Waktu mundur sedikit.
Xuantian Xianzong.
Angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan bak ombak laut bergulung. Mentari menyelinap di sela ranting, kilauan titik cahaya merembes di punggung putih salju sang kucing.
Kucing terlelap dalam tidur nyenyak, perutnya naik turun pelan, namun terlihat kurang tenang. Bantalan cakar merah mudanya terus meraih sesuatu dalam mimpi.
Ia kembali memimpikan Xie Jianbai.
Dalam mimpi, terlihat pria itu seolah berdiri di tempat yang sangat tinggi, tebing di bawahnya diselimuti kabut bak lautan, ombak putih bergulung-guling.
Di atas tebing, berdiri sebuah bangunan aneh yang bentuknya mirip pagoda kuno, hanya saja bisa terlihat bahwa badan menara tersebut diberi lapisan larangan bertumpuk.
Di dalam pagoda, seberkas sinar matahari menyusuri puncak menara jatuh ke bawah. Terlihat di dalam menara melayang segumpal materi hitam yang mengambang di udara.
Yu Wei merasa benda hitam itu terasa familiar, seperti aura mengerikan, tapi seolah lebih dekat daripada aura mengerikan biasa.
Xie Jianbai memasuki menara. Ia mengangkat wajah, emosi dinginnya yang seperti es tiba-tiba meleleh. Wajah tampannya menampakkan senyuman samar yang membuat orang tak bisa mengalihkan pandangan.
"Setengah bulan tidak menjengukmu, aku merugikanmu." Katanya, "Belakangan ini aku selalu di Laut Abadi... Kupikir aku sudah sangat mendekati jawaban yang benar."
Nada bicara Xie Jianbai lembut seolah sedang mengobrol berhadapan dengan seseorang, tapi di seluruh pagoda hanya ada dirinya sendiri. Hanya suara pria itu yang jernih dan memikat seperti mata air dingin yang bergema.
Materi hitam di udara mengambang sendirian, tak ada jawaban.
Xie Jianbai seolah tak mendengar, ia bergumam, "Weiwei, kamu pasti lapar, kucing ngiler kecilku. Dunia punya tak terhidang makanan lezat, tapi aku tahu, yang paling kamu suka adalah meneguk darahku."
Yu Wei terkejut, apakah Xie Jianbai memanggilnya? Apakah dia energi hitam itu?!
Lalu, ia melihat jari-jari indah Xie Jianbai yang tegas menyusuri kerah bajunya ke bawah, menarik kancing jubah yang semula rapat, menyingkapkan dada pria itu.
Kucing yang baru saja shock, kini tersedot pada otot dada Xie Jianbai. Matanya tak berkedip, belum sadar sepenuhnya, sudah melihat belati muncul di tangan Xie Jianbai.
Dengan gerakan cepat, ia menggoreskan senjata itu ke dadanya. Suara pisau menembus daging membuat Yu Wei - seandainya masih dalam wujud kucing - bulunya pasti berdiri semua.
Darah emas milik dewa membanjir deras dari luka, tidak menetes ke tanah melainkan melayang-layang di udara.
Energi hitam bagai hiu yang mencium bau darah, tiba-tiba menyergap dan dalam sekejap melahap darah yang melayang itu, lalu menerjang Xie Jianbai.
Bahkan Yu Wei merasakan keganasan dan bahaya energi hitam ini. Seandainya bukan karena kultivasi Xie Jianbai yang tak tertandingi, niscaya kekuatan ini sudah mencaploknya.
Menghadapi niat jahat yang terang-terangan ini, Xie Jianbai sama sekali tidak berjaga-jaga. Malah dengan raut wajah penuh kelembutan yang terdistorsi di mata orang luar, ia memandangi energi hitam yang ingin membunuh dan melahap dagingnya dengan tatatan memanjakan.
Tiba-tiba rahangnya bergetar. Bulu matanya berkedut saat ia menolehkan pipi ke arah luar menara.
Kelembutan di wajahnya langsung berganti dengan hawa dingin.
"Sepertinya ada yang mengganggu kita." Suara dingin Xie Jianbai menggema.
Dia merapatkan jari-jarinya, energi hitam seolah ditarik kembali ke pusat menara oleh belenggu tak kasatmata. Energi hitam itu meronta, udara bergetar oleh gelombang energi.
