Dering kewaspadaan di pikiran Yu Chengyan terus berbunyi. Dia menatap Yu Wei yang masih linglung, hampir tak bisa menyembunyikan ketegangan dan getaran di suaranya.
“Kalian berdua... Jangan-jangan sudah pacaran diam-diam di belakangku?!”
Dari sudut pandang orang normal, adegan ini agak aneh. Lagipula urusan pasangan kan urusan mereka sendiri, apa hubungannya dengan pihak ketiga?
Tapi pertanyaan Yu Chengyan ini diutarakan dengan alasan yang sah. Yu Wei yang sebenarnya tak punya kewajiban menjawabnya justru semakin terlihat bersalah. Keduanya seolah diam-diam menerima konsekuensi aneh ini.
Yu Wei pandangan berkilat-kilat, menghindari kontak mata, "Apa? Aku... Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan..."
Kucing kecil penghibur langsung memerah wajahnya ketika berbohong. Melihat ekspresi bersalahnya, Yu Chengyan tahu rencana besarnya gagal.
Dengan lemas ia duduk, punggung menyandar di sandaran kursi, untuk sementara seperti kehilangan semangat hidup.
——Tamatt, orang tuanya benar-benar berkumpul lagi.
Bahkan karena gangguannya, mereka berdual justru saling mengenal beberapa tahun lebih cepat dibanding kehidupan sebelumnya.
Celakalah!
Pandangan Yu Chengyan beralih ke Yu Wei, dengan datar ia bertanya, "Mengapa? Apa baiknya dia, sampai kau tertarik?"
Ucapan ini malah menjadi bumerang. Pertanyaan itu membuat Yu Wei yang semula tegang malah mulai merenungkannya. Jarinya tanpa sadar mengusap-usap taplak meja, sudut bibirnya tanpa sengaja melengkung kecil.
Dalam keadaan apapun, hanya dengan mengingat Xie Jianbai, Yu Wei seolah tak bisa menahan senyumnya.
“Dia sempurna dalam segala hal.” Yu Wei berkata dengan berbunga-bunga, “Semua aspeknya kusukai, dan——aku sangat senang dengan perubahan yang terjadi di antara kami berdua.”
Sebenarnya, beberapa bulan yang lalu, si kucing kecil penghibur yang masih polos itu sudah memiliki keinginan menguasai yang tersembunyi terhadap Xie Jianbai. Hingga kini, saat Xie Jianbai memperlakukannya dengan cara yang unik dan tulus demi kebaikannya, betapa bahagianya Yu Wei dalam hati.
Ia benar-benar puas dengan hubungan pacaran mereka.
Napasku tak teratur, Yu Chengyan merasa gelisah. Hatinya dipenuhi kekhawatiran, takut Yu Wei terus melangkah di jalan yang berbahaya.
Dia khawatir terjadi kecelakaan padanya, karena itulah ingin menghindari potensi bahaya sejak awal.
Namun ketika mengangkat pandangan dari kegelisahan, tiba-tiba ia melihat raut wajah puas dan bahagia Yu Wei. Langsung ia berhenti sejenak, tertegun memperhatikan pemandangan ini.
Pada detik ini, Yu Chengyan tiba-tiba dilanda kebingungan.
Dalam hatinya, Yu Chengyan menolak sang ayah, menentang masa depan itu, sehingga dengan segala cara menghalangi keduanya bersama. Bahkan saat baru mengetahui kabar ini, dia pernah memikirkan cara menggagalkan hubungan mereka.
Tapi mengingat wajah bahagia Yu Wei belakangan ini, tanpa disadari keraguan mulai muncul: apakah keputusan-keputusan yang pernah diambilnya benar-benar yang terbaik untuknya?
Untuk mencegahnya terlibat bahaya, dia melindungi Yu Wei yang sebenarnya ingin mencari Tante Ning sendiri di penginapan; juga menghalangi perasaannya karena takut akan masa depan itu.
