Menurut pengetahuanku tentang Si Berbulu, si brengsek ini akan mulai lagi aksi kesombongannya.
Tepat seperti dugaanku, setelah berpikir sejenak, dia mulai menganalisis teori pertukaran jiwa berdasarkan pengetahuan Tao yang tersembunyi. Dari sudut "teknik", penelitian Sekte Maoshan memang lebih unggul dari yang lain. Dasar teori bertumpuk-tumpuk, contoh kasus juga mudah disebutkan. Aku yang mendengarkan di samping juga mendapat banyak pelajaran. Tapi di sisi lain, banyak juga yang terdengar seperti omong kosong.
Sebuah jiwa menyusup ke dalam tubuh asing, sepenuhnya menguasainya, dan memulai kehidupan normal. Hal ini, sekilas terdengar seperti alur klise drama TV yang tidak memiliki dasar ilmiah. Mengapa? Sebelumnya saya pernah mengatakan, hubungan antara hun dan tubuh manusia bagaikan gelombang elektromagnetik dengan walkie-talkie. Namun manusia yang hidup di dunia ini pada akhirnya memiliki keunikan dan kesendirian. "Jati diri" yang telah terbiasa menghuni "wadah" tubuh ini, mana mungkin bisa bersatu sempurna dengan jiwa lain tanpa penolakan?
Darah saja memiliki sifat penolakan, apalagi jiwa yang lebih kompleks?
Jika memang semudah itu, buat apa aku mencari Qilin Tai? Langsung saja carikan Duoduo dan Duoduo Si Siluman tubuh vegetatif untuk bereinkarnasi. Ngapain repot-repot seperti lalat tak berkepala sekarang?
Hal seperti ini kemungkinannya hampir setara dengan teori asal-usul spesies - satu dalam ratusan juta miliar.
Tapi di dunia ini, tidak ada yang absolut. Kalau memang tidak mungkin, contoh-contoh yang disebut Si Berbulu itu pasti bukan hayalan belaka.
Jadi semuanya kembali pada kata-kata filosofi Marxis: Analisis spesifik untuk kasus spesifik.
Si Berbulu selesai berbicara, lalu bertanya apakah sudah mencari Guru besar lokal di Pulau Hong Kong untuk diperiksa? Jika benar ada pergantian jiwa, tiga hun tujuh po-nya mengeras tapi tidak menyatu, bagi yang punya level sedikit saja, pasti mudah terlihat, mengapa ditunda sampai sekarang? Li Jiahui mengangguk, bilang mereka juga sudah mencari. Keluarganya kaya, mencari guru ternama, diam-diam. Setelah dilihat, semuanya bilang zodiak kelahirannya cocok, tidak ada masalah seperti itu.
Tapi kalau dipikir, beberapa guru yang mereka cari itu adalah ahli feng shui yang biasa meramal dan Kanyu, hampir tidak ada yang ahli ilmu Yin-Yang. Sepertinya tidak akurat. Kalau soal kepercayaan, tentu lebih baik mencari saya.
Li Jiahui sangat mengagumi saya. Bilang putrinya yang dari sekarat menjadi lucu dan lincah, semua lewat tangan saya. Bisa dipercaya.
Urusan mengusir roh jahat dan menghindari malapetaka, pada akhirnya bergantung pada dua kata: "reputasi".
Karena ada hubungan sebelumnya, Si Berbulu merenung sebentar lalu setuju, bilang tidak masalah, atur waktu nanti untuk periksa. Berhasil atau tidak itu urusan lain, kita kan kenal, harusnya membantu. Li Jiahui menyatukan tangan, bilang kehadiran kami sudah sangat baik. Tapi masalah ini akhirnya harus diputuskan pamannya, karena ini urusan rumah tangga pamannya.
Kami semua mengerti, bilang akan tinggal di Hong Kong beberapa waktu, silakan hubungi kapan saja.
Makan malam yang seharusnya biasa saja menjadi panjang hingga pukul sembilan lebih karena kejadian aneh tadi. Saat kami keluar, lampu kota baru mulai menyala, namun Hong Kong sudah menunjukkan pesona mutiara Timur sepenuhnya. Setelah Li Jiahui dan istrinya Nyonya Coco berpamitan, Bos Gu menanyakan tujuan kami dan menawarkan hiburan malam. Si Berbulu yang sudah lama abstain mulai jemari gatal ingin mencoba, namun aku menolak dengan alasan urusan utama belum selesai. Meski tak bisa menghilangkan pola jahat di tubuh Direktur Zhang, setidaknya kami bisa menekannya dengan menyusun tata letak feng shui untuk menyelesaikan tugas.
Mendengar penjelasanku, Si Berbulu pun kehilangan alasan untuk bersenang-senang. Dengan wajah lesu, dia mengikutiku kembali ke rumah sakit.
Saat itu sudah pukul sepuluh malam.
