Lampu kota baru saja menyala saat mobil bergerak menuju kejauhan. Pertanyaan tak terduga Wang Shanqing ini membuat kami dan si berbulu tertegun, tak mengerti maksud pertanyaannya. Jangan-jangan ada yang tak kami sembunyikan dengan baik sampai ketahuan?
Mungkin merasa pertanyaannya memang terdengar aneh, Wang Shanqing tertawa hehe sambil menjelaskan: "Lu Zuo dan Xiao Keming memang pembunuh guru kita. Tapi untuk membalas dendam, kita harus memahami mereka secara mendalam, bukan sekadar ikut-ikutan rumor orang. Jika tidak, nasib kita mungkin tak akan lebih baik dari Wang Wanqing Sakulang Nanyang. Selain itu, dalam membangun kembali markas Min-Yue dan menghubungi banyak anggota sekte yang hilang kontak di Provinsi Selatan, selain menghadapi Chen Laomo si iblis penguasa Departemen Agama wilayah tenggara, dua orang ini juga musuh yang harus kita hadapi..."
Wang Shanqing yang membungkus diri rapat dalam jas angin dengan syal menutupi wajah, memancarkan aura iblis mengerikan dari seluruh tubuhnya, membuat orang sekitar merasa seperti menghadapi es berusia ribuan tahun yang tak bisa didekati.
Misteri adalah sarana penting bagi penguasa untuk menjaga wibawa. Namun, Wang Shanqing yang ingin membangun kembali Markas Min-Yue membutuhkan asisten kompeten. Zhang Jian dan Gao Haijun bukan hanya sesama murid Mao Shan, tapi juga memiliki tingkat kultivasi yang diakui Tiga Raksasa. Menggunakan trik licik di tahap awal perjuangan memang tidak tepat, sehingga dia merendahkan diri untuk berkomunikasi dengan kami.
Mendengar penjelasan Wang Shanqing, aku justru tertarik. Mengutip perkataan saat bertemu Zhang Jian dulu: "Lu Zuo itu cuma anak kampung miskin yang dapat keberuntungan konyol bertemu orang mulia, makanya bisa mencuat. Tapi Xiao Keming, murid langsung Pemimpin Mao Shan Tao Jinhong, pasti lawan yang sulit..."
"Heh... heh... heh..."
Wang Shanqing menyeringai dingin, seolah mengejek maupun menertawakan diri sendiri. "Inikah penilaianmu tentang Lu Zuo? Menurutmu orang yang menjebak Master Min ke tanah kematian itu cuma mengandalkan keberuntungan?" Si Berbulu merespons sinis: "Bukankah memang begitu? Kalau dulu Shifu tidak bertarung habis-habisan dengan Kura-kura Tua Penjaga Gerbang Harimau sampai sama-sama luka, lalu terpaksa menggunakan ilmu gelap untuk penyembuhan, apakah kita akan kena jebakan mereka?"
"Kami di sini berdebat dengan ramai, Mo Xiaonuan yang sebelumnya pura-pura tidur di depan juga menjadi tertarik, mencondongkan kepala dan berkata: "Kakak Senior Gao, janganlah kau remehkan Lu Zuo itu. Orang ini berasal dari perbatasan Miao di Gunung Hijau yang terlarang, mewarisi ilmu dari Raja Gu Han Luo Shiba secara turun-temurun - salah satu tiga jenius terbesar seabad lalu! Orang ini bangkit seperti meteor, sudah jauh berbeda dari masa lalu. Bahkan guruku pernah kewalahan di tangannya dan kehilangan satu lengan tertebas. Saat Utusan Kiri lewat sini kemarin, dia bilang ancaman terbesar di tenggara bukan Chen Laomo, tapi Jalan Sesat - meski liciknya Chen Laomo mengerikan, tingkat kultivasinya sempat hancur oleh Utusan Kiri Wang dan belum pulih hingga kini. Sedangkan kemampuan dua orang Jalan Sesat setelah terus ditempa, kini sudah seperti ahli. Kini beredar kabar bahwa kekuatan mereka sudah mendekati level Sepuluh Ahli Terhebat yang disegeL Jalan Benar."
"Ini tidak mungkin?"
