Aku mengusap hidungku, bertanya: "Mencari aku? Aku tidak mengenal pelacur mana pun."
Xiao Qi mengangkat telepon sambal tersenyum, bilang itu resepsionis hotel.
Aku "Oh" sambal menerimanya, tanya ada apa? Suara manis dan jernih resepsionis hotel terdengar dari ujung telepon: "Tuan Lu, ada tiga orang di lobi yang ingin menemui Anda, apakah Anda bisa berbicara sebentar?" Aku tanya siapa, suruh bicara. Telepon terdiam sebentar, lalu suara yang berusaha tenang terdengar: "Tuan Lu, saya Guo Tianning, Anda yang menyuruh saya datang menemui..."
Guo Tianning? Mendengar suara ini, bayangan wajah persegi dengan aura tegas langsung muncul di benakku.
Aku baru ingat, siang tadi pria berwajah persegi yang cari masalah malah kena racun gu dariku, murid Dewa Pencuri Delapan Tangan, saudara seperguruan Hou San. Kukira awalnya dia terkejut, lalu menganggapku penipu, ingin kuberi pelajaran Tengah Malam ini dan baru urus besok. Tak disangka dia begitu realistis, langsung nekat datang ke sini.
Aku sebenarnya belum memikirkan bagaimana menangani kelompok ini, tapi karena merekalah yang datang, tentu jadi tanggung jawabku. Kuberi isyarat pada orang di sekitarku, lalu naik lift ke bawah.
Sampai di lobi baru kulihat cuma ada tiga orang: selain Guo Tianning berwajah persegi, ada juga wanita paruh baya dan remaja keras kepala bernama Erdan. Hotel ini bukan mewah, lobinya sempit tanpa kafe. Terpaksa kubawa mereka naik lift kembali ke kamarku.
Masuk ke dalam rumah, setelah duduk aku tersenyum bertanya pada pria berwajah persegi, "Kau benar-benar datang, kenapa tidak menahan sehari lagi baru datang?"
Ia menyungutkan wajah, "Jangan anggap aku bodoh. Dulu guru pernah bertemu pemelihara Gu sepertimu di Xiangxi, nyaris kehilangan nyawa. Sejak itu dia kembali ke Dongbei, tak pernah lagi ke selatan. Dia sering mengajari kami: saat bertarung harus cepat, kejam, tepat. Tapi kalau bertemu ahli Gu, lebih baik lari tanpa menoleh, atau menyerah tanpa melawan. Kalau tidak, seperti temannya dulu yang mati mengenaskan dengan tubuh penuh cacing busuk."
Kukatakan, "Guru Delapan Tangan Dewa Pencuri memang berpengalaman. Tidak tahu dia bertemu siapa?"
Pria berwajah persegi bingung, "Komunitas ahli Gu kecil? Guru bilang yang menyihirnya adalah orang Miao tua bernama Wu Linyi, menggunakan bubuk kekuningan. Saat dikenakan, terasa dingin menusuk. Hasilnya dalam setengah hari muntah-muntah, demam, perut seperti ada ular menggeliat ingin memutar usus. Temannya bertahan, sedangkan guru merendahkan diri untuk minta tolong. Akhirnya berjanji tak akan ke selatan Sungai Panjang lagi, barulah Gu-nya dihilangkan. Temannya mati. Kisah ini selalu jadi pelajaran untuk murid-murid."
Aku agak terkejut, Wu Linyi itu bukankah ahli biologi yang diundang Biro Agama Qianyang saat kami membasmi Manusia Kerdil di perbatasan Gunung Hijau? Setelah kami melesat keluar dari air sampai upacara penghormatan, karena dia terus berjaga di Gunung Hijau, tak ada lagi kesempatan bertemu. Mengingat ahli Gu tua berwajah dingin itu, aku tersenyum, "Oh ternyata dia, kebetulan sekali, aku memang mengenalnya..."
"Apakah dia... adalah gurumu?"
Aku menggelengkan kepala, "Cuma kenal biasa. Seorang ahli Gu hebat sekaligus cendekiawan. Pikirannya terbuka, makanya gurumu bisa pulang hidup-hidup. Sedangkan Dewa Pencuri Delapan Tangan tak menyembunyikan pengalamannya, jelas beliau orang bijak. Racun Gu di tubuhmu sepuluh kali lebih ganas dari gurumu - ini bukan omong kosong. Kalau mau bukti, rasakan sendiri. Jika ingin netralkan, bantulah aku mengerjakan sesuatu dalam waktu dekat."
