Selama beberapa hari mengajak Yu Wei jalan-jalan ini, Yu Chengyan beberapa kali terbersit keinginan untuk menghilang bersamanya.
Sayang hanya sekadar angan. Selain tak tega memutus persahabatan Ning Suyi dan Yu Wei, sekalipun benar-benar ingin pergi, ia harus membersihkan semua urusan terlebih dulu. Mustahil pergi tergesa-gesa meninggalkan begitu banyak potensi masalah yang belum ditangani di Xuantian Xianzong.
Sejak mendengar Xie Jianbai akan turun ke dunia, Yu Chengyan terus memendam kegelisahan di hatinya. Semakin mendekati Xuantian Xianzong, semakin gelisah perasaannya.
Ia hanya bisa menghibur diri bahwa selama mereka beraktivitas di puncak sektor luar dengan rendah hati dan mempertahankan rutinitas harian sebelumnya, Xie Jianbai akan sulit mendapatkan kesempatan bertemu Yu Wei.
Saat kecil, Yu Chengyan tak sengaja mendengar ibu dan ibu angkatnya mengobrol bahwa Yu Wei tinggal di sektor luar selama tiga empat tahun tanpa pernah bertemu Xie Jianbai. Baru setelah Ning Suyi membawanya pergi dari sekte, mereka justru secara kebetulan yang tidak disengaja bertemu di luar.
Karena itu, ada kemungkinan besar ia bisa mencegah pertemuan mereka.
Setelah kembali dari luar, Yu Chengyan segera membawanya menemui Gu Guangming yang selalu penasaran dengan sosok di balik jodohnya, sekaligus menolak halus usulan Gu Guangming untuk meningkatkan perlakuan Yu Wei dan menetap di Puncak Utama.
Yu Chengyan sudah bertekad setelah menemui Pemimpin hari ini, ia takkan lagi membawa Yu Wei ke Puncak Utama.
Ketika tiba waktunya meninggalkan aula utama dan kembali ke sektor luar, Yu Chengyan akhirnya merasa lega. Emosinya jauh lebih ringan, batu berat di hatinya pun telah jatuh ke tanah.
Gadis di sampingnya yang energik bercerita tentang hal-hal kecil sebesar biji wijen, Yu Chengyan mendengarkan dengan sabar.
Setelah perawatan penuh perhatiannya selama beberapa bulan ini, kucing kecil penghibur yang sebelumnya bebas namun dibelenggu oleh Xuantian Xianzong - bahkan tak berani menampakkan wujud aslinya - akhirnya kembali ke keadaan rileks yang semestinya. Begitu lolos dari pengawasan Gu Guangming, ia segera mengeluarkan telinga kucing putih berbulu halusnya.
Melihatnya tak takut akan apapun, bahkan berani memperlihatkan telinga dengan bebas di Puncak Utama, Yu Chengyan sangat puas. Menurutnya, Yu Wei memang seharusnya seperti ini. Xuantian Xianzong itu apa? Dulu para pelatih sesepuh malah menindasnya dengan tuduhan-tuduhan palsu.
Semuanya seolah-olah berkembang ke arah yang baik, bahkan Yu Chengyan sudah mulai memikirkan apa yang akan dimasak untuk kucing kecil di malam hari. Namun begitu mereka keluar dari aula utama, tiba-tiba berhadapan langsung dengan Xie Jianbai!
Melihat pria berbaju putih yang dingin dan tak tersentuh di bawah tangga, reaksi pertama Yu Chengyan adalah menarik Yu Wei ke belakangnya dan menyembunyikannya sepenuhnya.
——Bagaimana bisa begini, bagaimana bisa tiba-tiba seperti ini?!
Yu Chengyan melototi Xie Jianbai di bawah tangga, bahkan lupa menyamarkan permusuhan dan kewaspadaan yang terlalu jelas dari dirinya.
Saat Xie Jianbai mengangkat wajah, seluruh tubuh pemuda itu langsung menegang.
"Kau."
Suara Xie Jianbai datar dan tenang, dingin bagai mata air musim dingin.
"Apa?" Nada bicara Yu Chengyan kaku dan dingin, bahkan terdengar agak terlalu galak.
Terutama saat dia menyadari Yu Wei di belakangnya yang langsung penasaran ingin mengeluarkan kepala setelah mendengar suara Xie Jianbai, genggamannya pada tangan gadis itu semakin kencang.
Yu Chengyan tak tahu dari mana ayahnya mendapat dua karakter ini. Dia tak ingin berdebat di sini, hanya ingin segera membawa Yu Wei pergi. Dengan dingin dia menambahkan, "Kau salah orang."
Usai berkata, dia langsung memanggil Pedang Terbang. Dengan gerakan lihai, dia mengangkat Yu Wei ke atas pedang. Bayangan kedua orang itu seketika menghilang dari Puncak Utama.
Xiao Ziyi di samping tak paham apa yang terjadi. Meski sejak awal melihat Yu Chengyan sudah merasa ada yang tak beres, kini tak sempat memikirkannya. Dia hanya menyaksikan pemuda itu bersikap tidak sopan pada Jianzun, membuat pandangannya langsung gelap.
Baru ingin berkata sesuatu, tapi bayangan Xie Jianbai sudah menghilang.
Xie Jianbai dapat saling merasakan kekuatan pecahan jiwanya. Dia bisa merasakan keberadaan kekuatan di perlindungan yang jauh, sehingga secara alami mengetahui bahwa junior Xuantian Xianzong bahkan berani mencuri sebagian kecil kekuatannya untuk digunakan di Batu Pengukur Langit.
Hampir saat pertama bertemu, Xie Jianbai langsung yakin pemuda di hadapannya adalah orang yang diakui oleh kekuatannya, menciptakan hubungan di antara mereka.