Si Berbulu kali ini tidak berpura-pura, malah merendahkan diri: "Dua orang ini pada dasarnya hanya anak buah dunia persilatan. Kalau bilang 'yang terbaik di generasi muda', mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi Sepuluh Ahli Terhebat Jalan Benar itu seperti apa? Ada pilar raksasa seperti Tao Jinhong dan Zhenren Shanyang, sesepuh sekte seperti Zhenren Wuchen, hingga pendekar misterius seperti Sabre Karakter Tunggal. Mana mungkin mereka bisa menyamai? Terlalu berlebihan, Xiaonuan. Kau sedang meninggikan semangat lawan dan memadamkan wibawa kita sendiri!"
Reputasi kami yang sedikit itu, sebenarnya adalah hasil dorongan orang-orang yang berniat jahat dalam gelap dengan strategi pujian berlebihan, yang telah mendatangkan banyak masalah bagi aku dan Si Berbulu. Namun di mata orang luar, semua itu sudah dianggap fakta melalui serangkaian prestasi perang yang sengaja dibesar-besarkan.
Mendengar sanggahan Si Berbulu, Wang Shanqing berbicara dengan nada suram yang khas: "Meski kata-katanya hiperbolis, tapi pada dasarnya ada dasarnya - Lu Zuo itu sendiri memiliki Jin Can Gu nasib dasar yang ditempa melalui teknik rahasia Yelang kuno. Begitu diaktifkan, bagi praktisi kultivasi level rendah ini jelas merupakan bencana. Dengan kekuatannya, jika digunakan tepat, bisa menghadapi satu pasukan. Selain itu dia juga menguasai teknik sihir Gu rahasia, memiliki kekuatan luar biasa, keahlian bertarung yang lahir dari perenungan di ambang hidup-mati, kejam dan tegas. Belum lagi dia punya siluman hantu air Gui yang terlihat menggemaskan tapi tingkat kultivasinya mengerikan, siluman janin giok yang selalu mendampinginya, serta banyak makhluk spiritual rahasia. Jika dikumpulkan bersama, jangankan kita, bahkan Dua Belas Bintang Iblis sekalipun mungkin takkan bisa menahan serangan mendadak..."
Wang Shanqing dengan tegas menyatakan bahwa Dua Belas Bintang Iblis pun takkan sanggup melawan Lu Zuo, dengan nada meyakinkan dan bukti nyata. Mo Xiaonuan dan dua murid iblis wanita lainnya tak bisa membantah, mengingat lengan siluman wanita itu sudah putus duluan. Hanya saja mereka agak tak nyaman sambil mengerutkan alis. Menghadapi ketidakpuasan kami, Wang Shanqing kembali berkata: "Ini belum yang paling mengerikan. Tahukah kalian hal paling menakutkan sebenarnya apa?"
Aku menggelengkan kepala, menunjukkan ketidakpahaman. Wang Shanqing menggigit gigi dan berkata: "Hal paling mengerikan adalah dua orang aliran sesat itu selalu seperti Jiao dan Meng yang tak terpisahkan, akrab layaknya pasangan gay, jarang berpisah—Kalian mungkin tahu Xiao Keming adalah murid Tao Jinhong, tapi tak menyadari bahwa pria ini adalah calon Pemimpin Mao Shan berikutnya. Semua teknik rahasia Hukuman Langit Yang Lei dari Mao Shan telah diwariskan padanya. Lebih dari itu, selain Tao Jinhong, dia masih punya guru tercatat lain, yaitu Li Daozi sang Raja Fu yang legendaris..."
Saat kata-kata ini terucap, diiringi decak kagum Mo Xiaonuan dan shimei-nya, Wang Shanqing mendesah panjang: "Coba katakan, bagaimana mungkin kita bisa mengalahkan trio besi seperti ini—dua orang yang saling melengkapi kelebihan dan menutupi kekurangan, ditambah Chen Laomo si licik yang penuh strategi panjang?"
Desahan ini mengandung getir kekalahan yang tak terelakkan. Mendengar "pujian" diam-diam ini, selain menyadari informasi tentangku hampir seluruhnya diketahui musuh, aku juga merasa agak malu. Mo Xiaonuan malah mulai mengidolakan bersama dua shimei-nya, berkata meski sebagai musuh tapi mereka sangat legendaris: "Pengen banget kenal dua orang ini! Pasti tampan-tampan kan?"
