Saat menerima telepon, aku sedang melihat peta Ludong bersama Si Berbulu. Karena belum pernah ke sini, kami perlu memahami medan dan jalan di sekitar ini agar tidak kesulitan bergerak nanti. Siluman kecil sedang melamun, sementara Duoduo di sampingku bermeditasi dengan mata tertutup, menyerap jing yuan shidan (mutiara mayat) dari dalam tubuhku.
Mendengar suara Lin Qiming, aku buru-buru menyalakan speaker ponsel. Kutanyakan padanya: "Ada masalah apa? Kok tidak bisa diandalkan begini?"
Di ujung telepon, ia terus-menerus meminta maaf: "Sebenarnya masih di Kota Quancheng siang tadi, tapi sore ini ada masalah di Gaomi. Kami buru-buru ke sana dan sibuk sekali. Perkiraannya beberapa hari ini tidak bisa kembali."
Aku mengerutkan alis: "Masalah apa sih yang serumit ini? Bagaimana kalau kami langsung menemuimu saja?"
Lin Qiming gagap-gagap sejenak sebelum menjawab: "Sebenarnya ini masih tahap rahasia. Tapi karena kalian berdua, tidak akan kusembunyikan – Di sebuah desa pegunungan Gaomi, ada warga yang melihat kawanan serigala terdiri dari ratusan ekor melintas di antara perbukitan. Ini memicu kepanikan lokal. Kami tiba sore tadi dan benar-benar menemukan banyak jejak kaki serigala serta kotorannya. Setelah penyelidikan sepanjang malam, baru saja bergantian istirahat. Langsung kuhubungi kalian."
Kubantah tidak percaya: "Goblog! Ludong adalah bekas wilayah Keluarga Kong (Konfusius), pusat peradaban Zhonghua yang sudah dikembangkan ribuan tahun. Masih ada kawanan serigala berkeliaran? Siapa yang kau tipu ini?"
Lin Qiming berkata dengan suara berat di ujung telepon: "Justru karena itulah yang paling aneh, makanya mereka mencari kami.
Kalau tidak, urusan apa kami? Cari saja Biro Kehutanan dan pasukan untuk memburu atau menangkapnya. Ngapain repot-repot begini? Tahukah kau, biaya penampilanku sebagai Kapten Lin bukan sembarang orang bisa bayar."
Aku mengabaikan godaannya dan bertanya bagaimana kondisi sekarang?
Lin Qiming memberitahuku bahwa daerah sekitar Shuangyang Zhen dan Kanjia Zhen sudah dikunci ketat, departemen terkait sedang kooperatif. Tapi masalahnya, setelah kami melacak jejak itu ke sebuah lembah gunung, tiba-tiba semua menghilang tanpa jejak. Tidak tahu apa yang terjadi.
Saat ini instruksi atasan masih berfokus pada perlindungan aset dan keselamatan warga setempat. Untuk hal lainnya, harus menunggu besok pagi saat mengerahkan tenaga untuk investigasi.
Kutanyakan apakah ini misi yang membuatmu datang ke Ludong?
Lin Qiming mengutuk pertanda buruk, bercerita bahwa awalnya kawanan serigala ini muncul di dekat Tai'an di lereng selatan Gunung Tai. Tapi dalam beberapa hari sudah pindah ke pesisir Laut Timur. Kejadian ini terlalu mistis. Kawanan sebesar ini berkeliaran di seluruh Ludong, tapi siang hari tak ada yang bisa lacak rute gerakannya, muncul dan lenyap seperti hantu. Makanya sangat menyebalkan.
Kulihat peta di meja dan bertanya, "Bukankah Gaomi dekat Gunung Lao? Apakah daoshi dari legenda turut terlibat?"
Di sini Lin Qiming mulai kesal, bercerita sebelumnya dia mengirim staf dari Departemen Koordinasi ke Gunung Lao untuk meminta bantuan. Tapi kelompok daoshi berbulu kusut yang hanya peduli pada Jalan Suci itu langsung menjawab bahwa urusan internal Departemen Agama tidak pantas mereka ikut campur.
Gila! Bukankah mereka juga berada di bawah garis komando Departemen Agama? Sekarang malah bersikap tinggi hati. Sungguh membuat hati tak nyaman. Tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan rakyat saja diabaikan, padahal sudah menikmati begitu banyak anggaran dan persembahan.
