Saat wanita ini menyebut "Bos", pikiranku melayang ke tahun 2006. Ketika toko aksesoris kami baru buka, A Gen dan saya sedang merekrut karyawan. Tiba-tilah seorang gadis berbaju putih dan celana jas kebesaran, dengan logat Sichuan kental dalam bicaranya.
Aku teringat kedua matanya yang berkilau bak air sumur diterangi bulan, serta kenangan-kenangan yang sudah lama kubuang dari ingatan.
Waktu benar-benar seperti pisau jagal babi, gadis dulu kini telah berubah menjadi kader ajaran sesat yang licik dan kejam, sementara aku menjadi pemelihara Gu dari Perbatasan Miao yang telah melewati berbagai badai kehidupan.
Aku tersenyum getir, merangkak bangun lalu bersandar di pilar sambil berkata, "Benar, tak pernah kubayangkan kita akan berubah seperti ini..."
Wang Shanqing juga menghela napas, duduk berhadapan denganku. Matanya menatap tubuhku yang lusuh sambil tersenyum kemenangan, "Bos, tahukah kau? Dulu aku sangat berterima kasih padamu. Kaulah yang mengajariku dari gadis desa biasa menjadi tulang punggung toko aksesori. Masih kuingat bulan saat aku mengalahkan Xiao Mei jadi penjual terbaik, kau memberiku sekotak cokelat! Saat itu aku benar-benar senang sampai linglung! Cokelat itu manis sekali, sampai-sampai aku ingin menikahimu..."
Aku mengerutkan dahi, "Cokelat itu sebenarnya dari A Gen, aku hanya perantaranya."
Wang Shanqing mengangguk, "Aku tahu. Kemudian A Gen memberitahuku."
Saat mengucapkan ini, matanya berkilau seperti permata hitam yang memesona, sulit dipercaya wanita ini baru saja membunuh seseorang dengan tenangnya.
Wang Shanqing melanjutkan: "Mungkin kau tidak tahu, betapa hancurnya hatiku ketika aku canggung bercanda dan mengaku menyukaimu, lalu kau menolakku; Mungkin kau tidak tahu, alasan aku bersama brengsek Zhao Gang itu karena patah hati ditolakmu, lalu mabuk-mabukan sampai keperawananku direbutnya; Mungkin kau tidak tahu, saat melihatmu dengan Xiao Mei, rasa cemburu yang menggilai di hatiku bagai ilalang tumbuh di sawah; Mungkin kau tidak tahu, selamatmu yang datar dan kewaspadaanmu yang samar saat aku bersama A Gen, membuatku insomnia berhari-hari, dikepung kebencian dalam-dalam..."
Aku mendengarkan Wang Shanqing mengenang masa lalu dalam keheningan.
Sejujurnya, aku orang yang cukup mengenal diri. Aku sadar dunia ini tidak berputar mengitariku, jadi tak pernah memaksakan hubungan. Ditambah lagi perasaanku yang selalu tumpul, sehingga tak menyadari ternyata ada begitu banyak kisruh emosional antara kami berdua.
Di mataku, Wang Shanqing dulu hanyalah bawahan yang sangat kompeten secara profesional. Kini, dia tak lebih dari perempuan yang membuatku muak.
Di luar itu, tak ada sisa perasaan berarti dariku padanya. Mendengar pengakuannya, rasanya seperti mendengar kisah orang lain dimana sang tokoh utama sama sekali tak ada hubungannya denganku.
Wang Shanqing melihat aku sama sekali tidak berekspresi, seolah tak ada hubungannya dengannya. Wajaknya berubah suram, dingin seakan bisa meneteskan air. Dengan nada bicara tak percaya, dia bertanya: "Aku sudah berkorban begitu banyak untukmu, kau sama sekali tidak bereaksi?"
Aku merasa malu, mengusap hidungku lalu berkata: "Segala yang dilakukan atau tidak dilakukan seseorang sepenuhnya berasal dari hatinya sendiri. Tindakanmu yang memusnahkan sifat manusiawi ini semata karena keegoisanmu sendiri, apa hubungannya denganku?"
Ucapanku yang dingin ini menyentuh perasaannya. Wanita ini melonjak bagaikan singa betina, mencekik kerah bajuku di leher sambil mengaum marah: "Bagaimana kau bisa tak berterima kasih? Bagaimana bisa! Ini semua pengkhianatanmu, kau telah mencampakkanku, aku... aku sialan akan membunuhmu!"