Ketiga nona cantik ini saat menari tarian erotis bisa memikat semua makhluk dengan penuh percaya diri, tapi saat ini mereka terlihat sangat imut. Wang Shanqing yang sepertinya sudah terlalu lama kesepian akhirnya juga ikut nimbrung: "Sebenarnya mereka biasa-biasa saja. Xiao Keming sekilas terlihat seperti playboy licik yang tidak bisa dipercaya, tapi setelah kenal lama baru tahu dia itu orang yang sangat licik dan berpengalaman. Tapi soal tampang, Lu Zuo lebih ganteng dikit walau cuma pas-pasan—meski kultivasinya kuat, wajahnya seperti anak kuliahan yang masih bayi!"
Saat mengucapkan ini, nada bicara Wang Shanqing tak sadar melunak seolah mengenang masa lalu yang menyakitkan. Mo Xiaonuan dan yang lain tidak percaya: "Gimana bisa? Orang penting kayak gitu pasti wajahnya gagah perkasa! Dari caramu bicara, kok kayak dulu dekat banget sama mereka?"
Keakraban mengurangi kewaspadaan. Setelah mengobrol cukup lama, Mo Xiaonuan tidak lagi terlalu takut pada Wang Shanqing yang penuh energi Yin. Menanggapi keraguan ini, Wang Shanqing menyibak poni dengan jarinya. Dari balik sorot mata berkabut hitamnya, terlihat kilau air mata: "Iya, dulu aku pernah jadi pacar Lu Zuo."
Kalimat ini membuat Mo Xiaonuan dan kawan-kawan menjerit kaget. Bahkan aku dan Si Berbulu sampai Tujuh Lubang Mengeluarkan Asap dibuatnya.
Melihat senyum aneh yang dipancarkan Si Berbulu, aku mengusap hidungku. Ingin rasanya aku mati saat itu juga - baiklah, aku akui dulu Wang Shanqing sempat menyukaiku saat bekerja di toko aksesori Dongguan. Tapi aku tak pernah tertarik padanya, apalagi A Gen juga menunjukkan ketertarikan besar. Jadi hubungan kami murni hierarki kerja. Soal mantan pacar ini, benar-benar omong kosong darinya.
Namun Wang Shanqing tak tahu bahwa "mantan pacar" yang disebutkannya sedang duduk di sebelahnya. Ia mulai bercerita pada Mo Xiaonuan dan kami tentang kisah kebahagiaan palsu: bagaimana Lu Zuo dan dirinya saling jatuh cinta, saling curiga, hingga akhirnya berkonfrontasi bersenjata... Alur klise yang berliku-liku ini membuat murid-murid perempuan Minmo terkesima, sementara aura menakutkan hantu di kursi belakang mobil tiba-tiba terasa lebih manusiawi.
Sebagai mantan pacar Lu Zuo - pendatang baru yang kemampuannya hampir menyamai Sepuluh Ahli Terhebat - status ini jelas lebih terhormat daripada kisahnya yang dipermainkan pacar preman lalu dipaksa melacur. Dengan polesan cerita seperti ini, ditambah latar belakang sebagai murid utama Minmo, Wang Shanqing saat ini mungkin akan menjadi Ibu Tua Minshan berikutnya.
Bicara jujur, aku sangat tidak suka wanita yang sok pintar dan punya nafsu akan kekuasaan yang menggebu. Namun terpaksa harus berpura-pura akrab dengan Si Berbulu di tengah tawanya yang mengejek. Sepanjang perjalanan ini sungguh membuat tidak nyaman, penderitaannya tak perlu diungkit lagi.
Mobil terus melaju, kadang masuk tol, kadang menyusuri jalan desa terpencil. Pemandangan di luar jendela cepat berlalu. Meski tujuan utama ke satu arah, lebih banyak waktu dihabiskan untuk memutar. Kehati-hatian ekstra ini menunjukkan betapa Sekte Iblis menjadi sangat waspada setelah ada anggota yang kabur. Karena seringnya begini, aku pun tak lagi ambil pusing. Badanku kukerutkan, aura kusembunyikan, lalu terlelap.
Begitu terus berlangsung lama. Aku dan Si Berbulu kompak bergantian beristirahat, sehingga tak ada masalah. Malam tiba, mobil kami masuk ke kompleks luas di pelosok sepi. Lokasinya misterius, tapi kulihat belasan mobil lain yang berangkat sebelumnya juga berdatangan seperti burung pulang ke sarang. Di halaman terdengar teriakan: "...Grebek! Barang mencurigakan apa pun, BUNUH TANPA AMPUN!"
Mendengar ini, refleks tanganku meraba pelukan. Jantung berdebar kencang - Kantong Delapan Harta!
