Mendengar pertanyaan Ning Suyi, Yu Chengyan terdiam lama tak bisa bicara.
Seandainya dia orang biasa bukan cultivator, mungkin wajahnya sudah memerah karena malu saat ini.
"A-aku ini cultivator pedang yang serius!" Suara Yu Chengyan gemetar, "Mana mungkin aku... melakukan hal semacam itu... Aku tidak punya anak perempuan!"
Ning Suyi baru pertama kali melihat pemuda itu menunjukkan ekspresi begitu gugup dan bicaranya kacau, penampilannya yang seperti pemuda hijau ini justru membuatnya agak terhibur.
"Tidak punya ya sudah, ngapain buru-buru?" Ning Suyi berkata dengan santai, "Bukan anakmu ya bukan, cuma sekadar nanya saja."
Yu Chengyan melototiinya, begitu ucapan durhaka itu keluar dari mulut Ning Suyi, ia langsung merasakan keringat di leher belakangnya.
Andai Ning Suyi bukan ibu angkatnya, sungguh ia ingin... Tapi nyatanya dia memang, dan di bawah pandangan mengejek sang wanita itu, Yu Chengyan tak bisa menahan ingatan akan ketakutan masa kecilnya ketika dirinya dikuasai oleh dia dan Yu Wei.
Ning Suyi kemudian memiliki pasangan terkasih, namun ia selalu fokus pada bidang keluarga bangsawan, seumur hidup tak memiliki keturunan. Justru lebih suka mengganggu Yu Chengyan yang masih kecil saat mengunjungi Yu Wei. Lama-kelamaan, ingatan masa kecilnya mengukir sosok tante mengerikan sebagai ibu angkatnya, dan bahwa sang ibu kandung dengan ibu angkatnya berada dalam kubu yang sama.
Yu Chengyan tak berani memarahinya. Ia melototi wanita itu beberapa saat, jakun bergerak naik-turun, lalu memalingkan wajah.
"...Ucapan sembarangan seperti itu pantas dikeluarkan?" gumamnya pelan, terdengar agak sedih.
Ning Suyi benar-benar tak bisa memahami pemuda ini. Kadang ia terlihat dingin dan sopan, tahu batas. Di kesempatan lain, kesannya seperti remaja seumuran mereka.
Mungkin begitulah cultivator yang mengasingkan diri - jauh dari hiruk-pikuk dunia, justru menjaga ketulusan hati layaknya anak muda.
Ning Suyi tertawa sinis, "Sudah tahu kau pria suci, nanti tidak bercanda seperti ini lagi, setuju? Lalu menurutmu hubungan kalian apa, saudara kandung? Paman dan keponakan? Kalau dilihat lagi, kalian berdua memang agak mirip......"
"Aku anaknya," kata Yu Chengyan dengan kesal.
Ning Suyi mengira dia masih kesal, sama sekali tidak percaya. Tapi dia juga tidak terburu-buru mencari kebenaran. Menurutnya mereka memang punya ikatan darah, dan satu-satunya kerabat darah adalah jodoh pertemuan, cukup masuk akal.
Setelah ada waktu untuk tes darah, memastikan dia dan Yu Wei benar keluarga, maka hubungan mereka apa, masih ada tidak anggota klan lain, itu urusan pribadi mereka.
Ning Suyi sebenarnya juga belum berencana tinggal lama di Xuantian Xianzong. Dia sebenarnya datang ke sektor luar untuk menghindari sorotan, tak disangka malah bertemu kucing kecil penghibur.
Sebelumnya dia masih bimbang bagaimana mengurus Yu Wei saat pergi. Membawanya pergi kurang realistis dan tidak aman, tapi meninggalkannya sendirian, Ning Suyi juga khawatir.
“Jika pemuda ini adalah keluarga kucing kecil, justru ini hal yang bagus.” Karakternya baik, keterampilan memasaknya juga bagus, dan kekuatannya besar, sangat pantas untuk dititipkan.
Yu Chengyan tidak tahu bahwa dirinya sudah mendapat persetujuan Ning Suyi. Ia mendengar wanita itu berkata, “Bagaimanapun, kalian berdua tidak boleh terus seperti ini. Harus ada cara untuk berdamai dengan Xiao Wei.”
Begitu masalah Yu Wei disebut, suasana hati Yu Chengyan yang baru membaik setelah diinterupsi Ning Suyi langsung murung lagi.
“Lalu bagaimana dengan latihannya?” suaranya rendah penuh penyesalan, “Membuat A Wei patuh harus membuatnya takut. Jika berdamai, aku tak bisa menekan sifatnya lagi...”
Untuk sesaat, keduanya terlibat dalam keheningan.
Setelah beberapa lama, Ning Suyi berkata dengan suara berat, “Aku akan bicara dulu dengannya. Kamu tunggu kabar dariku.”
-
Sore hari, hujan deras akhirnya berhenti. Langit perlahan cerah.
Meski hujan sudah reda, udara masih terasa lembap. Aroma hujan seakan tak mau hilang.
Saat Ning Suyi kembali ke asrama mencari gadis itu, si gadis masih terlihat senang. Tapi begitu mendengar rencana untuk menjemputnya ke tepi sungai, kucing kecil penghibur itu langsung menyelimuti kepalanya dan pura-pura mati.
Aroma hujan yang menjengkelkan ditambah kehadiran orang yang tak disukainya, membuatnya sama sekali tak ingin keluar rumah.
Ning Suyi duduk di sampingnya sambil menghela napas pelan, "Xiao Wei, apa kau benar-benar membenci Ling Xiao sekarang?"