Kulihat kedua tangannya penuh tato ular berbisa sembilan kepala yang hidup. Kekuatan dahsyat mengalir darinya, mencekik leherku erat-erat hingga napasku terhenti.
Wanita egois ini begitu menggila, namun di hatiku justru meluap sukacita - di tubuhnya memang ada alat ritual Fu pengisolasi Serangga Gu, membuat si serangga gemuk tak bisa mendekat. Tapi jika dia yang menghampiriku sendiri, ceritanya akan berbeda.
Saat kedua tangan Wang Shanqing menempel erat di leherku, serangga gemuk yang sedang melakukan perbaikan darurat dalam tubuhku melihat kesempatan emas. Dengan tegas, ia merayap sepanjang kulit yang bersentuhan, menyelinap dari jari Wang Shanqing ke dalam tubuhnya dalam sekejap.
Meski serangga gemuk itu makhluk semi-spiritual, sensasi fisik tetap ada. Wang Shanqing jelas merasakan sesuatu yang lunak tapi keras, seakan familiar, menyusup ke telapak tangannya. Saat ditarik, tak terlihat apapun.
Wajah gilanya menunjukkan secercah keterkejutan. Matanya menatapku tak berkedip: "Apa yang kau lakukan padaku? Mengapa aku merasa sangat aneh begini?"
Begitu serangga gemuk masuk ke tubuh Wang Shanqing, situasi langsung berbalik. Aku yang semula tegang mulai lega: "Selain menyetrummu, apa lagi yang bisa kulakukan?" Wang Shanqing yang tadi seperti wanita kesurupan kini berubah tenang: "Kau memasukkan Gu padaku?"
Aku menatapnya tanpa gentar: "Bebaskan aku, baru kuberi tahu!"
Wajah Wang Shanqing memerah seketika. Ia menjerit histeris: "Nao Nao, gigit dia!"
Nao Nao yang melayang di atas langsung menerjang. Namun bersamaan, Wang Shanqing tiba-tiba memegangi perut sambil merintih: "Aduh..." Ia berguling-guling di tanah seperti wanita hendak melahirkan.
Luka di tubuhku saat ini sudah pulih sedikit, dengan susah payah mengangkat tangan, mengaktifkan Tangan Iblis Sihir untuk menahan serangan Nao Nao.
Setelah ledakan tiba-tiba di bawah air, Nao Nao tampak agak lemah sekarang. Aku nyaris menahan dua ronde sebelum mendengar Wang Shanqing berteriak seperti babi disembelih: "Berhenti, hentikan!"
Nao Nao patuh, berhenti seketika. Aku tentu tak berani bertarung habis-habisan. Serangga gemuk juga berhenti bergerak.
Zhang Xiaohei berlari mendekat sambil berteriak menanyakan apa yang terjadi.
Wang Shanqing yang baru saja merasakan keputusasaan antara hidup dan mati, tidak menjawab pertanyaan Zhang Xiaohei. Matanya menatapku tak berkedip sambil terengah-engah: "Lepaskan aku!" - Nada bicara yang otoriter ini membuatku ingin tertawa. Dia sepertinya lupa statusnya sendiri dan hubungan antara kita.
Aku menatap boneka berkepalabesar yang berwajah mengerikan di udara, lalu memandang Zhang Xiaohei di sampingku. Dengan tenang berkata: "Xiaoqing, begini. Kamu mau hidup, aku juga mau hidup. Jadi kita seharusnya bisa mencapai kesepakatan, bukan? Untuk detail selanjutnya, kita perlu berunding dengan prinsip adil, jujur, dan transparan..."
Mendengar ini, Wang Shanqing langsung menolak: "Tidak bisa! Shifu memerintahkan untuk menangkapmu. Jika kau dilepaskan, aku tak mungkin selamat!"
Aku berkata dengan suara berat: "Minmo sudah tidak berdaya sejak tahun lalu ketika mengalami luka parah. Kalau tidak, mengapa penampilannya berubah menjadi setengah manusia setengah hantu seperti sekarang? Bahkan dia tidak bisa menahan serangan gabungan dari aku dan Lao Xiao! Dia saja nyawanya sendiri terancam, mengapa kamu harus mengorbankan diri untuknya? Ingat, jika kamu tidak setuju, kita akan sama-sama mati dan pergi ke Huang Quan. Tapi kalau setuju, siapa tahu masih ada secercah harapan untuk bertahan hidup!"
