Setelah memperbaiki semua perlengkapan di toko senjata, aku SEKARANG JUGA menuju ke toko armor. Barusan saat berbicara dengan seorang bocah lelaki di jalan, kudengar bos toko armor membutuhkan bantuan.
Setelah bertukar beberapa patah kata, akhirnya kudapatkan tugas:
【Masalah Sang Pandai Besi】
"Isi tugas: Tukang besi Xiuss sedang kekurangan bijih tembaga langka yang hanya ditemukan di Gunung Setengah di timur kota untuk membuat baju zirah bagus bagi tentara. Murid bengkelnya telah direkrut ke Kota Senja untuk melawan Penyebar Wabah, sehingga kami kekurangan tenaga penambang. Harap kumpulkan 20 bijih tersebut dari Gunung Setengah! Tapi hati-hati, biasanya bijih itu dijaga manusia serigala berkaki satu!"
……
"Setelah mengecek level manusia serigala berkaki satu, ternyata monster level 18-20. Dengan kekuatan saya sekarang mungkin masih kurang, tapi terima dulu saja!"
"Ding～!"
"Pemberitahuan sistem: Anda mendapatkan 'Sekop Penambang'! Anda mempelajari skill 'Uji Coba Menambang'!"
"Kulihat sekop itu, ternyata khusus untuk menambang tanpa atribut khusus. Serangannya hanya 1-1!"
"Saat keluar dari toko zirah, kulihat seorang penyair tua sedang bermain musik di depan katedral utama, sedang diusir prajurit."
"Langsung kuhampiri prajurit itu. Dengan wajah muram ia berkata, 'Lagu yang dinyanyikan penyair keliling ini dilarang Gereja. Jika terus diusir, Kerajaan Gereja mungkin akan membakarnya hidup-hidup sebagai hukuman.'"
"Kuburu tanya lagu apa yang dilarang, tapi prajurit itu menutup mulut rapat. Bagaimanapun kubujuk, ia hanya menyuruhku segera pergi."
"Sialan, pasti ini tugas tersembunyi!"
“Sang pengembara itu membereskan biolanya lalu berjalan terhuyung-huyung memasuki sebuah gang sempit. Aku segera menyusul dan berbicara padanya: 'Bolehkah saya tahu, mengapa balada yang Tuan nyanyikan dilarang oleh gereja?'”
Pengembara itu mengangkat wajah penuh kerut dan kotoran, menatapku dengan pandangan kosong: "Anak muda, itu kejadian dua tahun lalu. Kini banyak yang mulai melupakannya, tapi Putri Misha masih terus menderita. Awalnya kupikir aku bisa menyelamatkannya, tapi sepertinya segalanya sudah terlambat."
"Bisakah Tuan ceritakan lebih detail? Mungkin saya bisa membantu sedikit!"
"Oh, begini ceritanya. Tiga tahun lalu sebuah wabah tak dikenal menyebar di benua. Kerajaan mengerahkan banyak tabib ternama tapi tak ada yang bisa mengatasi wabah ini. Tabib orc yang didatangkan pun tak berdaya. Bahkan Putri Misha selaku pewaris kerajaan turun langsung menyelidiki asal-usul wabah. Sayangnya dia tak menemukan apapun. Lebih parah lagi, setahun setelah kepulangannya, tiba-tiba dia tertular wabah aneh. Semua tabib istana menyatakan putri tak bisa disembuhkan dan berpotensi menularkan. Akhirnya Raja terpaksa mengurung putri di ruang bawah tanah Pemakaman Wabah di sebelah barat kota. Belakangan, pemakaman itu didatangi sekelompok penyihir arwah kotor. Entah apakah sang putri bisa bertahan hidup!"
“Setelah menyelesaikan syairnya, sang pengembara berbisik berulang kali: ‘Jika bisa menemukan rumput jarum emas, mungkin wabah sang putri bisa disembuhkan. Mengapa Raja begitu kejam?’”
Aku segera menjawab: “Di mana rumput itu bisa ditemukan? Aku pasti bisa membantu!”
Sorot mata sang pengembara tiba-tiba berbinar kembali: “Benarkah, anak muda? Kau mau membantuku?”