Selimut yang menggembung itu bergerak-gerak, terdengar suara geram yang teredam, "Dia merampas barangku, bersikap dingin, aku tak lagi menyukainya."
"Tapi dalam hatimu pasti mengerti, tindakannya itu terpaksa," suara Ning Suyi tetap lembut, "Tugasnya adalah melatihmu. Selama sebulan ini dia merawatmu, setiap hari memasukkan makanan enak, tapi kau selalu menghindar dengan berbagai alasan... Ini membuat Ling Xiao sangat sulit."
Bukit kecil selimut itu diam sejenak, terdengar gemerisik. Yu Wei menyembul keluar, raut wajahnya memperlihatkan kesedihan yang tertahan.
“Kalau begitu, dia juga tidak bisa bersikap seburuk itu padaku.”
“Jika dia tidak terlalu kaku dan dingin, apakah kamu akan berlatih dengan patuh kemarin?” tanya Ning Suyi.
Bulu mata gadis itu yang panjang dan lebat berkedip-kedip. Ia membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu namun ragu, lalu menekuk bibirnya dengan ekspresi geram.
Perkataan Ning Suyi tepat mengenai sasaran. Andai saja Yu Chengyan tidak marah kemarin, pasti ia tidak akan berlatih.
Siapa suruh si pemuda itu terlalu baik? Saat berhadapan dengannya, Yu Wei selalu merasakan sesuatu yang tak bisa dijelaskan - seolah ia sepenuhnya ditelan oleh toleransinya, apapun yang diminta pasti akan dipenuhi.
Kepedulian tanpa batas dan tanpa imbalan seperti itu benar-benar berbeda dari yang lain. Yu Wei belum pernah merasakan emosi seperti ini sebelumnya.
Ning Suyi juga baik padanya. Kepeduliannya pun tidak mengharapkan balasan, tapi wanita itu masih memiliki batasan - ada pengawasan dan bimbingan untuk adik perempuannya. Sedangkan kemurahan hati Yu Chengyan bagai lautan luas yang tak bertepi, sama sekali tanpa syarat.
EQ Yu Wei terutama mengandalkan insting, IQ-nya hampir tidak pernah berkembang, namun tetap secara samar merasakan perbedaan ini, dan segera bersemangat menguji batas toleransi Yu Chengyan. Setiap kali Yu Chengyan mundur selangkah, dia nekat melangkah tiga kali ke depan.
Yu Chengyan memberikannya rasa aman yang luar biasa. Saat berada di sisinya, gadis ini bahkan telah melupakan aturan-aturan kaku Xuantian Xianzong. Dengan begitu 'menindas' pemuda itu selama sebulan penuh, nekat tidak berlatih sama sekali sehari pun.
Maka ketika Yu Chengyan berganti topeng, dia pun merasakan perasaan dikhianati yang berlipat ganda.
Baru setelah diingatkan oleh Ning Suyi, baru teringat bahwa Yu Chengyan sepertinya datang membawa suatu perintah...?
Melihat bola mata jernih sang gadis berputar-putar seolah sedang berpikir, Ning Suyi menghela napas. "Jadi bukan Ling Xiao yang ingin bersikap galak. Dia benar-benar tidak punya pilihan lain. Xuantian Xianzong menugaskannya untuk melatihmu. Jika kamu tidak patuh, dia gagal menjalankan misi. Apakah pernah terpikir bahwa Sekte mungkin akan menghukumnya?"
“Kalimat Ning Suyi ini sepenuhnya untuk menakuti-nakuti kucing kecil penghibur,” setelah kupikir-pikir, dia hanya menemukan cara ini untuk mengalihkan konflik antara Yu Wei dan Yu Chengyan ke tingkat sekte.
Dia tahu meski Yu Wei memiliki sifat dan watak yang sederhana dan liar, sang gadis sangat membela orang terdekat secara membabi buta. Makanya saat pelatih ingin memukul Ning Suyi sebelumnya, reaksi Yu Wei begitu membara.
Ternyata, mendengar kalimat "sekte akan menghukum pemuda itu", bola mata sang gadis langsung melebar.
"Mengapa sekte mau mengatur latihanku?!" katanya tak mengerti, "Apa ini juga tertulis dalam peraturan sekte?!"
Melihat kucing kecil terperangkap, Ning Suyi membersihkan suaranya lalu berkata dengan serius, "Aku tidak tahu, tapi Xiao Wei, kamu benar-benar tega melihat Ling Xiao dipukul?"
"Tentu tidak boleh!" Yu Wei langsung menjawab, lalu agak lesu, "Tapi... aku benar-benar tak ingin berlatih."
“Aku tahu kamu tidak menyukainya.” Ning Suyi membelai rambut hitam legam yang terurai panjang sang gadis, lalu berkata dengan tempo perlahan, “Lakukanlah ini untuk Ling Xiao, setuju?”
Kucing kecil penghibur itu ragu lama, akhirnya mengangguk lesu.
Ia terjatuh kembali ke bantal dengan wajah tanpa semangat hidup, bergumam dalam hati: Sekte yang aneh, apa ini juga aturan resmi?
Xie Jianbai yang menyebalkan, memang kenapa menulis begitu banyak peraturan sekte!
Catatan Penulis:
Tante Ning: Ibu tiri akan memberimu jurus, biarkan ayahmu yang jadi kambing hitam
Tersangkut kait: Asyik! Ada urusan bagus begini! (ekor menepuk-nepuk lantai)
-
Aku duluan bilang, hari ini tulisanku pendek! (dorong gerobak jajan buru-buru pulang kerja
