Siluman kecil muncul secara tiba-tiba dan menghancurkan penyangga kayu terowongan hingga remuk, menyebabkan sebagian terowongan itu ambruk sepenuhnya——Mereka yang pernah menggali batu bara, bekerja di tambang, atau "membalikkan tempat tidur" di terowongan mungkin bisa membayangkan kejadian saat itu: berton-ton tanah dan bebatuan runtuh dari atas, debu yang beterbangan memenuhi paru-paru kami sampai sesak nafas, situasi kacau balau dalam sekejap.
Bukan hanya Sesepih Mei Lang dan anggota Sekte Iblis dengan tubuh dan darah biasa, bahkan formasi bayangan hitam yang mengejar dari belakang pun tercerai-berai oleh guncangan ini. Beberapa bahkan langsung menjerit histeris, tak peduli hidup mati.
Kami terus berlari kencang ke depan tanpa henti. Untungnya yang dihancurkan siluman kecil hanya beberapa penyangga kayu, jadi setelah berlari puluhan meter, guncangan dari atas kepala akhirnya berhenti. Teriakan manis Duoduo pun sampai ke telingaku: "Kakak Siluman..."
Siluman kecil yang juga berdebu itu mengulurkan tangannya, tiba-tiba tanaman merambat seperti ivy bermunculan dari tanah dengan suara berdesir, debu-debu yang berterbangan pun akhirnya lenyap. Si siluman rubah ini mengejekku dengan sombong: "Lu Zuo ah Lu Zuo, percuma kau punya segudang kemampuan. Dulu bahkan Mao Tongzhen yang setara dengan Mei Lang bisa kau buat berlutut memanggil 'paman', tapi sekarang malah kabur berantakan dikejar si tua bangka ini. Benar-benar membuatku meremehkanmu!"
Dia membesar-besarkan cerita. Zhu Rui di sampingnya menyeka debu di kepalanya, dalam hati agak kesal: "Sesepih Mei menguasai teknik hantu yang tiada tanding di Maoshan. Dia juga ditemani empat ahli terkemuka Sekte Iblis yang sangat hebat. Formasi seperti ini, jika tetap di tempat, itu benar-benar mencari mati."
Si siluman rubah kecil ini selalu mencari cara menjelek-jelekkan aku begitu mendapat pembenaran. Aku sudah terbiasa dengan kebiasaannya ini, jadi tak kuhiraukan. Melihat dua saudari yang berpegangan tangan berputar-putar penuh sukacita di hadapanku, kutanya penuh perhatian: "Bagaimana dengan roh Mao Tongzhen? Bukannya kau mengejarnya? Kok malah muncul dari sini?"
Xiao Yao menyandarkan tangan di pinggang: "Kau masih berani bertanya! Kalau bukan karena aku merasa tidak beres, sepertinya kita kena taktik Mengalihkan Harimau dari Gunung, lalu buru-buru kembali, mungkin kau sudah dikejar dan dihempas ke tanah, dipermainkan seenaknya. Saat ini pasti sudah... *hmph*!"
Mendengar rangkaian ucapan yang terdengar tidak biasa dari si siluman rubah ini, tiba-tiba aku merasa malu. Si siluman rubah ini benar-benar tahu segalanya.
Tapi meski mengejekku, Xiao Yao tidak hanya bermain-main. Akhirnya dia mengatakan yang sebenarnya: Mao Tongzhen hanyalah proyeksi niat-niat terpisah. Tak lama setelah mengejarnya ke bawah tanah, energi yang menempel di tubuhnya sudah hampir habis. Tak lama kemudian, ia menghilang dari pandangan. Baru setelah itu Xiao Yao mengikuti hubungan unik denganku dan menemukan tempat ini.
Bagaimanapun juga, kecerdikan mendadak Xiao Yao telah menyelamatkan kami. Atas hal ini aku memberinya pujian tinggi. Si siluman rubah ini biasanya baik-baik saja, tapi tidak tahan dipuji. Setelah dihujani pujian, dia langsung tersenyum lebar, hatinya cerah seperti langit berbintang yang cerah.
Sementara kami saling bertukar informasi, Zhu Rui terus berada dalam kondisi waspada yang tegang. Saat kami bersiap pergi, tiba-tiba dia berteriak: "Lu Zuo, hati-hati! Mereka datang lagi!"
Mendengar teriakan itu, aku langsung merasakan kakiku terasa kental. Melihat ke bawah, kedua telapak kakiku terlilit oleh para Jenderal Hantu, seperti terperangkap dalam kubangan lumpur.
