Badai Pedang!
Saat vampir paruh baya berb jas potong ini meneriakkan empat kata itu, tiba-tiba kurasakan energi misterius mengalir ke segala penjuru dalam radius sepuluh meter. Energi-energi ini saling disambungkan membentuk jaring raksasa yang rapat dan menyelubungi, mengurung aku dan Si Berbulu dengan erat. Sementara itu, Pangeran Lyon yang menjadi aktor utama telah memutar kedua pedangnya, tubuhnya berputar seperti gasing sambil mengarahkan energi-energi ini saling terhubung.
Si Berbulu di sampingku melangkah maju, kakinya menjejak mantap di celah kekuatan sambil berteriak: "Si Racun Kecil, darah! Dia menggunakan darahnya sendiri untuk memanggil energi mistis, lalu melalui putaran cepat mencari keseimbangan dari gaya sentrifugal, akhirnya mengubah kekuatan ini menjadi badai - Harus kita hentikan, kalau tidak kita celaka! Ini tugasmu..."
Aku memperhatikan Count Leon yang hampir melewati fase persiapan, bersiap mengeluarkan serangan besar yang telah terkumpul. Tanpa ragu, aku mengeluarkan Cermin Zhen dari pelukan dan menyinarinya: "Wu Liang Tian Zun!"
Sinar biru itu menyelimuti bayangan berputar samar itu dengan tegas, namun angin pusaran dari intinya memiliki kekuatan seram yang menyaring sebagian besar cahaya biru. Hanya sedikit sinar yang menyinari tubuh Count Leon. Meski demikian, tubuhnya yang nyaris menjadi siluet cahaya mulai mengeras seperti gunung, perlahan melambat.
Waktu secepat sentilan jari. Si Berbulu yang tubuhnya sudah tegang seperti tongkat berteriak: "Manfaatkan kesempatan ini, BUNUH dia!"
Ia melesat ke depan, tubuhnya terus diterjang kilauan tajam, namun berhasil mencapai dekat Count Leon. Pedang Lei Fa berpendar listrik biru menghunjam kuat ke posisi jantung vampir menakutkan paruh baya ini.
Persis di detik itu, Count Leon akhirnya mengatasi efek perlambatan Cermin Zhen. Dua pedangnya menangkis di dua posisi misterius yang tak terdefinisi.
Boom!
Di udara tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat, kemudian ribuan senjata tajam berjatuhan dari ruang kosong. Tidak hanya menghantam pedang Lei Fa milik Si Berbulu yang sedang menyerang ke depan hingga terhuyung-huyung, tetapi juga menyelimuti seluruh tubuh kami. Lantai semen seketika dipenuhi goresan luka tajam sedalam beberapa inci. Gaya serangan sekuat ini jika mengenai tubuh manusia, pasti akan langsung meremukkan daging menjadi potongan-potongan.
Di detik-detik genting itu, Si Berbulu dengan sigap mengeluarkan Ruby Giok Harimau Darah dari pelukannya. Setelah mengerahkan tenaga untuk mengaktifkannya, roh harimau darah raksasa langsung melompat keluar. Dengan sekali auman, makhluk itu merentangkan keempat kakinya membentuk perisai pelindung di sekitar tubuh Si Berbulu dan diriku yang berada di belakangnya. Xiao Yao yang sedang bertarung sengit dengan dua vampir kecil itu melihat awan kelam bergulung-gulung, lalu berteriak "Kak Lu Zuo!" sambil berkelebat. Seketika itu juga ia sudah berada di sampingku.
Xiao Yao membuka kedua lengannya dan memelukku erat-erat. Ia kemudian memanggil roh penjaga formasi Pixiu bernama Ermao untuk menutupi celah perlindungan yang ditinggalkan harimau darah.
Persis di saat itu, badai pedang raksasa sudah merembes hingga di hadapanku. Tanpa pilihan lain, aku mengerahkan seluruh energi ke seluruh tubuhku, memejamkan mata sambil menggigit gigi menahan serangan ganas yang menyayat-nyayat ini.
Serangan kali ini terasa lambat seolah berlangsung selama satu abad, namun kenyataannya hanya berlangsung belasan detik. Aku mendengar suara gemerincing logam dan giok terus-menerus dari tubuh siluman kecil yang memelukku erat, seperti hujan deras—ding ling ling—suara yang seharusnya merdu itu terasa seperti pisau yang mengukir langsung di hatiku. Di luar, Harimau Darah dan Ermao yang melindungi kami melolong kesakitan, tubuh mereka terus-menerus bergetar.
