Tulisan-tulisan di atas ranjang batu semuanya menggunakan aksara kuno, setiap karakter kecil seperti lalat dan nyamuk. Jika tidak diamati seksama, hampir mirip dengan urat batu. Si Wilson yang ceroboh, setelah tinggal di sini selama sebulan, sama sekali tidak menyadarinya.
Tentu saja, bahkan jika dia melihatnya, dengan level pengetahuan klasik Tiongkok-nya, mustahil baginya memahami isi 1936 karakter dalam "Orthodox Wu Zang*Membahas Sihir Gu dan Teori Alam" ini.
Namun meski Wilson tidak paham, kami semua adalah ahli sejati di bidang ini, kriptor terkemuka, sehingga bisa memahami sebagian isinya.
Ini adalah esai pengantar tentang asal-usul sihir Gu dan teori kultivasi, setiap kata bagai mutiara, disertai pembahasan tentang hantu dan shen, menggunakan gaya penulisan ambigu ala sastrawan jahat kuno yang penuh kabut dan ambiguitas. Semakin absurd semakin baik, berbagai interpretasi saling terhubung, seolah banyak jalan menuju Roma, di mana-mana jalan ke surga. Tapi ketika direnungkan kembali, tiba-tiba menjadi gelap dan terputus-putus, tak bisa dipahami maksudnya.
Di bawah sorotan senter kuat, Wang Xiaoja membacakan seluruh teks ini untuk kami. Ia merasa bibirnya harum, otaknya seperti mendapat pencerahan. Orang-orang sekitar menganggap ini teks ajaib berisi metode kultivasi tak terukur. Namun aku sendiri terpaku, terbata-bata, berdiri kaku di tempat, lama tak bersuara.
Reaksiku yang demikian bukan karena keajaiban "Orthodox Wu Zang" ini, melainkan karena kolofon yang tercantum di akhir artikel.
Ketika Wang Xiaoja menyebut tiga karakter "Shan Gelao", jantungku berdebar kencang.
Ini adalah nama yang dihormati. Seluruh keahlianku berawal dari warisan sebuah buku rusak tulisan tangan berjudul "Dua Belas Metode Menekan Pegunungan". Kitab setebal setengah jari ini mencakup dua belas bagian: ritual persembahan, khotbah, dukun, membiakkan Gu, Fu, larangan mantra, ramalan, memohon hujan, tafsir mimpi, pengusiran penyakit, persembahan pada dewa, dan penguatan tubuh - merangkum sebagian besar ilmu Gu kuno yang layak disebut kitab legendaris.
Penulis naskah tulisan tangan itu tercantum dengan nama Shan Gelao.
Bisa dikatakan, seluruh ilmu warisanku bersumber dari senior Shan Gelao ini, sosok yang lebih hebat bahkan dari Han Guwang Luo Shiba.
Tak kusangka di kedalaman gua tanah Prefektur tak bernama di pegunungan liar Gaoligong ini, aku bisa menemukan tiga karakter itu.
Namun selainku, tak seorang pun paham makna nama "Shan Gelao". Setelah mempelajari aksara-aksara itu sekilas, mereka menganggapnya membosankan dan sulit dipahami. Saat mencoba menghafal, mereka merasa awal dan akhirnya tidak nyambung, seolah banyak bagian yang sengaja disembunyikan pengukir. Setiap mencoba mempraktikkannya, perasaan gelisah merambat membuat tak nyaman. Sehingga mereka semua mengumpat, bergumam lalu tertidur lelah, tak lagi peduli.
Sedangkan aku berjongkok di samping ranjang, menyorotkan senter kuat sambil merekam seluruh aksara yang detail seperti karya seni ini ke dalam pikiran.
Berbeda dengan orang lain, semakin kubaca semakin bersemangat, bagaikan memakan buah ginseng mistis.
Karena kusadari kitab 《Zheng Tong Wu Zang》yang terukir di batu ini ternyata adalah intisari 《Dua Belas Metode Menekan Pegunungan》, terutama bagian mantra jalankan Qi di akhir yang langsung melengkapi bab Penguatan Tubuh - bagian internal yang selama ini hilang dari metode aneh yang kupelajari.
"Latih kekuatan dan jalankan Qi, internal-eksternal dipelajari bersamaan" - sebelumnya aku seperti berjalan dengan satu kaki, sehingga terasa sangat janggal.
Tapi setelah mendapatkan 《Kitab Sihir Gu Bagian Atas》ini, baru kusadari dengan terkejut bahwa hakikat sebenarnya adalah seperti ini.