Setelah merapikan jubahnya kembali, Xie Jianbai mengangkat wajah, berkata lembut, "Jangan khawatir, Aku akan kembali."
Xie Jianbai meninggalkan menara kuno. Di kejauhan terlihat seorang pria berdiri.
"Tianzun Xiao." suara Xie Jianbai terdengar dingin. "Ada hal apa?"
Tamu itu adalah Tianzun Xiao Yi lainnya. Xiao Yi menatap menara di belakang Xie Jianbai, lalu memandangnya dengan ekspresi tak percaya, "Menara Iblis Sha muncul kembali di dunia, ternyata benar kau yang melakukannya, bahkan kau sembunyikan di sini——Xie Jianbai, apa kau sadar apa yang kau perbuat?!"
Sejak tadi, perkembangan situasi semakin tidak masuk akal. Yu Wei merasa pusing. Ketika mendengar orang ini menyebut Xie Qing sebagai Xie Jianbai, kebingungannya bertambah.
Di sisi lain, Xie Jianbai berkata datar, "Apakah Tianzun Xiao datang untuk menuntut pertanggungjawaban? Seharusnya Anda tidak datang sendirian, kalau tidak mudah tak akan kembali."
"Kau—" Suara Xiao Yi bergetar karena emosi, "Xie Jianbai, kita telah menjadi rekan sejawat selama sepuluh ribu tahun lebih. Aku pikir meski kita bukan sahabat, setidaknya bisa disebut kenalan. Mengapa kau mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati seperti ini? Bandingkan perasaanmu, selama bertahun-tahun ini bukankah aku selalu merawatmu?"
Xie Jianbai memandangnya diam-diam, sorot matanya bagai sumur kuno yang tak beriak, sama sekali tak menyisakan secercah perasaan. Dinginnya menusuk hingga ke dalam hati.
"Kalau begitu pergilah." Setelah lama terdiam, Xie Jianbai berkata, "Selama kau tidak menghalangi jalanku, aku tidak akan bertindak terhadapmu."
"Jianbai!" Xiao Yi melangkah maju, berkata dengan tergesa, "Aku tahu hatimu susah, aku juga sedih dengan hal yang terjadi pada adik iparmu. Tapi orang yang telah tiada harus kita lepaskan. Jika terus begini, bukan hanya kau akan jatuh ke dalam gangguan energi dalam, mengurung kekuatan intinya di sini—apakah ini benar yang diinginkannya?"
Xie Jianbai tidak bermaksud merespons. Dia hanya mengulangi dengan tenang, "Jika tidak bertindak, pergilah."
Dia berbalik, seolah-olah akan kembali ke menara roh jahat itu. Xiao Yi buru-buru berkata, "Yu Wei berasal dari sumber yang sama dengan aura mengerikan! Dengan memaksakan inti kekuatannya tetap di sini, yang tersisa hanyalah inti terkutuk paling jahat dan tak terkendali di dunia! Itu bukan lagi Yu Wei, sama sekali tidak memiliki karakter dasar manusiawi. Sesuatu sejahat ini kau sirami hari demi hari dengan darah dewata - pada akhirnya kau akan membesarkan monster—"
Ucapan Xiao Yi terpotong. Saat menyebut kata "monster", lehernya sudah digenggam oleh Xie Jianbai.
"Tarik kembali ucapanmu." Suara Xie Jianbai berbayang-bayang dingin. "Minta maaf."
Tangannya mencengkeram seperti catut. Xiao Yi tak bisa melepaskan diri! Tiba-tiba ia menyadari: kemampuan Xie Jianbai ternyata sudah meningkat lagi.
Pikiran ini membuat Xiao Yi semakin larut dalam perasaan, bukan karena khawatir akan keselamatannya sendiri, melainkan karena kini kondisi mental Xie Jianbai sudah tidak stabil. Jika suatu hari dia benar-benar tak terkendali, kerusakan yang ditimbulkannya pasti akan menjadi yang paling mengerikan sepanjang sejarah.
"Dalam hatimu, kau tahu aku mengatakan kebenaran." Suara Xiao Yi terdengar parau, "Dia sudah pergi, Xie Jianbai. Yang harus kau lakukan adalah melepaskannya, membiarkannya berpulang dengan damai..."