“Ding～!”
Pemberitahuan Sistem: Apakah menerima permohonan Master penyembuh?
Dengan natural aku memilih "Ya", dan tugas pun menyusul:
【Amanat Master Penyembuh】(Unik)
Konten misi: Bantu penyembuh Lance mencari rumput jarum emas. Rumput jarum emas adalah tumbuhan yang tumbuh di Lembah Gunung Separuh, dijaga oleh dukun orc terbuang Nikolai. Kalahkan Nikolai, ambil rumput jarum emas dan serahkan ke Lance.
……
Rupanya pengembara ini adalah Lance sang penyembuh legendaris! Pantas dia masih gigih ingin menyelamatkan putri. Dia sudah menemukan ramuan penyembuh penyakit putri! Pasti ada misi lanjutan, melihat kondisi Lance sekarang yang seperti sampah, jelas tidak punya kemampuan menyelamatkan putri dari cengkeraman Penyihir arwah-arwah gelisah.
Setelah menerima tiga misi, aku kembali berkeliaran di kota hampir setengah jam. Tidak ada misi lagi yang didapat. Sepertinya misi di kota sudah habis segitu saja.
Membuka komunikator langsung menghubungi Lu Xuehan: “Dapat misi apa belum?”
Suara Lu Xuehan terdengar bersemangat: “Dapat misi pembersihan ladang dengan membunuh, kamu?”
“Aku juga dapat misi itu. Ayo kerjakan bersama! Tunggu di gerbang timur kota!”
“Baik.”
Tak lama kemudian Lu Xuehan datang, wajah cantiknya dihiasi senyum manis. Menerima tugas biasa saja, kok bisa semeriah ini?
Tanpa banyak bicara, langsung menuju peternakan Matthew sesuai arahan misi. Langit perlahan gelap, kabut pekat membubung di atas ladang yang sudah terlantar.
Di kejauhan, beberapa pondok reyek bertebaran di ladang tak terurus. Banyak monster berkepala ular berkeliaran di antara rumput liar.
"Aku bertanggung jawab menyembuh dan mengutuk, kamu yang serang utama!" kata Lu Xuehan tenang. Rupanya gadis ini cukup paham mekanisme permainan.
Tangan mungil Lu Xuehan melambai lembut, asap kelabu menyelubungi manusia berkepala ular terdekat.
【Manusia Kepala Ular】
Level: 13
Serang: ???
Pertahanan: ???
……
Aku segera menerjang dengan pukulan berat diikuti kombo, angka "142""52""58" mengambang di atas kepala monster. Serangan beruntun yang cepat membuat tubuhnya terdorong sedikit ke belakang.
Kombo level satu hanya bisa melakukan dua kali serangan, kadang bahkan cuma sekali. Entah nanti bisa sampai tujuh-delapan pukulan? Karena kecepatan serangannya yang tinggi, target yang terkena kombo akan pingsan sementara. Inilah keunggulan utama kombo - memukul lebih dulu selalu tepat.
Dengan bantuan Kutukan Lu Xuehan, aku juga cukup mudah membunuh monster. Terkadang setelah membunuh tujuh atau delapan monster berturut-turut, barulah Lu Xuehan memberikan mantra Penyembuhan level 1 yang bisa memulihkan 120+ HP. Cukup bagus, hanya waktu persiapan mantranya agak lama, membutuhkan sekitar 5 detik sebelum bisa dilepaskan.
Kami membersihkan monster satu per satu di peternakan. Setelah Lu Xuehan dan aku membersihkan semua monster, kami berdua akhirnya mengumpulkan semua mata Kepala Suku Ular yang dibutuhkan untuk tugas.
Melihat jam sudah pukul 9 pagi. Rupanya Xu Lin dan yang lain tidak mengganggu kami yang sedang mengerjakan tugas. Aku masih kuat, tapi tidak tahu apakah Lu Xuehan masih bertahan.
"Lapar?" Lu Xuehan mengedipkan matanya.
Aku tersenyum dalam hati: "Turun dari garis sekarang, makan dulu baru lanjut lagi!"
"Baik."