Runtuhnya terowongan ini membuat Mei Lang dan anggota Sekte Iblis tidak bisa menyeberang, namun sama sekali tidak mengganggu 108 Jenderal Hantu yang berwujud arwah. Seperti kata Zhu Rui, Mei Lang adalah ahli pengendalian hantu terhebat di Sekte Maoshan. Hanya dia yang mampu menghimpun para pahlawan Liangshan dengan kekuatan sendiri. Kesombongannya yang membiarkanku menguping sebelumnya kini menjadi bumerang. Pengetahuanku yang terlalu banyak tentang rahasianya bisa mematikannya. Maka prioritas utamanya sekarang adalah membunuh kami untuk membungkam mulut.
Hanya dengan membunuh aku dan Zhu Rui hingga menjadi mayat, dia bisa bertahan dari kemarahan Yang Zhixiu, para sesepuh, dan anggota Sekte Maoshan lainnya. Ini adalah masalah hidup-mati yang tak boleh ditunda sedetik pun. Maka dia tak peduli lagi dengan segala risiko, mengerahkan semua cadangan kekuatannya.
Dalam hitungan detik, kerumunan bayangan hitam yang rapat bermunculan dari lantai, dinding, hingga langit-langit terowongan. Makhluk-makhluk arwah ini sebelumnya tak terlihat oleh kami. Begitu pertarungan sesungguhnya dimulai, suasana langsung berubah. Angin dingin bertiup menderu-deru, menusuk hingga ke tulang sumsum.
Saat melihat Zhu Rui di hadapanku membelah diri menjadi dua, lalu empat, kemudian enam belas, aku langsung paham. Ilusi mematikan dari Formasi 108 Jenderal Hantu Mei Lang yang pernah dia ceritakan, kini telah benar-benar diaktifkan.
Dalam kebingungan, kurasakan puluhan Zhu Rui mengangkat pedang panjang mereka dan menghujamkannya ke seluruh tubuhku. Serangan itu begitu ganas, cepat, kejam, dan beringas, seolah memperlakukanku sebagai musuh kelas berat.
Kutahan sekuat tenaga, namun tetap saja seluruh tubuhku terasa perih tertusuk. Ternyata tujuh delapan Zhu Rui telah menembus tubuhku. Melihat tiga empat bilah pedang tajam menancap di dadaku, kuseringai kecut dan berkata, "Astaga, halusinasi ini terlalu palsu! Apa kalian benar-benar mengira aku akan percaya diriku mati ditikam begini, hingga hun nyawa-ku musnah?"
Usai mengutuk, kurajut Mantra Vajrasattva Penakluk Iblis dengan cepat, lalu menyatukan kedua tangan dalam mudra Singa Dalam. Dengan teriakan menggema kuperdengarkan: "QIA!"
Begitu mantra "Qia" terucap, energi spiritual segala makhluk tunduk dalam kendaliku. Dari ruang kosong tak berujung, deras mengalir energi gaib yang menyegarkan pikiran. Seketika kesadaranku pulih sepenuhnya. Kutatap ratusan pasukan hantu bergoyang serempak di sekelilingku, braak... huuuraa... Sementara Zhu Rui yang tadi membunuhku dalam ilusi kini mengayunkan pedangnya dengan kasar. Wajahnya mengerikan penuh amuk, teriaknya melengking: "Lu Zuo, jangan kau paksa aku! JANGAN KAU PAKSA AKU..."
Mengenai Duoduo dan siluman kecil, kedua gadis kecil ini masing-masing dililit oleh belasan Jenderal Hantu. Makhluk-makhluk ini sama sekali tidak semenggemaskan bayangan hitam yang mengelilingi kami, semua berwujud mengerikan dengan wajah jahat yang membuat orang merinding. Jenderal Hantu yang dikhususkan untuk menghadapi kedua lolita kecil ini, jika merujuk penjelasan dalam "Batas Air", termasuk dalam level 36 Tiangang - makhluk-makhluk tingkat tinggi yang sangat berbahaya. Untuk sementara waktu, mereka belum bisa menyelesaikan pertarungan dengan cepat, hanya secara bertahap membalikkan momentum pertempuran sedikit demi sedikit.
Namun yang menghibur adalah, 108 Jenderal Hantu ini merupakan hasil koleksi seumur hidup Sesepih Mao Shan Mei Lang, sekaligus modal penting yang membuatnya layak menjadi sesepih. Baik kemampuan individual maupun formasi tempur terlatih mereka, semuanya memiliki tingkat kengerian yang tak terbayangkan. Siluman kecil ber-asal-usul meragukan sudah jelas tak perlu disebut lagi. Duoduo sendiri belum lama menjadi hantu - banyak hantu kecil dengan nasib serupa mungkin sudah lama terkikis habis. Tapi dia justru bisa melawan sepuluh lawan sekaligus dan mendominasi pertarungan.