Segala yang dilakukannya ini sama sekali tidak melalui persetujuan Yu Wei sendiri, namun dengan seenaknya mengatasnamakan 'kebaikan untuknya' sambil memaksakan tekadnya sendiri.
Apa bedanya tindakannya... dengan cara ayahnya memperlakukan dirinya dulu?
Yu Chengyan terduduk lesu, ribuan pikiran berdesakan di benaknya, membuatnya sesaat tertegun bingung.
Dia membenci Xie Jianbai, membenci segala hal dalam dirinya yang memiliki kesamaan dengan lelaki itu. Tapi setelah berputar-putar, nyatanya dirinya semakin mirip dengannya.
“Bahkan dalam beberapa bulan ini, Yu Chengyan bisa merasakan bahwa sebenarnya dia sangat nyaman berinteraksi dengannya.”
Entah itu karena warisan keturunan ayah dan putra, atau pilihan bawah sadar setelahnya. Yu Chengyan yang telah hidup tiga ribu tahun, Xie Jianbai adalah satu-satunya yang memahami pengetahuannya tentang ilmu pedang.
Terlepas dari keinginannya, Yu Chengyan harus mengakui bahwa hubungannya dengan Xie Jianbai seolah-olah sama sekali tidak bisa diputuskan.
Bagaimana bisa seperti ini?
“Chengyan, kamu marah?” Yu Wei memandinya dengan khawatir, wajah cantiknya pertama kali menunjukkan raut frustrasi, “Maaf, aku tahu kamu dan A'ning membenci Xie Qing, tapi... aku tidak bisa mengontrol diriku. Begitu Xie Qing muncul, hatiku langsung memberontak dan selalu tak kuasa mengikutinya.”
Saat mengatakannya, dia tampak bersalah, “Kamu sudah lama mencegahku, maaf, tapi aku... tetap tidak menyesal.”
Yu Chengyan tersadar, ia menatap Yu Wei yang terlihat prihatin, hatinya tiba-tiba terasa nyeri.
Apa sebenarnya yang telah ia lakukan, hingga membuat ibu begitu menyulitkan diri, bahkan sampai meminta maaf padanya?
Hati Yu Chengyan perih, ia berkata dengan suara parau, "Jangan pernah minta maaf padaku... A Wei, kau tidak melakukan kesalahan apapun, aku yang merugikanmu. Aku... seharusnya tak boleh membuatmu sulit."
Ia melanjutkan, "Jika kau menyukainya, jalinlah hubungan yang baik dengannya, tak perlu khawatir akan hal-hal lain."
"Tapi..." Yu Wei tampak ragu, ia mengamati raut wajah Yu Chengyan, seolah ingin melihat perasaan aslinya.
Yu Wei sangat memperhatikan Yu Chengyan, bukan karena efek 'mencintai rumah hingga burung gagak'-nya pada Xie Jianbai, sama sekali tidak terkait. Sejak mereka akrab, Yu Chengyan secara alami telah menjadi orang penting baginya, bahkan melebihi A'ning yang lebih dulu dikenalnya.
Ia sangat peduli dengan persepsinya.
“Yu Chengyan segera menekan emosi yang sebelumnya berkecamuk di hatinya. Apakah pemikirannya di awal sesuai atau tidak, saat Yu Wei meminta maaf padanya saat ini, semuanya sudah tidak penting lagi.”
“Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghadapinya dengan sikap yang sangat serius.”
“Aku dan dia punya beberapa konflik di masa lalu, ada kesalahpahaman di antara kami.” Kata Yu Chengyan, “Aku pernah membencinya, tapi...”
“Diam sejenak sebelum melanjutkan, “Sebenarnya di dalam hatiku aku juga mengaguminya.”
