“Bagaimana kalau begini, sisihkan satu orang untuk latihan bersamamu, biar lebih cepat. Di antara kami, mau pilih siapa?”
Harus diakui, Xu Lin benar-benar sangat menghargai diriku, hampir menjadikan kebutuhanku sebagai prioritas utama keluarga.
Melihat para MM di sekeliling, aku mulai menimbang-nimbang:
Xu Lin tidak bisa, dia bos. Susah disuruh-suruh. Kalau tiba-tiba marah, aku pasti kerepotan.
Xin Yu juga tidak bisa. Teknologinya mungkin tidak bermasalah, tapi masalah psikologisnya terlalu besar. Kalau di dalam game dia bertingkah genit dan melepas semua pakaian, aku ikut malu. Lagi pula aku tidak ingin terlalu dekat dengannya, dia kalau mulai genit bukan level manusia biasa.
Li Qing lebih parah. Mentalnya tidak sehat, sering menghasut pelanggan pakai kondom. Bawa perempuan tak bermoral begini tingkat bahayanya terlalu tinggi!
……
Setelah dipikir-pikir, Lu Xuehan masih bisa dipertimbangkan. Setidaknya dia cocok dengan seleraku.
Xu Lin tersenyum kecut: “Mau pilih Xuehan ya? Baguslah, dia pendeta, bisa hemat obat!”
Aku mengangguk, kombinasi dengan Lu Xuehan akhirnya diputuskan.
“Makan malam ternyata cukup mewah. Di bawah instruksi Xu Lin, Xin Yu bahkan berhasil membuat hidangan yang membuat semua orang meneteskan air liur hanya dengan mencium aromanya. Ini sangat mengejutkanku. Tak kusangka selain jago berselingkuh, Xin Yu juga punya keahlian memasak. Jika bukan karena konsepsi perawan, meminangnya pulang pasti sangat praktis.”
“Xu Lin tersenyum manis sambil menuangkan anggur merah ke gelas semua orang, lalu mengangkat gelas: ‘Untuk kesuksesan besar keluarga kita di 《Yue Heng》, mari kita minum dulu satu gelas!’”
“Bersulang!”
“Xin Yu tersenyum bertanya: ‘Nama apa yang cocok untuk keluarga kita? Harus dipikirkan dulu kan?’”
“Xu Lin tertegun sejenak, lalu tertawa: ‘Hampir lupa. Ada usulan bagus? Nama keluarga dua karakter?’”
“‘Mawar? Resimen Mawar, bagaimana?’”
“‘Jangan lebay. Menurutku ‘Pantulan Bulan’ lebih baik!’”
“‘Ah, ‘Crescent’ bukannya lebih keren?’”
……
“Setelah berdebat lama tak ada kesepakatan, Xu Lin menoleh padaku: ‘Xiao Lin, pendapatmu?’”
“Kupikir sejenak: ‘Nama yang mudah diingat saja. Gaya bukan yang utama. Kita cari untung, bukan merebut kekuasaan.’”
“Melihat Xu Lin mengangguk, kulanjutkan: ‘Biasanya nama harus tidak terlalu berkelas atau terlalu kampungan. Terlalu berkelas bikin jengah, terlalu kampungan bikin mual. Nama setengah matang justru cocok untuk grup kecil pengejar uang seperti kita.’”
“Xu Lin mengangguk lagi: ‘Menurutmu nama seperti apa yang setengah matang? Dua karakter.’”
“Hmm…” Aku berpikir sejenak, lalu menengadah melihat Xu Lin dan berkata: “Sayur hijau, bagaimana?”
Xu Lin langsung tertegun sejenak, tapi tak lama kemudian berkata dengan tegas: “Baik, keluarga kita akan bernama Keluarga Sayur Hijau!”
Xin Yu yang protes pun sudah tak berguna lagi, karena sang bos sudah menyetujui.
Aku tersenyum dalam hati, di pikiran sudah muncul gambaran absurd: Diriku yang mengenakan zirah prajurit perak, menggenggam pedang legendaris berkekuatan semua atribut, membawa sekelompok nona muncul di dunia 《Yueheng》, bersorak “Kami adalah hama, kami adalah hama!”, menginjak-injak para newbie sambil tertawa histeris!
Semua orang makan dengan cepat, sampai-sampai sebelum sup matang ada yang sudah selesai. Lu Xuehan melihatku meletakkan sumpit, segera menarik lengan bajuku dan berbisik: “Lin Fan, bantu aku pasang perangkat game di kamar kedua sebelah kanan ya, aku mau coba dulu.”
Aku melihat kamar yang baru dialokasikan untukku itu dengan heran: “Tapi, kamar itu kan milikku?”
“Bukankah Kak Xu tadi bilang, aku sekamar denganmu?” Mata besar Lu Xuehan yang jernih membelalak, menunjukkan ekspresi bingung.
Seorang gadis segar seperti ini tidur sekamar denganku?
Kalau tidak terjadi apa-apa, itu baru aneh!
Melihat tatapan mengejek Xu Lin di samping, aku berkata serius pada Lu Xuehan: “Dia hanya bercanda, tanya lagi dia kamar mana yang sebenarnya untukmu.”
Xu Lin tentu sudah mendengar. Melihat saya mengalihkan masalah padanya, dia segera melototi saya, lalu berkata lembut pada Lu Xuehan: "Xuehan, kamu juga lihat kan, tiga kamar lainnya sudah ditempati orang-orang itu. Bagaimana kalau kamu tidur di ruang perpustakaan berlapis di sebelah kamar Xiao Lin? Untuk tempat bermain game, lihatlah aula ini sangat luas. Sepertinya jarang ada tamu datang ke sini. Maukah kamu menempatkan peralatannya di sebelah sofa aula? Bermain game sambil duduk di sofa juga bisa jadi hiburan."
Lu Xuehan yang memang tidak punya pendirian kuat, mendengar penjelasan masuk akal dari Xu Lin, langsung menyetujui tanpa berpikir panjang.
Selanjutnya tinggal urusan teknis. Saya mendemonstrasikan cara merakit peralatan game Lu Xuehan di aula. Casing komputer sudah terpasang, kabel penghubung helm VR dengan komputer juga sudah bertanda. Sebenarnya tinggal colok dan main. Yang paling menarik perhatian saya adalah keyboard khusus game "Yueheng". Berbeda dengan keyboard tradisional, keyboard "Yueheng" menggunakan sensor kristal cair. Saat mati, tampilannya seperti lempengan kaca berbentuk unik. Tapi begitu saya colokkan kabelnya, seketika berubah menjadi papan operasi yang memancarkan cahaya biru kehijauan! Sentuhan jari terasa sangat ajaib - walau belum pernah menyentuh payudara wanita, saya berani bersumpah atas nama nenek bahwa sensasinya pasti lebih baik dari itu!
“Tepuk tangan tanda selesai, aku menoleh ke gadis-gadis lain dan berkata: 'Oke, semua orang coba dulu merasakan pengalaman ini. Di unit utama sudah terpasang serangkaian game latihan operasi, pastikan kalian mainkan dulu biar nggak kagok saat game resmi dimulai!'”
Perkataanku cukup efektif, beberapa gadis langsung bersemangat mengambil perlengkapan masing-masing dan masuk ke kamar. Xu Lin tersenyum: "Setiap akun sudah terukir di helm. Saat pertama pakai helm akan ada prompt konfirmasi penguncian iris, jadi nggak perlu khawatir masalah pencurian akun."
“Oke, aku mau kunci pintu dulu. Besok kalau mau belanja panggil aku ya.”