"Jika berhasil, hutang-hutang kita lunas. Jika gagal, jangan salahkan aku tak memberi kesempatan."
Pria berwajah persegi terlihat serius, sementara Erdan si anak hitam di sampingnya protes, "Kau terlalu kejam! Kenapa tak bisa seperti orang Miao tua itu yang menyembuhkan bos kami? Kami akan pergi saja dari sini!"
Aku menatapnya dengan geli.
Anak muda sekitar lima belas enam tahun ini benar-benar terlalu egois, dipenuhi energi jahat. Orang seperti ini, jika besar nanti pasti akan menjadi penginvasi lagi. Melihat ekspresiku tidak senang, wanita paruh baya itu segera menariknya dan meminta maaf padaku: "Anak ini belum mengerti hal, tolong jangan dimarahi."
Aku menggelengkan kepala, menatap tajam Er Dan ini, bicara: "Nak, di dunia ini, setiap hal yang kau lakukan harus memikirkan akibatnya, mempersiapkan mental untuk bertanggung jawab. Di atas kepala kami ada hukum sebagai tali pengukur, di dalam hati masih ada moral. Selain itu, masih ada orang yang tak bisa kalian ganggu. Jadi - untuk segala hal, berpikirlah tiga kali sebelum bertindak."
Wajah Persegi dan wanita paruh baya meminta maaf berulang kali. Aku menggelengkan kepala dan berkata tidak perlu, "Anak ini licik, tapi kalian harus ajari dia menghormati. Manusia hanya begini baru bisa berani, baru bisa berhasil." Aku berkata pada Wajah Persegi, "Aku akan meredakan efek racunmu selama beberapa hari agar kau tidak menderita sia-sia. Setelah urusan selesai dikerjain, baru akan kulepas." Selesai bicara, kutaruh tanganku di puncak kepalanya, memerintahkan Jin Can Gu untuk menekan racun gu dalam tubuhnya. Setelah semuanya terlaksana, kuayunkan tangan menyuruh mereka pergi, dan kembali dua hari kemudian.
Manusia seharusnya memiliki kebajikan, tetapi itu untuk yang lemah. Seandainya berbuat baik tanpa prinsip sama sekali, kadang lebih seperti membantu kejahatan, bahkan direndahkan dan diolok-olok sebagai orang yang baik pada semua orang atau bangsat. Aku sebelumnya pernah mengelola, meski paling tinggi hanya wakil manajer di pabrik kecil, tapi ilmu di dalamnya setidaknya bisa kukuasai.
Di antara orang-orang ini, termasuk yang mahir Tinju Belalang dengan wajah persegi ini, pada dasarnya cuma pengecut.
Bukan berarti aku merendahkan pencuri, hanya saja terlalu banyak mengambil tanpa usaha pasti membuat jiwa berkerut. Setelah mengantar beberapa orang pergi, aku menuju kamar Cao Yanjun dan menemukan ruangan sudah sepi. Lao Cao memberitahu bahwa Yi Wen dan Lao Wu tidak akan pulang hari ini, mereka menginap di hotel seberang perumahan untuk berjaga sepanjang malam. Tapi Li Qing sampai sekarang belum kembali, mungkin malam ini juga tidak pasti, kamu istirahatlah dulu, besok masih ada beberapa hal yang harus kita kerjakan.
Aku mengangguk, lalu pergi melihat Si Berbulu. Ia sedang memoles Pisau Giok Ruby Jadeite Harimau Darah dengan kulit bulu Dewa Musang, sangat teliti. Ini adalah inti pembuatan alat ritual, dengan hati-hati berkomunikasi sedikit demi sedikit dengan Jing Yuan di dalamnya, mencapai harmoni dan keselarasan.
Harimau Kucing Besar masih tertidur. Sejak kehilangan banyak bulu sayap, kantuknya semakin menjadi dari hari ke hari.
Setelah mengobrol sebentar, aku kembali ke kamar. Melepaskan Duoduo, bercanda beberapa patah kata, lalu menyuruhnya berlatih sendiri. Sambil terbaring di kasur dengan tangan menopang kepala, aku berpikir: jika Qing Xu ada di kota ini dan aku bisa merasakan keberadaan siluman kecil, mungkin si pembuat onar ini benar-benar jatuh ke tangan Qing Xu. Wajar saja, Qing Xu adalah murid Tao Tian Shi Gunung Naga Harimau, sosok yang sangat berbahaya. Sedangkan Duoduo Si Siluman dengan tubuh Qilin Tai yang baru terbentuk, sikapnya yang sembrono tanpa tahu menahan diri, pasti mudah terperangkap.
