Yu Chengyan berdiri di tepi sungai bawah tanah, memperhatikan aliran air jernih yang deras di bawah kakinya.
“Jika kita berada di Laut Abadi, ke mana sungai ini mengalir?” Tanyanya.
Di sisi lain gua, seorang pria tua duduk di tepi api unggun menghangatkan diri.
"Lebih tepatnya, di perbatasan antara Laut Abadi dan dunia luar." Kata Guo Lao. "Kamu mungkin sudah merasakan, energi di sini kacau-balau, inilah efek dari pengaruh Laut Abadi. Sedangkan sungai bawah tanah ini, karena terpengaruh Laut Abadi, juga mempertahankan kemampuan serupa."
Laut Abadi adalah awal dan garis finis siklus enam alam semesta. Semua energi waktu terlahir di sini, dan pada akhirnya akan kembali ke tempat ini. Sungai bawah tanah ini memiliki kemampuan serupa, yang berarti mungkin bisa terhubung ke perairan berbagai alam, bahkan... melampaui waktu?
Sebelum pingsan dibuat Gu Guangming, dia melihat laut. Mungkin inilah alasan mengapa dia sampai di sini.
Sorot mata Yu Chengyan terlihat larut dalam pikiran. Dia menatap permukaan air ini, tak diketahui apa yang bergolak di hatinya.
"Xiao Yu, kemarilah duduk."
Baru setelah Guo Zhengcheng memanggilnya, Yu Chengyan menarik kembali pandangannya dari permukaan air. Dia mendekati api unggun dan duduk di samping Guo Zhengcheng.
Ruang ini sepertinya memang agak kacau, Yu Chengyan bisa merasakannya. Saat api unggun mengusir bayang-bayang dan kegelapan, energi di sekitarnya juga sedikit stabil, mempertahankan segalanya dalam lingkungan yang lebih nyaman.
"Sudahkah kau putuskan bagaimana akan bertindak?" kata Yu Chengyan. "Xie Jianbai adalah dewa terkuat di dunia. Jika tidak bisa membunuhnya dengan satu serangan, akibatnya tak terbayangkan."
"Dalam enam alam semesta, Xie Jianbai yang terkuat. Tapi bagaimana dengan yang melampaui enam alam semesta?" Guo Zhengcheng berkata datar. "Yu, pikirkan baik-baik. Apa yang melampaui seluruh umat, bahkan Xie Jianbai pun harus tunduk?"
Yu Chengyan mengerutkan alis, matanya menatap nyala api. Tak lama kemudian, ia tertegun menatap ke atas.
"Laut Abadi?"
"Benar. Meski Xie Jianbai, dia tetap dewa di bawah tatanan Langit dan Bumi. Laut Abadi yang melampaui enam alam semesta adalah gunung tinggi yang tak bisa dia daki."
Guo Zhengcheng merapikan kumisnya, dia berkata, “Jadi jika ingin mengalahkannya, kita harus memancingnya masuk ke Laut Tak Berujung——dengan sifat muridku yang selalu tak kenal takut. Cukup dengan umpan sederhana, dia pasti akan masuk.”
“Tapi setelah itu?” Yu Chengyan masih ragu, “Saat ini aku hanya cultivator level Yuan Bayi. Aku tidak punya kemampuan untuk membunuhnya.”
“Membunuhnya membutuhkan kekuatan yang melampaui Xie Jianbai, tentu ini di luar level kultivasi biasa.” Guo Zhengcheng menghela napas, “Jangan lupa statusmu——kamu adalah anak Yu Wei, dalam tubuhmu mengalir darah keturunan dewa. Ibumu berasal dari sumber yang sama dengan aura mengerikan, sedangkan Xie Jianbai yang mempraktikkan Jalan Pembunuhan adalah media terbaik untuk energi mengerikan. Keberadaanmu menyatukan semua bakat dan keunggulan mereka berdua. Kalau tidak, bagaimana mungkin kamu bisa masuk ke jalan kultivasi melalui kegelapan hati, tapi tetap mempertahankan kesadaran selama bertahun-tahun?”
Yu Chengyan sebelumnya tidak pernah memikirkan hal ini. Setelah diingatkan Guo Zhengcheng, barulah dia tersadar.