Aku diam saja. Memikirkan hal seperti ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan aku dan Lao Xiao yang sedang buron ini. Terlalu ikut campur dan sok mengatur juga tidak baik. Lalu kutanyakan kabar tentang Tao Yuan, apakah benda itu juga ada di Gaomi?
Lin Qiming menjawab tidak, melainkan di Feicheng. "Feicheng kau tahu kan?"
Feicheng tentu saja kuketahui. Kota kecil di kaki selatan Gunung Tai ini terkenal dengan buah persik Feicheng. Aku juga tahu sebagian besar pedang kayu persik yang digunakan daoshi di seluruh negeri berasal dari sini – karena kayu persik Feicheng bertekstur rapat, harum alami, dan dianggap sebagai benda suci penangkal bala, sehingga sangat dicintai oleh para ahli metafisika Tao.
Apa itu Tao Yuan? Itu adalah makhluk spiritual langit-bumi yang terlahir dari akumulasi energi ribuan kayu persik. Sebelumnya saat Lin Qiming menyebut Gaomi, kukira Tao Yuan ada di sana. Tapi setelah penjelasannya ini, justru terasa sangat masuk akal.
Sejarah penanaman persik Feicheng sudah ribuan tahun, merupakan kebun persik terbesar di dunia. Hanya di tempat inilah bisa lahir Tao Yuan yang menyatukan intisari langit-bumi dan energi sepuluh ribu makhluk.
Aku bertanya pada Lin Qiming alamat spesifik yang ditemukan. Ia tersenyum dan berkata, "Lu Zuo, orang itu juga masuk secara tidak sengaja dalam keadaan setengah sadar. Bahkan saat keluar pun pengetahuannya masih sepotong-sepotong. Ada teman yang pernah mencoba mengikuti rute hari itu, tapi tidak menemukan Tao Yuan sama sekali, apalagi tempat dengan pancaran spiritualitas."
Seandainya tahu, dia tidak perlu menelepon dan menyuruh kami datang dari jarak ribuan li - Tentu saja, area perkiraan masih bisa diberitahukan padaku.
Lin Qiming memberitahuku sebuah alamat di sekitar lereng selatan Gunung Tai. Tentang apakah bisa bertemu atau tidak, itu benar-benar bergantung pada nasib.
Selain itu, kabar ini sudah tersebar. Tao Yuan ini adalah bahan fusi kelas satu untuk membentuk tubuh spiritual dan mengusir hantu. Baik untuk meleburkannya ke Pedang Kayu Persik agar pedang berjiwa, memasukkan segel untuk membuat Stempel Tao, atau menyusun formasi pemotongan bendera - semuanya mungkin. Jadi diperkirakan banyak orang dalam industri akan berebut barang ini.
Karena itu, barang berharga hanya akan didapat yang berbudi. Selamat berjuang, semoga karma kalian cukup.
Begitu mendengar ucapan si pencuri kecil ini, di hatiku langsung bergumam: Braak! Alamat tidak jelas begini, mau cari bulu apa?
Tapi Lin Qiming sama sekali tidak punya kesadaran diri, bilang hari ini terlalu capek, besok masih harus mengejar urusan kawanan serigala misterius, jadi tidak bisa ngobrol lama. Selama di Ludong, semua urusan bisa ditangani oleh petugas Xiaokang yang ditugaskan padaku. Anak ini cukup jujur, percaya kalau tidak ada kejadian tak terduga, pasti bisa membantu kita.
Lin Qiming menutup telepon, aku masih bergumam dalam hati, sepertinya urusan kawanan serigala ini pernah kudengar di mana ya.
Si Berbulu berkata: "Iya dong! Dulu waktu naik kereta, ada pedagang dari Shandong Selatan yang cerita tahun 95 di daerah mereka pernah heboh soal manusia serigala, ingat nggak?" Begitu dia bilang, aku baru ingat memang ada kejadian seperti itu.
Urusan ini sudah ditangani para profesional seperti Lin Qiming dari Badan Pusat, kita tidak perlu khawatir. Lalu kami mulai membahas soal Tao Yuan.
Aku tersenyum getir ke Si Berbulu: "Lin Qiming ini mungkin cuma dengar kabar angin, langsung panik. Dulu bilang di Gaomi, sekarang tiba-tiba bilang di kaki gunung selatan Tai'an, Kota Feicheng. Alamat spesifik nggak ada, buru-buru suruh kita datang, kayak main-main aja. Sekarang sama sekali nggak ada petunjuk, gimana ini?"