Ini pun terjadi di bidang yang bukan keahliannya. Seandainya dia benar-benar marah dan berubah wujud menjadi Duoduo Berwajah Hijau, siapa tahu kekuatannya akan semakin dahsyat.
Ketika kesadaranku pulih kembali, hatiku terasa lapang. Aku merasa bahwa 108 Jenderal Hantu milik Mei Lang mungkin memiliki keunggulan tersendiri, tetapi ketika tekad dan kekuatan spiritual individu benar-benar mencapai level tertentu, semua ini sejujurnya hanyalah awan yang berlalu belaka.
Sementara para Jenderal Hantu itu sibuk menyusun formasi untuk mengikis tenaga kami, aku telah mengangkat Pedang Hantuku tinggi-tinggi.
Pedang melayang di udara, mengumpulkan tenaga, berhenti sejenak - semua gerakan ini kulakukan dengan ritme teratur seperti mengikuti ketukan drum. Namun sebelumnya, aku mengeluarkan Cermin Zhen dari pelukanku - Hehe, untuk menghadapi arwah-arwah ini, tidak ada yang lebih efektif daripada alat ritual yang telah direndam darah biru Niu Tou ini.
Mantra "Wu Liang Tian Zun" meluncur dari bibirku. Sekitar 40 lebih Jenderal Hantu terperangkap dalam jangkauanku. Dalam keadaan tak bisa bergerak ini, Pedang Hantuku akhirnya mencapai momentum puncak. Dengan satu tebasan dari atas ke bawah, para Jenderal yang tak bisa disentuh manusia biasa itu berhasil kuhancurkan. Setelah terpisah, mereka tidak menyatu kembali seperti hantu biasa, melainkan menghilang tanpa jejak.
Jenderal-Jenderal Hantu yang membuat Zhu Rui dari Xing Tang Mao Shan gentar ini, akhirnya kuhancurkan dengan mudah seperti memotong sayuran.
Saat pedang ini menebas, formasi pun mulai menunjukkan celah. Zhu Rui tiba-tiba tersadar, matanya terbuka lebar sambil berteriak kencang, namun tubuhnya ambruk ke lantai dengan busa putih keluar dari mulutnya. Cermin Zhen-ku yang terlalu lama kosong ternyata masih menyimpan tenaga cadangan. Kucurahkan lagi cahayanya ke sepuluh lebih Jenderal Hantu yang sedang bertarung sengit dengan Duoduo. Gadis kecil itu mampu memanfaatkan momentum, dalam sekejap mengeluarkan mantra Sekte Esoterik yang dipelajarinya dari Nenek Siluman Hantu. Jarinya bergerak bagai kilat, berhasil membimbing seluruh Jenderal Hantu tersebut.
Apa itu pembimbingan? Yaitu menghapus jejak dosa mereka dari dunia ini tanpa sisa.
Dua kemenangan beruntun meningkatkan kepercayaan diri kami. Tak lama, Xiao Yao juga menyusul dengan membunuh sebagian besar Jenderal Hantu yang mengganggunya. Bahkan Zhu Rui yang baru saja muntah-muntah, dengan gigih membakar Fu berharganya yang tersimpan rapi, berhasil membunuh beberapa lagi.
Seperti kata pepatah, kekalahan pasukan bagai longsoran gunung. Kekalahan berturut-turut membuat 108 Jenderal Hantu yang tersisa panik, formasi pertahanan mereka kacau balau. Saatnya menuai hasil. Tanpa sungkan, kusuruh Duoduo dan Xiao Yao memasukkan semua arwah yang masih ada atau hampir lenyap ini ke dalam Cermin Zhen untuk diproses oleh roh cermin.
Sepuluh menit kemudian, terowongan kembali sunyi senyap. Para Jenderal Hantu yang ribut itu sudah tewas atau melarikan diri, belum sempurna terbentuk. Pasti Sesepih Mei Lang di seberang terowongan yang runtuh sekarang sedang menangis histeris.
Sebenarnya Jenderal Hantu miliknya tidak selemah ini, namun karena keluar dari area komandonya, segala sesuatu sudah lepas dari kendalinya.
Aku, Siluman Kecil, dan Duoduo saling pandang lalu bersorak sambil menepuk tangan, "Yey!"
Zhu Rui juga mengulurkan tangannya dengan air mata berlinang, "Yey!"