"Suruh aku melepaskannya?" Xie Jianbai mengulang kalimat itu sambil mendengus dingin, "Xiao Yi, kita sama-sama Tianzun. Kau juga paham, keturunan dewa tidak memiliki konsep reinkarnasi. Tidak ada kehidupan berikutnya untuknya! Setelah kematian, energi kehidupan makhluk suci akan kembali ke Langit dan Bumi, hancur berantakan tanpa meninggalkan jejak! Kalau begitu, lebih baik tetap kusimpan di sini. Suatu hari nanti pasti akan kutemukan cara untuk menghidupkannya kembali!"
Xiao Yi menatapnya dengan pandangan yang dalam.
"Bagaimana jika cara itu tidak pernah ada?" tanyanya.
Wajah Xie Jianbai tiba-tiba diselimuti bayang-bayang dingin.
Beberapa saat kemudian, dia kembali tertawa.
“Di dunia ini jika tak ada dia, maka tak perlu ada lagi.”
Di tahun-tahun sebelumnya, Xiao Yi bisa merasakan Xie Jianbai semakin ekstrim, namun masih bisa mempertahankan ketenangan lahiriah. Tapi saat ini, ketika mendengar Xie Jianbai mengungkapkan niatnya sendiri, seluruh tubuhnya menggigil kedinginan.
Dia paham, seandainya harus memilih satu-satunya orang yang menepati janji di dunia ini, orang itu pasti Xie Jianbai.
Jika Xie Jianbai mengucapkan keinginan untuk melenyapkan dunia, maka jika tak tercapai, dia pasti akan melakukannya.
Xiao Yi menatap dalam-dalam Xie Jianbai, raut wajahnya menunjukkan kekecewaan dan sedih yang menyakitkan hati.
"Dulu kau tidak seperti ini." Bisik Xiao Yi lembut. "Masih ingatkah, demi puluhan ribu makhluk, kau rela menggunakan pecahan jiwamu untuk menekan aura mengerikan di dunia iblis? Dulu kau tak berperasaan, tapi justru yang paling mencintai umat manusia di antara kita. Ke mana perginya prinsip mulia yang dulu kau jaga?"
"Kamu benar." Kata Xie Jianbai.
“Ada sejenak, Xiao Yi hampir mengira dirinya berhasil menyentuh hatinya, namun tiba-tiba kendali di lehernya mengencang, membuatnya meraih lengan Xie Jianbai sambil menahan penderitaan.”
“Dulu aku salah, seharusnya tak boleh menyimpan simpati konyol pada keadaan ini. Kau tahu siapa yang ingin membunuh Weiwei? Inilah dunia! Selama sepuluh ribu tahun aku mengabdi pada enam alam semesta, tapi dunia ini malah ingin memusnahkannya, bahkan enggan memberi harapan untuk hidup!”
Aura mengerikan membelit tubuh Xie Jianbai, garis-garis iblis muncul di pipinya, kilauan darah berkedip dalam matanya - tanda transformasi iblis yang hampir tak terbendung.
Tangannya menggenggam leher Xiao Yi, berbisik lembut, “Kalau begitu, biarkan semua mati. Jika aku tak bisa menyelamatkannya, biarkan dunia ini menjadi barang kuburan untuknya.”
Dengan susah payah Xiao Yi bertanya, “Lalu Cheng Yan? Kau juga akan membiarkan anak itu ikut mati?”
Xie Jianbai yang sudah di ambang transformasi iblis tiba-tiba berhenti. Ia terbata dengan wajah terpana memperhatikan Xiao Yi. Setelah lama terdiam, akhirnya melepaskan cengkeramannya di leher pemuda itu.
Garis-garis iblis di wajahnya berangsur menghilang. Segalanya kembali tenang, seolah badai kecil tadi tak pernah terjadi. Kini Xie Jianbai kembali menjadi Tianzun berjubah putih yang anggun nan tak terjangkau.
"Kembalilah." Suaranya terdatar saat membalikkan badan.
Lengan bajunya berkibar lembut mengaktifkan perlindungan sakti tingkat tinggi, menghalangi Xiao Yi yang masih ingin berbicara lebih jauh.
