Yu Wei terkesima oleh pencerahan dari novel itu. Seluruh tubuhnya membeku bagai patung kayu, terguncang oleh penemuannya sendiri.
Ternyata dia sudah berpacaran dengan Xie Jianbai selama dua bulan?! Apakah Xie Jianbai tahu tentang hal ini??
Pendidikan seksual yang sengaja diabaikan oleh Ning Suyi dan Yu Chengyan, justru muncul dalam dunia Yu Wei lewat cara tak terduga. Hampir seketika itu juga dia menyambungkan semua hal yang dulu tak dipahaminya.
Orang-orang di sini sangat memperhatikan batasan pria-wanita karena memang ada pasangan yang memiliki hubungan khusus. Bila pria-wanita yang belum sampai tahap itu terlalu sering bergaul, mudah menimbulkan kesalahpahaman. Sedangkan pasangan seperti dia dan Xie Jianbai boleh melakukan hal-hal intim seperti berciuman dan berpelukan - inilah yang disebut berpacaran.
Jika pacaran berjalan baik, bisa jadian lalu menikah, setelah menikah bisa melahirkan anak kucing!
Benar-benar, memang seperti ini.
Yu Wei seketika tersadar, pantas saja A'ning dan Cheng Yan tidak menyukai Xie Jianbai, karena mereka tidak ingin keduanya bersama.
Tapi sebenarnya, penentangan dan halangan orang lain tidak berarti apa-apa bagi Yu Wei, sama seperti sebenarnya sampai sekarang pun dia tidak merasa ada yang perlu ditutup-tutupi soal keintiman pria-wanita.
Sifat alami Bangsa Iblis lebih bebas, dan tidak terlalu memusingkan urusan rumit seperti ini.
Soal pernikahan atau aturan pembatas gender, semuanya adalah aturan duniawi yang dibuat kemudian. Seperti Yu Wei yang tidak menyukai aturan sekte Xuantian Xianzong, dia juga tidak tertarik dengan segala pembatasan duniawi ini.
Apa hubungannya dengan kucing-kucing? Kucing hanya perlu bahagia saja.
Yu Wei hampir seketika menerima status barunya yang sedang berpacaran, memegang buku, terus asyik membacanya.
Di alur cerita selanjutnya, cultivator musik wanita direbut paksa oleh Raja Iblis, lalu diselamatkan oleh cultivator pedang yang kebetulan lewat. Ia menderita keracunan panas yang mengharuskannya melakukan dual cultivation untuk meredakannya.
Hmm?
Dual cultivation itu apa? Bukan semacam metode latihan spiritual yang samar dan sulit dipahami, kan?
Yu Wei langsung kehilangan minat.
Di akhir novel ini, sang tokoh wanita yang matanya tertutup selimut merasakan sesuatu yang tiba-tiba meredakan siksaan dalam kepanasan. Terombang-ambing dalam gelombang, tanpa sadar ia mengulurkan tangan dan memeluk erat sosok di hadapannya...
Secara naratif, semua calon pemeran utama pria berpotensi berada di lokasi. Jadi siapapun yang akhirnya menetralkan racun sang heroine, akhir cerita sengaja dibiarkan ambigu untuk membangkitkan imajinasi pembaca.
Setelah membaca akhir volume ini, sejujurnya Yu Wei tidak benar-benar paham.
Bukankah sang heroine sedang keracunan? Ia juga tidak berlatih, kok tiba-tiba bisa merasa nyaman? Lagipula mengapa harus memeluk orang di sekitarnya... Siapa sebenarnya yang dipeluknya, dan untuk alasan apa?
Kucing sederhana itu tampak penuh tanda tanya。
Saat membeli novel sebelumnya, dia mengambil beberapa buku secara acak sehingga sama sekali tidak membeli jilid kedua, malah mendapatkan buku ketiga。
Akhir yang membuatnya bingung ini membuat Yu Wei kehilangan konsentrasi untuk melewatkan satu jilid dan melanjutkan, akhirnya langsung beralih ke novel lain。
Harus diakui, novel liar yang dijual di luar benar-benar menarik。Yu Wei menyimak dengan asyik, karena belum pernah melihat apapun sebelumnya, justru menyerap semuanya dengan baik。
Dia terhanyut dalam bacaan sampai tidak menyadari kapan Yu Chengyan pulang。
Kini Yu Chengyan mengurus urusan bersama Xie Jianbai di siang hari, lalu pulang memasakkan makanan enak di malam hari。Begitu tiba di pangkalan rahasia tepi kolam mereka, langsung terlihat Yu Wei terjatuh di atas karpet sambil terus menatap buku tanpa menyadari kedatangannya。
“Apa yang kau baca sampai begitu asyik?” tanyanya。
Yu Wei terkejut olehnya. Dia segera menyadari bahwa novel-novel unik dan menarik ini tidak boleh ditemukan oleh Yu Chengyan, kalau tidak pasti akan diatur olehnya.
"Apa yang kalian lakukan setiap hari? Aku sudah lapar," katanya.