Belajar Bahasa Inggris hanya menghafal kosakata tanpa paham tata bahasa: Meski merasa Bingung seolah mengerti, tapi akhirnya tak bisa disebut mahir. Saat tata bahasa mengisi kekosongan pengetahuanmu, akan muncul kepuasan mengejutkan - bahkan jika kau dicemplungkan ke jalanan imperialis Amerika yang busuk dan jahat sekalipun, takkan merasa takut.
Aku berada dalam situasi ini, dan aku menemukan bahwa Shan Gelao sangat "tega". Ia malah memecah frasa kunci mantra ini secara silang, lalu menyisipkannya ke dalam Dua Belas Metode dan tulisan Zhengtong Wuzang yang terpisah sepuluh ribu li, membuat keduanya menjadi sulit dipahami. Bahkan orang cerdas seperti Luo Shiba pun terpaksa membuat asumsi tanpa dasar dalam catatan kaki, seolah penulis melewatkan sesuatu, menyebabkan karya agung tertutup debu dan tak jelas maknanya, justru jatuh ke level yang lebih rendah.
Apa sebenarnya yang dipikirkan orang ini? Apakah dia bisa meramalkan bahwa ratusan tahun kemudian, aku tiba-tiba akan masuk ke prefektur batu ini?
Saat semua orang, termasuk beberapa wanita, sudah mendengkur keras, mataku justru berbinar-binar. Bola mata yang dipenuhi urat darah itu bersinar terang bagai permata.
Wilson bersama Duoduo Si Siluman dan Duoduo di sebelahnya menatapku yang seperti orang kesurupan, tak mengerti mengapa aku bisa seperti ini.
Tentu saja, rahasia kecil tentang warisan ini tak akan kubagi dengan orang setengah kenal seperti Wilson. Tapi rasa tak nyaman ini mengganggu, seperti karyawan biasa yang tiap hari berdesakan di kereta bawah tanah, dimaki bos saat kerja, dijauhi istri pulang ke rumah, tiba-tiba menang undian 5 juta yuan, bingung tak tahu harus berbuat apa.
Emosi bahagia yang tak bisa dibagi dengan orang lain sebenarnya cukup menyiksa.
Seluruhnya 1937 karakter dalam bahasa sastra klasik. Meski kulihat keajaibannya, tak bisa langsung kuasimilasi. Akhirnya terpaksa menelan mentah-mentah dan menghafal paksa.
Namun hal seperti ini bagi saya yang telah menghafal lebih dari dua ratus ribu karakter dalam 《Dua Belas Metode Menekan Pegunungan》, masih bisa dianggap sebagai sesuatu yang bisa diterima.
Kitab 《Ortodoks Wu Zang*Membahas Sihir Gu dan Aturan Alam》 ini, selain mantra inti di bagian belakang, juga menggunakan beberapa kalimat singkat di awal untuk menjelaskan asal-usul sihir Gu.
Ini sesuai dengan yang saya ketahui - dalam perjalanan panjang perjuangan melawan alam, manusia perlahan mulai memahami bahwa di dunia yang luas ini, di tempat-tempat yang tak terlihat oleh mata jasmani, terdapat benda-benda dan aturan yang sulit dipahami.
Justru benda-benda dan aturan misterius inilah yang mengendalikan perjalanan sejarah manusia serta jalan peradaban kita.
Manusia mulai mempelajari aturan-aturan ini dan mencoba memanfaatkan hukum-hukum tak kasat mata untuk memperbaiki kehidupan.
Dalam proses perlahan ini, mereka mulai berinteraksi dengan kesadaran-kesadaran hidup yang berbeda dan kehidupan agung, mendapatkan pencerahan serta memahami kisah di balik angin-hujan-petir...
Maka lahirlah agama-agama dan keberadaan dukun-dukun...
Cerita selanjutnya sangat panjang, namun secara singkat: manusia-manusia unggul ini mulai membentuk lingkaran eksklusif yang terus berkembang dan terpecah.
Sebagian menemukan prinsip hubungan universal dan menjadi ilmuwan yang kita kenal, sebagian lagi mendapat perlindungan ilahi Tian menjadi dukun tersembunyi atau orang dengan sifat serupa, hidup diam-diam di planet ini hingga akhir hayat atau menemukan rahasia yang lebih besar.
Aku terpana, lalu menutup mata, merasakan skala sejarah berunit ratusan tahun, ribuan tahun dalam pikiranku, kemudian... aku tertidur.