Xie Jianbai melangkah kembali ke menara kuno.
Saat pintu kayu tebal berdentum tertutup di belakangnya, tiba-tiba ia membungkuk terserang batuk dahsyat. Darah emas mengalir deras dari sela-sela jemarinya, memicu energi hitam di pusat menara bergolak tak karuan.
……
Yu Wei terbangun dari mimpinya. Ia terduduk terpaku lama, belum sepenuhnya sadar.
Ia masih bingung dengan segala yang terjadi dalam mimpi, namun satu hal yang jelas ia rasakan: kondisi kesehatan Xie Jianbai dalam mimpi seolah memburuk seiring dengan kondisi mentalnya.
Hati Yu Wei terasa sakit seperti tertarik. Ia ingin mencari Xie Jianbai, tapi saat tiba di pangkalan rahasia tepi kolam, baru teringat bahwa kemarin Xie Jianbai mengatakan akan pergi mencari Yu Chengyan. Mereka akan kembali bersama beberapa hari lagi.
Di Sekte Xuantian kini, baik Xie Jianbai maupun Yu Chengyan tidak ada. Yang tersisa hanyalah dirinya seorang.
Yu Wei duduk tertegun di tepi kolam, kepalanya terus-menerus pusing.
Tiba-tiba jantungnya mengerut kencang, rasa sakit yang menusuk menyergap.
Ada yang tidak beres... Sesuatu yang salah!
-
Ning Suyi sedang berlatih pedang di lapangan latihan ketika dari sudut matanya melihat Yu Wei berlari mendekat.
Yu Wei biasanya tidak pernah mencarinya ke sini. Ning Suyi meletakkan pedangnya.
"Xiao Wei, ada apa?" tanyanya.
“Aku merasa Xie Qing dan Cheng Yan terjadi sesuatu!” Yu Wei berkata dengan khawatir, “Aku ingin... Aku ingin mencari mereka.”
“Apa yang kau katakan?”
Ning Suyi langsung meletakkan pedangnya, ia menarik Yu Wei ke samping dan bertanya, “Bagaimana kau tahu mereka mengalami masalah?”
“Aku bisa merasakannya.” Setelah mengucapkan ini, Yu Wei menyadari raut wajah Ning Suyi berubah. Ia menarik lengan bajunya, buru-buru berkata, “Benar, aku benar-benar bisa merasakannya. Xie Qing menggunakan kekuatannya untuk membiayaiku, ada hubungan takdir yang telah digariskan antara kami. Dan Yu Chengyan, entah mengapa, sepertinya aku bisa merasakan keadaannya tidak baik.”
Ning Suyi mengerti hubungan Yu Wei dengan kedua pria itu, secara alami ia percaya perkataannya benar.
Namun, ia tidak langsung menyahuti pandangan penuh harap Yu Wei. Alih-alih, ia terus menariknya meninggalkan lapangan latihan menuju hutan.
“Xiao Wei, kau harus percaya pada mereka, tidak akan ada masalah.” Ning Suyi berkata, “Jika kau mencari mereka, justru akan membuat mereka berdua kehilangan fokus.”
“Aku selalu percaya pada mereka, tapi kali ini berbeda! Aku... aku benar-benar merasa keduanya seolah-olah dalam kondisi tidak baik.”
Yu Wei datang ke sini karena percaya pada Ning Suyi, ingin mendiskusikan cara mencari mereka.
Tak disangka Ning Suyi seperti tidak memahami maksudnya, bagaimanapun dijelaskan, sepertinya tidak menyadari situasi darurat, dengan tegas menolak untuk menyetujui.
Hati Yu Wei memberontak, dengan tegas ia berkata, “Kalau kau tidak percaya padaku tidak usah, aku sendiri yang akan mencari mereka.”
“Xiao Wei!”
Ning Suyi menangkap lengannya. Kini Ning Suyi yang mulai berlatih dari awal, tingkat kultivasinya belum menyamai Yu Wei. Melihat dirinya tak mampu menahan, takut Yu Wei benar-benar meninggalkan sekte sendirian, tanpa sadar ia mengeratkan gigi.