“Selama periode ini, bekerja sama dengan Xie Qing membuatku melihat sisi lain darinya yang sebelumnya tidak kuketahui.” Yu Chengyang menatap Yu Wei, berbisik lembut, “Sebenarnya semua kesalahpahaman itu sudah teratasi di hatiku. Hanya saja... aku masih terbiasa dengan semua yang dulu. Aku tak tahu harus bersikap seperti apa dengan wajah baruku ini di hadapannya, sehingga selalu membuatmu berpikir hubungan kami masih buruk.”
“Semuanya baik-baik saja, A Wei. Jangan khawatir tentang apapun. Jika ingin bersamanya, bersamalah.”
“Baginya, yang terpenting adalah sang ibu bisa bahagia.”
Dia seharusnya bukan menjadi belenggu bagi Yu Wei, melainkan apapun jalan yang dipilihnya, dia akan menyapu rintangan untuknya.
Peran Yu Chengyan sebelumnya selalu seperti pelindung yang menyaring segalanya. Meskipun hubungan antara Yu besar dan kecil adalah ibu-anak, tapi di zaman ini mereka lebih mirip saudara kakak-adik.
Ini pertama kalinya Yu Chengyan begitu serius menceritakan isi hatinya pada Yu Wei. Setelah mendengarnya, Yu Wei akhirnya merasa tenang.
"Begini yang terbaik." Katanya, "Ling Xiao, kuharap kau bisa sebahagia diriku. Aku tak suka melihatmu sedih atau marah."
Yu Chengyan terlihat berkunang-kunang, seolah di masa lalu dia pernah mendengar Yu Wei mengucapkan kata-kata serupa.
Saat itu usianya baru lima enam tahun, mulai belajar ilmu pedang dari ayah. Yu Chengyan sejak kecil tampak seperti anak yang ambisius dan perfeksionis. Kadang saat menghadapi masalah sulit yang tak bisa diselesaikannya, dia akan sedih lalu menangis mencari penghiburan ibu.
Yu Wei dan Xie Jianbai sebagai pasangan suami-istri memiliki karakter yang hampir sepenuhnya berlawanan.
Yu Chengyan menangis karena kegagalan dalam ilmu pedang. Xie Jianbai akan sedikit mengerutkan alis, tidak bisa memahami mengapa anaknya menangis karena hal ini.
Meski Yu Wei juga tidak mengerti ilmu pedang, menurutnya tidak ada hal di dunia yang perlu ditukar dengan pengorbanan keceriaan dan kebahagiaan.
Saat itu dia menangis sambil berkata dirinya terlalu kikuk, tidak ada cara lain menjadi cultivator pedang terhebat. Yu Wei lalu berkata padanya: dia hanya mengharapkannya tumbuh sehat dan bahagia. Sekali pun tidak menjadi cultivator pedang terhebat, menjadi orang paling bahagia juga sudah cukup baik.
Sepertinya inilah satu-satunya harapan ibu terhadapnya yang tidak pernah berubah sejak awal hingga akhir.
Yu Chengyan mengerucutkan bibirnya. Sebelum Yu Wei merasakan perubahan emosinya, dia membersihkan tenggorokan lalu mengalihkan topik pembicaraan.
“Aku……sekali pun aku memberitahumu hal-hal ini, jangan beri tahu dia.” Yu Chengyan berkata, “Walau dalam hatiku sudah memaafkan, tapi aku belum sepenuhnya melupakannya. Jadi walau aku setuju kalian bersama, tidak boleh membuatnya terlalu berbangga diri.”
“Aku paham.” Yu Wei berkata dengan penuh perenungan, “Dulu saat kau paksa menyita semua novelku, lalu berusaha hati-hati merayu, perasaanku juga seperti ini.”
“A Wei.” Yu Chengyan menghela napas.
“Baiklah, aku janji. Kita tidak akan memberitahunya.”
Ibu dan anak lelaki itu dengan cepat bersatu padu.
Siang hari, Xie Jianbai yang baru selesai bekerja datang untuk makan bersama mereka. Baru tiba, ia langsung merasakan suasana yang agak tidak biasa.