Naik ke lantai atas, kami tak menjumpai istri Direktur Zhang atau putra keduanya Zhang Jiatian. Justru putri delapan belas tahunnya yang menunggu di sana.
Gadis bernama Zhang Jiayi ini cantik mencolok dengan aura unik. Dalam istilah kampung kami, disebut "manis seperti kembang". Si Berbulu yang mahir merayu segera menggenggam tangan mungilnya yang halus, mulai membaca garis telapak tangan dengan teori "Delapan Pantun Berlawanan" dari masa Qing. Omongannya yang sok ahli membuat gadis ini linglung, tangannya diusap-usap habis-habisan tanpa sadar telah dimanfaatkan si mata keranjang.
Mulutnya yang satu ini benar-benar bisa menghidupkan mayat. Beberapa perawat kecil yang lewat bahkan sampai menjulurkan tangan mungil mereka, jemari gatal ingin mencoba.
Baru saja mengetahui bahwa Direktur Zhang sudah tertidur, karena bosan saya pun berdiri di depan pintu, mengintip ke dalam melalui kaca jendela di pintu. Sekilas pandang melalui mata hantu saya, seluruh pandangan dipenuhi asap hitam yang mengental tak tersebar, melingkari kepala Direktur Zhang membentuk pusaran energi hitam yang berputar otomatis. Di pusatnya, terdapat titik cahaya merah yang seram.
Berkedip. Berkedip.
Tubuhku langsung kaku seperti patung. Dalam hati aku bergumam: Kemarin si brengsek itu takut pada kami, tapi hari ini dia benar-benar datang sesuai janji.
Perlahan kuhentakkan kaki, menusuk-nusuk Si Berbulu yang sedang asyik meraba-raba telapak tangan para gadis. Wajahnya penuh aura kesucian, namun matanya jelas memancarkan sorot janggal, sesekali mengintip ke balik kerah baju gadis-gadis itu. Merasa kusentuh, Si Berbulu langsung siaga tinggi, "Datang?" Kukanggukkan kepala, "Iya."
Zhang Jiayi tertegun, "Apa yang datang?"
Melihat percakapan misterius kami, dia berdiri berjinjit mencoba melihat ke dalam kamar pasien. Kemudian menoleh ke kami dengan bingung, "Ada apa? Di sana kosong melompong?"
Aku tersenyum, kalau dilihat seperti ini, tentu saja tidak ada. Di hadapan urusan serius, Si Berbulu tidak ragu-ragu. Dengan membacakan beberapa mantra pelan, ujung lidahnya segera mengeluarkan cairan. Dengan ujung kelingking tangan kiri, ia meneteskan dua kali lalu mengoleskannya ke mata kanannya. Saat membuka mata dan melihat ke dalam, ia langsung menarik napas dalam-dalam sambil berkata, "Aduhhh Ibu! Barang ini benar-benar aneh. Pusaran energi tenggara berputar searah jarum jam, di tengahnya ada daya hisap yang dahsyat. Saat ini, Direktur Zhang pasti sedang terjebak dalam mimpi buruk lagi? Kalau terus begini, tidak sampai satu bulan, nyawa Direktur Zhang pasti melayang."
Zhang Jiayi yang panik menarik ujung jubah Si Berbulu sambil berkata, "Taoist, tolong selamatkan nyawanya..."
Si Berbulu segera menutup mulut mungil Zhang Jiayi yang sedang merah membara. "Jangan teriak sembarangan, nanti makhluk angker itu kabur," katanya. Ia menoleh padaku dan bertanya, "Si Racun Kecil, kau kenal barang ini?" Aku menggelengkan kepala, "Tidak jelas. Dari penampilannya sepertinya hanya sisa roh jahat. Tapi kalau cuma sisa roh biasa, mana mungkin bisa menciptakan fenomena langit seperti ini? Mungkin makhluk jahat ini sudah jadi siluman."
Kulihat sekeliling. Di bawah lampu koridor yang terang benderang, beberapa gadis konyol masih berdiri. Serangga gemukku dan Duoduo tidak bisa dikeluarkan dengan leluasa, gerakanku pun terbatas.
Si Berbulu menunjuk ke tas ranselku, berkata cermin perunggu pengusir energi jahat yang telah diberkati ini belum pernah digunakan sejak selesai dibuat. Kebetulan hari ini bisa dipakai, keluarkanlah, baca mantra hati sambil mengarahkannya ke makhluk angker selama satu bagian, kita akan tahu asal-usulnya. Kupikir masuk akal, lalu mengaktifkan cermin perunggu ini, menarik napas dalam-dalam, menenangkan hati sambil merasakan aliran udara di sekitarku dan medan energi "Qi".
Si Berbulu membubarkan kerumunan orang, memandangku dengan tenang.