“Apakah kamu tahu siapa Xie Qing itu?” Setelah beberapa saat ragu, Ning Suyi memilih mengungkapkan seluruh kebenaran untuk menenangkan Yu Wei, “Xie Qing adalah Xie Jianbai, dia adalah Guru Besar sekte kita Xuantian Xianzong, cultivator pedang terkuat di dunia! Orang sehebat itu, masa mungkin ada masalah? Meski ada bahaya, dia pasti bisa melewatinya. Kamu harus percaya padanya!”
Ning Suyi awalnya mengira dengan mengungkapkan kebenaran ini, setidaknya bisa membuat Yu Wei terkejut dan perlu waktu untuk mencerna banjir informasi ini, atau minimal bisa mengulur-ulur waktu sebentar.
Namun, Yu Wei menoleh ke arahnya.
Tatapan mata Yu Wei yang bertemu dengannya membuat Ning Suyi terkejut.
Tanpa disadari, Yu Wei bukan lagi gadis kecil lemah tanpa pendirian dalam ingatannya.
Sorot mata kucingnya yang indah hanya memancarkan keteguhan yang tak tergoyahkan.
“Aku tidak peduli dia Xie Qing atau Xie Jianbai, apakah benar sehebat itu.” Kata Yu Wei, “Yang aku tahu, aku harus melindunginya.”
Dia melepaskan diri dari genggaman Ning Suyi, berbalik badan menuju keluar hutan.
Ning Suyi tertegun memandangi sosok yang menjauh, setelah lama terdiam, bibirnya mengerucut pelan dengan raut wajah penuh kekecewaan namun juga sedikit lega.
“Kalau begitu, aku akan mengantarmu.” Ning Suyi berkata.
Yu Wei menghentikan langkah, dia melihat ke arah sini dengan gembira karena akhirnya teman baiknya memberikan dukungan politik.
Hanya saja……
“Tak perlu, Aku pergi sendiri.” Xiao Wei menggerutu, “Siapa suruh A'ning sekarang masih jadi pemula di tahap Refining Qi.”
“Xiao Wei.” Ning Suyi menghela napas.
Selama bertahun-tahun dia menjaga Yu Wei, kini kucing kecil penghibur ini ingin keluar rumah sendiri, bahkan akan menyelamatkan orang lain. Hati Ning Suyi dipenuhi kekhawatiran yang tak terbendung.
Tapi setelah dipikir-pikir, kultivasi diri sendiri kini memang tidak bisa dimanfaatkan, hanya bisa menjadi beban Yu Wei. Apalagi, anak elang pasti suatu hari bisa mengembangkan sayap dan terbang.
Perhatian penuh kasihnya padanya seharusnya tidak menjadi kurungan yang mengikatnya.
Ekspresi Ning Suyi berubah-ubah, akhirnya ia tersenyum lembut.
"Pergilah," katanya. "Jaga baik-baik dirimu."
Yu Wei juga menunjukkan senyuman, lalu mengangguk kuat-kuat. Tubuhnya berubah menjadi kucing, siluet putih salju menghilang di antara pepohonan.
-
Yu Wei mengemudikan kapal terbang, segera meninggalkan wilayah Xuantian Sect.
Ini pertama kalinya Yu Wei meninggalkan Xuantian Sect sendirian, sayangnya dia tidak punya banyak waktu untuk merasa senang atau penasaran, karena dia yakin betul Xie Jianbai dan Yu Chengyan sedang menghadapi masalah besar.
Mengenai cara mengemudikan kapal terbang, ini berkat periode saat dia dan Xie Jianbai tinggal berdua di luar. Saat mereka berpacaran manis bak madu, segalanya terasa menyenangkan. Xie Jianbai pun mengajarinya banyak hal, termasuk menggunakan senjata pamungkas terbang.
Yu Wei tidak langsung mencari cara untuk menemui mereka. Setelah berpikir sebentar, ia langsung memilih untuk menuju dunia iblis melalui panduan otomatis yang telah diatur sebelumnya di kapal terbang.
Jika ada sosok yang bahkan sulit ditangani oleh Xie Jianbai dan Yu Chengyan, tentu mustahil bagi Yu Wei dalam kondisinya sekarang.