Si Berbulu tersenyum, berkata: "Kamu tidak dengar apa kata si dia tadi? Bukan cuma kita, ada orang lain juga yang mengincar Tao Yuan. Kita hanya perlu lebih waspada, mungkin bisa menemukan sesuatu. Lagipula, hal yang tidak pasti seperti ini, kalau benar-benar dicari, selain tikus emas yang disebut Tuan Kulit Harimau, mungkin siluman kecil dan Sang Tuan lebih punya keunggulan. Setuju kan?"
Si Berbulu menatap siluman kecil yang sedang melamun. Merasa diperhatikan, siluman kecil menggelengkan kepala: "Xiao niang tidak mau membantu kalian mencari makhluk spiritual yang belum berevolusi jadi siluman. Itu kan saudara sejenisku. Berbuat dosa atau tidak?"
Si siluman rubah ini memang punya dua kata kunci - "bertele-tele". Dia berasal dari Bunga Higan Asura, mana mungkin menganggap makhluk spiritual tanpa kesadaran sebagai saudara.
Aku dan Si Berbulu sudah hafal sifat anehnya. Kami membujuknya dengan kata-kata manis sampai si siluman rubah ini senang. Setelah setengah dipaksa, akhirnya dia mengangguk setuju.
Lin Qiming bilang Xiao Kang ini anak muda jujur. Benar saja, keesokan pagi subuh dia langsung menarik kami ke Jalan Liga Pemuda untuk mencicipi Kaki Babi Keluarga Meng yang legendaris. Dia bahkan membawa Roti Bakar Quancheng. Kuah jeroan gurih yang dicampur kaldu daging, ditambah kaki babi dan iga yang membuat kami dua karnivora ini sampai belepotan minyak, terus memuji tanpa henti.
Jangan remehkan, meski tokonya kecil, bisnisnya sangat ramai. Orang lalu-lalang di sekitarnya, menciptakan keriuhan yang luar biasa.
Kami sedang menikmati jajanan khas Quancheng yang lezat, tiba-tiba mendengar orang di sebelah membicarakan Tiga Harta Gunung Tai.
Katanya orang Tionghoa sejak zaman kuno memandang Gunung Tai sebagai gunung suci dalam kepercayaan. Kaisar-kaisar dari berbagai dinasti juga suka datang ke sini untuk upacara Fengshan atau ritual persembahan, menyampaikan pesan kepada dunia dan dewa. Inilah makna pepatah "Mendaki Gunung Tai maka dunia terlihat kecil".
Sebenarnya ketinggian Gunung Tai hanya sekitar 1.500 meter, tidak termasuk gunung tinggi. Namun karena status sakralnya dalam hati orang zaman dulu, ia menempati posisi terhormat.
Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing yang terkenal sering menulis puisi (meski kualitasnya biasa) pernah mengunjungi "Gunung Nomor Satu di Bumi Langit" sepuluh kali. Ia meninggalkan lebih dari 140 puisi pujian dan 130 prasasti. Selain hobi grafiti sastra, "pria tinggi, kaya, dan tampan" kelas premium ini juga menyumbang lebih dari 30 kali peralatan ritual ke Kuil Dai, totalnya mencapai 300 item. Di antaranya, Giok Wenliang, Singa Gaharu, dan Guci Labu Glaze Kuning dengan Motif Bunga Biru dijuluki "Tiga Harta Gunung Tai".
Tiga harta ini memang terkenal di Quancheng dan Tai'an. Tapi yang menarik, setelah lama mengobrol, si pemilik kepala besar yang memimpin percakapan itu berbisik: "Kalian tahu tidak? Yang dipamerkan di ruang pamer Kuil Dai sehari-hari itu replika?"
Yang lain mengangguk, menjawab mereka paham bahwa harta nasional kelas itu tentu harus disimpan di gudang dengan kondisi terkontrol.
Sang Kepala Besar berbicara dengan misterius: "Tahukah kalian, mengapa tiga harta karun ini bisa menonjol di antara ratusan persembahan yang diberikan oleh kaisar, menjadi tiga pusaka yang menjaga Gunung Tai kita?"
Teman-temannya menggelengkan kepala, mencibir: "Li Xunan, Lao Li, dasar brengsek! Kalau nggak suka menggantung penjelasan, mati kali ya?"
Melihat kemarahannya memicu amuk massa, Sang Kepala Besar membersihkan tenggorokannya dan berkata: "Aku juga cuma nguping tiga orang di losmenku. Katanya, di dalam labu itu tersimpan air liur naga sejati..."