Saat energi terkumpul mencapai titik kritis, aku telah menyelesaikan komunikasi dengan cermin perunggu. Dengan lembut kubuka kunci pintu. Suara berderit membangunkan gumpalan asap hitam yang berputar, tiba-tiba terkonsentrasi menjadi satu titik. Kutendang pintu dengan keras, melangkah masuk sambil mengacungkan cermin perunggu ke area yang menyerupai mata hantu, berteriak "Wu Liang Tian Zun!" Begitu suara itu menggema, titik hitam itu langsung membeku tak bergerak. Jantungku berdebar gembira, kuhunus cermin untuk menangkap asap hitam itu. Namun tiba-tiba asap itu bergerak seperti salju musim semi yang mencair, menyebar dan menghilang di angkasa.
Pedang kayu persik Si Berbulu menyambar lebih cepat dari gerakanku, ujung pedangnya berhenti tepat di tempat asap hitam lenyap.
Tenaga yang dikeluarkannya begitu kuat, bahkan setelah berhenti ujung pedang masih berdengung keras.
Suara pedang kayu persik menghilang, barulah ia menghela napas panjang dan berkata kabur, kehilangan kesempatan, sungguh disayangkan. Pak Zhang sudah bangun, wajahnya berminyak dan berkeringat, ada dahak di tenggorokannya yang tersumbat, sulit dikeluarkan meski batuk. Kedua bola matanya lebih banyak putih daripada hitam, dipenuhi ketakutan dan keterkejutan. Perawat segera mendekat dengan perlengkapan lengkap, membantu Pak Zhang mengeluarkan dahaknya. Zhang Jiayi di sampingnya menangis tersedu-sedu. Sekitar lima menit kemudian, Pak Zhang baru sadar, gemetar sambil berkata ia bermimpi hantu lagi, dia datang ingin mengambil nyawanya, hampir saja, hampir saja...
Pagi tadi ia terlihat sangat lapang, seakan telah memahami segala urusan dunia. Namun kini ingus dan air liur mengalir bersamaan, tak henti batuk-batuk.
Kematian jauh lebih menakutkan dari yang ia bayangkan. Dan, ia jauh tidak setegar yang disangkanya.
Fakta selalu tidak sesuai harapan.
Aku berdiri di jendela kamar pasien, memandang arus kendaraan dan pejalan kaki di bawah gedung, melihat hutan beton dan baja ini. Hati terasa dingin, seolah di bawah sana ada binatang buas sedang mengintai di kegelapan, seperti pemburu yang mengacungkan tombak dan busur, menanti dua pemula seperti aku dan Si Berbulu untuk maju dan bunuh diri.
Ini adalah firasat keenamku yang tak jelas, semoga tidak terlalu akurat.
Si Berbulu mengambilkan bangku dan duduk, menjelaskan rencana kami kepada Bos Zhang. Bos Zhang ragu, bertanya apakah dengan membuat tata letak feng shui bisa mencegah invasi energi jahat? Apakah bisa berhenti mimpi buruk?
Si Berbulu mengangguk lalu menggeleng. Ia menggambar beberapa kotak di udara dengan jarinya, menjelaskan feng shui secara umum adalah ilmu geografi Kanyu, intinya harmonisasi manusia dengan alam, penyatuan Tianren. Khusus untuk kasus ini, tata letak feng shui kami bernama "Tiga Harmoni Api Yin dan Cangkang Armor", berasal dari metode Sembilan Bintang, menggunakan tujuh bintang Biduk - Pojun, Wuqu, Lianzhen, Wenqu, Lucun, Jumen, Tanlang - ditambah dua bintang Dongming dan Yinguang untuk membentuknya. Menutup titik Qixue dan mengunci udara kotor, membuat penjara tak kasat mata. Selama tak keluar dari lingkaran ini, aman sentosa. Begitu melangkah keluar, semua malapetaka akan menyerbu.
Bos Zhang bergumam pelan, "Apakah ini berarti dikarantina?"
Si Berbulu menjawab kurang lebih begitu, tapi setidaknya bisa tidur nyenyak. Silakan putuskan sendiri, mau atau tidak? Bos Zhang segera mengangguk, "Mau! Besok langsung ke rumah saya untuk dipasang. Soal bayaran, pasti saya samakan dengan tarif guru besar kelas satu di Hong Kong." Kami buru-buru menolak, "Sudah keluarga Bos Gu, mana berani minta bayaran. Ini bantuan sukarela." Setelah adu argumen sopan, kami perkirakan makhluk jahat itu sudah takut setelah diguncang tadi, takkan muncul lagi. Kami pun keluar, bersiap kembali ke hotel. Urusan dilanjutkan besok.
Saat melangkah keluar pintu rumah sakit, cermin perunggu dalam dekapan saya bergetar. Saat dikeluarkan, tiba-tiba cahaya samar-samar mengalir keluar dari dalamnya.
Si Berbulu bersorak gembira.