Tapi ia ingat, dalam mimpi barusan, seseorang yang berbicara dengan Xie Jianbai pernah mengatakan bahwa Xie Jianbai menekan banyak aura mengerikan di dunia iblis. Dengan metafora kecerdikan sederhana ala "kepala kecil"-nya, Yu Wei pun merenungkan hal ini.
"Aku bisa menjadi kuat dengan memakan aura mengerikan - Xie Jianbai sudah menekan banyak aura itu. Bukankah lebih baik aku langsung ke sana dan menghabiskannya semua?!"
Seandainya Xie Jianbai dan Yu Chengyan ada di sini, mereka pasti akan memastikan untuk menghentikan ide berisiko ini dari Yu Wei.
Bagaimanapun, kini di dunia ini hanya ada dia satu-satunya keturunan dewa, itupun termasuk kategori binatang buas. Tak ada yang bisa menjamin seperti apa wujudnya setelah mencaplok aura mengerikan dalam skala sebesar itu. Jika sampai terpengaruh oleh aura tersebut, itu sama sekali bukan hal yang mustahil.
Tidak ada cara lain, siapa yang bisa menyalahkan saat ini keduanya tidak ada di sini, si kucing pun bisa berkuasa sepenuhnya.
Saat kapal terbang sampai di dunia manusia, Yu Wei merasa seolah-olah sedikit demi sedikit mengingat kenangan masa lalunya.
Dia mengemudikan kapal terbang secara manual, mengikuti rute yang dulu digunakan Xuantian Xianzong membawanya pergi, lalu kembali melalui jalan yang sama.
Tiba di perbatasan dunia manusia tempatnya dulu mengembara, segala sesuatu yang terasa familiar membanjiri pandangannya. Baru saat ini Yu Wei menyadari, ternyata aura mengerikan di sini begitu pekat, bahkan sudah menempel pada hasil panen, rumah-rumah, bahkan tubuh manusia dan hewan.
Sepanjang perjalanan, Yu Wei tidak menolak sedikitpun aura mengerikan yang datang, hingga ke sini pun sama. Hanya saja jangkauan penyerapannya terbatas. Di sepanjang jalur yang dilalui kapal terbang, aura hitam itu seperti kapas yang terbang, berduyun-duyun mengarah padanya.
Sampai di sini, bahkan tak perlu mencari jalan lagi. Aura mengerikan di udara bagaikan lampu penunjuk arah.
Yu Wei mengikuti aura tersebut menyusuri tebing tepi perbatasan dunia iblis dan manusia, hingga tiba di dunia iblis.
Mengikuti aura yang semakin pekat, akhirnya ia sampai di Tanah Tulang Ratusan Ribu, tempat kelahirannya.
Perlindungan larangan yang tercipta dari pecahan jiwa Xie Jianbai sungguh menakjubkan. Dari jarak yang masih cukup jauh, sudah terasa tekanan aura yang menggentarkan.
Namun bagi Yu Wei, sensasi ini terasa familiar seperti pulang ke rumah.
Dengan kerinduan, ia merasakan sisa-sisa kekuatan Xie Jianbai yang masih melekat, lalu langsung menembus perlindungan itu tanpa bisa dihalangi siapa pun.
Ketika dia kembali ke dalam perlindungan lagi, melihat aura mengerikan yang begitu besar memenuhi seluruh ruang bahkan menutupi langit dan bumi, Yu Wei merasa cukup terkesima.
Dia tak tahan menelan ludah—seperti kucing yang tiba-tiba dikubur oleh hujan camilan ikan kering dari langit.
Catatan Penulis:
Jadi saat kucing meninggal dulu, Ayah Anjing menghilang tiga hari karena pergi menangkap jiwa (.
Mohon maaf atas update yang tidak stabil akhir-akhir ini. Sebelumnya sempat bilang ada orang tua di rumah yang terjatuh, dan beliau sudah meninggal beberapa hari lalu. Kondisi rumah dan hati sedang kacau balau, jadi tulisan jadi terpotong-potong
Kalau tidak ada halangan, bab berikutnya akan menjadi akhir cerita utama. Rencana saat ini adalah menulis satu epilog lanjutan dan satu snippet keluarga paralel dimana kucing tidak mati—dunia dengan satu kucing dua anjing
Ada permintaan khusus untuk epilog tambahan?