Yu Wei dan Yu Chengyan duduk di tepi meja. Keduanya jelas-jelas sudah selesai makan, dari gaya mereka seolah sedang menunggu. Atau……ada maksud menginterogasi?
Xie Jianbai duduk di hadapan mereka. Menatap pandangan tak bersahabat dari Yu Chengyan, ia bertanya dengan tenang, “Ada apa?”
Yu Chengyan meski telah menerima kenyataan ini, namun saat melihat Xie Jianbai, amarahnya masih tak terkendali——Dulu siapa yang begitu ingin membunuh saat pertama bertemu, keberanianmu mana! Baru berapa lama, sudah berhubungan diam-diam?
"Apa yang kau janjikan padaku dulu, apakah kau sudah melupakan semuanya?" Suara Yu Chengyan menusuk dingin, "Dulu bicara begitu manis, tak disangka kau berani... Kau, kau ingkar janji!"
Xie Jianbai mengerutkan dahi sedikit. Awalnya dia tak yakin peristiwa mana yang dimaksud Yu Chengyan, sampai pandangannya bertemu dengan sorot mata Yu Wei yang berkilauan.
Pandangan mereka saling bertemu sesaat. Yu Wei yang awalnya merasa bersalah, tiba-tiba teringat kejadian memalukan semalam, pipinya pun memerah. Dia mendengus, lalu memalingkan wajah.
Melihat reaksi Yu Wei, Xie Jianbai paham——dia telah membocorkan rahasia.
"Mengenai kalian berdua yang berhubungan diam-diam di belakangku, apa ada alasan yang mau kau berikan?" tanya Yu Chengyan dengan nada membekukan.
Hubungan antara ayah dan putra kini memiliki sikap yang kompleks satu sama lain.
Seandainya mengikuti sifat asli Xie Jianbai, tentu dia akan berkata: "Apakah ingin bersama atau tidak, apa urusanmu?" Bagaimanapun, perasaan adalah urusan antara dia dan Yu Wei, orang lain harus mengalah.
Namun sekarang, mengesampingkan ikatan darah, setelah melalui periode menyendiri ini, dua cultivator pedang jenius bahkan merasakan kedekatan saling menghargai, sudah setengah seperti teman.
Tapi sekalipun demikian, Xie Jianbai tetap tidak suka sikap orang yang mempertanyakan dirinya.
Namun - Xie Jianbai akhirnya berkata dengan kepala dingin: "Aku gagal melepaskan diri dari cengkeraman nasib."
Alasan Xie Jianbai bisa bersikap baik seperti ini adalah karena hubungan aneh antara ketiganya saat ini.
Meski Yu Chengyan adalah anak kandungnya, Xie Jianbai merasa seperti ayah tiri yang ingin bergabung dalam keluarga single parent ketika berhadapan dengan ibu-anak ini.
Dia bahkan bisa merasakan bahwa jika ingin berbaur dengan keluarga ini, Yu Wei akan sangat memperhatikan sikap Yu Chengyan.
Di bawah atap orang lain, Xie Jianbai terpaksa mengkhianati pertumbuhannya, mempelajari kebijaksanaan EQ manusia biasa hanya dalam waktu sebulan.
Dia bahkan secara alami memahami pentingnya menjalin hubungan baik terlebih dahulu dengan Yu Chengyan.
Menghadapi Xie Jianbai yang hampir mengatakan cinta mereka ditakdirkan, Yu Chengyan ingin mengatakan sesuatu namun ragu, sejenak terkunci kata-kata.
Dia sudah mempersiapkan diri untuk menerima wajah dingin Xie Jianbai - berencana pura-pura menderita di depan ibu - Tapi Xie Jianbai ini kenapa, tidak mengikuti logika umum!
Catatan Penulis：
Kucing: Bagaimana caranya kau bisa turun status dari Ayah kandung menjadi ayah tiri?
Lao Xie: ……
-
Besok (Senin) ada urusan di rumah, izin cuti satu hari（づ￣3￣）づ