Tapi anehnya, hubungan antara dia dengan pemuda ini terasa terlalu dalam, sama sekali tidak seperti hubungan warisan kekuatan biasa.
Selain itu, reaksinya juga agak terlalu membara.
Xie Jianbai merasakan adanya makhluk iblis yang disembunyikan di belakang Yu Chengyan, tapi karena perilakunya terlalu aneh, perhatiannya hanya tertuju pada pemuda itu.
Melihat Yu Chengyan menghindar dan pergi, Xie Jianbai langsung mengikutinya dengan cepat.
Di sisi lain, Yu Wei yang pusing akibat serangkaian operasi Yu Chengyan bertumpu pada lengannya, bertanya bingung, "Kamu kenapa sih, tadi ada apa yang terjadi?"
Berkat Fu, Yu Wei hanya mendengar suara merdu yang tiba-tiba terdengar. Seluruh pandangannya tertutup rapat oleh Yu Chengyan. Sebelum sempat berpikir, tubuhnya sudah disambar dan dibawa pergi.
Baru saja Yu Chengyan ingin menenangkannya, ia langsung merasakan kehadiran orang yang mengikuti - Xie Jianbai melacak dengan terang-terangan, sama sekali tak berniat menyamarkan jejaknya.
Memang gaya kerja khas Xie Jianbai.
Wajah Yu Chengyan langsung menghitam. Dengan suara parau ia membisik, "A Wei, dengarkan aku ya? Bukannya kamu mau memberi hadiah pada Nona Ning? Aku antar kamu pulang, mainlah bersamanya. Ada beberapa hal yang harus kurus. Kalau kamu nurut, tiga hari ke depan tak perlu berlatih."
"Deal!" Mata Yu Wei berbinar.
Yu Chengyan meletakkan orang itu di hutan sebelah puncak sektor luar, lalu segera terbang menjauh menggunakan pedang.
Seperti yang diduganya, Xie Jianbai tidak ragu-ragu dan langsung mengikutinya.
Setelah tiba di tempat yang sangat terpencil, barulah Yu Chengyan berhenti. Ia berbalik tubuh, mengamati dengan dingin saat pria itu mendekat.
Xie Jianbai mengenakan jubah putih. Alisnya tajam seperti pedang, matanya berkilauan, wajahnya bagai dewa turun ke bumi. Namun aura mengerikan yang murni mengelilingi tubuhnya, membuat suhu di sekitarnya terasa lebih dingin.
"Ada urusan?" kata Yu Chengyan dengan nada dingin.
Sejak pertemuan pertama hingga sekarang, sikap Yu Chengyan bisa dibilang sangat nakal, garang dan kaku.
Namun Xie Jianbai sama sekali tidak memperhatikan sikapnya. Pria itu berkata dengan suara sejuk, "Kau mengenalku."
Nada bicaranya datar namun penuh keyakinan.
Yu Chengyan tanpa sadar mengerucutkan bibirnya. Saat pandangannya bertemu dengan sorot mata tanpa emosi Xie Jianbai, sekilas rasa dingin kembali menyergapnya.
Di mata Xie Jianbai tidak ada apa-apa, atau bisa dibilang, yang terlihat di matanya adalah segala makhluk di dunia, bukan individu tertentu. Sikap dinginnya menyengat secara intrinsik, karena dia tidak memperhatikan siapa pun, tidak ada yang bisa menciptakan riak sekecil apa pun di dalamnya.
Yu Chengyan merasakan ketidaknyamanan yang intens. Meski membenci Xie Jianbai, jijik berada di tempat yang sama, bahkan demi menghindari kecurigaan dan memutus hubungan dengannya, Yu Chengyan selalu memilih jalan yang berlawanan.
Tapi dia belum pernah merasakan rasa seperti ini - tidak ada dirinya dalam pandangan Xie Jianbai. Di mata pria itu, dia tidak berbeda dengan puluhan ribu makhluk di dunia, bahkan dengan rerumputan dan pepohonan.
Xie Jianbai yang kini belum menikah, secara alami juga tidak pernah memiliki anak yang tidak berguna.
Hanyalah orang yang tidak berarti.
Aura Yu Chengyan semakin berat, dia berkata dingin, "Benar, aku tahu kau Xie Jianbai. Lalu bagaimana?"
“Apa yang kau lakukan?” Xie Jianbai bertanya.
Bahkan saat mempertanyakan, nada bicaranya tetap datar tanpa kehangatan.
Anehnya, Yu Chengyan merasa sedikit bersalah di dalam hati. Kalau ditanya apa yang dilakukannya, itu bisa dikatakan banyak.
Xie Jianbai sudah melanjutkan, "Kau ingin menjadi seperti aku?"
"Siapa yang mau jadi sepertimu!" Kalimat biasa itu langsung menyalakan api kemarahan Yu Chengyan, suaranya meninggi karena emosi, "Apa maksudmu dengan omong kosong tak karuan ini? Aku sama sekali tak paham!"
"Kau mewarisi kekuatanku, seharusnya belum empat bulan. Tapi kini, aura tubuhmu sudah sangat mirip denganku." Di tengah kemarahan Yu Chengyan, Xie Jianbai tetap berbicara dengan nada dingin, "Pasti ada yang kau lakukan hingga berubah seperti ini."
"Aku mirip denganmu? Aku--" Yu Chengyan nyaris tak bisa menahan dorongan untuk memaki.
Sialan, apa lagi yang bisa dilakukannya selain melahirkan?!
Catatan Penulis:
"Ayah Anjing": Dengarkan aku, terima kasih, telah menghangatkan empat musim. Seharusnya baru bisa mengenal ibumu beberapa tahun lagi, tak disangka dipercepat.
"Tersangkut kait": ……