Benar-benar merepotkan, gumamku pelan.
※※※
Esok paginya, aku bangun dan mempraktikkan satu set yoga penguatan tubuh, lalu keluar untuk sarapan. Cao Yanjun dan yang lain sedang mempelajari beberapa gambar perencanaan. Kutanyakan apa itu, dijawabnya itu adalah arsip dokumen resmi Vila Pemandian Air Panas di Dinas Tata Kota, yang dia dapatkan dari teman pegawai negeri untuk kami pelajari. Aku mendekat, namun kurang paham, pandanganku berkunang-kunang melihat gambar teknik rumit ini.
Si Berbulu datang membawa Tuan Kulit Harimau. Di meja sudah tersedia teh Longjing dan kuaci. Ayam betina gemuk itu terbang mendekat mulai mematuk. Melihat gambar di meja, dia berkata, "Mengapa gambar desain keseluruhan ini terlihat penuh hawa sial?"
Kami buru-buru bertanya maksudnya.
Si Ayam Gemuk sengaja menggantung penjelasan, menunjuk tujuh bangunan utama berukuran berbeda di gambar, serta lebih dari dua puluh kolam air panas yang saling terhubung, lalu mengarahkan ke bentuk gunung dan aliran air di belakang vila. "Apa ini menyerupai?" Si Berbulu yang pernah mempelajari separuh kitab Jin Zhuan Yu Han lebih paham, mengerutkan alisnya lama sebelum berkata, "Ini jelas formasi Rasi Bintang Biduk dengan perhitungan posisi presisi, aliran gunung di sekelilingnya seperti dua naga mengitari, sungai mengalir di pinggang. Tapi puluhan kolam ini... belum bisa kumengerti..."
Si ayam betina gemuk langsung berkata tanpa ragu: "Ini adalah Formasi Menerjang Energi Jahat dengan Membalik Biduk Langit, metode yang mengandung kekuatan hantu dan mengunci jiwa-Yin-Yang. Paling mudah memelihara energi angker, dan pasti ada sesuatu yang sangat aneh. Di wilayah suci Taois ini, tempat seperti ini bisa muncul, sungguh mempermalukan Gunung Naga Harimau mereka - kalau di Mao Shan Jurong, bangunan ini sudah lama dirobohkan sampai hanya tersisa tanahnya. Tidak heran Gunung Naga Harimau mengalami kemunduran, hubungannya sangat erat dengan toleransi dan pengawasan mereka yang sembrono ini."
Mendengar kata-kata angkuh Tuan Harimau Kucing Besar, aku teringat mata air awet muda dengan bayi mati sebagai umpan yang kulihat di resor pemandian air panas. Hati kami dipenuhi kekhawatiran, sesuatu yang begitu mencolok tapi tak ada yang menindaklanjuti, mungkin koneksi gelap Qingxu sangat kuat.
Tanpa banyak bicara, kami berpisah dan bertindak sendiri. Cao Yanjun masih mencari jejak Qingxu melalui hubungannya. Si berbulu menunggu telepon Li Qing di hotel. Sementara aku, sesuai alamat dari Lao Cao, pergi ke perumahan Li Qing bersama Xiao Qi untuk mencari petunjuk. Kami bergantian jaga dengan Yiwen dan Lao Wu yang berjaga semalaman, lalu mengintai cukup lama sampai akhirnya melihat Mercedes-Benz merah itu kembali ke tempat tinggalnya.
Setelah menunggu sekitar satu jam lebih, si berbulu menelepon mengatakan Li Qing mengajaknya makan siang bersama untuk membeli kertas jimat penstabil rumah. Aku mengangguk. Sekitar pukul dua belas siang, Li Qing muncul dalam penglihatan kami sebelum pergi dengan mobil.
Aku menyetujui rencana Xiao Qi, lalu merapikan pakaian dan siap menuju rumah Li Qing untuk menyelidiki.
Ini pertama kalinya aku menyusup diam-diam. Dibandingkan pencuri kawakan seperti Guo Zilian dan Er Dan, jujur saja, aku yang terbiasa dengan aturan merasa cukup gugup.