Saat medan Qi kacau di angkasa akhirnya mereda, aku membuka mata. Kulihat wajah siluman kecil pucat bak salju, sementara arwah Harimau Darah dan Ermao sudah sangat lemah, tergeletak di lantai menindihku dan Si Berbulu di paling bawah.
Cahaya merah muncul. Si Berbulu dengan perih menyimpan Harimau Darah, lalu menerjang ke arah Count Leon di depan. Setelah menggunakan Jurus Pedang Badai, Count Leon yang kehilangan banyak darah itu wajahnya pucat, sempoyongan. Melihat Si Berbulu yang segar bugar menyerang, ia mundur limbung. Odette dan Seth di sampingnya menghadang, bertabrakan keras dengan Si Berbulu.
Kubawa siluman kecil itu berdiri. Kulihat tubuh rubah iblisnya yang sekeras baja mulai melunak, bekas torehan pedang di tubuhnya perlahan menghilang. Wajah mungilnya pucat bagai kertas, membuat hatiku perih ingin menangis.
"Melihat ekspresi sedihku, siluman kecil itu tersenyum, dengan penuh kesombongan berkata: "Hmph, kalau bukan karena janji pada Duoduo untuk menjagamu, aku males urusin kamu. Jangan bertele-tele di sini, cuma Baron kecil, cepat sana bunuh dia!"
"Cuma Baron kecil?"——Mendengar ucapan siluman kecil itu aku tak bisa menahan tawa. Saat itu kami sedang diuji di Gunung Nu, seorang Baron legenda Edward saja sudah membuat kami berantakan. Padahal orang itu bahkan dihormati oleh Luo Qingyu si Kipas Putih, wakil ketua Persaudaraan Hantu Berjubah. Menurut hierarki kekuatan Suku Darah yang ketat, Pangeran Leon bahkan dua level lebih tinggi dari Edward. Meski Edward terkenal tangguh di medan perang, di hadapan monster tua seperti Pangeran Leon yang sudah hidup ratusan tahun, dia cuma level anak bawahan. Tanpa disadari, kami yang sudah berkembang pun tak gentar menghadapi monster tua seperti ini.
Memandang wajah pucat siluman kecil itu, rasa sakit di hatiku berbanding lurus dengan kecepatan gerakanku. Kaki kanan menendang tanah, debu beterbangan, tubuhku langsung menerjang ke arah musuh di depan.
Kemampuan Audreigh dan Seth sebenarnya tidak hebat. Si Berbulu hanya perlu tiga empat ronde sudah berhasil membanting mereka ke tanah. Terhadap Audreigh dia tidak tegas, tapi Seth yang banyak cakap itu ditanganinya tanpa ampun. Pedang Lei Fa menghunjam perut kiri siswa SMA culun itu, energi Lei diaktifkan. Vampir itu langsung gemetar hebat, bau hangus samar menyebar dari tubuhnya sebelum akhirnya lemas tak bergerak.
Si Berbulu membuka terowongan, sementara aku langsung menerobos celah itu menuju Count Leon, menghunjamkan Pedang Hantu ke dadanya dengan sudut serangan yang tak biasa.
Mungkin karena kelelahan setelah serangan total, atau mungkin efek Cermin Zhen yang masih tersisa, Count Leon yang biasanya bertarung dengan kelincahan luar biasa ternyata gagal menangkis tusukan ini. Pedangku berhasil menghunjam masuk ke tubuhnya.
Tapi dengan cepat ia menggenggam erat ujung pedang. Kulitnya mulai menunjukkan tekstur padat seperti pohon kering, membuat Pedang Hantu-ku tak bisa maju satu sentimeter pun.
Dan saat itu, Count Leon masih menyesali kekalahannya, bergumam bertanya: "Mengapa? Bagaimana mungkin kalian selamat dari Badai Pedang Da Ren Jianlangku? Semua ini, sebenarnya mengapa?"
Ternyata hal yang selalu dipikirkannya adalah ini, Pedang Hutanku tidak bisa ditarik, memaksa mendekat, menyalakan Tangan Iblis Sihir di tangan kiri, mencekik leher si tua ini sambil memaki kasar: "Kelelawar tua! Kemampuanmu biasa saja, berani-beraninya membuat onar di sini. Siapa yang memberimu nyali?"
Tangan Iblis Sihir memiliki efek pengendalian yang membara terhadap semua makhluk kegelapan. Saat tangan kiriku menyentuh kulit Pangeran Leon, asap hitam langsung mengepul membungkus kepalanya dengan Cahaya Hitam.