“Benar. Jalan kultivasinya melalui kegelapan hati sebenarnya termasuk jalan iblis, tak ada cultivator lain yang memilih cara ini berakhir baik. Meski menderita, meski sempat bergumul, dia malah bisa terjatuh-bangun menjadi immortal, tetap mempertahankan kesadaran selama ini. Kegelapan hati paling mudah memicu aura mengerikan, kalau bukan karena garis keturunan ibu di darahnya, mungkin dia sama sekali tak punya kekuatan melawan.”
“Sha, adalah cabang energi alam paling ganas. Seperti energi spiritual dan aura immortal yang melampaui tatanan Langit-Bumi, bahkan Xie Jianbai pun tak bisa lepas dari pengaruhnya. Hanya Yu Wei sebagai keturunan dewa sejenis yang punya kekuatan mengubah dan mengontrol aura mengerikan.” Guo Lao menatap Yu Chengyan, “Dia bisa, kamu juga.”
“Dewa di Surga semua abstrak. Kalau ada dewa sejati di dunia, pastilah yang mampu mengubah kekuatan alam. Hanya dewa dan keturunan dewa zaman kuno yang membelah Langit-Bumi yang punya kemampuan ini.”
“Xiao Yu, kalian ibu dan anak adalah pewaris terakhir garis keturunan dewa zaman kuno di dunia ini.” Guo Zhengcheng mengulurkan tangan, menepuk bahu Yu Chengyan sambil tersenyum tipis, “Kamu harus melupakan teknik sihir tingkat rendah sebelumnya dan memulai latihan baru.”
-
Di hari-hari berikutnya, awalnya Yu Chengyan masih bisa memperkirakan berapa lama waktu berlalu, tapi kemudian sudah tidak ingat lagi.
Energi di dalam gua itu kacau balau, seolah berada di ruang dimana langit dan bumi terbalik. Pemandangan luar pun tak terlihat, api unggun terus menyala sepanjang hari.
Yu Chengyan tidak tahu sudah berapa lama, bahkan konsep siang-malam pun sudah hilang darinya.
Setiap hari diisi rutinitas yang sama. Dia dan pria tua itu akan menyelam di sungai bawah tanah. Di sini, kultivasinya sama sekali tak berguna, terpaksa menahan napas seperti orang biasa dan bertahan menghadapi sensasi tercekik.
Berenang melewati sungai bawah tanah yang gelap dan dingin itu sendiri sudah memakan waktu sangat lama. Yu Chengyan terpaksa membuang semua barang yang dibawanya sebelum datang ke sini, memulai dari nol seperti orang biasa.
Di balik sungai bawah tanah yang panjang, terdapat retakan yang menuju ke Laut Abadi.
Dia dan Guo Zhengcheng akan memasuki Laut Abadi melalui celah sempit yang tampaknya hanya selebar jari, kemudian melanjutkan latihan berikutnya.
Di Laut Abadi, segala energi di dunia berbaur dan menerjang dengan dahsyat. Segala sesuatu menjadi kacau-balau - energi spiritual dasar, aura immortal, dan energi iblis terus-menerus tercipta, energi kehidupan dari siklus makhluk yang meninggal berputar tanpa henti, ditambah ribuan kekuatan kacau yang bahkan mulai terabstraksi.
Memasuki Laut Abadi adalah penyiksaan mengerikan. Seperti gemuruh petir yang terus bergema di dalam pikiran, Yu Chengyan harus tetap rasional. Tak hanya bertahan dalam penderitaan campur-aduk ini, tapi juga tak terpengaruh oleh tekad orang lain yang sudah terdistorsi dan suara kearifan di Laut Abadi.
Yu Chengyan pernah beberapa kali merasa dirinya akan mati di sini. Guo Zhengcheng yang kini setengah hidup setengah mati telah menjadi monster yang ditangkap Laut Abadi. Ia hanya bisa hidup secara terdistorsi seperti ini, namun juga bisa datang dan pergi dengan bebas di Laut Abadi.
Jika Guo Zhengcheng ingin membunuhnya, Laut Abadi adalah pilihan terbaik.
Namun, pria tua itu tidak melakukannya. Dengan sabar ia membimbing pemuda itu berlatih, dan saat Yu Chengyan kehilangan fokus, ia akan menariknya kembali dengan cepat.
Yu Chengyan memiliki darah keturunan makhluk suci zaman kuno. Ia mengira dirinya mungkin hanya bisa menguasai aura mengerikan seperti Yu Wei, tapi Guo Zhengcheng mengatakan itu tidak demikian.
