Melihat kucing yang membeku, Xie Jianbai menundukkan sorot matanya. Tanpa sadar, ia membelai lembut ubun-ubunnya.
“Aku cuma bercanda.” Kata Xie Jianbai.
Memandang ekspresi datarnya, kucing kecil penghibur: ……
Xie Jianbai sama sekali tidak punya bakat bercanda. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya terdengar seperti kebenaran mutlak.
Di sisi lain, Song Xueshen dan dua rekannya berhenti di sudut jalan saat tinggal satu pintu lagi menuju menara. Mereka saling berpandangan dengan raut ragu.
“Shixiong, apa kita benar-benar tidak memanggil bantuan?” Bisik salah satu murid, “Pasar gelap ini tidak sederhana. Dengan kekuatan kami bertiga, mungkin… agak rumit.”
Tugas yang mereka ambil adalah mencari anak laki-laki hilang yang memiliki Api Liar bawaan dan tulang dasar istimewa. Jejak investigasi mengarahkan mereka ke pasar gelap ini, namun semakin dalam diselidiki, semakin mereka sadar ini bukan sekadar urusan anak hilang biasa.
Anak yang hilang, serta pasar gelap yang aneh ini dan balai lelang Tian yang tampak normal di permukaan, pasti terlibat.
"Jika benar seperti yang kami tebak ada lelang Yin-Yang di sini, hal ini jelas bukan urusan yang bisa kami bertiga tangani." Murid lain juga berkomentar dengan wajah khawatir.
Lelang Yin-Yang merujuk pada balai lelang yang tampak legal di permukaan, semua barang yang dilelang memiliki riwayat kepemilikan normal dan mengikuti mantra. Sebenarnya diam-diam mereka melelang barang-barang tak wajar kepada klien tertentu.
Song Xueshen dan kedua rekannya telah berkeliling selama lebih dari sebulan untuk misi ini, dengan susah payah baru mendapatkan dua karcis gelap untuk masuk ke Tian.
Kini, pintu masuk sudah di depan mata, undangan sudah di tangan, tapi ketiga murid Xuantian masih diliputi keraguan.
Suara Song Xueshen menjadi berat, "Kita sudah kehabisan waktu. Waktu lelang gelap Tian tidak tetap. Jika melewatkan kesempatan ini, mungkin harus menunggu lagi sebulan. Kita bisa menunggu, tapi Xiao Gao tidak!"
Tiba-tiba, bayangan hitam muncul di hadapan mereka. Ketiga murid Xuantian langsung menegang, suasana menjadi panas bagai bara yang siap meledak.
Pada saat itu, Song Xueshen mendengar suara kesejukan yang tak tersentuh berbisik di telinganya.
"Serahkan tiketnya, kita berdua yang masuk."
Suara familiar ini membuat sarafnya yang tegang mulai mengendur. Ia menatap dua adik seperguruannya di belakang, "Tidak apa-apa, dia juga dari Sekte kita."
Baru kemudian ia memandang 'Ling Xiao' di hadapannya. Ling Xiao mengenakan jubah dan topeng, hanya menampakkan garis rahang yang terukir sempurna dan bibir tipis yang sedikit terkatup.
"Mengapa kau di sini? Di mana Yu Wei?" Menyadari Ling Xiao menggunakan transmisi suara yang seolah tak ingin orang lain mengetahui statusnya, Song Xueshen pun membalas dengan cara sama.
"Bukan urusanmu." Xie Jianbai berkata dengan dingin, "Jelajahi menara bersama. Setuju?"
"Mengapa?" Song Xueshen kebingungan, "Kau tidak menerima tugas ini, untuk apa ikut masuk ke tempat berbahaya?"
Sebelum Xie Jianbai sempat menjawab, tiba-tiba Song Xueshen mendapat pencerahan, "Kau juga merasa ada yang luar biasa di sini? Khawatir terjadi sesuatu pada kami, jadi datang membantu?"
“……” Xie Jianbai terdiam sejenak, lalu berkata,「Benar.」
Orang baik selalu menganggap semua orang lain baik. Song Xueshen yang memberikannya alasan, justru menghemat urusan.
Meski ‘Ling Xiao’ tidak membocorkan tubuh aslinya, hal ini tetap membuat trio Song Xueshen senang. Kemampuan dia dan Song Xueshen yang cukup kuat membuat Song tenang masuk menara, sambil meninggalkan dua adik seperguruan di luar untuk berjaga-jaga. Ini membantu mereka besar.
Dengan demikian Xie Jianbai berhasil mendapatkan tiket masuk menara. Bersama Song Xueshen, mereka masuk ke dalam menara dengan formasi satu di depan satu di belakang.