Ternyata membaca banyak buku memang bermanfaat. Setidaknya Yu Wei sudah belajar beberapa taktik sederhana, seperti menghindari pertanyaan inti dan mengalihkan perhatian Yu Chengyan dengan pertanyaannya sendiri.
Jika dulu, dia pasti patuh bodoh, menjawab semua pertanyaan Yu Chengyan tanpa filter.
"Maaf, tunggu sebentar lagi. Sebentar lagi selesai."
Benar saja, Yu Chengyan tidak menyadari detail ini. Dia langsung pergi memasak.
Yu Wei diam-diam menyimpan semua novelnya. Dia memutuskan akan bertanya pada Xie Jianbai malam nanti.
Hanya Xie Jianbai yang tidak akan menghentikannya membaca novel, karena mereka menyatu - sedang berpacaran.
Yu Wei sebelumnya sudah sangat menyukai suasana interaksi baru antara dirinya dengan Xie Jianbai, kini baru ia tahu hubungan mereka sebenarnya. Saat kata 'berpacaran' terlintas dalam hatinya, semakin terasa manis.
Yu Chengyan melihat Yu Wei makan dengan berbunga-bunga, tak kuasa ia tersenyum. "Tidak berlatih saja sudah senang begini?"
Yu Wei selalu berwatak ceria. Meski sebelumnya hidupnya cukup bahagia, Yu Chengyan tetap merasakan bahwa kini kebahagiaannya seolah lebih dari sebelumnya. Kepuasan dan kegembiraan ini terpancar dari sorot matanya, terasa dalam emosinya.
Setiap yang melihatnya akan tahu Yu Wei menjalani kehidupan yang sangat menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
Meski tak tahu mengapa kondisi ibunya belakangan begitu baik, Yu Chengyan tetap turut bersukacita melihat kegembiraan sang ibu.
Usai makan malam, mentari pun mulai terbenam di barat.
Yu Wei kembali ke asrama, seperti biasa menghabiskan waktu sembari menunggu semua tertidur sebelum menemui Xie Jianbai.
Di kamarnya, hubungan Yu Wei dengan sembilan murid perempuan lain sangat baik. Saat pulang, dia kebetulan mendengar beberapa nama yang terasa familiar—ternyata setiap hari mereka membahas alur cerita, hanya saja sebelumnya dia tidak tahu karena tidak mendengarkan dengan detail.
Diskusi para murid perempuan itu berisi konten jilid kedua. Ternyata di akhir jilid pertama, tokoh wanita ditutup matanya, dan penyelamatnya adalah Raja Iblis.
Banyak hal dalam obrolan mereka yang tidak dipahami Yu Wei, membuat hatinya gatal. Tapi dia sadar tidak boleh membocorkan rahasia ini, kalau tidak A'ning pasti akan menyita.
Saat tidur malam hari, Yu Wei melihat murid perempuan yang tadi mengobrol itu meletakkan jilid kedua di meja tepi ranjang.
Ketika semua terlelap, kucing putih kecil menyelinap keluar dari selimut, melintasi separuh asrama tanpa suara, lalu melompat ke meja tersebut.
Ia berbaring di sebelah novel, menggunakan ekor untuk membalik halaman, dan cepat-cepat menyelesaikan bab pertama dan kedua.
Dalam kegelapan malam, pupil mata Kucing putih kecil menyempit, tertegun seperti kucing kayu.
Karena membaca novel, kali ini ia keluar agak terlambat. Xie Jianbai sudah menunggunya di hutan itu. Melihat kedatangan Kucing putih kecil, Xie Jianbai tidak menanyakan alasan keterlambatannya, hanya mengulurkan tangan.
Kucing itu melompat dari pohon ke dalam dekapan Xie Jianbai, berubah kembali ke wujud manusia, diangkat dalam gaya princess carry.
Yu Wei merangkul lehernya, melihat hutan dan lembah melintas di bawah.
Sejak melihat bintang-bintang sebelumnya, mereka menemukan lokasi kencan baru di puncak gunung dengan tebing indah dan tanah lapang yang terpencil dan aman.
Sebenarnya mereka tidak setiap malam ingin berciuman. Cukup dengan berdampingan, bahkan tanpa melakukan apapun, sudah terasa memuaskan.
Setiap hari mereka datang ke lokasi ini. Kini tanah lapang di puncak gunung telah dialasi karpet dengan bantal-bantal dan camilan, hampir menjadi pangkalan rahasia kedua.
“Yu Wei langsung duduk dan tampak bersemangat berbagi novel yang dia baca bersama Xie Jianbai.”
Awalnya, raut wajah Xie Jianbai masih terlihat wajar, hingga alur cerita semakin lebih dalam dan alis pria itu tak terelakkan mengerut.
“Dunia ini tidak memiliki Pemimpin Iblis.” Saat Yu Wei berhenti minum untuk menarik napas, Xie Jianbai yang telah lama mendengar akhirnya menemukan kesempatan berbicara.