Dengkur... dengkur!
Setelah bangun, tubuhku terasa segar dan bertenaga. Setiap pori-pori kulit terbuka bernapas, saat aku meregangkan badan, tulang-tulang berderak dengan memuaskan.
Melihat jam tangan, baru kusadari jarumnya telah berhenti berputar. Jelas ini ulah medan magnet bawah tanah yang disebutkan Yin Yue sebelumnya.
Orang-orang di samping sudah lama bangun, berkumpul dalam kelompok berbisik-bisik. Lao Zhao sendiri bersila di pintu keluar belakang gua batu ini, diam seribu bahasa dengan noda tanah di tubuhnya - bukti ia sudah merangkak keluar untuk memverifikasi jalan mundur yang disebutkan Wilson.
Wilson duduk di bangku batu tak jauh dariku, sedang menyeruput dari cangkir tembaga kecil. Melihatku bangun, ia meletakkan cangkir di meja. Bibirnya masih bernoda darah merah. "Mau mencicipi?" tanyanya.
Aku meludahinya, mengeluarkan botol minum dari tas punggung, lalu berjalan duduk di depannya. Setelah meneguk sedikit, kutanya apakah dia akan mati jika tidak minum darah? Wilson tersenyum, "Mana mungkin? Kalau benar begitu, bukankah aku sudah mati saat dipenjara di Sakulang selama setengah tahun lebih? Tapi memang, darah bagi Suku Darah itu seperti garam dalam makanan manusia. Tanpanya, kami tak punya kekuatan dan menjadi sangat lemah. Selain itu, bagi Suku Darah, darah adalah kenikmatan. Mimpi setiap anggota Suku Darah adalah tenggelam bahagia dalam kolam darah."
Kukatakan tak heran saat itu dia langsung ingin melompat ke kolam darah begitu melihatnya, meski ada cacing garis darah dan makhluk-makhluk angker di dalamnya.
Wilson menggelengkan kepala, "Darah adalah sumber kekuatan Suku Darah. Jadi itu tidak akan berpengaruh padaku."
Tiba-tiba aku teringat sesuatu, "Beberapa kali aku donor darah, apakah semuanya masuk ke perut kalian?" Wilson tertawa terbahak, "Mana mungkin! Departemen Agama di sini sangat ketat. Kami Suku Darah sulit berkembang di sini. Darah yang kalian donasikan tetap digunakan untuk mengobati dan menyelamatkan orang."
"Tapi keserakahan manusia selalu melebihi ras manapun. Kau pasti paham transaksi kotor di balik ini semua."
Wilson mengangkat bahu, berlagak seperti ahli tentang China.
Aku yang tidur paling lama, jadi ketika akhirnya siuman, semua orang sudah menunggu. Setelah makan makanan kering sekadarnya dan memulihkan stamina, aku melihat Bai Lutan yang cemas melirik ke kiri-kanan sebelum melapor: "Lu Zuo, kita mungkin telah menyebabkan petaka besar!"
Aku blank, bertanya apa maksudnya?
Bai Lutan menjelaskan bahwa saat memasuki mimpi, dia mendapat pencerahan dari Shen gunung. Katanya saat di Dengxian Ridge, kita mengaktifkan Formasi Api Penyatu Yang Zi Wei. Hasilnya, tubuh jelmaan seorang Da Ren hancur di antara dua dunia. Sang penguasa murka, sehingga memerintahkan semua Shen gunung dan penguasa wilayah dalam radius 100 li untuk menyisir area dan mencari kita untuk dihukum.
Aku tertawa terbahak-bahak, berkata bahwa Shen gunung dan penjaga wilayah sebenarnya adalah arwah hantu yatim yang melayang-layang, menyatu dengan energi negatif dari pegunungan dan denyut nadi bumi yang terkondensasi, berada di alam yang berbeda; Sedangkan konsep Niu Tou-Ma Mian dan neraka 18 lapis, baru muncul setelah ajaran Buddha masuk ke daratan tengah sebagai citra religius yang samar dan tak nyata, tak perlu ditakuti!
Melihat sikapku yang acuh tak acuh, Bai Lutan mengerutkan alisnya, bertanya: "Jika tak ada neraka 18 lapis, lantas tak ada alam baka? Tak ada dimensi spiritual? Apakah tak ada 'rumah' di persimpangan dua dunia? Lu Zuo, kita sedang menghadapi masalah besar!"