Beberapa jam sebelumnya di balai lelang, tamu-tamu naik ke atas. Kini sebaliknya, mereka menuruni tangga menuju bawah tanah.
Xie Jianbai memperhatikan prosedur pemeriksaan pengunjung yang jauh lebih ketat. Di permukaan, cultivator musik cantik dengan senyuman manis yang tampak tak berbahaya memandu jalan. Namun sebenarnya setiap pengunjung tanpa sadar menginjak formasi magis gelap satu per satu, memastikan satu tiket untuk satu orang, sehingga tidak ada yang tidak pantas bisa menyusup masuk.
Kucing kecil penghibur yang bisa membungkus diri dengan kekuatan alam tidak terdeteksi siapa pun, berhasil memasuki daerah pedalaman menara lewat kantong Xie Jianbai.
Dibandingkan dengan panggung lelang megah di lantai satu dan skala partisipasi enam lantai atas, lelang gelap kali ini terkesan sangat waspada dan hati-hati.
Total tamu undangan hanya sekitar lima puluh orang. Lima puluh meja mengelilingi panggung lelang dengan teh di atasnya, sayang hampir semua tamu menutupi wajah dan tak ada yang menikmati teh.
Sebelum datang, untuk mengantisipasi reaksi stres kucing kecil seperti sebelumnya, Xie Jianbai telah menyelimutinya dengan kekuatannya.
Tapi, ini sepertinya tidak berguna.
Setelah masuk, Xie Jianbai dan Song Xueshen berpisah lalu duduk di posisi berbeda layaknya orang asing. Tempat duduk Xie Jianbai di sudut ruangan tetap tidak membuat kucing kecil itu merasa nyaman.
Matanya yang menyerupai binatang menatap erat ke podium lelang, kepalanya terasa berat, darah di pembuluh darahnya terasa panas, hampir refleks membenci tempat itu.
Saat itu, seseorang naik ke podium, seorang cultivator paruh baya. Ia berbicara sopan, memperkenalkan diri sebagai Zeng Rui. Seolah memahami ketidaksabaran para penonton, ia segera mundur ke samping.
Zeng Rui menggoyangkan lonceng di tangannya, beberapa bawahan segera naik ke podium membawa barang lelang.
Awalnya, beberapa senjata pamungkas bernoda dengan latar belakang ambigu dilelang. Bahkan senjata pamungkas legendaris dan jubah cultivator murid berbakat yang tewas di ruang rahasia turut dijual.
Barang-barang lebih jahat dan terkutuk mulai muncul. Banyak cultivator bertopeng di bawah podium menunjukkan sikap membara, di sisi lain Song Xueshen mengerutkan alisnya di balik topeng.
Di sudut ruangan, Xie Jianbai menyaksikan adegan ini dengan ekspresi datar, tanpa secercah emosi pun.
Dia sudah terlalu sering menyaksikan hal-hal busuk seperti ini. Mungkin dalam pandangan Xie Jianbai, manusia memang pada dasarnya jahat. Dia sama sekali tidak terkejut, emosi pun takkan bergelombang energi karenanya.
Setelah lima senjata pamungkas dan jubah Sesepuh Langit berlatar belakang tidak jelas yang masih menguar aroma darah laku terjual, Zeng Rui membersihkan tenggorokan.
"Tiga komponen lelang berikut ini bisa dibilang tiada duanya di dunia——semua yang hadir sesama praktisi kultus jangan sampai melewatkan."
Begitu kata-kata ini meluncur, meski tak ada suara di aula megah bawah tanah, suasana dan napas para hadirin seolah-olah semakin membara.
Zeng Rui menggoyang lonceng. Saat melihat barang apa yang diangkat oleh petugas menara, Song Xueshen yang sudah punya dugaan pun membelalakkan mata, sementara Xie Jianbai mengerutkan dahi.
Barang yang diangkat ke panggung itu, ternyata adalah gadis siluman kelinci!
Dia diikat dengan Tali Pengikat Dewa, tersandung-sandung diantar ke atas panggung, berpura-pura hendak menangis sambil menggigit bibirnya, memandang sekeliling dengan panik, sepasang telinga kelinci putih di kepalanya oleng tak karuan.