Kesakitan hebat membuat Pangeran Leon bangkit dari keputusasaan. Wajahnya berubah mengerikan, mulutnya menganga ingin menggigit lenganku. Tiba-tiba pedang lain menyusup masuk ke mulutnya - Si Berbulu datang membantu. Pedang Lei Fa berputar, energi listriknya membuat tubuh Leon mati rasa. Dengan geram, dia mundur cepat meninggalkan bayangan samar, lalu tiba-tiba berhenti di samping Audrey.
Matanya menyala-nyala memandangiku, berteriak marah: "Kau, Lu Zuo! Ternyata ada cap Suku Darah di tubuhmu! Dasar iblis! Kau pernah membantai bangsawan Suku Darah! Wilson si pecundang itu, berani-beraninya bergaul denganmu! Tak termaafkan..."
Sambil berteriak, dia mengatur gerakan bibirnya. Otot-otot di dalam mulutnya bergeliat, lalu mengarah padaku dan melontarkan jeritan yang termampatkan: "Aaa——!!!"
Jeritan ini berubah menjadi gelombang ultrasonik, udara di sekitarnya seperti gelombang yang mundur ke kedua sisi, lalu melesat ke arahku bagai panah.
Dengan kecepatan ini, menghindar sudah tidak mungkin. Aku sedikit bergeser, panah udara ultrasonik itu langsung menghantam Cermin Zhen di pelukanku. "Brum!" Dentuman berat terdengar, cermin itu bergetar seperti vibrator yang baterainya penuh, getarannya membuat dadaku lunglai, tak kuasa aku berteriak kegirangan: "Ah..."
Teriakanku ternyata tidak berpengaruh. Melihat hasil ini, Pangeran Leon yang tadinya penuh harap langsung membeku seperti patung. Serangan bertubi-tubi membuat otaknya short circuit, seketika dia terlihat bingung.
Namun dia cepat sadar kembali. Yang menyadarkan Pangeran Leon bukanlah orang lain, melainkan si berbulu. Tapi ini bukan solusi baik. Si berbulu yang menemukan celah tak ragu-ragu. Pedang Lei Fa digetarkannya perlahan, energi Lei mengalir di permukaannya. Tangannya bergerak bagai listrik, cepat dan tajam, tiba-tiba saja dia berhasil melepas separuh bahu Pangeran Leon.
Rasa sakit yang hebat akhirnya membuat Sang Da Ren menyadari kelemahannya. Dia berteriak ke Audrey di sampingnya: "Nona Zimisce, masuk mobil, lari cepat!"
Gadis asing cantik itu tak banyak bicara, langsung bergegas lari ke arah salah satu mobil. Aku berusaha mengejar, namun Pangeran Leon menghadang di depanku, cakar kanannya yang tersisa mencakar wajahku. Si Berbulu yang melihat "bebek yang hampir matang" di sakunya kabur, tampak gusar. Sambil berteriak "Jangan kabur!", dia menghujani serangan ke arah Pangeran Leon yang terluka itu.
Dengan pedang kami menyatu, kekuatan kami semakin dahsyat. Pangeran Leon tak mampu bertahan. Melihat Audrey si nonon Ukraina menyetir keluar dari halaman, dia menggeram marah: "Aku akan mengingat kalian berdua! Kali berikut aku kembali, nyawa kalian pasti kurenggut!"
Tubuhnya melayang ke udara, otot-ototnya mulai berubah drastis. Melihatnya hendak berubah menjadi kelelawar dan terbang, aku tersenyum dingin: "Mau kabur? Tak semudah itu!" Segera kuhubungkan kesadaran dengan Cermin Zhen, memancarkan sinar biru yang membuat tubuh Pangeran yang hampir tercerai-berai itu membeku. Seutas tali terbang melilitnya erat. Xiao Yao yang baru saja menangkap Ermao berkata dengan logat Sichuan meniru dialog film: "Ini toilet umum? Bisa seenaknya masuk keluar?"
Pangeran yang terikat Tali Pengikat Siluman Sembilan Ekor itu terus meronta, namun tak bisa lagi berubah jadi kelelawar. Si Berbulu memandang mobil yang telah menghilang dengan wajah kecewa: "Padahal tamu asing yang baik hati... Si Racun Kecil, apa kita kejar?"
“Kejar? Bagaimana jika itu taktik Mengalihkan Perhatian Harimau dari Gunung?”
Aku mengambil alih pembicaraan, menengadah ke arah yang ditunjuk. Sekelompok mobil berjalan mendekat dari kejauhan.
Cao Yanjun dan kawan-kawan akhirnya tiba.