Makhluk suci diturunkan dari generasi ke generasi, namun tidak seperti kelangsungan spesies biasa pada makhluk biologis. Makhluk suci zaman kuno sama seperti dewa-dewi pembelah langit dan bumi, merupakan keberadaan yang melampaui duniawi. Hanya saja mereka akhirnya memilih untuk turun ke dunia. Setiap kelahiran makhluk suci baru akan secara acak bersandar pada spesies berbeda, dan kekuatan yang dikuasainya juga random.
Hanya saja sejak lama, keturunan dewa telah punah dengan sendirinya, berubah wujud menjadi bagian dari energi alam, kembali ke Langit dan Bumi.
Artinya - Yu Wei sebagai kucing adalah suatu kebetulan, tidak bisa dilacak kembali seperti apa wujud keturunan dewa yang 'melahirkan'nya.
Adapun keberadaan Yu Chengyan sangat istimewa, karena keturunan dewa tidak perlu □□. Bahkan kelahiran generasi berikutnya bukan pilihan mereka sendiri, melainkan seleksi alam Langit dan Bumi.
"Keberadaanmu ini unik, sejak zaman kuno mungkin hanya ada satu kasus khusus sepertimu." kata orang tua itu. "Kau bukan keturunan dewa seutuhnya, juga bukan anak dewa normal. Dari sudut pandang keturunan dewa, kau masih anak kecil yang sangat muda - bahkan belum paham kekuatan apa yang bisa kau kontrol."
Inilah arti kedatangan mereka ke sini.
Laut Abadi mengandung semua energi di alam semesta. Dengan berlatih di sini, Yu Chengyan pasti akan menemukan energi yang seimbang dengannya.
Yu Chengyan dalam latihan kerasnya terus berulang, setiap kali menyusup ke sungai bawah tanah dan tiba di Laut Abadi, mengalami penderitaan seperti memotong daging dan menggerogoti tulang, bagai dilemparkan ke kuali minyak panas yang mendidih, berulang kali.
Setelah lama berada di Laut Abadi yang kehilangan keseimbangan, barulah Yu Chengyan merasakan betapa berharganya kedamaian dan ketentraman yang dibawa Api unggun di gua itu.
Dia dan Kakek Guo seolah guru-murid sejati, juga seperti kakek-cucu. Murid rajin berlatih, guru memberikan bimbingan penuh perhatian.
Di Laut Abadi yang tak memiliki konsep waktu, Yu Chengyan hampir lupa siapa dirinya sendiri. Tak tahu berapa lama——tiba-tiba dia mendengar suara bersemangat sang kakek.
"Yan'er, berhasil!"
Yu Chengyan mengikuti Kakek Guo kembali ke gua. Dia duduk di tepi api, memandangi nyala api yang meloncat-loncat, sejenak tak bisa bergerak.
“Tatanan di Laut Abadi berbeda dengan dunia luar.” Guo Zhengcheng berkata, “Di luar, kau Adil bukan tandingan Xie Jianbai, tapi selama masuk ke Laut Abadi, dia takkan lagi menjadi lawanmu!”
Yu Chengyan membiarkan Guo Lao menepuk-nepuk bahunya, raut wajahnya berangsur menjadi muram.
……
Saat kembali melihat sinar matahari, rasanya seperti kehidupan yang berbeda.
Hari-hari di gua terasa seperti ratusan tahun berlalu, tapi saat Yu Chengyan kembali ke dunia luar, ternyata belum genap lima hari.
Semua senjata pamungkas Yu Chengyan tak berfungsi di gua, baru kini pulih.
Dia mengambil plakat giok, menghubungi Xie Jianbai.
Di sisi lain tersambung, terdengar nada bicara dingin Xie Jianbai, “Ada hal?”
Yu Chengyan diam sejenak, lalu berkata, “Perjanjian kita sebelumnya: aku bantu kau melewati tribulasi dan kembali ke Surga, kau putus hubungan dengan kami dan tak pernah temui Yu Wei lagi. Ini masih berlaku?”
“Adil.” jawab Xie Jianbai.
Yu Chengyan mengangkat kelopak matanya, ia memperhatikan semburan api hantu ungu di udara, itu adalah mata-mata Guo Zhengcheng.
Ia berkata datar, "Aku ada penemuan baru, datanglah ke sini."
Catatan Penulis:
Guru Guo: Ayahmu itu hanya berpikir dengan otot, selalu paling depan dalam tawuran, memanggilnya ke sini pasti mudah
Xiu Gou: Memang
Ayah Anjing: ……