"Perhatikan baik-baik, meskipun wanita ini termasuk ras iblis kelinci, darahnya secara alami bersifat dingin. Bagi praktisi yang menjalani Jalan Murni Yang, atau yang terlalu banyak membunuh hingga tak bisa menahan gejolak darah, tungku ritual berupa iblis kelinci ini sangat ideal!" Zeng Rui menggenggam dagu iblis kelinci itu, "Wajah secantik ini baru terlihat sekali dalam seratus tahun. Bahkan kami harus mengerahkan usaha besar untuk mencarinya - hanya satu iblis kelinci ini, harga lelang dimulai dari sepuluh Lingshi kelas atas!"
Sepuluh Lingshi kelas atas saja sudah melebihi total semua barang sebelumnya, namun penawaran di bawah langsung bergerak cepat. Hanya sebentar saja, harga sudah naik tiga kali lipat dari sepuluh Lingshi kelas atas.
Di sisi lain, Song Xueshen mulai gelisah. Refleks ia menoleh ke arah Xie Jianbai, ingin berdiskusi mencari solusi dengan rekan seperjuangannya—Memaksakan diri menyaksikan wanita tak bersalah dilelang sambil berpura-pura tak terjadi apa-apa, sungguh bukan ciri khas cultivator pedang Xuantian.
Namun masalah ini terlalu besar, membuatnya bingung. Ingin ikut lelang, tapi harganya terlalu mahal, jauh melebihi wewenang murid; Jika langsung bertindak, tak bisa memastikan seberapa besar kekuatan pasar gelap ini. Hanya berdua, apakah bisa menyelamatkan orang lalu mundur dengan selamat masih menjadi pertanyaan.
Hanya dalam beberapa helaan napas, harga telah mencapai 45 Lingshi. Angka fantastis ini mendinginkan semangat peserta lelang. Di balik topeng, mereka menatap tajam sosok anggun kelinci di panggung, bertanya-tanya siapa yang akan mendapatkannya dengan harga murah.
Saat itu, Song Xueshen melihat Xie Jianbai di seberang mengangguk halus.
Apa arti anggukan ini? Mau bertindak? Song Xueshen meraih gagang pedang, tapi merasa tidak tepat. Tangannya lebih cepat dari otaknya, langsung menawar.
Lima puluh Lingshi kelas atas!
Aula tetap sunyi. Seberapapun Zeng Rui memicu api, tak ada yang melanjutkan penawaran.
Tangan Song Xueshen dingin, hatinya juga dingin.
Ia tak mengerti apa yang terjadi. Selama bertahun-tahun sebagai murid utama, ia sudah terbiasa merawat adik-adik seperguruan. Bahkan saat menjalankan tugas, dialah yang selalu mengambil keputusan.
Tapi begitu bertemu Ling Xiao, Song Xueshen langsung tak masuk akal mengaguminya. Refleks mempercayai dan menuruti perkataannya - Ling Xiao cuma mengangguk, ia benar-benar langsung ikut lelang.
Lima puluh Lingshi itu! Song Xueshen tak tahu apa yang Ling Xiao rencanakan. Lagipula dijual pun dirinya tak punya uang sebanyak itu.
Kalau sudah mentok, nanti rampas saja paksa! Song Xueshen mengeratkan gigi.
Di sisi lain, beberapa cultivator yang lebih peka merasakan aura siluman di udara seolah semakin pekat, sepertinya lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya. Namun baru saja menguat, aura itu langsung memudar dengan cepat.
Tak ada yang menganggap serius. Hanya kelinci ras iblis di atas panggung yang tiba-tiba mengangkat wajahnya yang masih berlinang air mata, matanya yang bingung dan terkejut menyapu sekeliling ruangan seolah mencari sesuatu. Tapi sebelum sempat ditemukan, tubuhnya sudah ditarik paksa dari panggung.
Berbeda dengan lelang biasa, lelang tertutup ini untuk menjamin keamanan identitas pembeli tidak dilakukan secara tatap muka. Hanya Zeng Rui yang tahu siapa penawar, transaksi juga dilakukan diam-diam setelah acara. Karena itu hingga lelang berakhir, barang-barang masih tersimpan di menara.
Dan barang lelang berikutnya ternyata adalah Xiao Gao, remaja yang sudah dicari Song Xueshen dan kedua rekannya selama lebih dari sebulan!
Api anomali bawaan lahir adalah bakat menjanjikan untuk Murid pengobatan, tapi juga bisa menjadi umpan yang menyuburkan tungku eliksir.
Mendengar perkataan Zeng Rui, remaja yang belum genap 10 tahun itu gemetar ketakutan. Harganya melambung tinggi dalam lelang dan akhirnya terjual seharga tiga puluh lima Lingshi kualitas atas.