Zhang Xiaohei di samping meski tak paham situasi, dari percakapan kami agak mengerti garis besar. Dengan penuh kemarahan dia berteriak: "Apa maksudmu dua orang? Kalian satu kelompok berisi enam tujuh delapan sembilan orang, semuanya luar biasa hebat! Masih berani bilang cuma dua orang? Sungguh tak tahu malu!"
Aku malas berdebat, menadahkan kedua tangan: "Begini saja. Ini pilihan sederhana, putuskan sendiri!"
Wang Shanqing menatapku yang tetap tenang tanpa bicara, wajahnya muram.
Aku tidak terlalu buru-buru. Perlu diketahui, semakin banyak yang dimiliki seseorang, semakin tinggi statusnya, semakin besar rasa takutnya untuk kehilangan.
Wang Shanqing pasti bersusah payah mendaki ke posisi ini. Dia belum sempat menikmati buah kemenangan, mana mungkin mau mengorbankan kepala dan darah untuk tujuan Sekte Iblis?
Apa Sekte Iblis punya daya panggil sehebat itu? Bualan belaka!
Sementara dia terjerembab dalam perenungan, gerbang batu di sisi barat kembali menggemuruh. Wang Shanqing bangkit berdiri, menoleh ke belakang, dan melihat tujuh-delapan orang berlari ke arah sini. Hatinya berteriak gugup: "Aku cuma memanggil dua orang, kenapa kalian semua datang?" Pemimpin rombongan menjawab bahwa mereka tak mampu bertahan, Shixiong kedua memerintahkan mundur ke sini untuk menyusun formasi pertahanan.
Begitu ucapannya meluncur, kulihat bayangan gesit Si Berbulu menghindar dari balik gerbang batu. Seluruh tubuhnya berlumuran darah, namun matanya memancarkan sinar tajam. Pedang Hantu di tangannya bagai naga berenang, menerjang pantat musuh yang sedang mundur.
Di belakangnya, tampak sosok suci Xue Rui yang berkilauan bak salju.
Dengan datangnya bala bantuan dan kepanikan musuh, tentu aku takkan berlama-lama berdebat di sini. Memanfaatkan sisa kekuatan yang terkumpul selama ini, segera kuputar badan dan berlari ke samping.
Gerakanku ini membuat Nao Nao yang sedang menunggu langsung meledak bulunya, hendak menerjang. Kutatap tajam Wang Shanqing, dan dia segera memahami ancamanku. Mulutnya yang terbuka terkunci rapat tanpa sepatah kata.
Tanpa perintah, Nao Nao tak berani bergerak. Justru Zhang Xiao Hei di sebelahnya tak ambil pusing, langsung berlari kencang mengejarku.
Kedua kakiku nyeri tak tertahankan. Tak sampai belasan langkah, keseimbanganku hilang. Tubuhku terjatuh keras ke lantai. Begitu menoleh, kulihat kaki besar ukuran 45 Zhang Xiao Hei hendak menginjak tubuhku.
Aku menghindar ke samping, mengeluarkan Pisau Tibet kecil itu dan bersiap untuk melawan. Tiba-tiba terdengar suara keras, tubuh Xiao Hei jatuh berat di sebelahku.
Brak! Trisula militernya terjatuh ke lantai.
Kuangkat kepala dan melihat Duoduo melayang di udara, berseru gembira: "Kakak Lu Zuo, kamu di sini?!"
Si Berbulu dan Xue Rui berlari secepat angin mendekatiku. Si Berbulu berteriak panik: "Si Racun Kecil, di mana Minmo? Apa yang terjadi?" Sebelum sempat jawab, gerbang batu menutup. Bai Wuchang bertopi tinggi membentak: "10.000 peti mati tergantung, tak menyentuh langit maupun bumi! Energi dendam bangkit sendiri! Angin berhembus, Wuwei-Huha oh..."
Begitu ucapannya selesai, ratusan peti mati di ruangan ini bergetar kacau seperti lonceng angin.
