempat jam berlalu sekejap. Ning Suyi menunggu lebih lama lagi sebelum meminta kucing itu berubah kembali menjadi manusia.
Kucing putih kecil itu pura-pura mati. Ia menguburkan kepala di antara lengan Ning Suyi sambil merajuk tak mau bangun, hanya ekornya yang menyapu-nyapu tubuh perempuan itu.
Ning Suyi melirik langit. Dengan suara lembut dia berkata, "Cuaca hari ini bagus. Bagaimana kalau kita mandikan kamu?"
Begitu kalimat itu terucap, kucing dalam dekapan itu seketika berubah kembali menjadi gadis.
Yu Wei dengan cepat menjauh, begitu menatap ke atas langsung bertemu pandangan tersenyum wanita itu.
"A Ning terlalu jahat!" gumamnya.
Yu Wei tidak menyukai air, tapi jujur saja bentuk manusia yang terkena air lebih nyaman dibanding bentuk kucing, juga lebih mudah diurus.
Saat mandi dalam wujud manusia, setelah dikeringkan dia langsung merasa nyaman. Tapi jika sebagai kucing yang bulunya basah, hanya menjilati bulu saja butuh dua jam, apalagi sensasi lekat basah yang bertahan seharian.
Yu Wei bertekad tidak mau peduli A Ning, untuk membuktikan sifat pendendamnya.
Tak disangka wanita itu dengan refleks mengeluarkan kotak kue, dalam waktu menikmati secangkir teh, Yu Wei sudah kembali bersandar di pelukan Ning Suyi sambil menyantap kue dan bercerita kabur tentang kejadian kemarin.
Yu Wei memiliki logika yang melompat-lompat, berbicara sesuka hati. Seringkali baru setengah jalan membicarakan satu hal, tiba-tiba ingat hal lain lalu beralih ke topik baru. Meski kacau balau seperti ini, Ning Suyi tetap mendengarkan tanpa salah satu kata pun.
Mendengar kejadian Tang Qianxin dan Tao Wenwen kemarin, Ning Suyi berpikir sejenak lalu berkata, "Gadis-gadis di asrama kita semuanya baik. Jika kau suka, tidak masalah bermain lebih sering dengan mereka. Tapi di luar asrama, tetap harus waspada terhadap orang lain."
Bukan karena khawatir murid perempuan akan memperlakukan Yu Wei tidak adil, tapi Ning Suyi lebih takut pada praktisi pria. Dengan sifat dan watak yang sederhana, di mata Yu Wei mungkin perbedaan pria-wanita tak berarti.
Seandainya dia terlalu akrab dengan praktisi wanita lalu menganggap semua murid yang baik padanya sebagai orang baik, lalu saat keluar bertemu praktisi pria berhati jahat yang pura-pura baik, Yu Wei menggunakan sikap intim seperti terhadap wanita untuk mempercayai mereka - barulah itu benar-benar rencana besar yang gagal.
Ning Suyi menghabiskan waktu setahun untuk membimbing Yu Wei menjadi seperti sekarang ini sudah sangat sulit. Untuk mencegah bahaya sepenuhnya, sebelumnya dia selalu melarang Yu Wei dekat dengan orang lain kecuali dirinya.
Kini, persepsi Ning Suyi perlahan mulai berubah.
Dibandingkan kultivasi iblis, kultivasi dewa adalah jalan utama Zhengtong. Apalagi di era sekarang, kehidupan ras iblis dan siluman sangat sulit.
Ning Suyi berharap Yu Wei bisa memiliki rasa memiliki terhadap sekte dan dunia kultivasi, lebih baik lagi jika memiliki kultivasi sebagai bekal penting, serta menapakkan akarnya di sini. Setidaknya gelar murid Xianzong Pertama sangat berguna.
Sifat siluman Yu Wei terlalu kuat. Dia seperti angin yang berhenti sebentar di Sekte Xuantian, tak tahu kapan akan pergi. Terhadap hal ini, Ning Suyi selalu merasa sedikit khawatir.
Mungkin berteman dengan orang lain di sini adalah langkah pertama untuk menahan kucing kecil penghibur ini.
“Yu Wei tidak tahu kekhawatiran Ning Suyi. Sambil menyantap kue, ia berkata dengan samar-samar, „Aku bisa membedakan siapa yang benar-benar baik padaku. Aku pintar, tahu?‟”
Mendengar ucapannya, Ning Suyi tertawa sinis, „Insting binatang kecil?‟”
Gadis itu menunjuk hidungnya sendiri.
„Tentu dengan menciumnya. Hidungku sangat tajam.‟”
Sebelum Ning Suyi sempat bertanya lebih lanjut, Yu Wei sudah menyuapkan potongan kue terakhir ke mulutnya. Ia melakukan peregangan lalu merosot lemas di pangkuan Ning Suyi.
„Ah…‟
Siluman kucing kecil itu mengeluh, sinar matahari yang begitu indah, tapi ia tak bisa berubah kembali menjadi kucing untuk berjemur.
„Aku benci upacara sekte!‟ Ia mengangkat kepala mengeluh dengan sedih, „Tidak bisa berubah jadi kucing, aku sama sekali tidak bisa tidur!‟”
Beberapa saat kemudian, ketika Ning Suyi menunduk melihat, gadis itu sudah terlelap di pangkuannya.
Catatan Penulis:
Jika Wei Miao adalah kucing rumahan, dia pasti jenis kucing kecil yang sangat manja dan cerewet, setiap hari mengeong-ngeong sambil menempel erat sampai bikin kesal.