Song Xueshen refleks menatap Xie Jianbai di seberang. Di lokasi, tak ada yang tahu siapa penawar sebenarnya karena semua proses dilakukan melalui senjata pamungkas. Xie Jianbai kali ini tidak memberi respons, tapi Song Xueshen tetap yakin dialah yang memenangkan lelang.
Delapan puluh lima Lingshi kualitas atas! Begitu membayangkan angka astronomis ini, jantung Song Xueshen berdebar kencang.
Dalam hati ia bergumam, ini pasti hanya strategi mengulur waktu Ling Xiao. Pasti Ling Xiao ingin merebut paksa nanti...
-
Seandainya mengikuti sifat asli Xie Jianbai yang ingin menyelamatkan orang, tentu langsung menghunus pedang dan memotong orang yang mengganggu.
Tapi kali ini dia tidak bertindak. Saat melihat kelinci iblis di podium lelang, binatang buas kecil itu langsung menunjukkan tanda-tanda stres.
Tas kain yang digunakan untuk membungkusnya adalah artefak magis wadah yang mampu mengisolasi lingkungan luar, yang hampir hancur diterjang mantra berkeliaran miliknya saat itu.
Xie Jianbai terpaksa meminta Song Xueshen mengambil siluman kelinci melalui lelang terlebih dahulu, demi memberinya waktu menenangkan kucing kecil penghibur.
Andai dia tidak ada di sini, kemungkinan Yu Wei akan kembali berubah ke wujud monster putih seperti saat melihat Yu Chengyan terluka - menggigit leher semua orang di sini. Dengan kelicikannya, kali ini dia takkan lupa mengeluarkan intisari.
Xie Jianbai sebenarnya tidak menentang tindakan mandiri Yu Wei, namun statusnya belum saatnya terbongkar. Jika dia meledak di sini, kecuali membunuh semua saksi, berita tentang monster berkemampuan mantra signifikan di dunia kultivasi pasti akan bocor.
Ini bukan kesempatan menenangkan yang ideal, tapi Xie Jianbai tak punya pilihan. Memejamkan mata, dia memusatkan kesadarannya ke dalam artefak magis.
Di dalam tas kain, kucing itu meringkuk di sudut ruangan, bulunya mengembang seolah terguncang antara menyerang atau bersembunyi.
Ia tak memiliki banyak rasionalitas - sorot mata dingin tanpa emosi dari binatang ini membuktikannya. Seperti tuan yang terjepit mimpi buruk ke sudut mati, hanya menyisakan naluri yang mengontrol tubuh, mengeluarkan peringatan pada segala yang mendekat.
Kucing Putih Salju sangat waspada terhadap segalanya, namun hubungannya dengan Xie Jianbai terlalu dalam. Kesadaran Xie Jianbai dengan mudah menyusup masuk, lalu sedikit demi sedikit menyelusup ke dalam lautan spiritual kucing kecil penghibur ini.
Ini bukan proses yang menyenangkan. Mendekati Yu Wei dalam kondisi seperti ini akan membuatnya secara tak sadar menelan lebih banyak energi Xie Jianbai. Untuk memasukkan kesadarannya, Xie Jianbai harus bertahan melalui proses ditangkap dan diurai olehnya - persis seperti dia sedang memakan jiwanya, siksaan seperti ini cukup membuat cultivator manapun secara naluriah melawan.
Namun, Xie Jianbai sama sekali tidak menunjukkan reaksi penolakan. Ia membiarkan Yu Wei melakukan ini, seolah semua ini tak ada hubungannya dengannya. Kemudian memanfaatkan momen ketika kucing kecil penghibur membuka diri karena menyerap energi, menyusup masuk.
Pada detik ini, dia berada dalam pikiran sang kucing.
Dia bisa melihat apa yang benar-benar membelenggunya.
Catatan Penulis:
Para pembaca yang terhormat, maaf membuat kalian menunggu lama! Sangat menyesal update kali ini sangat terlambat
Aku benar-benar kewalahan belakangan ini. Awalnya menulis banyak penjelasan, tapi merasa tidak pantas membuang sampah emosi ke kalian, jadi semua ku hapus
Karena terlalu banyak masalah akhir-akhir ini, dua hari ini aku langsung kecapekan sampai kena flu. Tapi urusan rumah belum selesai, pandemi tiba-tiba datang lagi, benar-benar mau gila _(:з」∠)_
Aku juga tak tahu ini masuk kategori flu atau bukan, gejalanya pusing-pusing dan mual. Anehnya, kalau istirahat total tidak mual, tapi begitu mulai mengetik langsung pengen muntah (?). Kok bisa begini! Padahal aku paling suka mengetik! (suara gemuruh