“Itu tidak penting!” kata Yu Wei, “Yang penting ini - bantu aku lihat, dia keracunan, tapi aku tidak paham bagaimana penawar racunnya?”
Xie Jianbai terpaksa menerima novel romansa ini. Pria yang biasa memegang buku pedang dan catatan arsip resmi ini pertama kali membaca sesuatu yang... hm... sangat rakyat jelata.
Yu Wei langsung membalikkan ke bab terakhir. Semakin Xie Jianbai membaca, raut wajahnya semakin kosong. Usai menyelesaikan bagian akhir, seluruh tubuhnya membeku kaku.
Begitu mengangkat wajah, pandangannya langsung bertemu sorot mata penuh harap Yu Wei.
“Racun apa ini? Kelihatannya sangat nyaman,” katanya. “Lihat jilid kedua!”
Yu Wei terlalu bersemangat mengeluarkan jilid kedua yang diambil dari kakak murid perempuan sekamarnya, menyuapkannya ke tangan Xie Jianbai.
Xie Jianbai memaksa diri menyelesaikan alur cerita berikutnya, ia memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.
"Weiwei, cerita-cerita dalam novel ini semuanya fiksi," kata Xie Jianbai, "tak patut dipromosikan."
"Mana ada!" Yu Wei memeluk erat buku itu dalam dekapan, protesnya terdengar jelas, "Katanya ini disebut berpacaran, masa palsu juga?"
Xie Jianbai kembali membeku.
Ia tak menyangka momen ini datang tiba-tiba. Belakangan ini, ia menyempatkan diri mempelajari catatan arsip tentang Bangsa Iblis yang menjelaskan banyak anggota iblis seperti Yu Wei - berangkat dulu baru jatuh cinta.
Bangsa Iblis menganut sistem matrilineal. Keberadaan ayah tak penting, statusnya tetap orang luar keluarga. Hubungan fisik dengan gadis siluman bukan hal berarti. Sang perempuan mungkin akan tepuk-tepuk pantat pergi, pulang ke klannya melahirkan anak, lalu melanjutkan perburuan pasangan.
"Yu Wei" meskipun tidak pernah hidup di dunia iblis, gen ras iblis-nya masih sangat kuat, begitu bebas dan romantis tanpa batasan.
Xie Jianbai sebenarnya sudah mempersiapkan diri, kemungkinan besar "Yu Wei" akan tetap menjaga hubungan menggoda ini dengannya dalam keadaan tidak sadar, lalu suatu hari ketika dia memahami semuanya dan menyadari tidak menyukainya—hanya nafsu makan dan mentalitas berburu—segala yang ada kini akan kembali ke titik awal, hilang tanpa bekas.
Tak disangka……
Menghadapi tatapan geram kucing kecil penghibur itu, jakun Xie Jianbai bergerak. Dengan suara serak dia berkata, "Bercinta hanya boleh antara kita berdua. Tidak bisa seperti dalam novel."
"Kalau tidak?!" "Yu Wei" mendengus, "Memang hanya kita berdua, apa ada pilihan kedua?"
"Tidak ada." Xie Jianbai kali ini menjawab cepat.
"Lalu kau bilang semua cerita dalam novel itu palsu?" "Yu Wei" bertanya lagi.
Xie Jianbai terdiam sejenak, pria itu benar-benar tak mengerti ke mana keindahan novel kelas tiga seperti ini, bahkan menulis secara sembarangan tentang Raja Iblis yang sama sekali tak ada. Tapi...
Ia menatap Yu Wei, dengan keteguhan dan kepasrahan berkata, "Tidak semuanya palsu, ada juga yang asli."
Barulah Yu Wei merasa puas.
"Lalu kenapa kau masih menunggu?" Ia membalik halaman buku, "Lihat, di sini ditulis dia dicium dadanya. Kenapa kau hanya mencium leherku? Aku juga ingin... Hmm!"
Ucapannya belum selesai, mulutnya sudah disumpal tangan Xie Jianbai.
Yu Wei mengedip-ngedipkan mata, tak mengerti apa yang terjadi. Xie Jianbai perlahan menundukkan kepala, dahinya menyentuh bahu gadis itu.
Setelah lama, suaranya yang hampir tak terdengar muncul.
"...Jangan lanjutkan, Weiwei."
Suara Xie Jianbai sangat lembut, bahkan ada nada memohon dalam intonasinya.
Yu Wei bingung beberapa saat, tiba-tiba tersadar akan sesuatu.
Rupanya, Xie Jianbai juga bisa malu?
Catatan Penulis:
Peringatan membaca: Tidak dianjurkan kucing kecil mengambil buku teman sekamar tanpa izin! Hanya untuk perkembangan alur cerita (pernah mempertimbangkan menggunakan senjata pamungkas dengan fitur seperti memotret, tapi merasa ada kecurigaan isi berlebihan sehingga memutuskan untuk tidak memakai)
Lao Xie: Jangan lagi mengucapkan kata-kata harimau dan serigala
Kucing: 0w0? (pandangan polos)
